Kombinasi perlakuan di rumah kaca :
Tabel 3. Kombinasi Perlakuan Bakteri Di Rumah Kaca
Kombinasi Perlakuan
SP36 kgha
P2 J2
PS4 T9
√ -
- -
-
1 √
√ -
- -
2 √
- √
- -
3 √
- -
√ -
4 √
- -
- √
5 √
√ √
- -
6 √
√ -
√ -
7 √
- √
√ -
8 √
√ -
- √
9 √
- √
- √
10 √
- -
√ √
11 √
√ √
√ -
12 √
√ √
- √
13 √
√ -
√ √
14 √
- √
√ √
15 √
√ √
√ √
Keterangan :
P2 : Isolat koleksi 1
PS4 : Isolat koleksi 3 J2
: Isolat koleksi 2 T9 : Isolat dari tanah
SP-36 : Pupuk anorganik Dosis pupuk SP-36 diberikan dalam 3 dosis yaitu 50kgha; 75 kgha; 100 kgha
e. Peubah Yang Diamati Jumlah daun, tinggi tanaman dan lebar daun diamati setiap minggu selama 5
minggu. Setelah tanaman sawi sendok mencapai masa akhir vegetatif 5 minggu setelah tanam, tanaman diambil untuk menghitung biomassa segar dan kering
serta kandungan P di dalam jaringan tanaman. Tanah di dalam pot kemudian dikering anginkan, diaduk merata untuk dianalisis P tersedianya dengan Metode
Bray I.
3.4. RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan faktor pertama yaitu perlakuan empat isolat bakteri
baik secara tunggal maupun kombinasi sebanyak 16 taraf Tabel 3 dan faktor kedua yaitu perlakuan dosis SP-36 sebanyak 3 taraf 50 kgha; 75 kgha; 100
kgha. Percoban dilakukan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 144 satuan unit percobaan.
Menurut Gaspersz 1991, model statistik untuk percobaan dengan menggunakan rancangan acak RAL Faktorial adalah sebagai berikut :
Y
ijk
= µ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ E
ijk
Dimana : µ : Rata-rata nilai tengah respon
α
i
β : Pengaruh dari faktor pertama
j
αβ
: Pengaruh dari faktor kedua
ij
: Interaksi
E antara faktor pertama dan kedua
ij
pertama taraf ke-i dan faktor kedua taraf ke-j dengan : Pengaruh faktor random yang mendapat perlakuan
ulangan ke-k Y
ij
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pengujian sidik ragam pada selang kepercayaan 95. Apabila hasil sidik ragam berpengaruh nyata, maka
dilakukan pengujian beda nilai tengah antar perlakuan dengan menggunakan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT pada taraf 5.
: Nilai pengamatan pada perlakuan faktor pertama taraf ke-i dan faktor kedua taraf ke-j dengan ulangan ke-k
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Penelitian Secara In Vitro
a. Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat Asal Tanah
Penelitian secara in vitro dilakukan dengan mengambil sampel tanah dari sekitar rizosfer tanaman jagung sebagai sumber isolat bakteri pelarut fosfat BPF
yang diperoleh dari Lahan milik CV. Meori Agro Jl.Atang Sanjaya KM 4 Pasir Gauk, Bogor.
Isolasi mikrob dari sampel tanah dilakukan menggunakan larutan fisiologis dan dilakukan seri pengenceran bertingkat kemudian diukur kemampuannya dalam
melarutkan fosfat pada medium Pikovskaya padat. Tidak semua mikrob tersebut menghasilkan zona berwarna terang jernih atau zona bening. BPF yang tumbuh
pada medium Pikovskaya padat akan melarutkan fosfat yang ditandai dengan adanya zona berwarna terang jernih atau zona bening yang mengelilingi koloni
bakteri tersebut Gambar 8. Hal ini disebabkan adanya pelarutan fosfat dari Ca
3
PO
4 2
Sebanyak 6 isolat BPF yang menghasilkan zona bening dimurnikan pada medium Pikovskaya padat Gambar 9 dan disimpan dalam medium agar miring
stock culture untuk digunakan dalam pengujian selanjutnya. yang terdapat dalam medium.
Gambar 8. Koloni bakteri pelarut fosfat yang dikelilingi oleh zona bening