89
4.2.3 Responden Pejabat Dinas dan Instansi
Jumlah responden dinas dan instansi adalah 16 orang, terdiri atas laki- laki 13 orang 81,2 dan perempuan 3 orang 18,87. Umur responden
termuda 25 tahun dan tertua 55 tahun. Distribusi responden menurut pendidikan formal, yaitu: tamat SLTA sebesar 43,8, tamat Strata 1 S-1
sebesar 37,5, dan tamat Strata 2 S-2 sebesar 18,7. Responden dengan status pejabat dinas dan instansi tingkat kabupaten berjumlah 6 orang; dan
pejabat dinas dan instansi tingkat kecamatan dan instansi tingkat desa 10 orang.
4.3 Gambaran Umum Tentang Usaha Sapi Perah di Kabupaten Subang
4.3.1 Kepemilikan Sapi Perah
Jumlah sapi perah yang dipelihara responden adalah rata-rata dua sampai empat ekor dengan komposisi jumlah sapi laktasi atau kering kandang atau
pedet yang bervariasi. Sapi perah ini adalah milik pribadi para responden peternak dan keluarganya. Gambaran ini hampir sama dengan hasil penelitian
Erwidodo dan Sayaka 1998 menyatakan bahwa komposisi peternak sapi perah di Indonesia diperkirakan terdiri dari 80 peternak kecil kurang dari
empat ekor, 17 memiliki 4 sampai 7 ekor, dan 3 memiliki ternak lebih dari 7 ekor Erwidodo et al. 1998, diacu dalam Martindah et al. 2006. Sebagai
bahan perbandingan pula hasil penelitian Siregar 1983 bahwa peternakan sapi perah di Pangalengan tergolong ke dalam kelompok peternak skala usaha
kecil dengan jumlah sapi perah yang dipelihara pada tiap peternak rata-rata 3,45 ekor. Adapun distribusi responden menurut kepemilikan sapi laktasi
yaitu: 23,5 memiliki satu ekor; 76,5 memiliki dua sampai empat ekor. Belum optimalnya kepemilikan sapi laktasi tersebut dipengaruhi oleh banyak
faktor, di antaranya faktor keterbatasan dana untuk tambahan bibit, pakan
ternak, dan sarana kelengkapan USP lainnya. 4.3.2
Sumber Dana USP
Sumber dana untuk pengembangan USP di daerah ini ialah dari modal sendiri dan kredit bank. Proporsi responden yang menggunakan modal sendiri
adalah 40; atau proporsi responden yang menggunakan kredit bank adalah 60. Kredit bank diperoleh responden pada periode tahun 2007-2008; deng
an
90 demikian setelah empat atau lima tahun berjalan maka pada tahun 2011 dan
2012 banyak peternak yang telah menyelesaikan atau melunasi pembayaran kreditnya.
4.3.3 Tenaga Kerja USP
Tenaga kerja yang mengurus USP di daerah ini pada umumnya ialah kepala keluarga dan anggota keluarga laki-laki dan perempuan yang telah
dewasa atau dalam usia produktif. Jumlah jam kerja mengurus sapi perah per hari sangat bervariasi tergantung pada jumlah sapi yang dipelihara; dan juga
tergantung kepedulian terhadap USP masing-masing. Dari hasil wawancara dan observasi diperoleh gambaran alokasi waktu pengurusan per ekor sapi per
hari seperti tertera dalam Tabel 10. Tabel 10 Distribusi responden menurut jumlah waktu pengurusan per
ekor sapi per hari Jumlah waktu mengurus
jam Jumlah peternak
orang Persentase
2 jam 6
5,2 3 jam
68 59,1
4 jam 41
35,7 Jumlah
115 100,0
Sebagian besar peternak menggunakan waktu 3 jam per hari untuk mengurus satu ekor sapi dengan perincian: mencari pakan, memandikan,
memberi pakan, membersihkan kandang, memerah susu, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya. Responden de
ngan USP kategori “berkembang cukup memadai” pada umumnya menghabiskan waktu pengurusan lebih dari 3 jam
per ekor sapi per hari. Mereka pada umumnya lebih kreatif, teliti, serius dalam mengurus hal-hal berkaitan dengan kesehatan sapi dan kandangnya.
4.3.4 Pemakanan Sapi
Berdasarkan keterangan dari sebagian besar 97,4 responden bahwa sapi piaraan mereka diberi makan tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang, dan
sore yaitu tumbuhan hijau dan konsentrat. Sumber pakan tumbuhan hijau