19
dalam ekosistem dunia; 4 prinsip berhati-hati, yaitu adanya ancaman yang serius atau kerusakan yang tidak dapat diperbaiki jika pemanfaatan sumberdaya alam
tidak hati-hati, dan kesenjangan atau keterbatasan ilmu pengetahuan jangan menjadi alasan untuk mencegah penurunan kualitas lingkungan.
Munasinghe 1993 menyebutkan paradigma pembangunan berkelanjutan adalah dilihat dari tiga pilar yang saling berkaitan yaitu: tujuan ekonomi yang
berkaitan dengan efisiensi dan pertumbuhan, tujuan ekologis yang berkaitan dengan pemeliharaan sumberdaya alam dan tujuan sosial yang berkaitan dengan
hak kepemilikan dan keadilan.
2.2 Usaha Peternakan Sapi Perah Berwawasan Lingkungan
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1977 dikemukakan bahwa usaha peternakan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perorangan atau badan hukum yang melaksanakan kegiatan menghasilkan ternak ternak bibit atau ternak potong, telur, susu, serta usaha
menggemukkan suatu ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan, dan memasarkannya. Usaha peternakan rakyat adalah suatu usaha di bidang
peternakan yang dapat diselenggarakan sebagai usaha sampingan dan cabang usaha yang jumlah maksimum kegiatannya untuk tiap jenis maksimal jumlah
minimum yang ditetapkan untuk perusahaan peternakan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan
yang mengoptimalkan manfaat sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumberdaya
alam untuk menopangnya. Mengacu pada definisi tersebut maka usaha peternakan sapi perah berwawasan lingkungan dapat didefinisikan sebagai kegiatan
pembangunan peternakan sapi perah yang mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang menjamin keberlanjutan sumberdaya. Tidak tercemarinya
lingkungan oleh limbah ternak dan optimalisasi pemanfaatan limbah ternak merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan peternakan
yang berkelanjutan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mempunyai produksi ternak yang berkualitas tinggi, dapat mensejahterakan peternak dan menjaga
kesehatan ternak, menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta harus menjamin sumberdaya alam yang berkelanjutan.
20
Usaha sapi perah sebagai salah satu bentuk usaha perekonomian rakyat tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan. Djajadiningrat 1997 mengemukakan
peran pendukung dari lingkungan alam dapat digolongkan dalam tiga kategori: 1 persediaan bahan baku; 2 wadah untuk limbah; dan 3 penyedia fasilitas.
Keterkaitan ekonomi dengan lingkungan secara skematis digambarkan seperti tampak pada Gambar 2.
Ketika limbah dibuang ke dalam lingkungan dalam batas-batas tertentu dapat diassimilasikan oleh lingkungan dan mempertahankan mutu lingkungan;
namun jika melebihi maka akan mengurangi kemampuan assimilasi hingga lingkungan tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai wadah pembuangan
limbah, dan juga berarti tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai penyedia bahan baku dan fasilitas. Hal ini akan mengganggu kelancaran proses usaha dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Peternakan sapi perah yang berkelanjutan dengan perhatian ke arah
pelestarian sumberdaya alam dan kesehatan masyarakat telah dikembangkan sejak tahun 1997 di Swedia yang dikenal dengan peternakan sapi perah organik.
Adapun ciri-ciri peternakan sapi perah organik adalah: 1 mengutamakan
Sumber: Djajadiningrat 1997
Gambar 2 Sistem ekonomi sederhana dengan lingkungan alam sebagai komponen integral.