58
mendukung pelaksanaan proses analisis dimaksud. Salah satu bentuk model tersebut adalah model analisis Eastonian karya David Easton Parson 1995.
Model Eastonian memiliki pendekatan berupa pengkajian proses kebijakan yang tergambar dalam bentuk masukan seperti apa yang diterima received
inputs. Masukan ini diperoleh dalam wujud arus masuk informasi tentang berbagai kejadian di lingkungannya yang dapat berasal dari pihak-pihak terkait,
media massa maupun lembaga swadaya masyarakat LSM. Masukan tersebut kemudian dikonversi menjadi suatu keluaran produk dalam bentuk kebijakan
dan rumusan outcomes-nya. Proses kebijakan menurut model Eastonian selengkapnya diilustrasikan pada Gambar 8.
Persepsiidentifikasi Regulasi
Aplikasi
Organisasi Distribusi
Penegakan hukum
Tuntutan Redistribusi
Interpretasi
Dukungan Kapitalisasi
Evaluasi
Keluhan Nilai-nilai etika
Legitimasi
Modifikasi penyesuaian Peningkatan diri
Gambar 8 Proses perumusan kebijakan berdasarkan model Eastonian. Parson 1995 menyatakan bahwa ilmu kebijakan banyak dipengaruhi oleh
hasil interaksi antara materi ilmu interdipsipliner dan interinstitusional, seperti ilmu-ilmu di bidang lingkungan hidup maupun ilmu-ilmu di bidang lainnya
seperti kesehatan, transportasi, pendidikan, kebijakan sosial, perumahan, kebijakan ekonomi dan ilmu perencanaan. David 2002 mengemukakan bahwa
kebijakan merupakan cara untuk mencapai sasaran tahunan. Kebijakan termasuk pedoman, peraturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung usaha
mencapai sasaran yang sudah dinyatakan. Keberhasilan aplikasi kebijakan itu sangat bergantung pada keberhasilan
peran masing- masing “key actors” dalam mengaplikasikan sistem manajemen
INPUT KEBIJAKAN
OUTPUT
59
publiknya. Secara operasional hal i tu akan sangat ditentukan oleh “ketepatan dan
kecermatan” dalam upaya mengaplikasikan kebijakan dimaksud, melalui pelaksanaan proses pengambilan keputusan saat kebijakan diterapkan. Menurut
Alikodra 2002 pemahaman atas berbagai komponen pendukung yang kritis sifatnya juga perlu dilakukan karena akan berpengaruh pada kualitas keputusan
bersangkutan. Upaya
tersebut dilakukan
dalam lingkup
kerangka menyeimbangkan pemenuhan aspek ekonomi bisnis, aspek sosial keadilan
sosial dan peran serta masyarakat maupun aspek lingkungan kualitas ekosistemnya.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini ialah di Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan atau penentuan lokasi ini ialah bahwa: 1 hingga saat ini
belum ada penelitian tentang pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang; 2 wilayah Kabupaten Subang memiliki potensi pengembangan USP yang
relatif tinggi; 3 adanya komitmen pemerintah daerah Kabupaten Subang dalam pengembangan peternakan yang tertuang dalam Perdakab. Subang Nomor 16
Tahun 2006 Tentang Izin Usaha Peternakan. Sampel penelitian ini mencakup desa-desa dalam wilayah Kecamatan Sagalaherang dan Ciater; atau dua dari enam
kecamatan yang mengembangkan USP di Kabupaten Subang, yaitu Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak, Ciater, Cijambe, Dawuan, dan Tambakdahan.
Penelitian dilakukan selama enam bulan, mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Juni 2011 dengan perincian seperti tertera dalam Tabel 2.
Tabel 2 Perincian waktu penelitian model kebijakan pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang
No Waktu
Kegiatan Lokasi
1 Minggu I Januari 2011
sampai dengan Minggu II Februari 2011
Pengamatan lapangan dan studi kepustakaan berka-
itan USP dan lingkungan Desa-desa lokasi USP di Keca-
matan Sagalaherang dan Ciater Ka- bupaten Subang
2 Minggu III Februari 2011
sampai dengan Minggu III Maret 2011
Mengurus administrasi
dan perizinan penelitian 1. Rektorat IPB Bogor
2. Kantor Pem.Provinsi Jawa Barat 3. Kantor Pem.Kabupaten Subang
4. Kantor Pem.Kecamatan Ciater 5. Kantor Pem.Kec. Sagalaherang
6. Kantor Pem. Desa lokasi USP
3 Minggu IV Maret 2011
sampai dengan Minggu III Mei 2011
Menghubungi pejabat atau staf dinas dan instansi
terkait tingkat kabupaten, kecamatan dan desa di
Kabupaten
Subang di-
lanjutkan dengan pengum- pulan data sekunder
Kantor dinas dan instansi terkait tingkat kabupaten, kecamatan dan
desa di Kabupaten Subang
4 Minggu IV Maret 2011
sampai dengan Minggu III April 2011
Pengumpulan data primer Desa-desa dalam wilayah Keca-
matan Ciater dan Sagalaherang lokasi USP
5 Minggu I April 2011
sampai dengan Minggu I Juni 2011
Pengolahan dan analisis data
Subang Bogor
6 Minggu II sampai dengan
Minggu IV Juni 2011 Penulisan hasil penelitian
Bogor
Keterangan : Pem = Pemerintahan
61
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan Chi-square, Analytical Hierarchy Process AHP, Interpretative Structural Modelling ISM, dan
pendekatan sistem. Diagram proses penelitian serta metode dan pendekatan yang digunakan tampak pada Gambar 9.
Keterangan :
USPSMWL = Usaha sapi perah skala mikro berwawasan lingkungan LSM = Lembaga Sosial Masyarakat
AHP = Analytical hierarchy process ISM = Interpretative structural modelling
Gambar 9 Diagram proses penelitian. 3.3
Responden Penelitian
Jumlah responden penelitian ini 253 orang, terdiri atas responden masyarakat pelaku USP 115 orang; responden masyarakat bukan pelaku USP 115
orang; responden dinas dan instansi kabupaten, kecamatan, dan desa 16 orang; dan responden pakar 7 orang. Perincian responden tersebut adalah seperti tertera
dalam Tabel 3.