9
data, dan menarik kesimpulan. Selama berlangsungnya tiga tahap tersebut dilakukan pula proses siklus di antara tahap-tahap tersebut, sehingga data
yang terkumpul berhubungan satu sama lain secara otomatis” H.B. Sutopo, 2002 : 96.
Untuk memudahkan pengertian tersebut, maka dapat dilihat dalam gambar berikut :
F. Sistematika Penulisan Hukum
Adapun sistematika Penulisan Hukum yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Hukum.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab ini diuraikan tentang kerangka teori dan kerangka
pemikiran. Kerangka teori meliputi proses pemeriksaan sengketa perdata di Pengadilan Negeri, tinjauan umum tentang alternatif
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian
Data Kesimpulan
Gambar 1 : Skema Model Analisis Interaktif
10
penyelesaian sengketa, dan tinjauan tentang mediasi menurut Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 02 Tahun
2003 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ketiga ini akan berisi tentang pokok-pokok permasalahan yang ingin diungkap berdasarkan rumusan masalah, yaitu Efektivitas
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2003
Tentang Prosedur
Mediasi Di
Pengadilan dalam
menyelesaikan sengketa perdata di Pengadilan Negeri Surakarta dan faktor-faktor penghambat mediasi dalam menyelesaikan
sengketa perdata di pengadilan Negeri Surakarta. BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian ini yang berisikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitian
dan saran-saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan tersebut. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kerangka Teori
1.
Proses Pemeriksaan Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri
Tujuan suatu proses di muka pengadilan adalah untuk mendapatkan penentuan bagaimanakah hukumnya dalam suatu kasus,
yaitu bagaimanakah hubungan hukum antara dua pihak yang berperkara itu seharusnya dan agar apa yang ditetapkan itu direalisir, jika perlu
dengan paksaan. Dengan demikian maka hak-hak dan kewajiban- kewajiban yang diberikan oleh hukum tertulis maupun yang tidak tertulis,
dapat diwujudkan oleh pengadilan. R. Subekti, 1989 : 8 Di dalam kehidupan bermasyarakat, tiap-tiap individu atau orang
mempunyai kepentingan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada kalanya kepentingan mereka itu saling bertentangan, hal
mana dapat menimbulkan suatu sengketa. Untuk menghindarkan gejala tersebut, mereka mencari jalan untuk mengadakan tata tertib, yaitu dengan
membuat ketentuan atau kaidah hukum, yang harus ditaati oleh setiap anggota masyarakat, agar dapat mempertahankan hidup bermasyarakat.
Dalam kaidah hukum yang ditentukan itu, setiap orang diharuskan untuk bertingkah laku sedemikian rupa, sehingga kepentingan anggota
masyarakat lainnya akan terjaga dan dilindungi, dan apabila kaidah hukum tersebut dilanggar, maka kepada yang bersangkutan akan dikenakan sanksi
atau hukuman. Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, 1997:1
Menurut Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata di samping perkara gugatan, di mana ada pihak penggugat dan pihak
tergugat, ada perkara-perkara yang disebut permohonan, yang diajukan