Total Gula Karakteristik Hidrolisat .1 Hidroksimetil Furfural HMF
ukuran molekul dari xilosa sebesar 0,64 nm, glukosa, galaktosa dan manosa sebesar 0,73 nm.
Pada Tabel 9 menunjukkan, konsentrasi arang aktif 1 dan 2,5 menyebabkan penurunan konsentrasi total gula rata-rata sebesar 16,9 dan
24,6. Pada penggunaan konsentrasi arang aktif 5 dan 10 terjadi penurunan konsentrasi total gula sebesar 30,1 dan 42,7. Hasil analisa menunjukkan
bahwa selain konsentrasi inhibitor yang terjerap, gula-gula yang terbentuk selama proses hidrolisis juga terjerap oleh arang aktif. Hal ini menunjukkan bahwa arang
aktif bukanlah adsorben yang selektif dalam menjerap Setyaningsih 1995. Hasil analisa terhadap lama waktu kontak menunjukkan semakin lama
waktu kontak arang aktif dengan hidrolisat menyebabkan semakin besar penurunan konsentrasi total gula. Namun pada lama waku kontak 60 menit
konsentrasi total gula meningkat kembali hal ini disebabkan karena molekul gula- gula sederhana yang sudah terjerap keluar dari pori arang aktif. Menurut
Setyaningsih 1995, kondisi arang aktif yang telah jenuh menyebabkan suatu senyawa yang di jerap dapat keluar dari dalam arang aktif, Hal ini menunjukan
ikatan yang terbentuk antara arang aktif dengan senyawa yang terjerap merupakan ikatan yang irreversibel.
Hasil interaksi menunjukkan semakin besar konsentrasi arang aktif dan semakin lama waktu kontak yang diberikan maka konsentrasi total gula di dalam
hidrolisat akan semakin besar penurunannya. Hasil analisa ragam menunjukkan konsentrasi arang aktif, lama waktu kontak dan interaksinya berpengaruh nyata
terhadap konsentrasi total gula. Hasil uji Newman- Keuls α=0,05, pada perlakuan
konsentrasi arang aktif, setiap peerlakuannya memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Pada analisa lama waktu kontak, perlakuan 45 menit berbeda nyata dengan
30 menit namun tidak berbeda nyata dengan 60 menit. Hasil uji lanjut disajikan pada Lampiran 5.
4.3.2.4 Gula Pereduksi Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki gugus aldehid yang dapat
mengalami oksidasi membentuk gugus asam karboksilat contohnya glukosa. Pada tahapan ini pengaruh konsentrasi arang aktif dan lama waktu kontak arang aktif
terhadap konsentrasi gula pereduksi yang ada di dalam hidrolisat setelah proses
detoksifikasi dianalisa. Hasil analisa gula pereduksi di dalam hidrolisat setelah proses detoksifikasi arang aktif disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengaruh konsentrasi arang aktif dan lama waktu kontak terhadap konsentrasi gula pereduksi gl di dalam hidrolisat
Lama Waktu Kontak Menit
Konsentrasi Arang Aktif 1
2,5 5
10 30
181,54 157,58
145,51 104,93
45 170,60
148,99 134,73
113,89 60
177,53 146,85
136,30 110,67
Penurunan 30
16,8 27,7
33,3 51,9
45 21,8
31,7 38,2
47,8 60
18,6 32,7
37,5 49,3
Keterangan : konsentrasi gula pereduksi awal 204,50 gl
Pada Tabel 10 menunjukkan, semakin besar konsentrasi arang aktif yang digunakan menyebabkan semakin besar gula pereduksi yang dapat dijerap oleh
arang aktif. Hal ini dikarenakan semakin besar konsentrasi arang aktif yang digunakan maka luas permukaan arang aktif yang dapat menjerap gula pereduksi
semakin besar. Ukuran molekul gula pereduksi yang lebih kecil dari ukuran pori arang aktif menyebabkan gula pereduksi dapat terjerap oleh gaya kapiler yang
dimiliki arang aktif Pada Tabel 10 terlihat bahwa terjadi peningkatan persentase penurunan
konsentrasi gula pereduksi di dalam hidrolisat ketika konsentrasi arang aktif dan lama waktu kontak ditingkatkan. Hasil analisa terhadap persentase penurunan gula
pereduksi menunjukkan bahwa konsentrasi arang aktif 1 dan 2 menyebabkan penurunan konsentrasi rata-rata masing-masing sebesar 22,77 dan 33,88. Pada
penggunaan konsentrasi arang aktif 5 dan 10 terjadi penurunan konsentrasi gula pereduksi masing-masing sebesar 39,26 dan 51,95. Hasil penelitian yang
dilakukan Silva et al. 1998, pengunaan konsentrasi arang aktif 5 di dalam hidrolisat dapat menghilangkan kandungan gula hingga 31,3.
Hasil analisa terhadap lama waktu kontak menunjukkan semakin lama waktu kontak arang aktif menyebabkan penurunan konsentrasi gula pereduksi di
dalam hidrolisat. Namun pada perlakukan lama waktu kontak 60 menit konsentrasi arang aktif terlihat terjadi peningkatan konsentrasi gula pereduksi di
dalam hidrolisat dibandingkan perlakuan 45 menit. Hal ini diduga karena kondisi arang aktif yang telah dalam kondisi jenuh sehingga tidak dapat mengadsorpsi
lebih banyak lagi gula-gula pereduksi. Hasil analisa interaksi antara konsentrasi arang akif dan lama waktu kontak
menunjukkan semakin besar konsentrasi arang aktif dan semakin lama waktu kontak dapat menurunkan konsentrasi gula pereduksi yang semakin besar di
dalam hidrolisat. Hasil analisa ragam menunjukkan konsentrasi arang aktif berpengaruh nyata terhadap konsentrasi gula pereduksi sedangkan lama waktu
kontak dan interaksinya tidak berbeda nyata. Hasil uji Newman- Keuls α=0,05,
konsentrasi arang aktif 5 berbeda nyata dengan konsentrasi arang aktif 10 dan 1 tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi arang aktif 2,5. Hasil uji
lanjut disajikan pada Lampiran 6.