Hasil analisa interaksi menunjukkan semakin besar konsentrasi arang aktif dan semakin lama waktu kontak menyebabkan semakin besar penurunan
konsentrasi furfural di dalam hidrolisat. Hasil analisa ragam menunjukkan konsentrasi arang aktif berpengaruh nyata terhadap konsentrasi furfural di dalam
hidrolisat. sedangkan lama waktu kontak dan interaksinya tidak berbeda nyata. Hasil uji lanjut Newman-
Keuls α=0,05, konsentrasi arang aktif 5 berbeda nyata dengan 1 dan 2,5 tetapi tidak berbeda nyata pada perlakuan 10. Hasil
uji lanjut disajikan pada Lampiran 4.
4.3.2.3 Total Gula
Total gula menggambarkan seluruh gula di dalam hidrolisat baik gula pereduksi maupun gula non pereduksi. Pada tahapan ini hidrolisat yang dihasilkan
dari perlakuan konsentrasi arang aktif dan lama waktu kontak, dilakukan analisa konsentrasi total gula. Hasil analisa total gula yang ada di dalam hidrolisat setelah
proses detoksifikasi arang aktif disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Pengaruh konsentrasi arang aktif dan lama waktu kontak terhadap
konsentrasi total gula gl di dalam hidrolisat
Lama Waktu Kontak Menit
Konsentrasi Arang Aktif 1
2,5 5
10 30
226,70 200,15
172,15 161,70
45 194,15
181,34 181,07
137,58 60
205,87 187,40
173,81 133,23
Penurunan 30
9,9 20,4
31,5 35,7
45 22,8
27,9 28,0
45,3 60
18,1 25,5
30,9 47,0
Keterangan : konsentrasi total gula awal 251,49 gl
Pada Tabel 9 terlihat konsentrasi arang aktif mempengaruhi penurunan total gula di dalam hidrolisat. Semakin besar konsentrasi arang aktif yang ditambahkan
maka semakin banyak gula-gula sederhana monosakarida dan oligosakarida yang terjerap oleh arang aktif. Kemampuan arang aktif menjerap gula-gula
sederhana disebabkan karena ukuran molekul gula-gula sederhana monosakarida dan oligosakarida yang lebih kecil dari pori arang aktif sehingga ketika semakin
besar konsentrasi arang aktif yang ditambahkan maka semakin banyak pori arang aktif yang dapat menjerap gula-gula sederhana. Menurut Weng et al. 2009
ukuran molekul dari xilosa sebesar 0,64 nm, glukosa, galaktosa dan manosa sebesar 0,73 nm.
Pada Tabel 9 menunjukkan, konsentrasi arang aktif 1 dan 2,5 menyebabkan penurunan konsentrasi total gula rata-rata sebesar 16,9 dan
24,6. Pada penggunaan konsentrasi arang aktif 5 dan 10 terjadi penurunan konsentrasi total gula sebesar 30,1 dan 42,7. Hasil analisa menunjukkan
bahwa selain konsentrasi inhibitor yang terjerap, gula-gula yang terbentuk selama proses hidrolisis juga terjerap oleh arang aktif. Hal ini menunjukkan bahwa arang
aktif bukanlah adsorben yang selektif dalam menjerap Setyaningsih 1995. Hasil analisa terhadap lama waktu kontak menunjukkan semakin lama
waktu kontak arang aktif dengan hidrolisat menyebabkan semakin besar penurunan konsentrasi total gula. Namun pada lama waku kontak 60 menit
konsentrasi total gula meningkat kembali hal ini disebabkan karena molekul gula- gula sederhana yang sudah terjerap keluar dari pori arang aktif. Menurut
Setyaningsih 1995, kondisi arang aktif yang telah jenuh menyebabkan suatu senyawa yang di jerap dapat keluar dari dalam arang aktif, Hal ini menunjukan
ikatan yang terbentuk antara arang aktif dengan senyawa yang terjerap merupakan ikatan yang irreversibel.
Hasil interaksi menunjukkan semakin besar konsentrasi arang aktif dan semakin lama waktu kontak yang diberikan maka konsentrasi total gula di dalam
hidrolisat akan semakin besar penurunannya. Hasil analisa ragam menunjukkan konsentrasi arang aktif, lama waktu kontak dan interaksinya berpengaruh nyata
terhadap konsentrasi total gula. Hasil uji Newman- Keuls α=0,05, pada perlakuan
konsentrasi arang aktif, setiap peerlakuannya memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Pada analisa lama waktu kontak, perlakuan 45 menit berbeda nyata dengan
30 menit namun tidak berbeda nyata dengan 60 menit. Hasil uji lanjut disajikan pada Lampiran 5.
4.3.2.4 Gula Pereduksi Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki gugus aldehid yang dapat
mengalami oksidasi membentuk gugus asam karboksilat contohnya glukosa. Pada tahapan ini pengaruh konsentrasi arang aktif dan lama waktu kontak arang aktif
terhadap konsentrasi gula pereduksi yang ada di dalam hidrolisat setelah proses