V. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA
5.1. Alokasi Waktu Kerja Anggota Rumahtangga
Keputusan untuk memaksimumkan pendapatan oleh setiap rumahtangga dalam usaha kerupuk dilakukan dengan mengalokasikan waktu kerja riil yang
dimiliki oleh anggota rumahtangga, yaitu pilihan untuk bekerja di dalam dan di luar usaha kerupuk. Analisis mengenai alokasi waktu kerja dalam penelitian ini
meliputi curahan kerja suami, isteri dan anak termasuk anggota rumahtangga lainnya.
Tabel 8 menunjukkan bahwa curahan kerja rumahtangga suami, isteri dan anak dialokasikan lebih besar untuk bekerja di dalam usaha kerupuk 84.46
persen dibandingkan bekerja di luar usaha kerupuk 15.54 persen. Hal ini berarti bahwa bekerja di usaha kerupuk dianggap sebagai mata pencaharian pokok atau
utama bagi rumahtangga. Suami sebagai tulang punggung perekonomian rumahtangga
mengalokasikan waktu kerjanya di dalam usaha kerupuk lebih besar 48.49 persen dibandingkan dengan anggota rumahtangga lainnya isteri dan anak.
Sehingga sebagian besar waktu kerja suami dicurahkan di dalam usaha kerupuk 98.22 persen dibandingkan bekerja di luar usaha kerupuk. Isteri mempunyai
peran ganda dalam rumahtangga yaitu membantu suami bekerja dalam memproduksi kerupuk juga mengatur rumahtangga ibu rumahtangga. Alokasi
waktu isteri lebih besar dari anak dan anggota rumahtangga lainnya karena sebagian besar anak masih sekolah dimana alokasi waktu kerja di dalam usaha
hanya dilakukan ketika mereka tidak bersekolah pulang sekolah dan liburan.
Aktivitas kerja yang dilakukan anak-anak sebagian besar membantu dalam proses penjemuran kerupuk.
Tabel 8. Rata-rata Alokasi Waktu Kerja Anggota Rumahtangga Industri Kecil Kerupuk
jamtahun
Curahan Kerja Anggota
Rumahtangga Dalam Usaha
Luar Usaha Jumlah
Suami 2 781.30
50.40 2 831.70
98.22 1.78
100.00 48.49
4.77 41.70
Isteri 1 941.80
108.00 2 049.80
94.73 5.27
100.00 33.86
10.23 30.18
Anak 1 012.27
897.20 1 909.47
53.01 46.99
100.00 17.65
84.99 28.12
Jumlah 5 735.37
1 055.60 6 790.97
84.46 15.54
100.00 100.00
100.00 100.00
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan persentase
Termasuk anggota rumahtangga lainnya per orang Persentase secara horizontal
Persentase secara vertikal Anak-anak yang tidak sekolah umur 15 tahun ke atas atau angkatan kerja
dan anggota rumahtangga lainnya lebih banyak bekerja di luar usaha kerupuk sehingga alokasi waktu kerja rumahtangga lebih besar dibandingkan suami atau
isteri 84.99 persen. Hal ini dikarenakan bekerja di luar usaha seperti menjadi pedagang, kuli bangunan, bekerja di pabrik dan tukang ojek akan memberikan
penghasilan tambahan bagi rumahtangga. Bekerja di luar usaha kerupuk dilakukan oleh angkatan kerja rumahtangga jika tenaga kerja rumahtangga yang dimiliki
sudah cukup untuk melakukan aktivitas di dalam usaha kerupuk. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian lainnya
kaitannya mengenai perilaku rumahtangga industri kecil dalam mengalokasikan waktu kerjanya. Herliana 2001 dan Elinur 2004 yang meneliti tentang perilaku
rumahtangga industri kecil untuk komoditas rotan dan kecap menunjukkan bahwa alokasi waktu kerja rumahtangga dalam usaha lebih besar dibandingkan di luar
usaha, yang berarti bekerja dalam usaha di industri kecil rotan dan kecap merupakan mata pencaharian pokok. Hasil yang sama juga menunjukkan bahwa
suami berperan sebagai kepala rumahtangga bertanggungjawab dalam mencari nafkah rumahtangga, akibatnya alokasi waktu kerja suami lebih besar
dibandingkan dengan anggota rumahtangga lainnya isteri dan anak.
5.2. Kontribusi Pendapatan Anggota Rumahtangga