Teknik dan Alat Pengumpulan Data
deskripsi berdasarkan
pengamatan. tanpa
melalui model
pembelajaran experiential
learning dengan
bertemakan tentang
keluarga.
Teknik penilaian karangan tersebut berdasarkan pada pedoman penilaian karangan yang digunakan pada program ESL English as a
Second Language yang lebih rinci dan teliti dalam memberi skor
9
meliputi beberapa aspek di antaranya aspek isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik kemudian peneliti mengadaptasi
penilaian dari ESL yang kemudian melakukan modifikasi kedalam kriteria
penilaian menulis karangan deskripsi agar mempermudah penilaian.
Dalam penelitian ini lima aspek yang terdapat pada penilaian ESL dimodifikasi dengan menambahkan dua aspek yang berkaitan dengan
karangan deskripsi, yaitu gaya dan deskripsi. Tabel 3.4 adalah model penilaian
untuk karangan
deskripsi yang
telah mengadaptasi
pengembangan pedoman penilaian berdasarkan pengembangan program ESL.
10
Teori yang digunakan merupakan gabungan antara teori penilaian hasil karangan dalam buku Nurgiyantoro dan ciri-ciri karangan deskripsi
dari Gorys Keraf.
11
9
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta:BPFE, 2010 h.35
10
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001, hlm. 307-308.
11
Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, Ende : Nusa Indah, 1982 h. 97
Tabel 3.5 Aspek-aspek yang dinilai dalam Menulis Deskripsi
12
PROFIL PENILAIAN KARANGAN NAMA SISWA :
JUDUL : ASPEK
SKOR KRITERIA
ISI 17-20
SANGAT BAIK -SEMPURNA: Padat informasi, substansif, pengembangan
tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas
12-16 CUKUP-BAIK:
Informasi cukup,
substansi cukup,
pengembangan tesis terbatas, relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap
7-11 SEDANG-CUKUP:
Informasi terbatas,
substansi kurang,
pengembangan tesis
tidak cukup,
permasalahan tidak cukup 3-6
SANGAT-KURANG: Tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada
pengembangan tesis, tidak ada permasalahan
ORGANISASI 18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: Ekspresi
lancar, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik,
urutan logis dan kohesif 14-17
CUKUP-BAIK: Kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide
utama terlihat,
beban pendukung
terbatas,urutan logis tetapi tidak lengkap
12
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2010, hlm. 307-308.
10-13 SEDANG-CUKUP:
Tidak lancar, gagasan kacau, terpotong- potong, urutan dan pengembangan tidak
logis 7-9
SANGAT KURANG: Tidak komunikatif, tidak terorganisir, tidak
layak nilai
KOSAKATA 18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: Pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan
kata dan
ungkapan tepat,
menguasai pembentukan kata
14-17 CUKUP-BAIK:
Pemanfaatan kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat
tetapi tidak mengganggu 10-13
SEDANG-CUKUP: Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering
terjadi kesalahan pengunaan kosakata dan dapat merusak makna
7-9 SANGAT-KURANG:
Pemanfaatan potensi
kata asal-asalan,
pengetahuan tentang kosakata rendah dan tidak layak nilai
PENGGUNAAN BAHASA
14-15 SANGAT BAIK-SEMPURNA
Konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan 12-13
CUKUP-BAIK Konstruksi
sederhana tetapi
efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks,