1 Mengubah keyakinan atau pandangan pembaca 2 Menanamkan pemahaman terhadap sesuatu kepada pembaca
3 Memicu proses berpikir pembaca 4 Memberikan perasaan senang atau menghibur pembaca
5 Memberikan  suatu  informasi  atau  memberitahukan  sesuatu  kepada pembaca
6 Memicu motivasi
7
Sedangkan  tujuan  pembelajaran  menulis  di  sekolah  dasar  kelas tinggi khususnya untuk kelas V antara lain sebagai berikut :
a  Menulis karangan berdasarkan gambar seri yang diacak b  Menulis karangan dengan bahan yang tersedia
c  Menyusun karangan dengan menggunakan kerangka karangan d  Menulis kartu pos dengan benar
e  Menulis  surat  pribadi  untuk  berbagai  keperluan  dan  tujuan  dengan kalimat yang efektif
f  Menyusun laporan melalui tahapan yang benar g  Menulis  secara  ringkas  isi  buku  pengetahuan  dari  cerita  dalam
beberapa kalimat dengan kata-kata sendiri h  Menulis  kejadian  penting  dalam  buku  harian  dengan  ragam  bahasa
yang sesuai i  Menuangkan  idegagasan  dalam  bentuk  poster  sederhana  dengan
bahasa yang komunikatif j  Menulis pengalaman pribadi berdasarkan prosa sederhana
k  Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi
8
c.  Tahap-Tahap Menulis Setiap  orang  memiliki  peluang  yang  sama  dalam  proses  menulis,
selama  ia  dapat  melaksanakan  kegiatan  yang  terdapat  dalam  tahapan
7
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, Ciputat : UIN Press, 2015, h. 166.
8
Solchan, op cit., h. 9.7.
menulis.  Tahap-tahapan  dalam  menulis  menurut  Murray  dalam  Dindin Ridwanudin antara lain sebagai berikut :
1 Tahap Pramenulis Tahap  ini  merupakan  tahap  awal  dari  proses  menulis.  Pramenulis
adalah persiapan untuk tahap menulis selanjutnya. Tahap memulai menulis yaitu  dengan  mengksplorasi  memilih,  memilah,  dan  menyusun  yang
telah  diketahui  dan  ditemui  untuk  dituangkan  dalam  bentuk  tulisan.  Tiga kegiatan  utama  dalam  tahap  pramenulis,  yakni  :  pemilihan  topik,
penentuan tujuan, bentuk dan pembaca tulisan. 2 Tahap Penulis
Tahap penulisan
adalah kegiatan
menuangkan atau
mengembangkan  topik  menjadi  suatu  tulisan.  Dalam  hal  ini,  topik  yang dirumuskan  dalam  tahap  pramenulis  dikembangkan  menjadi  tulisan.
Meskipun  kegiatan  ini  sudah  menggunakan  bahasa  tulis,  namun penekanan  kegiatannya  lebih  difokuskan  pada  aspek  tulisan  dan
pertimbangan dari aspek pembaca. 3 Tahap Pascamenulis
Tahap  pasca  menulis  adalah  kegiatan  menulis  menyempurnakan draft buram sampai dihasilkan suatu tulisan yang layak dikomunikasikan
kepada orang lain pembaca. Inti kegiatan ini adalah membaca ulang dan merevisi  hasil  penulisan  dari  aspek  mekanisme  dan  kebahasaan.  Apabila
penulis  menemukan  kesalahan,  makan  dapat  merevisi  terhadap  hasil penelitian  itu.  Oleh  karena  itu,  tahap  ini  merupakan  tahap  akhir  proses
menulis.
9
2. Karangan Deskripsi
a.  Pengertian Karangan Karangan  adalah  sebentuk  tulisan  yang  mengungkapkan  pikiran
dan  perasaan  pengarang  dalam  satu  kesatuan  tema  yang  utuh.  Karangan diartikan  pula  dengan  rangkaian  hasil  pemikiran  atau  ungkapan  perasaan
9
Ridwanudin, op cit., h.167.
yang  dituangkan  dalam  bentuk  tulisan.  Dengan  demikian  mengarang berarti  menuangkan  ide  yang  ada  dalam  pikiran  atau  mengeluarkan
ungkapan perasaan yang terpendam ke dalam bentuk tulisan.
10
Disamping  itu,  Sudarno  dan  Eman  A.  Rahman  yang  mengatakan bahwa  mengarang  ialah  bagian  dari  ekspresi  secara  tertulis.  Segala  kesan
batin,  baik  pikiran,  perasaan,  maupun  kemauan  dapat  dinyatakan  dengan bahasa tulis.
11
Berdasarkan  paparan  para  penulis  di  atas  dapat  di  simpulkan
bahwa  sesungguhnya  karangan  merupakan  rangkaian  hasil  ekspresi  atau
pemikiran  secara  tertulis.  Segala  kesan  batin,  baik  pikiran,  perasaan, maupun kemauan atau ungkapan perasaan  yang dituangkan dalam bentuk
tulisan dengan menggunakan kalimat yang efektif dan diksi yang tepat.
b.  Macam-Macam Jenis Karangan Jenis  karangan  dapat  dilihat  dari  cara  penyajiannya.  Nadjua  A.S
memaparkan sebagai berikut :
12
1 Karangan Deskripsi Karangan  deskripsi  adalah  karangan  yang  menggambarkan  suatu
objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri obyek  yang  digambarkan  tersebut.  Contohnya  apabila  karangan
dengan pemandangan alam sebagai objek. 2 Karangan Narasi
Karangan  narasi  adalah  karangan  yang  menceritakan  suatu peristiwa  atau  kejadian  dengan  tujuan  agar  pembaca  seolah-olah
mengalami  kejadian  yang  diceritakan  tersebut.  Contohnya  dengan menuliskan  cerita  peristiwa  sejak  bangun  tidur  hingga  mau  tidur  apa
saja yang ia alami.
10
Nadjua  A.S,  Inti  Sari  Kata  Bahasa  Indonesia,  Surabaya,  Triana  Media,  2013, h.133.
11
Sudarno  dan  Eman  A.  Rahman,  Kemampuan  Menulis  Bahasa  Indonesia  untuk Perguruan Tinggi Negeri, Jakarta : Hikmat Syahid Indah, 1986, cet. I, h. 96.
12
Nadjua A.S, op cit, h.134.
3 Karangan eksposisi Karangan  eksposisi  adalah  karangan  yang  memaparkan  sejumlah
pengetahuan  atau  informasi  dengan  tujuan  agar  pembaca  mendapat informasi dan pengetahuan yang sejelas-jelasnya.
2 Karangan Argumentasi Karangan  argumentasi  adalah  karangan  yang  bertujuan  untuk
membuktikan  suatu  kebenaran  sehingga  pembaca  benar-benar menerima sekaligus meyakini kebenaran tersebut.
3 Karangan persuasi Karangan  persuasi  adalah  karangan  yang  berusaha  untuk
mempengaruhi  pembaca  dengan  cara  membujuk  atau  mengajak pembaca agar melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulis.
c.  Karangan Deskripsi Kata  deskripsi  berasal  dari  bahasa  latin  describere  yang  berarti
menggambarkan  atau  memberikan  suatu  hal.  Dari  segi  istilah  deskripsi adalah  ragam  wacana  yang  melukiskan  atau  menggambarkan  sesuatu
berdasarkan  kesan-kesan  dari  pengamatan,  pengalaman,  dan  perasaan penulisnya    agar  menciptakan  daya  khayal  bagi  pembaca  sehingga
seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dalami oleh penulis.
13
Jauharoti Alfin,
Muhammad Thori
dan Sri
Wahyuni mengemukakan  bahwa  dalam  deskripsi  harus  melibatkan  perasaan,
sehingga pembaca merasa mengalami langsung apa yang kita alami, dan harus melatih diri untuk mengamati segala sesuatu di sekeliling kita dan
menggambarkannya  sampai  hal  yang  sekecil-kecilnya.  Untuk  membuat deskripsi  yang  hidup  maka  hal-hal  yang  kecil  jangan  sampai  lepas  dari
pengamatan sehingga dapat dituliskan dengan sedetail-detailnya.
14
13
Kundharu  Saddhono  dan  Y.  Slamet,  Pembelajaran  Keterampilan  Berbahasa Indonesia : Teori dan Aplikasi, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014 h. 159.
14
Jauharoti  Alfin.  Muhammad  Thori  dan  Sri  Wahyuni,  Bahasa  Indonesia  1,  edisi pertama, Jakarta: LAPIS PGMI h. 2008 h. 11-8.