sebanyak 9 kali dan perilaku ″Teritori″ sebanyak 5 kali. Keadaan ini menunjukkan
bahwa pada saat penelitian ini dilakukan perilaku sosial termasuk jarang dilakukan oleh kuntul besar. Perilaku penyerangan yang terjadi adalah perilaku penyerangan
antara sesama kuntul besar ataupun dengan jenis burung lainnya, sedangkan Perilaku Agonistik yang terjadi adalah interaksi antara dua jenis kuntul besar yang sama
maupun dengan jenis lainnnya, yaitu terdapatnya kuntul mengganggu kuntul lainnya yang sedang mencari makan, mandi, berjemur dengan cara mengejar dan mengusir
sambil mengepakkan sayapnya, sedangkan terhadap jenis burung lainnya, seperti burung bluwok Micteria cinerea dan bangau tongtong Leptoptilus javanicus yang
sering terlihat hidup berdampingan jarang sekali terjadi perilaku Penyerangan, Agonistik dan Teritori ini. Adanya interaksi ini kemungkinan berhubungan dengan
perebutan makanan atau unjuk kekuatan dalam kelompok populasinya. Menurut Hailman 1985 beberapa jenis burung akan berperilaku Penyerangan, Agonistik dan
Teritori apabila terjadi perebutan kebutuhan yang sama, baik dalam hal memperebutkan sumberdaya makanan, maupun areal untuk mencari makan dan
habitat. Selanjutnya dijelaskan bahwa perilaku Agonistik juga sering terjadi antar spesies yang sama dalam satu populasi, terutama berhubungan dengan perebutan
pasangan kawin. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kuntul besar selalu berdampingan
dengan spesies burung pantai lain, dan yang paling sering ditemui adalah antara kuntul besar dengan bangau bluwok Micteria cinerea, baik pada saat mencari makan
maupun waktu bertengger di pohon mangrove, keadaan ini menunjukkan bahwa antara kuntul besar dengan bluwok tidak terjadi kompetisi yang berarti atau dapat
hidup berdampingan, sehingga jarang sekali bahkan tidak pernah terlihat terjadinya perilaku Penyerangan, Argonistik dalam hal memperebutkan makanan, maupun
Teritori memperebutkan habitat. Hal inilah yang menyebabkan minimalnya jumlah perilaku sosial pada burung kuntul besar yang didapatkan pada waktu pengamatan.
5.1.3 Perilaku Makan :
Perilaku makan kuntul besar, seperti terlihat pada Tabel 1 di atas yang sering ditemukan selama waktu pengamatan di lapangan adalah berdiri atau mengikuti
mangsa sebanyak 367 kali. Perilaku ini mencakup berdiri dan menunggu, berjalan
Universitas Sumatera Utara
pelan, jalan pelan sambil mengumpan Gambar 2. Dari cakupan perilaku berdiri atau mengikuti mangsa tersebut aktivitas yang dominan didapatkan adalah berjalan pelan
lalu mematuk makanan yang terlihat olehnya, mangsa yang diperoleh dijepit pada paruhnya, dan untuk mangsa yang berukuran cukup besar, seperti ikan diatur letaknya
agar mudah untuk ditelan, sedangkan makanan yang kecil, seperti udang dan moluska lainnya, setelah dipatuk langsung ditelan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang
spesifik pada kuntul besar
a. Berdiri dan menunggu b. Berjalan pelan c. Mengumpan
Gambar 2. Perilaku Makan Kuntul Besar Berdiri dan menunggu, berjalan pelan,
berjalan pelan dan mengumpan Kushlan 1976 menjelaskan bahwa burung air, diantaranya kuntul besar pada
saat berdiri atau berjalan pelan tubuhnya berada pada posisi tegak, saat mangsa terlihat maka tubuh akan ditahan pada posisi horizontal dan leher ditekuk serta kepala
memandang ke bawah perairan, bahkan sering juga kepala dimiringkan pada saat mengintai mangsa.
Menurut Hailman 1985, perilaku makan khas pada burung dari famili Ardeidea diantaranya dari jenis kuntul besar adalah berjalan pelan, mematuk. Perilaku
tersebut dilakukan dengan bergerak pelan mengikuti mangsa dengan langkah semakin pelan saat mangsa terlihat dan sebelum mematuk burung akan berhenti melangkah.
Perilaku menangkap mangsa dari udara kedalam air didapatkan sebanyak 168 kali yang meliputi terbang berputar, menarik mangsa, terbang menarik mangsa.
Perilaku mengganggu dan mengikuti mangsa didapatkan sebanyak 128 kali yang terdiri dari jalan cepat, berlari, dibawah naungan, pengibasan sayap, terbang dengan
Universitas Sumatera Utara
jarak pendek, membuka sayap. Perilaku ini terjadi apabila mangsa yang telah terlihat dan akan dipatuk bergerak menjauh sehingga kuntul besar berusaha untuk
mengejarnya. Dari hasil penelitian yang didapatkan mengenai perilaku makan secara garis
besar hanya didapatkan 3 macam perilaku makan, seperti berdiri atau mengikuti mangsa, mengganggu dan memburu mangsa, serta menangkap mangsa diudara atau
didalam air. Namun demikian jika diperhatikan sub-sub dari ketiga perilaku makan pada burung kuntul besar ini dapat menggambarkan bahwa pada daerah hamparan
lumpur Pantai Percut Sei Tuan ini ketersediaan bahan makanan masih tergolong berlimpah. Menurut Sibuea 1996 jika ketersediaan makanan berlimpah pada suatu
tempat, maka fariasi perilaku makan cenderung berkurang, tetapi bila ketersediaan makanan sedikit, maka fariasi perilaku makan cendrung semakin banyak. Selanjutnya
dijelaskan bahwa kombinasi cara mencari makan yang dilakukan berbagai jenis burung untuk memperoleh makanan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan,
ini merupakan hal pokok yang mempengaruhi cara mencari makan, serta makanan pokok masing-masing jenis burung, dimana hasil tersebut merupakan interaksi dari
ukuran tubuh, tingkah laku mencari makan, ukuran mangsa, tipe dan kelimpahan mangsa
a. Mengibaskan sayap b. Terbang jarak pendek
Gambar 3. Perilaku Makan Kuntul Besar Mengibaskan sayap, dan terbang jarak
pendek Mitchell et al 2004 menyatakan bahwa hewan memakan makanannya dengan
berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai macam perilaku mencari makan yang sangat erat hubungannya dengan ciri morfologis tubuh yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
Penilaian cara makan memerlukan perilaku yang berbeda bagi pemangsa yang aktif, pertimbangan ekologis juga sangat penting selain kebiasaan makan yang merupakan
gian dasar dari suatu relung yang ditempati oleh seekor hewan.
5.2. Perilaku Harian Kuntul Besar berdasarkan Waktu Pengamatan :