EKSISTENSI INDUSTRI IKAN ASIN DI DESA HAJORAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

(1)

EKSISTENSI INDUSTRI IKAN ASIN DI DESA HAJORAN

KECAMATAN PANDAN KABUPATEN

TAPANULI TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ADI SAPUTRA HASIBUAN NIM. 3102131001

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

iv ABSTRAK

Adi Saputra Hasibuan, 3102131001. Eksistensi Industri Kecil Ikan Asin di Desa Hajoran Kecamatan PandanKabupaten Tapanuli Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran. (2) Mengetahui pendapatan pekerja pada industri ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Penelitian ini dilakukan di Desa Hajoranpada tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semuapengusaha industri kecil ikan asin di Desa Hajoranyang berjumlah 170 pengusaha. Sampel ditentukan 20% sehingga sampel berjumlah 34 pengusaha. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung dengan analisis data deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Eksistensi industri ikan asin berdasarkan. Modal operasional produksi tertinggi pada industri ikan asin adalah Rp.150.000.000,- dan terendah Rp 70.000.000,-. Sumber modal paling banyak adalah dana sendiri (55,88%) dan sebagian kecil (44,12%) modal diperoleh dari pinjaman ke BANK. Bahan baku yang digunakan adalah ikan teter (36,06%), ikan cembolo (32,98%) dan ikan selar (30,96%). Tenaga kerja berjumlah 517 orang yakni 58,825% bukan anggota keluarga, 26,47% anggota keluarga dan 14,70% dari luar kabupaten. Alat transportasi yang digunakan adalah speed boat. Pemasaran dilakukan sebagian besar langsung kepada toke dan sebagian kecil ke pengecer.Pendapatan pengusaha seluruhnya telah dapat memenuhi kebutuhan primernya. Karena pendapatan pengusaha telah berada di atas UMR Kabupaten Tapanuli Tengah (Rp 1.575.000). Pendapatan pengusaha terendah 1 bulan terakhir adalah Rp. 5.000.000,- dan tertinggi adalah Rp.20.000.000,-. Dengan pendapatan rata-rata pengusaha adalah Rp. 10.000.000,-per bulan dan Pendapatan pekerja pada industri ikan asin ini sangat bervariasi. Berdasarkan UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, dari 517 pekerja terdapat 166 tenaga kerja yang memperoleh upah tenaga kerja dibawah UMR yaitu pendapatan mereka kurang dari Rp.1.575.000,- dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahawa tenaga kerja tersebut belum layak hidup. Sedangkan selebihnya yakni 351 tenaga kerja memperoleh upah di atas UMR KabupatenTapanuli Tengah, bahkan ada tenaga kerja sebagian kecil (11,79%) yang memperoleh upah > Rp.3.000.000,-/pekerja dalam 1 bulan.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Analisis Kesiapan Guru Geografi SMA Negeri Melaksanakan Kurikulum 2013 Di Kisaran Kabupaten Asahan: . Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari berbagai kelemahan, namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi, sehubungan dengan itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

1. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Ali Nurman,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

3. Ibu Dra.Minah Sinuhaji, M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi yang selalu

membimbing saya dan telah banyak memberikan waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Julismin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan.

5. Ibu Dra. Asnidar,M.Si selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Geografi juga sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses pembuatan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis

dengan segudang ilmu di bangku perkuliahan.


(8)

7. Kepada Kepala Desa Hajoran beserta Stafnya dan seluruh Pengusaha yang telah bersedia di wawancarai oleh penulis.

8. Bapak Hajat Siagian sebagai staf pegawai di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis.

9. Teristimewa kepada kedua Orangtua yang tercinta, Ayahanda Alm. H. Gandi

Hasibuan dan Ibunda Hj.Elly Soriati Harahap yang tidak mengenal kata lelah, dan penuh kasih sayang membesarkan, mendidik, yang selalu mendo’akan dan mendukung penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Kepada saudara-saudaraku (Bang Godang, Kak Ida, Bang Akbar, Bang Rahmad, dan Andrian) yang selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Buat teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi khususnya kepada Aisyah

Harahap dan sahabat-sahabat terbaikku (Parlin, Baga, Dedi, Ipar Asfih, Hardo, Winda, Borhapz, dan Semua B.Reguler 2010 yang selalu memberikan dukungan). Dan tidak lupa dengan kawan se GEMA Padang Lawas, dan kawan kos.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca terkhusus bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Februari 2015 Penulis

Adi Saputra Hasibuan 3102131001


(9)

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

B. Penelitian Yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berfikir... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi Penelitian ... 25


(10)

ii

B. Populasi Dan Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 25

D. Teknik PengUMRulan Data ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 28

A. Keadaan Fisik ... 28

B. Keadaan Non Fisik ... 32

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(11)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal.

1. Jenis Penggunaan Lahan ... 32

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 34

3. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 35

4. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 37

5. Komposisi Penduduk Menurut Etnis ... 38

6. Prasarana Dan Sarana Pendidikan ... 38

7. Sarana Kesehatan ... 39

8. Sarana Transportasi ... 40

9. Fasilitas Jasa Dan Perdagangan ... 41

10. Komposisi Pengusaha Menurut Umur ... 42

11. Jumlah Anak Pengusaha ... 43

12. Tingkat Pendidikan Pengusaha ... 44

13. Suku Pengusaha ... 44

14. Modal usaha pengusaha ... 45

15. Jumlah modal Operasional pengusaha... 46

16. Jenis bahan baku ... 47

17. Jumlah tenaga kerja ... 48

18. Asal pekerja ... 49

19. Biaya transportasi ... 50

20. Pendapatan pengusaha ... 52


(12)

x DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal.

1. Kerangka berfikir penelitian ... 21 2. Peta Administrasi Kecamatan Pandan ... 29 3. Peta Administrasi Desa Hajoran ... 30


(13)

i

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal.

1. Daftar Wawancara... 64 2. Uraian Modal Industri Ikan Asin di Desa Hajoran... 67

3. Uraian Bahan Baku Yang Digunakan Pengusaha Ikan Asin Di

Desa Hajoran... 69


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu ciri perkembangan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari perkembangan sektor industrinya. Pengalaman dari perkembangan ekonomi yang telah berlangsung di Negara maju menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi harus dengan perkembangan sektor industri. Pertumbuhan industri terutama industri kecil sekarang ini nampak pesat, hal ini disebabkan karena industri kecil telah diakui sebagai penunjang utama dalam pembangunan regional. Industri juga sangat terkait erat dengan tradisi sebagian besar anggota masyarakat dalam sektor ekonomi kerakyatan.

Dilihat dari posisi sosio-ekonomi dari sector industri kecil di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatannya berlokasi di daerah pedesaan dengan sifat dan metode pengusahaan yang tradisional. Selain itu sector industri kecil ini pada umumnya masih sangat tergantung pada pasaran local serta pola musiman yang berasal dari sector pertanian.

Dunia industri era pembangunan ini semakin banyak mendapat perhatian dikalangan masyarakat terutama praktisi bisnis. Pembahasan tentang dunia industri ini cenderung terpusat pada upaya peningkatan peran dunia industri terhadap laju pertumbuhan ekonomi masyrakat dalam konteks yang lebih makro sebagai andil terhadap peningkatan pendapatan nasional.

Perkembangan sector industri mulai dari sector industri kecil ke sector industri besar, dari sector industri ringan ke sector industri berat, telah menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam merebut pasar untuk


(15)

2

jenis produk yang sejenis. Perkembangan industri tersebut berhubungan erat dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki suatu daerah atau Negara yang menggelutinya. Industri rumah tanggapun sudah banyak tersebar di Indonesia teruma di desa-desa yang mana industri tersebut menggunakan bahan mentah dari sumber daya alam setempat dan tenaga-tenaga yang digunakan adalah dari anggota keluarganya sendiri.

Dalam membangun sector industri pada kebanyakan Negara dan termasuk Indonesia, usaha yang dilakukan adalah dengan mendatangkan modal dan tenaga ahli dengan harapan seluruh masyarakat dapat menikmati dalam bentuk terwujudnya kesejahteraan dari apa yang dihasilkan oleh industri tersebut. Pada pembangunan sector industri kiranya perlu dilakukan penelitian mendalam atas kemampuan penduduk untuk menumbuh kembangkan serta memanfaatkan jenis industri tertentu sebagai aktifitas penduduk sekaligus sebagai bukti perannya sebagai penyumbang terbesar terhadap pendapatan masyarakat.

Pembangunan dan pengembangan industri kecil yang dilakukan pemerintah saat ini telah membantu masyarakat kelas bawah atau menengah untuk meningkatkan prekonomian mereka baik sebagai pemilik baik sebagai pekerja. Melalui program pembangunan ini, penanaman saham mendirikan industri di Indonesia baik yang bersifat kecil, sedang maupun besar berkembang dengan pesat. Dalam pengembangannya tidak hanya disebabbkan kebijakan pemerintah, akan tetapi karena ketersediaan factor-faktor pendorong industri diantaranya factor modal, bahan baku, pekerja, pengangkutan (transportasi), dan pemasaran.

Kegiatan ekonomi pedesaan dapat dikembangkan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh desa itu sendiri, baik potensi fisis maupun potensi


(16)

3

nonfisisnya. Jadi sangat tergantung akan sumber daya alam dan manusianya yang terdapat di desa. Disamping itu, pada dasarnya setiap manusia mempunyai daya adaptasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Manusia dapat menjadikan sumber daya alam sebagai kekayaan yang dapat mendukung kehidupannya.

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pembuatan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat. Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan fisikakibat infestasi serangga, ulat, lalat, dan beberapa jasad pernik perusak lainnya.

Ikan asin adalah ikan dari hasil proses pengaraman dan pengeringan. Ikan asin mempunyai kadar air rendahkarena penyerapan oleh garam dan penguapan oleh panas rasa dagingnya asin dan dapat disimpan kurang lebih selam 3 bulan. Konsentrasi garam yang digunakan dalam proses penggaraman sekitar 20-30%dan kadar air yang tersisa pada daging ikan adalah sekitar 15%.Pengolahan ikan asin hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegaha agar ikan tidak menjadi busuk.

Masalahnya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama musim hujan dimana awan mendung sering kali menutupi langit. Akibatnya banyak ikan yang tidak terawetkan dengan baik, kualitasnya menurun, dan bahkan menjadi busuk. Untuk mengurangi kerugian sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan


(17)

4

formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini dugunakan sebagai bahan tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berlebihan akibat menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan. Alternatif bahan pengawet tambahan yang aman adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang, dan kepiting ini belum popular dan belum di produksi secara missal di Indonesia.

Ikan asin merupakan salah satu makanan khas traditional dari Desa Hajoran. Daerah yang terkenal sebagai sentra industri kecil ikan asin adalah Desa Hajoran. Desa Hajoran selama ini merupakan salah satu industri kecil ikan asin yang terkenal selama puluhan tahun yang lalu baik dari segi rasa dan kualitas ikan asin yang dihasilkan.

Ikan asin merupakan produk makanan tradisional khas dari Desa Hajoran, Pembuatan ikan asin mulai di kembangkan oleh masyarakat kira-kira tahun 1970-an. Pada awalnya mereka membuat ikan asin sebatas untuk dikonsumsi sendiri baik untuk keluarga, tetangga, keperluan hajatan kenduri dan tidak diperjualbelikan. Demikian juga orang yang bisa membuat dan mengkonsumsi ikan asin masih sangat terbatas. Baru kira-kira tahun 1990-an ada orang yang mencoba ikan asin sebagai komiditi perdagangan hal itupun sangat terbatas sekali karena untuk pemasarannya baru antar desa yang terdekat atau dalam kota kecamatan karena pada saat itu sarana transportasi masih sangat terbatas.

Pada sekitar tahun 1980-an, sarana transportasi mulai berkembang dan mulai memberi kontribusi untuk memperluas jaringan pemasaran produksi ikan asin sampai keluar kecamatan tetapi masih berada dalam lingkup Desa Hajoran.


(18)

5

Sampai pada awal tahun 1990-an para pembuat ikan asin mulai mencoba melakukan pembuatan ikan asin dengan menggunakan peralatan semi modern.

Industri ikan asin termasuk kedalam jenis industri kecil rumah tangga sebagaimana industri kecil pada umumnya, maka tenga kerjanya pun relative sedikit, sebagian besar pengrajinnya halnya memperkerjakan 5 sampai 15 orang yang biasnya masih merupakan anggota keluarga atau tetangganya sendiri.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, menunjukkan bahwa faktor fisis keadaan geografis di kecamatan sibolga Utara sangat mendukung terhadap pembuatan industri ikan asin.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka identifikasi masalah yang didapat antara lain mengenai masalah faktor produksi yang menunjang pembuatan industri ikan asin, faktor social-budaya yang menunjang eksistensi industri ikan asin, pengaruh eksistensi ikan asin terhadap tingkat pendapatan, pendidikan dan kepemilikan fasilitas hidup dan usaha pengrajin untuk meningkatkan hasil produksi ikan asin.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah dikemukakan diatas maka penulis memberikan arahan pada penelitian ini, penulis memberi rumusan masalah sebagai berikut ini:

1. Bagaimana eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku, pekerja, transportasi, dan pemasaran di Desa Hajoran.


(19)

6

2. Bagaimana pendapatan pekerja dan pengusaha pada industri ikan asin di Desa Hajoran.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah ditas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku, pekerja, transportasi, dan pemasaran di Desa Hajoran.

2. Mengetahui pendapatan pekerja dan pengusaha pada industri ikan asin di Desa Hajoran.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diperolehnya informasi mengenai faktor-faktor yang mendukung keberadaan

industri kecil ikan asin dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial para pengrajin di Desa Hajoran

2. Menjadi bahan informasi bagi pihak industri dalam mempertimbangkan

pengambilan kebijakan industri ikan asin

3. Membantu instansi untuk merumuskan langkah-langkah pengembangan


(20)

58 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Eksistensi industri berdasarkan, modal operasional produksi tertinggi pada industri ikan asinadalah Rp.150.000.000,- danterendah Rp 70.000.000,- per bulan. Sumber modal paling banyak adalah dana sendiri (55,88%) dari jumlah populasi dan sebagian kecil modal diperoleh dari pinjaman ke BANK. Bahan baku yang digunakan adalah ikan teter (36,05%), ikan cembolo (32,97%) dan ikan selar (30,96%), bahan baku tersebut bergantung pada hasil tangkapan . Pekerja berjumlah 517 pekerja yang berasal dari keluarga, lokal (bukan anggota keluarga) dan Luar kabupaten. transportasi yang digunakan adalah speed boat. Pemasaran dilakukan sebagian besar langsung kepada toke dan sebagian kecil ke pengecer.

2. Pendapatan pengusaha seluruhnya telah dapat memenuhi kebutuhan

primernya. Karena pendapatan pengusaha telah berada di atas UMR Kabupaten Tapanuli Tengah(Rp 1.575.000). Pendapatan pengusaha terendah 1 bulan terakhir adalah Rp. 15.000.000,- dan tertinggi adalah Rp.30.000.000,-. Dengan pendapatan rata-rata pengusaha adalah RpRp.30.000.000,-. 20Rp.30.000.000,-.000Rp.30.000.000,-.000,- dan pendapatan pekerja pada industri ikan asin ini sangat bervariasi. Berdasarkan UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, dari 517 pekerja terdapat 166 pekerja yang memperoleh upah pekerja dibawah UMP yaitu pendapatan mereka


(21)

59

kurang dari Rp.1.575.000,- dapat disimpulkan bahwa para pekerja belum layak hidup. Sedangkan selebihnya yakni 351 pekerja memperoleh upah di atas UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, bahkan ada pekerja sebagian kecil (11,79%) yang memperoleh upah > Rp.3.000.000,-/pekerja dalam 1 bulan.

B.Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1. Pemerintah diharapkan untuk lebih memperhatikan keberadaan perindustrian

ikan asin dengan membantu memberikan modal bagi para pengusaha terutama pengusaha dengan skala kecil. Bahan baku yang memiliki harga yang variatif membuat sebagian pengusaha sulit dalam bersaing, karena itu dibutuhkan kesetabilan harga yang disesuaikan terutama oleh dinas-dinas terkait agar tidak terjadi kerugian dalam industri ini.

2. Pendapatan seluruh pengusaha berada diatas angka UMR Kabupaten

Tapanuli Tengah sehingga diharapkan mampu mempertahankan kesetabilan usaha industri ikan asin dan dapat mengembangkan industri ini menjadi lebih baik. Pengusaha hendaknya mampu bersaing sehat dengan menjaga kesetabilan harga agar persaingan pada industri ini menjadi lebih sehat.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan.1984. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta:BPFE

Afrianto. E. dan E. liviaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN

Alamsyah, idham 2007. Analisis Nilai Tambah Dan Pendapatan Usaha Industri ”Kemplang” Rumah Tangga Berbahan Baku Utama Sagu Dan Ikan. Jurnal Pembangunan Manusia. (Online),Palembang: Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya. 2014

Bintarto, 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta:Spring

Binaria.2010.Studi Tentang Kerajinan Tenun Ulos Di Desa Papande Kecamatan Muara. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

BPS. 2012. Kabupaten Tapanuli Tenngah 2013. BPS: Tapanuli Tengah

Wardani.2012.Analisis Industri Kecil Sapu Ijuk di Desa Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli serdang. Medan: Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Wie, The Kian. 1989. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: LP3ES

Http://www. Artikel Bagus.com/2012/11 Pengertian-Pendidikan.html

Kartasapoetra, G (Et.al). 1987. Pembangunan Perumusan Industri. Jakarta: PT Bina Aksara

Mulyadi.1990.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:BPFE

Muslim. 2012. Eksistensi Industri Ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten tapanuli Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. 2014.

Nafarin,M. Dalam Muslim 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Octavia. 2011. Eksistensi Gerabah di Kecamatan Bunut Kabupaten Ashan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS. 2014.

Rionga. 2010. Kajian Industri Mebel di Kelurahan Sei Kambing di Kecamatan Medan Petisah. Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. 2014.


(23)

Sumaatmadja.1998. Studi Geografi: Suatu Pendekatan Dan Analisis Geografi. Bandung:Alumni

Wikipedia.2012.FaktorProduksi,(online),(http://www.aeki-aice.org/index.Diakses tanggal 21September 2014).


(1)

Sampai pada awal tahun 1990-an para pembuat ikan asin mulai mencoba melakukan pembuatan ikan asin dengan menggunakan peralatan semi modern.

Industri ikan asin termasuk kedalam jenis industri kecil rumah tangga sebagaimana industri kecil pada umumnya, maka tenga kerjanya pun relative sedikit, sebagian besar pengrajinnya halnya memperkerjakan 5 sampai 15 orang yang biasnya masih merupakan anggota keluarga atau tetangganya sendiri.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, menunjukkan bahwa faktor fisis keadaan geografis di kecamatan sibolga Utara sangat mendukung terhadap pembuatan industri ikan asin.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka identifikasi masalah yang didapat antara lain mengenai masalah faktor produksi yang menunjang pembuatan industri ikan asin, faktor social-budaya yang menunjang eksistensi industri ikan asin, pengaruh eksistensi ikan asin terhadap tingkat pendapatan, pendidikan dan kepemilikan fasilitas hidup dan usaha pengrajin untuk meningkatkan hasil produksi ikan asin.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah dikemukakan diatas maka penulis memberikan arahan pada penelitian ini, penulis memberi rumusan masalah sebagai berikut ini:

1. Bagaimana eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku, pekerja, transportasi, dan pemasaran di Desa Hajoran.


(2)

6

2. Bagaimana pendapatan pekerja dan pengusaha pada industri ikan asin di Desa Hajoran.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah ditas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku, pekerja, transportasi, dan pemasaran di Desa Hajoran.

2. Mengetahui pendapatan pekerja dan pengusaha pada industri ikan asin di Desa Hajoran.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diperolehnya informasi mengenai faktor-faktor yang mendukung keberadaan industri kecil ikan asin dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial para pengrajin di Desa Hajoran

2. Menjadi bahan informasi bagi pihak industri dalam mempertimbangkan pengambilan kebijakan industri ikan asin

3. Membantu instansi untuk merumuskan langkah-langkah pengembangan industri ikan asin di Desa Hajoran.


(3)

58 A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Eksistensi industri berdasarkan, modal operasional produksi tertinggi pada industri ikan asinadalah Rp.150.000.000,- danterendah Rp 70.000.000,- per bulan. Sumber modal paling banyak adalah dana sendiri (55,88%) dari jumlah populasi dan sebagian kecil modal diperoleh dari pinjaman ke BANK. Bahan baku yang digunakan adalah ikan teter (36,05%), ikan cembolo (32,97%) dan ikan selar (30,96%), bahan baku tersebut bergantung pada hasil tangkapan . Pekerja berjumlah 517 pekerja yang berasal dari keluarga, lokal (bukan anggota keluarga) dan Luar kabupaten. transportasi yang digunakan adalah speed boat. Pemasaran dilakukan sebagian besar langsung kepada toke dan sebagian kecil ke pengecer.

2. Pendapatan pengusaha seluruhnya telah dapat memenuhi kebutuhan primernya. Karena pendapatan pengusaha telah berada di atas UMR Kabupaten Tapanuli Tengah(Rp 1.575.000). Pendapatan pengusaha terendah 1 bulan terakhir adalah Rp. 15.000.000,- dan tertinggi adalah Rp.30.000.000,-. Dengan pendapatan rata-rata pengusaha adalah RpRp.30.000.000,-. 20Rp.30.000.000,-.000Rp.30.000.000,-.000,- dan pendapatan pekerja pada industri ikan asin ini sangat bervariasi. Berdasarkan UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, dari 517 pekerja terdapat 166 pekerja yang memperoleh upah pekerja dibawah UMP yaitu pendapatan mereka


(4)

59

kurang dari Rp.1.575.000,- dapat disimpulkan bahwa para pekerja belum layak hidup. Sedangkan selebihnya yakni 351 pekerja memperoleh upah di atas UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, bahkan ada pekerja sebagian kecil (11,79%) yang memperoleh upah > Rp.3.000.000,-/pekerja dalam 1 bulan.

B.Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1. Pemerintah diharapkan untuk lebih memperhatikan keberadaan perindustrian ikan asin dengan membantu memberikan modal bagi para pengusaha terutama pengusaha dengan skala kecil. Bahan baku yang memiliki harga yang variatif membuat sebagian pengusaha sulit dalam bersaing, karena itu dibutuhkan kesetabilan harga yang disesuaikan terutama oleh dinas-dinas terkait agar tidak terjadi kerugian dalam industri ini.

2. Pendapatan seluruh pengusaha berada diatas angka UMR Kabupaten Tapanuli Tengah sehingga diharapkan mampu mempertahankan kesetabilan usaha industri ikan asin dan dapat mengembangkan industri ini menjadi lebih baik. Pengusaha hendaknya mampu bersaing sehat dengan menjaga kesetabilan harga agar persaingan pada industri ini menjadi lebih sehat.


(5)

Yogyakarta:BPFE

Afrianto. E. dan E. liviaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN

Alamsyah, idham 2007. Analisis Nilai Tambah Dan Pendapatan Usaha Industri ”Kemplang” Rumah Tangga Berbahan Baku Utama Sagu Dan Ikan. Jurnal Pembangunan Manusia. (Online),Palembang: Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya. 2014

Bintarto, 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta:Spring

Binaria.2010.Studi Tentang Kerajinan Tenun Ulos Di Desa Papande Kecamatan Muara. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

BPS. 2012. Kabupaten Tapanuli Tenngah 2013. BPS: Tapanuli Tengah

Wardani.2012.Analisis Industri Kecil Sapu Ijuk di Desa Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli serdang. Medan: Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Wie, The Kian. 1989. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: LP3ES

Http://www. Artikel Bagus.com/2012/11 Pengertian-Pendidikan.html

Kartasapoetra, G (Et.al). 1987. Pembangunan Perumusan Industri. Jakarta: PT Bina Aksara

Mulyadi.1990.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:BPFE

Muslim. 2012. Eksistensi Industri Ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten tapanuli Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. 2014.

Nafarin,M. Dalam Muslim 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Octavia. 2011. Eksistensi Gerabah di Kecamatan Bunut Kabupaten Ashan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS. 2014.

Rionga. 2010. Kajian Industri Mebel di Kelurahan Sei Kambing di Kecamatan Medan Petisah. Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. 2014.


(6)

Sumaatmadja.1998. Studi Geografi: Suatu Pendekatan Dan Analisis Geografi. Bandung:Alumni

Wikipedia.2012.FaktorProduksi,(online),(http://www.aeki-aice.org/index.Diakses tanggal 21September 2014).