40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar Umum Provinsi Sumatera Utara 4.1.1. Lokasi dan Keadaan Geografis
Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia. Provinsi ini berbatasan dengan daerah perairan dan laut serta dua provinsi lain: di sebelah
Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, di sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Provinsi Riau dan Sumatera
Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km
2
, sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagaian kecil berada di Pulau Nias,
Pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat maupun bagian timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupatenkota di
Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 km
2
atau sekitar 9,23 dari total luas Sumatera Utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas 6.263.29 km
2
atau 8,74, kemudian kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,60 km
2
atau sekitar 6,12. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km
2
atau sekitar 0,02 dari total luas wilayah Sumatera Utara.Sumatera Utara memiliki kabupatenkota sebanyak
33 kabupatenkota.
41
4.1.2 Jumlah Penduduk
Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Kepadatan penduduk pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per
km
2
kemudian pada tahun 2000 meningkat menjadi 161 jiwa per km
2
dan selanjutnya pada tahun 2010 menjadi 188 jiwa per km
2
. Laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 per tahun, dan
pada tahun 2000-2010 menjadi 1,22 per tahun. Pada tahun 2013 penduduk Sumatera Utara berjumlah 13.326.307 jiwa yang
terdiri dari 6.648.190 jiwa penduduk laki-laki dan 6.678.117 jiwa perempuan atau dengan ratio jenis kelaminsex ratio sebesar 99,55.
Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara mengalami perubahan dari tahun 1999-2010. Akibat terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997,
penduduk miskin tahun 1999 meningkat tajam menjadi 1,97 jiwa atau sebesar 16,74 dari total penduduk Sumatera Utara. Pada tahun 2003 terjadi penurunan
penduduk miskin secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi 1,89 juta jiwa atau 15,89 , sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun
menjadi sebanyak 1,80 juta jiwa atau 14,93 , kemudian pada tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,84 juta jiwa 14,68, namun akibat dampak
kenaikan harga BBM pada bulat Maret dan Oktober 2005 penduduk miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa 15,66.
Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 1,77 juta atau 13,90 . Angka ini menurun pada tahun 2008 menjadi 1,61 juta jiwa atau 12,55
. Pada tahun 2009 angka kemiskinan ini kembali turun menjadi 1,50 juta jiwa
42
atau 11,51. Selanjutnya pada bulan September 2013 jumlah penduduk miskin menjadi 1,39 juta jiwa atau 10,39 .
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara 2003-2013
No. Tahun
Angka
1 2003
15,89 2
2004 14,93
3 2005
14,68 4
2006 15,66
5 2007
13,90 6
2008 12,55
7 2009
11,51 8
2010 11,31
9 2011
10,83 10
2012 10,41
11 2013
10,39
Sumber: BPS SUMUT
4.1.3Perkembangan Perekonomian di ProvinsiSumatera Utara
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator membaiknya ekonomi Sumatera Utara.Pertumbuhan ekonomi juga merupakan suatu gambaran mengenai
dampak kebijakan pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Perekonomian Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,07 pada tahun 2009. Kemudian pertumbuhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2010-2011
meningkat menjadi 6,35 dan 6,63. Pada tahun 2012 perekonomian Sumatera Utara menurun menjadi 6,22, kemudian pada tahun 2013 menurut drastis
menjadi 6,01. Perkembangan dan pertumbuhan di KabupatenKota Sumatera Utara
mengalami perkembangan yang cukup besar. Pada tahun 2009 pertumbuhan
43
ekonomi di KabupatenKota Sumatera Utara yang tertinggi ialah Kota Gunung Sitoli sebesar 7,45, diikuti Kabupaten Nias Utara sebesar 6,69, Kota Medan
sebesar 6,56 serta Kabupaten Mandailing Natal sebesar 6,41. Kemudian untuk tingkat perekonomian yang terendah ialah Kabupaten Nias Selatan sebesar 4,08.
Untuk tahun 2010 pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota Sumatera Utara yang tertinggi ialah Kota Medan sebesar 7,16, diikuti Kabupaten Pakpak Bharat
sebesar 6,77, Kabupaten Nias sebesar 6,75 serta Kabupaten Padang Lawas Utara sebesar 6,74. Kemudian untuk tingkat perekonomian yang terendah ialah
Kabupaten Nias Selatan sebesar 4,12. Untuk tahun 2011 pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota Sumatera Utara
yang tertinggi ialah Kota Medan sebesar 7,69, diikuti Kabupaten Padang Lawas Utara sebesar 6,81, Kabupaten Nias Barat sebesar 6,76 serta Kabupaten Nias
Utara sebesar 6,68. Kemudian untuk tingkat perekonomian yang terendah ialah Kabupaten Nias Selatan sebesar 4,46.
Untuk tahun 2012 pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota Sumatera Utara yang tertinggi ialah Kota Medan sebesar 7,63, diikuti Kota Tebing Tinggi
sebesar 6,75, Kota Binjai sebesar 6,61 serta Kabupaten Mandailing Natal sebesar 6,41. Kemudian untuk tingkat perekonomian yang terendah ialah
Kabupaten Batu Bara sebesar 4,37. Selanjutnya untuk tahun 2013 pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota
Sumatera Utara yang tertinggi ialah Kabupaten Deli Serdang sebesar 12,79, diikuti Kota Tebing Tinggi sebesar 6,91, Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar
44
6,85 serta Kota Binjai sebesar 6,48. Kemudian untuk tingkat perekonomian yang terendah ialah Kabupaten Batu Bara sebesar 3,35.
Berikut tabel pertumbuhan PDRB kabupatenkota dan PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan tahun 2009-2013 .
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara atas
dasar harga konstan tahun 2009-2013
No Kabupaten Kota
2009 2010
2011 2012
2013
1 Nias
6,04 6,75
6,61 6,24
6,43 2
Mandailing Natal 6,40
6,41 6,40
6,41 6,41
3 Tapanuli Selatan
4,05 5,06
5,27 5,74
5,21 4
Tapanuli Tengah 5,76
6,15 6,27
6,35 6,85
5 Tapanuli Utara
4,98 5,56
5,54 6,95
6,05 6
Toba samosir 5,30
5,73 5,26
5,52 5,14
7 Labuhanbatu
4,88 5,15
5,72 6,13
6,00 8
Asahan 4,67
4,97 5,37
5,57 5,83
9 Simalungun
4,92 5,12
5,81 6,06
4,48 10
Dairi 4,72
5,02 5,28
5,44 5,46
11 Karo
5,17 6,03
6,57 6,35
4,72 12
Deli Serdang 5,42
5,98 6,01
6,06 12,79
13 Langkat
5,04 5,74
5,84 6,05
5,97 14
Nias Selatan 4,08
4,12 4,46
5,78 5,16
15 Humbang Hasundutan
5,32 5,45
5,94 5,99
6,03 16
Pakpak Bharat 5,83
6,77 5,98
6,02 5,86
17 Samosir
5,10 5,59
5,96 6,07
6,46 18
Serdang Bedagai 5,92
6,14 5,98
6,00 5,97
19 Batu Bara
4,30 4,65
5,11 4,37
3,35 20
Padang Lawas 5,72
5,53 6,39
6,31 6,12
21 Padang Lawas Utara
5,14 6,74
6,81 6,38
6,13 22
Labuhan Batu Selatan 4,94
5,61 6,13
6,33 6,05
23 Labuhan Batu Utara
5,29 5,68
6,21 6,38
6,33 24
Nias Utara 6,69
6,73 6,68
5,88 6,25
25 Nias Barat
5,92 6,28
6,76 4,93
5,81 26
Sibolga 5,70
6,04 5,09
5,35 5,80
27 Tanjungbalai
4,17 4,93
4,86 4,98
4,52 28
Pematangsiantar 5,36
5,85 6,02
5,71 5,16
45
29 Tebingtinggi
5,95 6,07
6,67 6,75
6,91 30
Medan 6,55
7,16 7,69
7,63 4,30
31 Binjai
5,87 6,07
6,56 6,61
6,48 32
Padangsidimpuan 5,83
5,74 5,88
6,23 6,20
33 Gunung Sitoli
7,45 6,73
6,46 6,33
6,35
Sumatera Utara 5,07
6,35 6,63
6,22 6,01
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumut
4.1.4 Perkembangan Penduduk Miskin di Provinsi Sumatera Utara
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara mengalami penyusutan yang cukup baik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin
sebesar 11,51, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 11,31 tetapi pada tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan
sebesar 11,33. Kemudian pada tahun 2012-2013 jumlah penduduk miskin kembali mengalami penurunan sebesar 10,67 dan 10,06.
Persentase penduduk miskin KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi yang sangat tidak menggembirakan.
Jumlah penduduk miskin untuk KabupatenKota di Sumatera Utara yangtertinggi pada tahun 2009 adalah Kabupaten Nias sebesar 22,57, untuk tahun 2010
persentase nya naik menjadi 33,87 di Kabupaten Gunung Sitoli. Dan pada tahun 2011-2012 mengalami penurunansebesar 32,12 dan 30,84 di Kota Gunung
Sitoli, kemudian tahun 2013 jumlah persentase penduduk miskin mengalami peningkatan sebesar 30,94 di Kabupaten Gunung Sitoli dan Nias Utara.
46
Untuk jumlah penduduk miskin KabupatenKota di Sumatera Utara yang terendah pada tahun 2009-2013 adalah Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 2009
jumlah penduduk miskin sebesar 5,17, dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 5,34. Kemudian pada tahun 2011-2013 mengalami penurunan
menjadi 5,10 , 4,78 dan 4,71.
Tabel 4.3 Persentase Penduduk MiskinKabupatenKota Provinsi Sumatera Utara
tahun 2009-2013
No Kabupaten Kota
2009 2010
2011 2012
2013
1 Nias
22,57 19,98
19,11 18,67
17,28 2
Mandailing Natal 13,02
12,6 11,98
11,57 9,62
3 Tapanuli Selatan
12,67 11,96
11,40 11,10
11,33 4
Tapanuli Tengah 17,83
16,74 15,96
15,03 15,41
5 Tapanuli Utara
13,1 12,5
11,89 11,55
11,68 6
Toba samosir 10,07
10,15 9,67
9,43 9,54
7 Labuhanbatu
9,85 10,67
10,15 9,61
8,53 8
Asahan 12,09
11,42 10,85
10,52 11,60
9 Simalungun
12,67 10,73
10,21 9,96
10,45 10
Dairi 10,03
9,97 9,48
9,28 8,68
11 Karo
11,42 11,02
10,49 9,93
9,79 12
Deli Serdang 5,17
5,34 5,10
4,78 4,71
13 Langkat
12,75 10,85
10,31 10,02
10,44 14
Nias Selatan 22,19
20,73 19,71
19,04 18,83
15 Humbang Hasundutan
11,31 10,61
10,09 9,72
10,00 16
Pakpak Bharat 13,99
13,81 13,16
12,4 11,28
17 Samosir
17,55 16,51
15,67 15,16
14,01 18
Serdang Bedagai 9,51
10,59 10,07
9,89 9,35
19 Batu Bara
12,87 12,29
11,67 11,24
11,92 20
Padang Lawas 11,9
11,13 10,56
9,80 8,59
21 Padang Lawas Utara
11,83 11,19
10,64 9,98
10,28 22
Labuhan Batu Selatan -
15,58 14,86
13,85 12,36
23 Labuhan Batu Utara
- 12,32
11,17 11,34
11,34 24
Nias Utara -
31,94 30,44
29,49 30,94
25 Nias Barat
- 30,89
29,32 28,56
29,65 26
Sibolga 15,82
13,91 13,18
13,00 12,90
47
27 Tanjungbalai
17,1 16,32
15,52 14,85
14,85 28
Pematangsiantar 12,25
11,72 11,15
10,79 10,93
29 Tebingtinggi
14,58 13,06
12,44 11,93
11,74 30
Medan 9,58
10,05 9,63
9,33 9,64
31 Binjai
7,04 7,33
7,00 6,72
6,75 32
Padangsidimpuan 9,77
10,53 10,08
9,60 9,04
33 Gunung Sitoli
- 33,87
32,12 30,84
30,94
Sumatera Utara 11,51
11,31 11,33
10,67 10,06
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumut
Gambar 4.1 Tipologi Antar Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Sumber: pengolahan spss
II I
III IV
48
Dari gambar diatas di hitungmetode kuadran daerah masing-masing kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara dan masing-masing kabupatenkota
dapat diketahui posisinya pada kuadran berapa kabupatenkota itu berada. Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa proporsi persebaran
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara tidak merata yaitu berada pada Kuadran II 1 Kabupaten dan Kuadran III 32 Kabupaten.Sedangkan pada
Kuadran I dan Kuadran IV belum ada satupun KabupatenKota yang mencapai kondisi tersebut di tahun 2013.
Apabila dianalisis lebih lanjut, KabupatenKota yang berada pada Kuadran II adalah KabupatenKota Deli Serdang 12.Posisi ini menggambarkan daerah maju
tapi tertekan. Karena pada tahun 2013 tingkat kemiskinan Kabupaten Deli Serdang sebesar 4,71 sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi sebesar 12,79 ini
dikarenakanangka kemiskinan di Deli Serdang tidak terlepas dari gencarnya pemkab setempat merealisasikan sejumlah program pembangunan yang
berorientasi pada kepentingan masyarakat luas hingga ke pelosok desa. Pemkab Deli Serdang juga bekerja sama dengan masyarakat dan sektor swasta
berhasil merealisasikan sejumlah paket pembangunan, termasuk sarana infrastruktur jalan raya dan sarana pendidikan.Deli Serdang saat ini telah
ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional yang berfungsi sebagai kawasan jasa, perdagangan dan industri.Deli Serdang hingga saat ini masih mengandalkan
potensi ekonomi di sektor pertanian pangan dan perkebunan. sumber: Theglobejournal.
49
Sedangkan pada Kuadran III ditempati pada Kab. Nias Barat 25, Kab. Nias Utara 24,Kab. Nias 1, Kab. NiasSelatan 14 dan Kab.Tapanuli Tengah
4.Kab. Mandailing Natal 2, Kab. Tapanuli Selatan 3, Kab. Tapanuli Utara 5, Kab. Toba Samosir 6, Kab. Labuhanbatu 7, Kab. Asahan 8, Kab.
Simalungun 9, Kab. Dairi 10, Kab. Karo 11, Kab. Langkat 13, Kab. Humbang Hasundutan 15, Kab. Pakpak Bharat 16, Kab. Samosir 17, Kab.
Serdang Bedagai 18, Kab. Batu Bara 19, Kab. Padang Lawas 20, Kab. Padang Lawas Utara 21, Kab. Labuhanbatu Selatan 22, Kab. Labuhanbatu
Utara 23, Kota Sibolga 26, Kota Tanjungbalai 27, Kota Pematangsiantar 28, Kota Tebingtinggi 29, Kota Medan 30, Kota Binjai 31, Kota Gunung
Sitoli 33, dan Kota Padangsidimpuan 32, posisi ini menggambarkandaerah berkembang cepat.
Pada tahun 2013 32 KabupatenKota memiliki tingkat kemiskinan berada diantara 5 – 35 dan Laju Pertumbuhan Ekonomi nya berada pada 3 - 8.
KabupatenKota yang tingkat kemiskinan nya tertinggi adalah Kota Gunung Sitoli Sebesar 30,94disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata
rendah, cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif, apatis dan anti hal- hal baru, mentalitas dan etos kerja yang kurang baik, keadaan alam yang kurang
mendukung, keterisoliran secara geografis dari pusat, tiadanya potensi atau produk andalan, dan rendahnya kinerja dan budaya korupsi aparatur pemerintah
daerah.
50
Sedangkan Laju Pertumbuhan terendah berada pada Kabupaten Batu bara sebesar 3,35 ini dikarenakan oleh sumber daya manusiaKabupaeten Batubara
belum benar-benar berkualitas dan pembangun ekonomi yang kuat agar menjadi tumbuh melalui peningkatan peranserta, produktivitas rakyat, dan efisiensi yang
selanjutnya menjadi kekuatan dinamis masyarakat yang memungkinkan pembangunan berkelanjutan. Selain itu pembangunan Batubara juga diarahkan
untuk lebih mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah kecamatan, dan desa, dari berbagai bidang sektor untuk percepatapembukaan
pembangunan, terutama di daerah pesisir.
4.1.5 Analisis Ketimpangan Daerah Dengan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara
Untukmemberikan gambaran terhadap ketimpangan daerah antar di Sumatera Utara, maka alat analisis yang digunakan adalah Indeks Williamson
Vw.Ketimpangan pendapatan Kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2004-2013 yang dihitung menggunakan Indeks Williamson untuk
Provinsi Sumatera Utara menunjukan kecenderungan peningkatan. Pada tahun 2013 nilai indeks Williamson provinsi Sumatera Utara sebesar
0,7923 atau jauh lebih meningkat dibandingkan tahun 2004 sebesar 0,5459. Kondisi ketimpangan ini sangat mengkhawatirkan mengingat angka indeks yang
mendekati 1 menunjukkan ketimpangan yang semakin melebar. Tingginya tingkat ketimpangan ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan
dalam perkembangan ekonomi antar wilayah yang memiliki aktifitas ekonomi yang berbeda di setiap wilayah dan tidak semua daerah mempunyai daya tarik
yang mendorong investor menanamkan modalnya sehingga distribusi pendapatan
51
antar daerah tidak merata.Ketidakmerataan distribusi pendapatan yang diterima masyarakat menjadi salah satu penyebab ketimpangan antar daerah pada tahun
tersebut. Ketimpangan antar wilayah dapat di tekan kenaikannya dengan cara
menciptakan lapangan pekerjaan baru pada wilayah kurang berkembang, munculnya penanaman modal investasi pada sektor wilayah tersebut sehingga
dapat mendukung perkembangan perekonomian di wilayah tersebut. Perkembangan sarana transportasi akan membantu mobilitas masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi sehingga ketimpangan antar daerah menyusut.
Tabel 4.4 Indeks Williamson Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004-2013
No Tahun
Indeks Vw
1. 2004
0,5459 2.
2005 0,6487
3. 2006
0.6627 4.
2007 0,6570
5. 2008
0,7216 6.
2009 0,7254
7. 2010
0,7148 8.
2011 0,6748
9 2012
0,7719 10.
2013 0,7923
Sumber: SumutProv
52
Tabel 4.5 Indeks Williamson KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara tahun 2004-
2013
KabupatenKota 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011 2012
2013
Nias 0,0691
0,0738 0,0713
0,0785 0,0727
0,1595 0,0464
0,0688 0,0646
0,0603 Mandailing Natal
0,0678 0,0721
0,0711 0,0780
0,0728 0,0704
0,0730 0,0799
0,0822 0,0845
Tapanuli Selatan 0,0665
0,0847 0,0820
0,1002 0,0363
0,0370 0,0371
0,0370 0,0311
0,0253 Tapanuli Tengah
0,0696 0,0707
0,0719 0,0807
0,0812 0,0815
0,0842 0,0881
0,0909 0,0937
Tapanuli Utara 0,0156
0,0091 0,0092
0,0210 0,0162
0,0189 0,0226
-0,0036 -0,0097
-0,0157 Toba samosir
0,0512 0,0333
0,0337 0,0229
0,0282 0,0292
0,0265 0,0192
0,0162 0,0133
Labuhanbatu 0,1470
0,1406 0,1382
0,1512 0,1461
0,0275 0,0246
0,0736 0,0678
0,0620 Asahan
0,0823 0,0754
0,0731 0,0145
0,0284 0,0258
0,0245 0,0159
0,0091 0,0023
Simalungun 0,0289
0,0326 0,0343
0,0537 0,0513
0,0493 0,0536
0,0668 0,0731
0,0794 Dairi
0,0051 0,0015
0,0021 0,0142
0,0144 0,0155
0,0190 0,0187
0,0206 0,0224
Karo 0,0588
0,0521 0,0426
0,0234 0,0265
0,0258 0,0297
0,0046 -0,0042
-0,0129 Deli Serdang
0,1246 0,1486
0,1401 0,1240
0,1400 0,1413
0,1410 0,1864
0,2015 0,2166
Langkat 0,0015
0,0073 0,0210
0,0044 0,0201
0,0235 0,0279
0,0117 0,0099
0,0081 Nias Selatan
0,0581 0,0590
0,0637 0,0735
0,0738 0,0743
0,0776 0,0990
0,1072 0,1155
Humbang Hasundutan
0,0050 0,0014
0,0028 0,0129
0,0090 0,0097
0,0123 0,0132
0,0145 0,0159
Pakpak Bharat 0,0188
0,0222 0,0232
0,0267 0,0267
0,0267 0,0265
0,0365 0,0401
0,0436 Samosir
0,0018 0,0027
0,0011 0,0102
0,0103 0,0101
0,0129 0,0136
0,0152 0,0168
Serdang Bedagai 0,0053
0,0045 0,0021
0,0179 0,0047
0,0025 0,0027
0,0073 0,0079
0,0085 Batu Bara
- -
- 0,2809
0,3024 0,2953
0,2959 0,3536
0,3966 0,4395
Padang Lawas -
- -
- 0,0721
0,0728 0,0737
0,0730 0,0823
0,0916 Padang Lawas
Utara -
- -
- 0,0700
0,0696 0,0684
0,0692 0,0780
0,0868 Labuhan Batu
Selatan -
- -
- -
0,0286 0,0288
0,0211 0,0238
0,0266 Labuhan Batu
Utara -
- -
- -
0,0915 0,0878
0,0656 0,0743
0,0830 Nias Utara
- -
- -
- 0,0432
0,0442 0,0321
0,0363 0,0406
Nias Barat -
- -
- -
0,0440 0,0439
0,0322 0,0365
0,0407 Sibolga
0,0063 0,0106
0,0129 0,0067
0,0113 0,0113
0,0108 0,0089
0,0084 0,0080
Tanjungbalai 0,0418
0,0432 0,0424
0,0295 0,0306
0,0305 0,0293
0,0256 0,0232
0,0208 Pematangsiantar
0,0516 0,0382
0,0318 0,0179
0,0214 0,0180
0,0136 0,0149
0,0124 0,0100
Tebingtinggi 0,0063
0,0059 0,0063
0,0027 0,0000
0,0003 0,0017
-0,0052 -0,0075
-0,0098 Medan
0,4680 0,5800
0,5991 0,5210
0,5867 0,5839
0,5888 0,6076
0,6193 0,6311
Binjai 0,0249
0,0321 0,0373
0,0247 0,0322
0,0344 0,0340
0,0355 0,0365
0,0375 Padangsidimpuan
0,0169 0,0198
0,0198 0,0295
0,0282 0,0323
0,0388 0,0428
0,0470 0,0512
Gunung Sitoli -
- -
- -
0,0011 0,0039
0,0019 0,0022
0,0024
53
Dari hasil tabel 4.4Indeks Williamson KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara tahun, pada tahun 2004 nilai indeks Williamson tertinggi ialah Kota Medan
sebesar 0,4680, diikuti Kabupaten Labuhanbatu sebesar 0,1470 ini berarti angka indeks yang semakin mendekati 1 menunjukkan ketimpangan yang semakin
melebar. Dan untuk ketimpangan yang terendah ialah Kabupaten Langkat sebesar
0,0015.
Pada tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami kenaikan nilai indeks, nilai indeks tertinggi ialah Kota Medan sebesar 0,5800 dan 0,5991 kemudian diikuti
Kabupaten Deli Serdang sebesar 0,1486 dan 0,1401. Dan untuk ketimpangan yang terendah pada tahun 2005 ialah Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 0,0018
dan tahun 2006 ialah Kabupaten Samosir sebesar 0,0011. Pada tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami kenaikan nilai indeks, nilai indeks
tertinggi ialah Kota Medan sebesar 0,5210 dan 0,5867 kemudian diikuti Kabupaten Batu bara sebesar 0,2809 dan 0,3024. Dan untuk ketimpangan yang
terendah pada tahun 2007 dan 2008 ialah Kabupaten Tebingtinggi sebesar 0,0027 dan 0,0000.
Pada tahun 2009 ke tahun 2013 mengalami kenaikan nilai indeks, nilai indeks tertinggi ialah Kota Medan sebesar 0,5839, 0,5888, 0,6076, 0,6193, dan 0,6311.
Kemudian diikuti Kabupaten Batu bara sebesar 0,2953, 0,2959, 0,3536, 0,3966, dan 0,4395. Dan untuk ketimpangan yang terendah pada tahun 2009-2011 ialah
Kabupaten Tebingtinggi sebesar 0,0003, 0,0017 dan -0,0052. Dan tahun 2012 ialah Kabupaten Karo sebesar -0,0042, kemudian pada tahun 2013 ialah
Kabupaten Tebingtinggi sebesar -0,0098.
54
4.2 Analisis Data