28
persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.Garis kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang selalu konstan secara riil sehingga kita dapat mengurangi angka
kemiskinan dengan menelusuri kemajuan yang diperoleh dalam mengentaskan kemiskinan di sepanjang waktu.
b. Menurut Bank Dunia
Suatu masyarakat dikategorikan miskin apabila pendapatan per
kapitanyasetara dengan 13 dari pendapatan nasional per kapita. c.
Menurut BAPPENAS Tahun 1990, kemiskinan diukur dengan menggunakan ukuran dasar barang setara dengan 30 Kg beras per kapita per bulan untuk
masyarakat perkotaan Zadjuli, 1993: 9. d.
Ukuran kemiskinan juga sering dihubungkan dengan Kebutuhan layakHidup KHL per kapita atau Kebutuhan Hidup Minimal KHM perkapita
Masyarakat. BPS: 2001.
2.9. Hubungan Ketimpangan Dengan Kemiskinan
Masalah pokok Negara berkembang, Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan distribusi pendapatan atau tingkat kemiskinan atau jumlah orang
yang hidup dibawah garis kemiskinan. Hipotesis Kuznets: Pada tahap awal pembangunan tingkat kemiskinan
meningkat dan pada tahap akhir pembangunan tingkat kemiskinan menurun. Faktor yang berpengaruh pada tingkat kemiskinan :
a. Pertumbuhan;
b. Tingkat pendidikan;
29
c. Struktur ekonomi.
Wodon 1999 menjelaskan hubungan pertumbuhan output dengan kemiskinan diekspresikan dalam:
Log G
kt
= α + βLog W
kt
+ α
t
+ ∑
kt
Dimana: Gkt
:Indeks gini untuk wilayah k pada periode t Wkt
: Rata-rata konsumsipendapatan riil rasio kesejahteraan diwilayah k pada periode t
αt :Efek lokasi yang tetap
∑kt :Term kesalahan
Dalam persamaan tersebut, elastisitas ketidakmerataan distribusi pendapatan terhadap pertumbuhan merupakan komponen kunci dari perbedaan antara efek
bruto ketimpangan konstan dan efek neto efek dari perubahan ketimpangan dari pertumbuhan pendapatan terhadap kemiskinan.
g :efek bruto ketimpangan konstan l :efek neto efek dari perubahan ketimpangan
b :elatisitas ketimpangan terhadap pertumbuhan d :elastisitas kemiskinan terhadap ketimpangan
maka, Λ = γ + βδ
Elatisitas ketimpangan terhadap pertumbuhan dan elastisitas kemiskinan terhadap ketimpangan diperoleh dengan persamaan:
Log P
kt
= w + Log W
kt
+ Log G
kt
+ w
k
+ v
kt
Dimana: Pkt
: Kemiskinan diwilayah k pada periode t Gkt
: Indeks gini untuk wilayah k pada periode t Wkt : Rata-rata konsumsipendapatan riil rasio kesejahteraan diwilayah k pada
periode t Wk
: efek-efek yang tetap vkt
:term kesalahan
Pertumbuhan Ketimpangan
Kemiskinan
30
Studi empiris di LDC’s menunjukkan ada korelasi yang kuat antara pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan. Studi lain menunjukkan bahwa
kemiskinan berkorelasi dengan pertumbuhan output PDB atau Pendapatan nasional baik secara agregat maupun disektor-sektor ekonomi secara individu.
2.10. Penelitian Sebelumnya
Jurnal penelitian yang di tulis oleh Lia Maharani Fadilla 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten
Pemekaran Di Sumatera Utara”.Hasil dari penelitiannya menjelaskan bahwa berdasarkan hasil estimasi tersebut bahwa variabel jumlah penduduk JP
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara.Sedangkan variable PDRB berpengaruh
negatif dan signifikan dan pengeluaran pemerintah PP berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ketimpangan pendapatan antar kabupaten pemekaran di
Sumatera Utara. Lukman Harun dan Ghozali Maski 2012 yang berjudul “Analisis Pengaruh
Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pembangunan Wilayah”.Hasil dari penelitiannya menjelaskan
bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Pengeluaran Pemerintah Daerah danPertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan
Pembangunan Wilayah di seluruh kabupaten dankota di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2007-2011. Ketimpangan Pembangunan Wilayah sebagaivariabel dependen
diukur dengan menggunakan metode pengukuran Indeks Williamson.Berdasarkan tujuan tersebut metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis
31
regresidata panel dengan pendekatan Random Effect Model.Hasil empiris penelitian ini menunjukkan bahwa Pengeluaran Pemerintah Daerahberpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Ketimpangan Pembangunan Wilayah danPertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Ketimpangan PembangunanWilayah. Nopriansyah 2010 yang berjudul “Analisis Hubungan Ketimpangan Daerah
Dengan Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jambi Periode Tahun 2000-2009“Hasil dari penelitiannya menjelaskan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat di ketahui bahwa tingkat ketimpangan antar daerah di Provinsi Jambi periode tahun 2000-2009 berada pada Vw 0,477 – Vw 0,406 dengan rata-
rata 0,417. Tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi pada periode tahun 2000-2009 di Provinsi Jambi memiliki presentase sebesar 4,85 – 4,44 dengan rata-rata 6,31.
Perkembangan penduduk miskin di Provinsi Jambi pada periode ini mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Berdasarkan hasil korelasi antara tingkat
ketimpangan antar daerah dengan tingkat kemiskinan dengan mengunakan perhitungan person memiliki hubungan positif antara tingkat ketimpangan antar
daerah dengan tingkat kemiskinan dan mempunyai tingkat hubungan yang sedang dengan koefisien korelasi person sebesar 0,552.
Berdasarkan hasil penelitian dengan mengunakan perhitungan kausalitas dan mengunakan program microfit antara tingkat ketimpangan antar daerah dengan
tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi periode tahun 2000-2009 adanya hubungan positif antara tingkat ketimpangan antar daerah dengan tingkat kemiskinan sebesar
4,14582,228, artinya H ditolak dan H
a
diterima. Hal ini menunjukan bahwa
32
tingkat ketimpangan antar daerah berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemisikinan di Provinsi Jambi. Sebaliknya dengan mengunakan alat analisis yang
sama bahwa tingkat kemiskinan dengan tingkat ketimpangan antar daerah juga memiliki hubungan yang positif sebesar 2,59982,228, artinya H
ditolak dan H
a
diterima. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kemiskinan berpengaruh signifikan terhadap tingkat ketimpangan antar daerah di Provinsi Jambi periode
tahun 2000-2009.
2.11. Kerangka Koseptual