2.1.3.2Indikator Kinerja Instansi Pemerintah
Menurut Mardiasmo 2009:21, value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Tujuan yang dikehendaki oleh
masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value for money, yaitu: ekonomis hemat cermat dalam pengadaan dan alokasi sumber
daya, efisien berdaya guna dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaanya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan maximizing benefit
and minimizing costs, serta efektif berhasil guna dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.
Sedangkan menurut Nordiawan Hertianti 2011:160 pengertian dari value for money, adalah :
“Indikator yang memberikan informasi kepada kita apakah anggaran dana yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi masyarakatnya.
Dalam konsep ini, indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif. 1.
Ekonomis Ekonomis adalah bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan
barang, tidak boros dan hemat. 2.
Efisiensi Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu
atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. 3.
Efektivitas Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan
sebuah kegiatankebijakan dimana ukuran efektivitas merupakan refleksi output.Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekonomi berfokus pada input dan efisiensi pada output dan proses, maka
efektivitas berfokus pada outcome hasil. Suatu organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan memenuhi tujuan yang
diharapkan atau dikatakan spending wisely.
”
Menurut Indra Bastian 2010:60 value of money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, 3
elemen itu adalah : 1.
“Ekonomi, yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.
2. Efisiensi, yaitu pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
3. Efektivitas, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau perbandingan outcome dengan ouput.
“ Ketiga hal tersebut merupakan pokok value for money, namun beberapa
pihak berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan equity mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang
berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Pemerataan equality penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara merata.
Manfaat implementasi value for money : 1.
“Meningkatkan pelayanan publik 2. Meningkatkan efektifitas pelayan publik, pelayan tepat sasaran
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan input.
”
2.1.3.3 Manfaat Pengukuran Kinerja
Menurut Mardiasmo 2009:25 menjelaskan manfaat pengukuran kinerja adalah:
a. “pengalaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen; b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan;
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkan dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki
kinerja; d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman reward
punishment secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang Memberikan telah disepakati;
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi;
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi; g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah; dan
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. ”
Tabel 2.3 Jurnal Penelitian
Penulis Judul Variabel yang digunakan
Hasil Bambang Pamungkas 2012
Variabel Dependen : Kinerja Instansi
Pemerintah Variabel Independen :
Akuntansi Sektor Publik Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Penerapan Akuntansi Keuangan Sektor Publik,
Pengawasan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah baik secara parsial maupun simultan.
Urip Santoso 2008 Variabel Dependen :
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Variabel Independen : Akuntansi Sektor Publik, Fraud
Hasil dari penelitian tersebut bahwa secara teoritis penerapan akuntansi
sektor publik dan pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan
instansi pemerintas akan berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah baik secara persial maupun bersama-
sama.
Wawan Sukmana, lia Anggar sari 2009
Variabel Dependen : Kinerja Instansi Pemerintah
Variabel Independen : Pengawasan Internal, Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah Hasil dari penelitian tersebut bahwa
Setiap Dinas yang berada di Kota Tasikmalaya sudah melaksanakan
Pengawasan Internal, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
diterapkan dengan baik. Sehingga Kinerja Pemerintah Daerah
khususnya di Kota Tasikmalaya dinyatakan baik.
Askam tuasikal 2008 Variabel dependen : Kinerja Unit
Satuan Kerja Pemerintah Daerah Variabel independen : Pengawasan,
System Akuntansi Keuangan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Pengawasan internal dan pemahaman mengenai system
akuntansi keuangan dan berpengaruh terhadap kinerja unit
satuan kerja pemerintah baik secara parsial maupun simultan.
Abdul Rohman 2009 Variabel dependen : Kinerja
Pemerintah Daerah Variabel independen : Pengaruh
Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan Fungsi
Pemerintah Internal
. “Pengawasan internal berpengaruh
terhadap kinerja pemerintah daerah, dan membantu para
anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab
secara efektif dan mencapai kinerja yang lebih baik. Fungsi
pengawasan internal memonitor apakah perilaku sudah berorientasi
pada pencapaian kinerja yang baik,
2.2 Kerangka Pemikiran
Istilah Sektor Publik memiliki pengertian yang bermacam-macam. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari luasnya wilayah publik, sehingga setiap
disiplin ilmu ekonomi, politik,hukum dan sosial memiliki cara pandang dan definisi yang berbeda-beda. Dari sudut pandang ekonomi, sektor publik dapat
dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan hak publik. Menurut Indra Bastian 2010:3 akuntansi sektor publik adalah
Mekanisme teknis dan analisis akuntansi yang diterapkan pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di
bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.
Menurut Mardiasmo 2009:1 Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat denga penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain
publik antara lain meliputi badan-badan pemerintahan pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah, perusahaan milik Negara BUMN dan BUMD
yayasan organisasi politik dan organisasi masa, Lembaga swadaya Masyarakat LSM, Universitas dan organisasi nirbala lainnya.
Menurut Dedi Nordiawan 2008 akuntansi sektor publik adalah Proses pencatatan, pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan
dari suatu organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Menurut Indra Bastian 2010:3 Dalam siklus akuntansi sektor publik laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Dan berguna untuk
pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan menggambarkabn tentang pencapaian kinerja program dan kegiatan,
kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, serta realisasi pembiayaan.
Berikut ini adalah siklus akuntansi keuangan sektor publik. Menurut Indra Bastian 2010:318 Siklus akuntansi keuangan sektor publik adalah:
1. “Analisis Bukti Transaksi
2. Pencatatan data transaksi 3. Pengikhtisaran
4. Pelaporan ”
Selama satu periode akuntansi, transaksi yang dicatat dan dikelompokan kedalam buku besar kemudian. Berdasarkan catatan tersebut, dibuatlah laporan
keuangan yang akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan sektor public yang telah disusun tersebut kemudian dianalisis
untuk menilai kebenaran dan reliabilitasnya. ”
Disadari Masih adanya temuan penyimpangan anggaran. Salah satunya realisasi belanja barang dan belanja modal fiktif serta Terdapat kasus kasus
penyimpangan administrasi. Tidak didukungnya SOP Standar Oprasional, adanya perangkapan fungsi, serta petunjuknya tidak jelas. Hal itu merupakan
kelemahan-kelemahan di lingkungan organisasi yang tidak dapat dikuantitatifkan dalam bentuk nilai rupiah dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan undang-undang,
sehingga menyebabkan ketidakefisienan kinerja instansi pemerintahan.