Fungsi kredit pada dasarnya adalah alat pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam upaya mendorong dan memperlancar perdagangan
produksi dan jasa serta konsumsi, semua fungsi kredit tersebut pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam mencapai kemakmuran.
Berikut beberapa fungsi kredit, diantaranya: a
Meningkatkan daya guna barang b
Meningkatkan daya guna uang c
Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang d
Menstabilkan moneter e
Meningkatkan kegairahan berusaha f
Meratakan pendapatan
g
Memperluas hubungan internasional
2.1.3.4 Jenis-jenis Kredit
Pengklasifikasian jenis-jenis kredit tersebut bermula dari klasifikasi yang dijalankan oleh perbankan dalam rangka mengontrol portofolio kredit secara efektif.
Menurut S.P Hasibuan 2007:88-90 jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:
a. Berdasarkan tujuankegunaan.
b. Berdasarkan jangka waktu.
c. Berdasarkan macamnya.
d. Berdasarkan sektor perekonomian.
e. Berdasarkan agunanjaminan.
f. Berdasarkan golongan ekonomi.
g. Berdasarkan penarikan dan pelunasan.
Kredit itu tidak selalu berbentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang ataupun jasa. Kredit barang dapat terjadi antar pengusaha kepada pemakai.
1. Kredit barang antar pengusaha
Transaksi penjualan sering tidak dilakukan secara tunai. Perusahaan yang bertindak sebagai penjual yang sudah mempercayai langganannya sebagai
grosir atau pengecer, menjual barangnya secara kredit kepada pembelinya. Oleh penjualnya, penjualan secara kredit itu disebut credit sales. Sedangkan
oleh pembelinya disebut credit purchase. Penjualan secara kredit itu mengikat pembelinya untuk membayar harga
barang-barang yang tercantum dalam faktur, di saat-saat yang ditentukan dalam perjanjian.
Tentang harga dari barang-barang pada transaksi tersebut, biasanya lebih tinggi daripada penjualan dengan tunai. Namun, dengan demikian harga yang
telah ditetapkan oleh penjual kepada pembeli yang juga pengusaha masih lebih rendah daripada harga eceran yang berlaku di pasaran.
2. Kredit barang kepada pemakai
Kredit barang dilakukan pengusaha baik badan maupun perorangan diberikan kepada pengusaha atau perorangan. Kebiasaan demikian sudah biasa oleh
mereka sejak dahulu hingga kini.
2.1.3.5 Prosedur Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit, terlebih dahulu harus melalui tahapan- tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang
diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam memberikan kredit ini kita kenal prosedur
pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu
kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan, maka pihak pemberi kredit dapat meminta
kembali kepada anggota atau bahkan langsung ditolak. Menurut Thomas Soeyatno 2007:69 prosedur pemberian kredit terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu: a.
Permohonan kredit b.
Penyidikan dan analisis kredit. c.
Keputusan atas permohonan kredit. Yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Permohonan kredit
Permohonan fasilitas kredit mencakup: 1.
Permohonan pengajuan kredit. 2.
Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan. 3.
Permohonan perpanjanganpembaruan masa laku kredit yang telah berakhir jangka waktunya.
4. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas
kredit yang
sedang berjalan,
antara lain
penukaran jaminan,
perubahanpengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya. Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:
1. Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan sah.
2. Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan lengkap
diisi oleh nasabah. 3.
Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit. Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalan register khusus
yang disediakan. b.
Penyidikan dan Analisis Kredit Yang dimaksud dengan penyidikan investigasi kredit adalah pekerjaan yang
meliputi: 1.
Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur. 2.
Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini
termasuk informasi antar bank dan pemeriksaan pada daftar hitam dan daftar- daftar kredit macet.
3. Pemeriksaanpenyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang
dikemukakan nasabah dan informasi lainnyayang diperoleh. 4.
Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.
Analis kredit adalah pekerjaan yang meliputi: 1.
Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari berbagai aspek, baik keuangan maupun non-keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapattidak
dapat mempertimbangkan suatu permohonan kredit. 2.
Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah. Bank perlu mengadakan penelitian yang semestinya atas kewajaran dari data
dan informasi yang diterima dari nasabah sebelum mengadakan analisis- analisis yang ditentukan. Hal ini untuk mencegah kesimpulan yang kurang
tepat serta memperlambat pengambilan keputusan. c.
Keputusan Atas Permohonan Kredit Dalam hal ini yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan
pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada
pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit, harus memperhatikan penilaian syarat-
syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan pertimbangan atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh
pejabat pengambil keputusan, harus dibubuhkan secara tertulis disposisi-disposisi.
Adapun prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: a.
Pengajuan proposal b.
Penyelidikan berkas pinjaman c.
Penilaian kelayakan kredit d.
Wawancara pertama e.
Peninjauan ke lokasi f.
Wawancara kedua g.
Keputusan kredit h.
Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya i.
Realisasi kredit
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut hasil kongres International Cooperative Alliance ICA di Manchester, Inggris tanggal 23 September 1995 adalah sebagai berikut:
“Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya
mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan diawasi secara demokratis
”. Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah
pada era globalisasi saat ini, kedudukan koperasi dianggap penting dalam demokrasi ekonomi, maka pertumbuhan dan perkembangannya perlu ditingkatkan. Dalam BAB
II Pasal 3 UU RI No. 25 tahun 1992, menyatakan bahwa koperasi bertujuan :