Gambar 2.3. Peta Lokasi Pabrik PT. Semen Baturaja Persero Tbk
Pemilihan tempat tersebut berdasarkan pertimbangan–pertimbangan sebagai berikut :
1 Pertimbangan Ekonomi Lokasi pembuatan klinker di pabrik Baturaja yang dekat dengan lokasi
penambangan bahan mentah, sedangkan Cement Mill Plant sekarang digunakan untuk pemerataan produksi dan pemasaran. Lokasi Grinding Plant dipilih di
Panjang dan Palembang dengan pertimbangan sebagai berikut : a Dekat dengan daerah pemasaran
b Memudahkan pemantauan konsumsi semen di pasaran sehingga produksi dapat dikontrol
c Dekat dengan pusat sarana transportasi, baik transportasi hasil produksi maupun untuk bahan baku
2 Pertimbangan Sosial
a Meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
b Memperluas jumlah lapangan kerja di sekitarnya.
2.6. Pemasaran PT. Semen Baturaja Persero Tbk
Sistem pemasaran semen tidak secara langsung dilakukan oleh PT. Semen Baturaja Persero Tbk, melainkan melalui distributor – distributor atau penyalur –
penyalur yang tersebar di wilayah pemasaran PT. Semen Baturaja Persero Tbk. Wilayah pemasaran PT. Semen Baturaja Persero Tbk yaitu:
1 Banten 2 Bengkulu
3 Jawa BaratDKI Jakarta 4 Jambi
5 Lampung 6 Sumatera Selatan
Untuk meningkatkan kegiatan usaha dan niaga PT. Semen Baturaja Persero Tbk membentuk distribusi dan transportasi yang bertujuan diantaranya untuk
memperluas daerah pemasaran, dalam hal ini diatur oleh Asosiasi Semen Indonesia sesuai pembagian daerah masing-masing, yaitu :
1 Berdasarkan Distributor a Untuk daerah banten-JabarDKI Jakarta terdiri dari 6 distributor
b Untuk wilayah Sumatera Selatan a Daerah Palembang terdiri dari 8 distributor
b Daerah Tanjung Enim dan Lahat terdiri dari 1 distributor c Daerah Baturaja terdiri dari 2 distributor
d Daerah Lubuk Linggau terdiri dari 2 distributor c Untuk daerah Jambi terdiri dari 2 distributor
d Untuk daerah Bengkulu terdiri dari 1 distributor e Untuk daerah Bandar Lampung terdiri dari 5 distributor.
2 Berdasarkan Transportir Penunjukkan distributor ditentukan oleh kebutuhan daerah dan kapasitas
pabrik. Distributor-distributor membeli semen pada PT. Semen Baturaja Persero Tbk, kemudian semen dijual kepada konsumen.
2.7. Bahan Produksi 2.7.1.Bahan Baku Utama
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang mengandung oksida-oksida kalsium, alumina, silika dan besi. Bahan baku
tersebut terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang korektif dan bahan baku tambahan.
1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida-oksida kalsium, silika, dan alumina. Bahan baku utama yang
digunakan yaitu batu kapur lime stone dan tanah liat clay. a Batu Kapur Lime Stone
Calsium carbonat CaCO
3
berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen portlad sebagai sumber
senyawa kapur CaO. b Tanah liat Clay
Tanah liat Al
2
O
3
.K
2
O.6SiO
2
.2H
2
O merupakan bahan baku semen yang mempunyai sumber utama senyawa silika, senyawa alumina, dan
senyawa besi .
Bahan baku utama pembuatan semen memiliki sifat-sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1. berikut ini.
Tabel 2.1. Sifat – Sifat Fisika Bahan Baku Utama Sifat–Sifat Bahan
Baku Komponen Bahan Baku
Batu Kapur Tanah Liat
Rumus Kimia CaCO
3
Al
2
O
3
.K
2
O.6SiO
2
.2H
2
O Berat Molekul
100,9 grmol 794,4 grmol
Densitas 2,71 grml
2,9 grml Titik Leleh
1339
o
C Terurai pada 1450
o
C Warna
Putih keabu-abuan Coklat kemerah-merahan
Kelarutan Larut dalam air, asam,
NH
4
Cl Tidak larut dalam air,
asam, dan pelarut lainnya Sumber : Perry, R.H, Tahun 1989
2.7.2.Bahan Baku Tambahan
Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada terak atau klinker untuk memperbaiki sifat – sifat tertentu dari semen yang dihasilkan.
Bahan baku tambahan yang biasa digunakan untuk mengatur waktu pengikatan semen adalah Gypsum. Berikut adalah sifat fisik dan kimia dari gypsum yang
berperan sebagai bahan baku tambahan dalam proses pembuatan semen.
Tabel 2.2. Sifat – Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Tambahan
Sifat – Sifat Bahan Gypsum
Rumus kimia CaSO
4
. 2H
2
O Berat molekul
172,17 ggmol Densitas
2,32 gml Titik leleh
128
o
C Titik didih
163
o
C Warna
Putih Kelarutan
Larut dalam air, gliseril, Na
2
S
2
O
3
dan garam NH
4
Sumber : Perry, R. H, tahun 1989
2.7.3.Bahan Baku Penunjang Korektif
Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku utama apabila pada pencampuran bahan baku utama komposisi oksida–oksidanya belum
memenuhi persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida
silika, oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika silica sand dan pasir besi iron sand.
1 Pasir silika silica sand Pasir silika digunakan sebagai bahan pengkoreksi kadar SiO
2
dalam tanah liat yang rendah. Umumnya pasir silika yang ada di Indonesia memiliki komposisi
SiO
2
minimum 90, Fe
2
O
3
antara 0,01 - 0,4, Al
2
O
3
, CaO, MgO, TiO
2
, Na
2
O, TiO
2
, dengan warna putih, putih kecoklatan, atau putih kemerahan.
Tabel 2.3. Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Pasir Silica Sifat – Sifat Bahan Baku
Komponen Pasir Silika
Rumus Kimia SiO
2
Berat Molekul 60,06 grmol
Densitas 1,32 grml
Titik Leleh 1710
o
C Titik Didih
2230
o
C Warna
Coklat keputihan Kelarutan
Larut dalam air, alkali, tidak larut dalam HF
Sumber : Perry, R.H, Tahun 1989 2 Pasir besi iron sand
Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe
2
O
3
yang biasanya dalam bahan baku utama masih kurang. Pasir besi adalah sejenis pasir dengan
konsentrasi besi yang signifikan. Hal ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman. Pasir ini terdiri dari magnetit, Fe
3
O
4
, dan juga mengandung sejumlah kecil titanium, silika, mangan, kalsium dan vanadium.
Tabel 2.4. Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Pasir Besi Sifat – Sifat Bahan Baku
Komponen Pasir Besi
Rumus Kimia Fe
2
O
3
Berat Molekul 159,7 grmol
Densitas 5,12 grml
Titik Leleh Teruarai pada 1560
o
C Warna
Hitam Kelarutan
Tidak larut dalam air, larut dalam HCl
Sumber : Perry, R.H, Tahun 1989
2.7.4.Bahan Baku Additive
Pada proses produksi semen baturaja selain hanya mengandung bahan baku utama, tambahan dan korektif, juga ditambahkan bahan additive yang terdiri dari:
a Fly Ash Fly ash merupakan bahan baku additive dalam proses pembuatan semen,
yang diperoleh dari sisa pembakaran batubara. Manfaat dari penambahan fly ash pada semen dikarenakan fly ash mempunyai sifat pozzolanic dimana dapat
bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan bantuan media air sehingga akan terbentuk senyawa yang bersifat sebagai pengikat. Fly ash yang digunakan di
produksi PT. Semen Baturaja Persero Tbk berasal dari PLTU Bukit Asam, Muara Enim.
b Trass Trass merupakan bahan baku additive pada pembuatan semen baturaja yang
berasal dari batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh dari kondisi air bawah tanah. Trass
berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan karena mudah sekali mengeras
pada saat terjadi kontak langsung dengan air. Trass yang digunakan pada produksi semen baturaja berasal dari tambang rakyat Muara Dua, OKU Selatan.
c Lime Stone Lime stone juga dimanfaatkan sebagai bahan additive pembuatan semen.
Tujuan dari penambahan lime stone adalah untuk mengurangi penggunaan klinker. Dengan penggunaan klinker maka kapasitas produksi akan meningkat.
2.8. Proses Produksi