Depresi Inbreeding Heterosis TINJAUAN PUSTAKA

12 Ada tiga komponen ragam yang mempengaruhi ragam genetik σ 2 G , yaitu aditif σ 2 A , dominan σ 2 D , dan epistasisinteraksi σ 2 I Rohayati, 2009. Dengan demikian, jika ragam genetik diurai menjadi ragam penyusunnya, maka persamaan tersebut menjadi: h 2 BS = σ 2 A + σ 2 D + σ 2 I σ 2 A + σ 2 D + σ 2 I + σ 2 E Heritabilitas umumnya dituliskan sebagai pecahan desimal atau pun persentase. Mc. Whirter 1979 dalam Sari 2009 membagi heritabilitas menjadi tiga kelas, yaitu: a. Heritabilitas tinggi jika h 2 0,5; b. Heritabilitas sedang jika 0,2 h 2 0,5; c. Heritabilitas rendah jika h 2 0,2. Sebaran populasi, keragaman genetik, dan dan heritabilitas suatu generasi persilangan sangat menentukan proses seleksi. Pendugaan kemajuan seleksi sangat menentukan kelanjutan dari proses seleksi untuk mendapatkan kultivar yang diinginkan Destyasari, 2009.

2.3 Depresi Inbreeding

Inbreeding adalah perkawinan individu-individu yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat Sudrajat, 2002 dalam Handayani, 2005. Inbreeding pada tanaman jagung dirakit dengan melakukan selfing, yang dilakukan secara terus menerus untuk memperbesar tingkat kehomozigotan dan menghasilkan inbred. Tingkat kehomozigotan yang semakin tinggi ini menyebabkan penampilan tanaman terlihat buruk, dengan rata-rata penampilan kembali 13 mendekati penampilan pada generasi tetua. Selfing akan menghasilkan zuriat yang mengalami kemunduran dalam ketegaran maupun vigor tanaman, berkurangnya ukuran dari standard normal, dan berkurangnya tingkat kesuburan reproduksi dibandingkan dengan tanaman tetuanya. Efek yang terjadi ini disebut depresi inbreeding Mangoendidjojo, 2003. Pada tipe tanaman self-kleistogami seperti padi, efek depresi inbreeding tidak terlihat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena hampir semua lokus pada tipe tanaman tersebut berada dalam keadaan homozigot.

2.4 Heterosis

Heterosis dalam genetika adalah efek perubahan pada penampilan keturunan persilangan blaster yang secara konsisten berbeda dari penampilan kedua tetuanya. Diawali oleh Dr. Shull pada tahun 1909 yang menyatakan bahwa persilangan antarinbred tanaman jagung dapat meningkatkan kualitas generatif maupun vegetatif Poehlman, 1979. Fenomena ini diasumsikan merupakan ekspresi gen kuantitatif, yaitu merupakan ekspresi akibat adanya interaksi antara beberapa gen terutama gen-gen dominan Bahrudin, 2005. Silangan yang menunjukkan heterosis diketahui memiliki postur yang lebih besar, fertilitas yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih cepat, serta ketahanan terhadap penyakit yang lebih baik daripada rata-rata tetuanya. Batasan heterosis dapat berbeda-beda tergantung bahan pembanding yang digunakan. Heterosis dapat berarti perbaikan karakter zuriat dibandingkan dengan karakter induk terbaiknya. Batasan lain yaitu termasuk membandingkan zuriat dengan karakter induk rata-rata, semi rata-rata, atau serangkai varietas rata-rata. 14 Jika zuriat lebih buruk daripada induk yang terjelek, maka dikatakan heterosisnya bersifat negatif. Penjelasan yang mungkin menyebabkan heterosis adalah adanya akumulasi alel dominan yang baik pada zuriat dengan sebagian alel tersebut berasal dari induk-induknya. Dengan demikian, pengaruh perusakan yang disebabkan oleh alel homozigot resesif akan dapat tertutupi Welsh, 1981. Selain itu, selama ini vigor zuriat selalu dibandingkan dengan tetua inbrednya, karena permasalahan yang muncul adalah heterosis sering tidak menunjukkan keragaan atau vigor yang lebih baik dari kedua tetua komersialnya Supandi, 2005. Di kalangan pemuliaan atau penangkaran, heterosis seringkali dibedakan berdasarkan cara penentuannya, untuk kepentingan studi dan praktis. Heterosis tetua-tengah midparent ditentukan sebagai penyimpangan penampilan keturunan atau zuriat dari rata-rata tetuanya. Heterosis ini diperlukan untuk kepentingan kajian genetik namun kurang memiliki nilai praktis. Heterosis tetua terbaik besthigh parent dihitung sebagai selisih penampilan keturunan dari tetua dengan penampilan lebih baik. Istilah yang terakhir ini di kalangan pemuliaan tanaman juga disebut heterobeltiosis. Heterosis standar digunakan pula dalam uji penampilan dan dihitung berdasarkan selisih penampilan hibrida dengan varietas standar Wikipedia, 2011. Heterosis high parent dan midparent dapat ditentukan dengan rumus perhitungan: High parent = F1 – P2 tertinggi x 100 Midparent = F1 – P1+P2 2 x 100

I. PENDAHULUAN