lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya dan 2 pengetahuan anak didik yang bertambah tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan men-
dalam. Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena di- dalamnya terdapat unsur-unsur keterampilan berbahasa yang lain. Untuk itu, siswa
akan mampu menulis apabila ia menguasai aspek berbahasa yang lain seperti membaca, mendengar, dan berbicara. Jadi empat aspek keterampilan berbahasa
tersebut sangat berhubungan satu dengan yang lain. Untuk keterampilan menulis siswa harus sering berlatih, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis guru harus lebih terampil untuk menyiasati agar siswa tertarik mengerjakan latihan-latihan menulis, misalnya
menulis pengalaman pribadi, karena dengan banyak berlatih siswa akan terbiasa dan akan memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
telah dipelajari.
Berdasarkan uraian penulis merasa perlu memperbaiki proses pembelajaran dengan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis pengalaman
pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 20112012.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah peneliti ini adalah bagai- manakah peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa
kelas VII semester ganjil melalui teknik pelatihan SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 20112012.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Waway Karya tahun pelajaran 20112012, sebagai berikut. a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 20112012. b. Meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pe-
latihan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan siswa tentang peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi.
1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk
siswa maupun guru. 1 Untuk siswa
a. Meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa dalam menulis pengalaman pribadi, dan
b. Memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik secara individu maupun kelompok.
2 Untuk Guru a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi di
kelas,
b. Meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan
pembelajaran menulis pengalaman pribadi, dan
c. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran
menulis pengalaman pribadi.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media.
Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri
dalam bentuk tulisan Widyamartaya, 1991:9. Menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui bahasa tulis Depdiknas,
2003: 6.
Berdasarkan beberapa teori peneliti menyimpulkan bahwa menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan
sehingga menjadi sebuah hasil karangan dimana pembaca seolah-olah merasakan atau mengalami sendiri seperti apa yang ia baca.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis sangat beragam, seperti menulis sastra, yang didalamnya terdapat menulis mengenai
prosa, puisi, dan drama, menulis kreatif seperti mengarang, yang didalamnya terdapat lima jenis tulisan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan
argumentasi, dan masih banyak jenis-jenis tulisan yang lain. Pada penelitian tindakan kelas, penulis akan mengangkat permasalahan mengenai menulis
pengalaman pribadi. Setiap siswa pasti memiliki pengalaman, baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Tidak setiap siswa mampu
menuangkannya dalam sebuah tulisan, walau sebenarnya apa yang mereka tulis merupakan benar-benar pengalamankejadian yang meraka alami sendiri.
2.1.1 Pengertian Menulis
“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.” Tarigan, 2008: 21. Pendapat lain mengatakan “Menulis berarti meng-
organisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat.” Sabarti dkk. 2003: 2.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, sikap dan keyakinan dengan
mengggunakan lambang-lambang bahasa tertulis secara logis dan sistematis. Tulisan yang baik hendaknya mengandung isi yang berbobot, jelas, singkat, me-
narik, dan mudah dipahami. Apabila seseorang berhasrat menyampaikan pikiran, sikap, perasaan, dan keyakinan serta mantap dan mampu menyampaikan dalam
bahasa tulis, maka ia telah memiliki keterampilan dan kemampuan menulis.
2.1.2 Hakikat Menulis
Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, artinya tidak secara langsung bertatap
muka dengan orang lain, melainkan melalui media tulis. Menulis juga bisa dikata- kan suatu kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif. Produktif dan ekspresif
mengandung arti kedua karakteristik tersebut berfungsi sebagai penyampai informasi. Dikatakan produktif karena kegiatan menulis merupakan kegiatan
yang bersifat menghasilkan suatu karya tulis berupa hasil dari ungkapan gagasan pikiran seseorang. Sedangkan ekspresif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBBI, 2007: 291 mengandung arti tepat mampu memberikan ungkapan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.
Keterampilan menulis harus melalui proses pelatihan dan praktik yang intensif. Berdasarkan konsep dasar tersebut, keterampilan menulis akan diperoleh siswa
melalui proses yaitu dengan cara pelatihan atau praktik menulis. Semakin banyak pelatihan, akan semakin besar pula kemungkinan siswa mampu dan senang akan
kegiatan menulis.
2.1.3 Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Me- nulis tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan
sesuai, tetapi harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa maksud dan tujuannya.
Tujuan menulis the writer‘s intention adalah respons atau jawaban yang di- harapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembaca. Berdasarkan batasan di atas,
dapat dikatakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut. 1. Untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informaf
informative discourse, 2. Untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif persuasif
discourse, 3. Untuk menghibur atau yang menyenangkan yang mengandung tujun
estetik disebut tulisan literer literary discourse, 4. Mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api
disebut wacana ekspresif expressive discourse.
Hugo Hartig dalam Tarigan, 2008: 24-25 mengungkapkan tujuan menulis meliputi:
1. Tujuan penugasan assigment Purpose, yaitu menulis karena ditugaskan bukan kemauan sendiri,
2. Tujuan altruistik altruistic purpose, yaitu untuk menyenangkan pembaca, 3. tujuan persuasif persuasive purpose, yaitu meyakinkan pembaca dan
kebenaran gagasan yang diutamakan, 4. Tujuan informasional informational purpose, yaitu memberi informasi
kepada pembaca, 5. Tujuan pernyataan diri self-expressive purpose, yaitu memperkenalkan
diri sebagai pengarang kepada pembaca, 6. Tujuan kreatif creative purpose, yaitu mencapai nilai-nilai artistik dan
nilai-nilai kesenian,
7. Tujuan pemecahan masalah problem-solving purpose, yaitu mencer- minkan serta menjelajahi pikiran-pikiran agar dimengerti dan diterima
oleh pembaca.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP diungkapkan bahwa tujuan pembelajaran menulis standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia Sekolah
Menengah Pertama SMP adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikir- an, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Artinya, siswa
terampil menulis secara efektif dan efisien berbagai ragam tulisan dalam berbagai konteks.
Berdasarkan uraian mengenai tujuan menulis yang disampaikan di atas, dapat di- ketahui bahwa menulis mengandung tujuan untuk melatih diri siswa memiliki
kompetensi menulis dalam menyampaikan pendapat dan perasaannya.
2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan dengan hal-hal berikut.
1. Tema Untuk membuat tulisan yang baik diperlukan tema atau topik. Tema atau topik
adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap. Keberhasilan mengarang banyakditentukan oleh tepat atau tidaknya memilih
tema atau topik Akhadiah, 2003: 9.
2. Kesesuaian Isi dengan Judul Sebuah karangan akan terlihat apabila ada keserasian antara isi dengan judul.
Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif,
dan singkat. 3. Ketepatan Ide dalam Paragraf dan Pengembangan Paragraf
Setiap paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti
yang dikemukakan Keraf 1994: 67 berikut ini. a. Kesatuan
Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema
tertentu. b. Koherensi kepaduan
Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-
kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan
karena ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau
koherensi dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat. Akan tetapi, dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang
terpisah-pisah melainkan, kalimat-kalimat tersebut membentuk suatu paragraf.
Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena
paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama
membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf
yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar
hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan 1 repetisi atau
pengulangan kata kunci, 2 kata ganti, 3 kata transisi atau ungkapan penghubung, dan 4 paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian
yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari gagasan- gagasan yang membina paragraf itu.
4. Ketepatan Susunan Kalimat Susunan sebuah kalimat sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk me-
mudahkan pembaca menuangkan ide-ide pokok dalam paragraf. Begitu pula hubungan kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat
akan ikut menentukan kejelasan gagasan.
5. Keefektifan Kalimat Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar dalam kegiatan menulis dapat
lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehemat-
an, kecermatan, dan kelogisan. 6. Ketepatan Memilih KataDiksi
Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna,
aspek logika kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut ke-
cocokan antara kata yang digunakan dengan situasikesempatan dan keadaan pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata Akhadiah, 2003: 83.
7. Ketepatan Penggunaan Ejaan Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam karangan. Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian
huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pema- kaian tanda baca Finoza, 2001: 15.
Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata, penulisan huruf, dan pemakaian tanda baca.
2.1.5 Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan. Pembelajaran menulis terdapat dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di
samping keterampilan menyimak, berbicara, dan keterampilan membaca. Keempat keterampilan berbahasa tersebut dalam pembelajaran harus mendapat
porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu serta intensif.
Tujuan menulis adalah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan ber- komunikasi secara tertulis. Hal terpenting pada kegiatan menulis bukan panjang
tulisan yang dihasilkan siswa, melainkan kejelasan isi tulisan, efisiensi pemakai- an, dan pemilihan kata atau diksi. Selalam kegiatan menulis berlangsunh siswa
perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara unttuk penataan atau pe- milihan kata.
Keterampilan menulis sangat penting dimiliki semua siswa, baik pada tingkatan sekolah dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi. Untuk mencapai kompetensi
dasar pembelajaran menulis siswa akan lebih mudah berpikir kritis dan kreatif apabila dilatih secara rutin dan terus menerus. Pada pembelajaran menulis pe-
ngalaman ini, siswa perlu dilatih untuk menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir. Hal itu dilaksanakan guna membantu siswa untuk mencapai mak-
sud dan tujuannya menulis.
Keterampilan menulis diperoleh dari pengalaman yang berulang-ulang. Karena melalui kegiatan latihan yang dilksanakan secara terus-menerus, maka siswa akan
terbiasa menulis, karena sudah terbiasa menulis maka siswa akan terampil dan ter- memotivasi untuk menuangkan gagasan atau daya imajinasinya ke dalam bentuk
tulisan, seperti menuliskan pengalaman pribadi yang oernah mereka alami, baik itu pengalaman yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan.
2.1.6 Pengertian Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah suatu yang pernah kita alami atau yang pernah kita rasakan Kosasih, 2002: 53. Menurut Hasnun 2006: 191 pengalaman pribadi
adalah apa yang kita alami, dirasakan, dikerjakan dalam berbagai kegiatan atau aktivitas dimana saja kita berada. Sedangkan menurut KBBI 1998: 22
pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentunya pernah mengalami kejadian yang mereka anggap lucu, khas, unik, aneh, menyedihkan, mengharukan, dan
menggembirakan. Setiap pengalaman yang dialami seseorang pasti berbeda satu sama lain. Ada pun kemungkinan kesaaman pengalaman secara persis
sifatnya jarang terjadi. Berbagai pengalaman tersebut akan lebih bermakna apabila dapat dikomunikasikan dengan orang lain.
Dengan demikian, orang lain pun dapat merasakan atau ikut terbawa dalam suasana yang diceritakan. Dalam konteks ini, komunikasi dilakukan melalui
bahasa tulisan. Namun demikian sebenarnya pengalaman pribadi dapat pula dikomunikasikan secara lisan dengan orang lain.
2.1.6.1 Langkah-langkah Menulis Pengalaman Pribadi
Menurut Hasnun 2006: 192 dalam menulis pengalaman pribadi siswa harus memperhatikan langkah-langkah penulisan yang harus dilakukan. Langkah-
langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sebelum mulai menulis, siswa terlebih dahulu memilah dan menentukan pengalaman apa yang akan ditulis, apakah pengalaman menyenangkan atau
tidak menyenangkan. 2. Setelah siswa menentukan pengalaman yang akan ditulis, siswa mulai
menyusun urutan peristiwa dalam bentuk kerangka karangan. 3. Apabila kerangka karangan telah tersusun, siswa mulai menentukan judul dari
tulisannya tersebut. 4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah alinea.
5. Dalam penulisan pengalaman pribadi, hal-hal yang diuraikan harus secara rinci, tersusun dengan baik dan runtun.
Dalam menulis pengalaman pribadi, peneliti membatasi indikator-indikator yang akan dinilai yaitu:
1. Kesesuaian Judul dengan Isi Karangan Karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga
harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif, dan singkat. 2. Penggunaan Ejaan
Dalam penelitian ini, untuk indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai
dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat. 3. Keefektifan Kalimat
Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar pengalaman pribadi yang ditulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi
pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.
4. Pilihan Kata Diksi Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu
untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau ber-
miripan. Maka siswa diharapkan dapat memilih kata yang tepat. 5. Kepaduan Paragraf.
Untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antar- paragraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Dalam penulisan pengalaman
pribadi hubungan antarkalimat dalam pargraf saling bertautan dan berurutan.
2.1.6.2 Manfaat Menulis Pengalaman Pribadi
Menulis pengalaman pribadi memiliki rmanfaatan yang khas, yaitu menulis dapat mengungkapkan pesan dan perasaan terhadap pembaca ihwal pengalaman pribadi
seseorang yang sesuai dengan apa yang dialami oleh penulis tersebut dengan berbagai topik yang menarik. Penulis dapat menyususn pikiran melalui
penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis hendaknya memiliki kretivitas dalam mengorganisasikan gaga-
san pengalamannya secara sistematis. Berdasarkan uraian di atas, menulis pengalaman pribadi bermanfaat untuk
menggali potensi diri, melatih mengembangkan berbagai gagasan, menyerap dan merefleksikan fenomena kehidupan yang dialami secara nyata, sehingga penulis
secara psikologis akan lebih bijak memandang setiap persoalan yang dialaminya. Dengan demikian, selain aspek kognitif dan psikomotorik yang
meningkat, aspek afektif pun semakin baik.
2.2 Teknik Pelatihan
Teknik yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Teknik mangajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat ber-
langsungnya pelajaran Suryobroto, 1996:36. Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu KBBI, 2001: 1158. Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan pembel- ajaraan Bahasa Indonesia di depan kelas. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang
baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan.
Dalam hal ini penulis mengacu pada pendapat Suryobroto, teknik merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa saat ber-
langsungnya pelajaran. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik pelatihan. Teknik pelatihan atau training merupakan suatu cara mengajar yang
baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Teknik pelatihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan
mengenai apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pengalaman
pribadi. Dengan teknik pelatihan, siswa diharapkan agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga komunikasi tidak berjalan satu arah, guru
sebagai sumber informasi ke arah siswa sebagai penerima informasi.
2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan
Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misalnya dalam berbicara, menyanyi, atau memasak, dan lain-lain. Oleh sebab
itu, dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai ke- terampilan tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk me-
menuhi tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan. Teknik pelatihan, asal kata dari latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar siswa untuk melaksanakan kegiat-
an-kegiatan latihan, agar siswa memilki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Roestiyah N.K 2008:125.
Teknik latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa. untuk itu, dalam proses pelaksanaan pembelajaran siswa harus diberi kesempatan untuk melatih ke-
mampuannya tersebut, dengan guru berperan sebagai komentator, kritikus atau pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas yang cocok seperti
“games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka. Jadi, jika kita membicarakan aktivitas siswa dalam pendidikan yang kita maksudkan adalah
siswa aktif secara mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan mengalaminya dengan melaksanakannya.
Penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah ulangan. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan
tertentu dapat menjadi milik siswa atau peserta didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanya sekedar mengukur sebagaimana dia telah menyerap
pengajaran tersebut Darajat, 2004:302.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa, teknik latihan adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memerintahkan siswa
untuk melaksanakan latihan-latihan atas bimbingan dari guru.
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan
Dalam setiap proses pembelajaran guru harus pandai memilih suatu teknik, metode, atau pendekatan tertentu yang dipandang sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan disampaikan. Setiap teknik yang dipilih pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, teknik apapun itu, tidak terkecuali pada teknik
pelatihan. Berikut beberapa keunggulan teknik pelatihan.
2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan
Pengajaran yang diberikan melalui teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan baik, akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1 Anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan
menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya. Ini berarti daya berpikirnya bertambah.
2 Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. Zakiah
Darajat, 2004: 302.
Agar keunggulan teknik pelatihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru perlu menanamkan pengertian kepada siswa mengenai beberapa hal berikut ini.
a Tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula ada perubahan
kondissituasi belajar yang menuntut daya tangkaprespon yang lebih baik pada peserta didiksiswa.
b Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum
memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan
latihan dan bagaimna kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorongmemotivasi siswa agar
responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya, karena sifatnya permanen, dan siap untuk
digunakandimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupan.
2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan
Telah dibahas diatas, bahwa setiap teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam kelas pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. untuk itu, guru harus
memperhatikan beberapa hal yang merupakan kelemahan dari teknik pelatihan, diantaranya;
1 Dalam latihan sering terjadi cara-caragerak yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan. Hal ini akan menghambat bakat dan
inisiatif siswa, 2 Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se-
hingga siswa tidak paham. 3 Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me-
laksanakan latihan tersebut. 4 Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik
dan tepat, sehingga tidak boleh diubah, mengakibatkan keterampilan yang di-
peroleh siswa umumnya juga menetappasti, yang akan merupakan kebiasaan yang kaku atau keterampilan yang salah.
2.2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik pelatihan ini dapat dilaku- kan dengan bermacam-macam, antara lain:
1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis. 2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: a menjelaskan terlebih
dahulu tujuan latihan tersebut, b agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, dan c siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihan
ini diperlukan untuk melengkapi belajar. 3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu
tertentu. 4. Latihan harus menarik, gembira, dan tidak membosankan. Untuk itu perlu: a
Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, b hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.
5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individual: a tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu
sama, b perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan kelompok.
2.3 Menulis Pengalaman Pribadi melalui Teknik Pelatihan
Menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII adalah diharapkan siswa dapat menulis pengalaman pribadi berdasarkan buku harian dengan memperhatikan cara
pengungkapan dan bahasa yang ekspresif, adapun aspek yang dinilai dalam pembelajaran keterampilan menulis adalah pilihan kata yang menarik diksi,
kerapian karangan, bentuk ejaan, dan memiliki kelogisan dalam mengembang- kan gagasan.
Maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan teknik yang cocok agar siswa dalam proses pembelajaran aktif menyenangkan. Untuk itu penulis mencoba
untuk menerapkan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi.
Langkah-langkah penggunaan teknik pelatihan untuk menulis pengalaman pribadi sebagai berikut.
a. Guru mengemukakan materi yang akan dipelajari dan memberikan peng- arahan mengenai cara-cara pelaksanaan tugas pada materi tersebut. Artinya,
pokok permasalahan yang akan dikerjakan siswa dibahas oleh guru dan siswa. Dalam hal ini guru haru merumuskan permasalahan yang akan dikerjakan
dengan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami oleh siswa. b. Apabila dipandang siswa telah siap mengerjakan tugas, maka guru mem-
bagikan lembar kerja kepada siswa. c. Guru memberikan bimbingan kepada siswa secara satu persatu. Dengan cara
pada waktu proses pelaksanaan penugasan, guru mendatangi siswa untuk diberikan bimbingan atau arahan.
d. Pada pelaksanaan pelatihan, harus berjalan dalam suasana bebas, setiap siswa diberikan kebebasan untuk memilih tema apa yang mereka sukai untuk
dijadikan acuan dalam penulisan.
Setiap siswa memberikan laporan hasil kerjanya. Hasil yang dilaporkan itu di- tanggapi oleh seluruh siswa. Setelah itu guru memberikan ulasan atau penjelasan
terhadap laporan tersebut. Para siswa mencatat hasil tanggapan dari guru, yang tujuannya sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugas selanjutnya.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian