PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

i ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA

KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh YENI YUNIAR

Masalah dalam penelitian ini ialah peningkatan kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra (dongeng) yang telah didengar pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa dalam menulis menuliskan kembali isi teks bacaan sastra (dongeng) yang telah didengar melalui teknik latihan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Pada siklus I setiap siswa menuliskan kembali isi teks bacaan sastra (dongeng yang berjudul Jaka Tarub) dan Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra (dongeng yang berjudul Sang Kancil dengan Buaya). Aspek yang dinilai pada setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas


(2)

ii

dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran guru memberikan bimbingan yang lebih intensif lagi kepada siswa, dengan cara membimbing siswa satu per satu. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan penelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 75%.

Hasil penelitian kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra (dongeng) yang telah didengar atau dibaca pada setiap siklus terdapat peningkatan. Prasiklus nilai rata-rata siswa 57,32 siswa yang sudah mencapai KKM 9 orang dengan persentase 36%, siswa yang belum mencapai KKM 16 orang dengan persentase 64%. Siklus I nilai rata-rata siswa 59,6 siswa yang mencapai KKM 11 orang dengan persentase 44%, dan yang belum mencapai KKM 14 orang dengan persentase 56%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 71 siswa yang mencapai KKM 20 orang dengan persentase 80%, siswa yang belum mencapai KKM 5 orang dengan persentase 20%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 2% dan dari prasiklus ke siklus II sebesar 44%.

Dengan demikian, melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan kembali isi teks bacaan sastra (dongeng) yang telah didengar pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yakni tercapai KKM 65,00.


(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA

KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh YENI YUNIAR (Penelitian Tindakan Kelas)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

xix

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA

KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh YENI YUNIAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

xii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Teoretis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Menulis ... 6

2.1.1 Pengertian Menulis ... 6

2.1.2 Manfaat Kegiatan Menulis ... 8

2.2 Menyimak ... 9

2.2.1 Pengertian Menyimak ... 9

2.2.2 Tujuan Menyimak ... 10

2.2.3 Langkah-langkah dalam Menyimak ... 11

2.2.4 Jenis-jenis Menyimak ... 11

2.2.4.1 Menyimak Kritis ... 11

2.2.4.2 Menyimak Konsentratif ... 12

2.2.4.3 Menyimak Kreatif ... 12

2.2.4.4 Menyimak Interogatif ... 13

2.2.4.5 Menyimak Eksporatori ... 14

2.3 Kesusastraan ... 14

2.3.1 Pengertian Kesusastraan ... 14


(6)

xiii

2.3.3 Ragam Sastra ... 15

2.3.4 Prosa ... 16

2.3.4.1 Jenis-jenis Prosa ... 16

2.3.4.2 Prosa Fiksi ... 16

1. Dongeng ... 16

2. Cerpen ... 16

3. Novel... 17

2.3.4.3 Struktur Cerita ... 17

1. Tema ... 17

2. Alur ... 17

3. Latar ... 18

4. Penokohan... 18

5. Sudut Pandang ... 18

6. Amanat ... 18

7. Gaya Bahas ... 18

2.4 Teknik Latihan ... 19

2.4.1 Pengertian Teknik Latihan... 19

2.4.2 Tujuan Penggunaan Teknik Latihan ... 20

2.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Latihan ... 20

2.4.3.1 Keunggulan Teknik Latihan ... 20

2.4.3.2 Kelemahan Teknik Latihan ... 21

2.4.3.3 Cara Mengatasi kelemahan Teknik Latihan ... 22

2.5 Kemampuan Menuliskan Kembali Cerita Dongeng yang Didengar atau Dibacakan... 22

III. METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Rancangan Penelitian ... 24

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 26

3.2.1 Tempat Penelitian ... 26

3.2.2 Waktu Penelitian ... 26

3.3 Subjek Penelitian ... 26

3.4 Sumber Data ... 26

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 27

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5.2 Alat Pengumpulan Data ... 27

3.6 Prosedur Penelitian ... 27

3.6.1 Perencanaan Tindakan Siklus I ... 27

3.6.2 Pelaksanaan Tindakan ... 28

3.6.3 Pengamatan/Observasi Pelaksanaan Siklus I ... 30

3.6.4 Refleksi ... 30

3.7 Perencanaan Tindakan Siklus II ... 30

3.7.1 Pelaksanan Tindakan Siklus II ... 31

3.7.2 Pengamatan/Observasi Pelaksanaan Siklus II ... 34


(7)

xiv

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Tes ... 34

2. Observasi... 34

3. Dokumentasi ... 35

3.8.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra ... 35

3.8.2 Penjelasan Indikator Penilaian kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra ... 37

3.8.3 Penjelasan Indikator Kegiatan Pembelajaran (Aktivitas Siswa dan Guru) dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra... 44

3.9 Langkah-Langkah Menganalisis data 3.9.1 Langkah-Langkah dalam Menganalisis Data Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan sastra ... 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Proses Belajar Siswa ... 47

4.1.2 Prasiklus ... 48

4.1.3 Siklus I ... 60

4.1.3.1 Perencanaan ... 60

4.1.3.2 Tindakan ... 60

4.1.3.3 Pengamatan ... 63

4.1.3.4 Refleksi ... 73

4.1.4 Siklus II ... 74

4.1.4.1 Perencanaan ... 85

4.1.4.2 Tindakan ... 86

4.1.4.3 Pengamatan... 88

4.1.4.4 Refleksi ... 96

4.2 Pembahasan ... 103

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 113

5.1 Simpulan ... 113

5.2 Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115


(8)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ... 114

2. Surat Pernyataan ... 115

3. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus I) ... 116

4. Alat Penilian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus II) ... 119

5. Silabus Pembelajaran ... 120

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 125

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 130

8. Instrumen Penelitian Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Siklus I ... 135

9. Instrumen Penelitian Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Siklus II ... 136

10. Hasil Komulatif Belajar Siswa Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Siklus I ... 137

11. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Kesesuaian Isi Cerita Siklus I ... 138

12. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Kelengkapan Pokok Cerita Siklus I ... 139

13. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Keefektifan Kalimat Siklus I ... 140

14. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali isi Teks Bacaan Sastra pada aspek Kepaduan Paragraf... 141

15. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Ketepatan Penggunaan Ejaan dan tanda Baca Siklus I ... 142

16. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Kesesuaian Isi Cerita Siklus II ... 143

17. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Kelengkapan Pokok Cerita Siklus II ... 144

18. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Keefektifan Kalimat Siklus II ... 145

19. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Kepaduan Paragraf Siklus II ... 146

20. Hasil Tes Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Aspek Ketepatan Penggunaan Ejaan dan tanda Baca Siklus II ... 147


(9)

xviii

21. Hasil Komulatif Belajar Siswa Menuliskan Kembali Isi Teks

Bacaan Sastra Siklus II ... 148 20. Lembar Kerja Siswa Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Siklus I ... 149 21. Lembar kerja Siswa Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Siklus II ... 150 22. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menuliskan Kembali Isi

Teks Bacaan Sastra Siklus I ... 151 23. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menuliskan Kembali Isi

Teks Bacaan Sastra Siklus II ... 152 24. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 153


(10)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Cerita yang

Dibacakan ... 35 3.2 Indikator dan Deskriptor Kegiatan (aktivitas siswa) dalam Pembel-

Ajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan sastra ... 39 3.3 Indikator dan Deskriptor Kegiatan (aktivitas guru) dalam Pembel-

Ajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan sastra ... 40 3.4 Tolok Ukur Penilaian kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks

Bacaan Sastra ... 43 4.1 Kegiatan Pembelajaran (Aktivitas Siswa) Menuliskan Kembali

Isi Teks Bacaan Sastra ... 47 4.2 Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi teks Bacaan sastra ... 56 4.3 Distribusi Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Sastra Prasiklus ... 62 4.4 Distribusi Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Sastra Siklus I ... 63 4.5 Hasil Belajar Siswa Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra ... 64 4.6 Distribusi Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Sastra Siklus I ... 65 4.7 Distribusi Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Pada Aspek Kelengkapan Pokok Cerita Siklus I ... 66 4.8 Distribusi Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Pada Aspek Keefektifan Kalimat Siklus I ... 67 4.9 Distribusi Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Pada Aspek Kepaduan Paragraf Siklus I ... 68 4.10 Distribusi Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Pada Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Siklus I ... 69 4.11 Kegiatan Pembelajaran (Aktifitas Siswa) Siklus II ... 72 4.12 Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi Cerita yang didengar... 81 4.13 Distribusi Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan

Sastra pada Aspek Kesesuaian Isi cerita Siklus II ... 87 4.14 Hasil Belajar Siswa Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan sastra ... 88 4.15 Distribusi Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan sastra ... 89 4.16 Hasil Tes Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Pada Aspek Kelengkapan Pokok Cerita Siklus II ... 90 4.17 Hasil Tes Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Pada Aspek Keefektifan Kalimat Siklus II ... 91 4.18 Hasil Tes Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra


(11)

xvi

4.19 Hasil Tes Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Pada Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Siklus II... 93

4.20 Data Komulatif Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra ... 95

4.21 Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra ... 96

4.22 Data Ketuntasan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra ... 98

4.23 Skor Perolehan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra ... 99

4.24 Data Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Prasiklus ... 102

4.25 Data Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan sastra ... 104

4.26 Data Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Siklus II ... 106

4.27 Hasil Belajar Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 108


(12)

xi MOTTO

Orang-orang yang baik adalah mereka yang selalu mencoba untuk terus memperbaiki dirinya

(Haji Agus Salim)

Hal Utama yang diperlukan untuk membuat manusia Berbahagia adalah kecerdasan


(13)

v

MENGESAHKAN 1. TIM Penguji

Ketua : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ___________

Sekretaris : Sumarti, S.Pd., M.Hum. ___________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Siti Samhati, M. Pd. ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(14)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah dilimpahkan Allah swt, penulis mempersembahkan karya tulis ini, kepada orang-orang terkasih berikut.

1. Kedua orang tuaku yang telah merawat, membesarkan, dan mendidik dengan penuh keikhlasan sehingga mendapatkan keberhasilan.

2. Suami tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi serta kebersamaan- nya hingga memberikan kedamaian dan keberhasilan.

3. Kedua buah hatiku,Yholando Musyaden dan Irfan Jundi Musdayen, yang selalu memberikan inspirasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Kakak-kakak dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin dapat terbalaskan. 4. Dosen-dosenku yang telah membantu menyelesaikan kualiahku.


(15)

iv

Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Melalui Teknik Latihan

Pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Yeni Yuniar Nomor Pokok Mahasiswa : 1013076014

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi pembimbing

Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. Sumarti, S.Pd., M.Hum. NIP 196401061988031001 NIP 197003181994032002

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 194804211978031004


(16)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Halangan Ratu, pada tanggal 29 Mei 1977 anak ke empat dari enam bersaudara, buah cinta dari pasangan Nurwawi dan Rusni (almh).

Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Halangan Ratu diselesaikan pada tahun 1990, Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI Pejambon diselesaikan pada tahun 1993, SMEA Swadipha diselesaikan pada tahun1996, D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung, Program Studi Bahasa dan Sastra Daerah Lampung diselesaikan pada tahun 2001.

Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan selama dua bulan, yaitu bulan April hingga Mei 2011.


(17)

viii SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Me- nuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Melalui Teknik Latihan pada Siswa Kelas VII semester Ganjil SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011- 2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada;

1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah

membimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai;

2. Sumarti, S.Pd., M.Hum. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan bimbing-

an, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama perkuliahan memberikan ilmu yang sangat bermanfat;

3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan


(18)

mo-ix

tivasi, dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung dengan baik;

4. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Lampung beserta stafnya;

5. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis

dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;

6. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan Tata Usaha Jurusan Pendidikan

Ba-hasa dan Seni Universitas Lampung yang membantu dan melayani urusan ad- ministrasi perkuliahan;

7. Dra. Emi Sulasmi selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Natar Kabupaten

Lampung Selatan yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan PTK ini;

8. Keluarga Besar SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan, seluruh

dewan guru, karyawan, dan staf Tata Usaha;

9. Kakak-kakak, mertua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dan

semangat juga dukungan kepadaku;

10. Teman-teman mahasiswa S-1 dalam Jabatan Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia Angkatan 2010/2011 yang telah memberikan motivasi dan ber- partisipsi dalam menyelesaian PTK ini;

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang


(19)

x

Semoga Allah swt membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak dan teman-teman. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak ke- kurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, Maret 2012

Penulis,


(20)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi secara benar. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan melalui pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Adapun tujuan utama pelajaran Bahasa Indonesia adalah membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dilatih untuk menguasai empat aspek berbahasa, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

Salah satu aspek berbahasa yang akan menjadi bahasan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah aspek menulis. Menulis merupakan Salah satu aspek keteram- pilan berbahasa yang cukup penting adalah menulis. Dengan menguasai keteram- pilan menulis, peserta didik akan mampu menuangkan gagasan sesuai dengan konteks yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Penguasaan aspek keteram- pilan menulis oleh siswa yang baik dan benar mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif, sehingga mampu melahirkan tulisan yang komunikatif, jelas runtut dan mudah dipahami.


(21)

2 Keberhasilan pembelajaran menulis sangat bergantung pada kreativitas guru dalam mendidik dan menggunakan teknik yang tepat. Pemanfaatan teknik yang tepat oleh guru akan memudahkan bagi siswa menemukan atau memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga yang materi tersebut mudah dipahami oleh siswa.

Banyak sekali teknik pembelajaran yang dapat digunakan pada saat kegiatan be- lajar mengajar berlangsung salah satunya adalah dengan teknik latihan. Pem- belajaran dengan teknik latihan diharapkan siswa memiliki percaya diri untuk mengembangkan keterampilan menulis sesuai dengan topik yang akan ditulis oleh siswa.

Guru harus mampu memotivasi siswa untuk belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Di samping itu guru harus mampu mengubah pandangan tentang materi pelajaran menulis, khususnya memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan kompetensi dasar menuliskan kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar yang semula menjenuhkan, menjadi pelajaran yang diminati dan menarik bagi siswa. Dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis isi teks bacaan sastra ada beberapa hal yang sering muncul diantaranya, siswa kurang memiliki motivasi terhadap pelajaran keterampilan menulis, siswa merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang monoton, siswa kurang terampil menulis khususnya menulis kembali cerita yang di bacakan, selain itu juga siswa kurang percaya diri untuk dapat menuangkan gagasan-gagasan dalam bentuk tulisan. Hal tersebutlah yang selama ini terjadi di kelaas VII semeseter ganjil SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran


(22)

3 2011/2012. Oleh karena itu guru harus benar-benar menguasai teknik pembelajaran yang relevan dengan materi yang dibelajarkan kepada siswa namun kenyataannya tidak setiap guru mampu memilih metode yang tepat dalam membelajarkan aspek menulis.

Hal ini yang dijumpai di SMP Negeri 5 Natar, Lampung Selatan. Guru bahasa Indonesia belum mampu memilih dan menggunakan teknik latihan dalam mem- belajarkan siswa pada aspek menulis.

Berdasarkan kenyataan di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan menggunakan teknik latihan dalam materi menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar. Dengan penerapan teknik latihan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kembali cerita yang di dengar dengan baik dan benar.

Peneliti memilih teknik latihan karena, dengan teknik ini siswa dapat meng- gunakan daya berpikirnya yang makin lama makin bertambah, hal ini disebabkan oleh siswa akan lebih teratur dan teliti dalam menuliskan ide atau gagasannya dan juga siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih men- dalam mengenai pembelajaran yang telah di perolehnya. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan teknik latihan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil sebagaimana yang diamanatkan da- lam kurikulum KTSP yaitu, apabila tingkat ketuntasan siswa telah mencapai nilai 65 keatas sudah 75% pada materi menulis, khusunya menuliskan kembali dengan


(23)

4 bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar. KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 5 Natar adalah 65,00.

Pembelajaran menulis kembali cerita/dongeng yang didengar atau yang dibacakan pada siswa SMP Negeri 5 Natar telah sering diberikan, tetapi hasilnya belum mampu mencapai kriteria pembelajaran tuntas tersebut. Hal tersebut tampak pada nilai harian siswa hanya 22% siswa yang mencapai nilai 65 ke atas. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan perlu adanya perubahan dalam pembelajaran ini khususnya faktor strategi atau teknik yang digunakan.

Menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan merupakan suatu pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan mendengar yang baik. Karena dalam hal ini siswa dituntut agar mampu menuliskan kembali cerita yang di dengar. Apabila siswa memiliki kemampuan menyimak dengan baik, maka siswa akan paham dengan apa yang diinformasikan pembicara (dalam hal ini guru). Untuk itu agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif, peneliti memilih teknik latihan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan penelitian ini adalah “bagaimana- kah peningkatan kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra melalui teknik latihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 5 Natar tahun pelajaran 2011/2012’.


(24)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar melalui teknik latihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Natar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini dapat memperkaya kajian pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis, khususnya menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan.

1.4.2 Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Guru

1) Sebagai masukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia

2) Memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas dalam proses pembelajaran di kelas

b. Manfaat Bagi Siswa

1) Untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis kembali

cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan.

2) Meningkatkan aktivitas dan minat siswa dalam belajar khususnya pada keterampilan menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan.


(25)

6

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1Menulis

2.1.1 Pengertian Menulis

Keterampilan menulis dalam kehidupan modern ini sangat dibutuhkan. Ke- terampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini menulis dipergunakan melaporkan, mem- beritahukan dan mempengaruhi. Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung tidak secara tatap muka dengan orang lain, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008 : 3 ). Menulis adalah kegiatan penulisan tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahannya sudah siap. Akan tetapi, sebenarnya menulis itu merupakan suatu proses penulisan (Sabarti, 1988 : 2).

Pendapat lain mengatakan menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan berulang-ulang. Dengan kata lain tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan me- nulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya melalui kegiatan berfikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis ( Syafie’ie dalam Sabarti, 1988 : 42).


(26)

7

Dari beberapa pendapat diatas penulis mengacu pada pendapat Sabarti Akhadiah yang menyatakan bahwa menulis itu merupakan kegiatan penulisan tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahannya sudah siap akan tetapi, sebenarnya menulis itu sesuatu proses yaitu proses penulisan.

Menuliskan kembali cerita yang didengar tidaklah mudah. Di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampil- an penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat meng- akibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.

Jadi, sekurang-kurangnya, ada tiga kemampuan yang tergabung dalam kegiatan menulis, sebagai berikut.

1. penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi diksi, struktur kalimat, paragraf, ejaan dan sebagainya,

2. penguasaan isi tulisan sesuai dengan alur cerita yang bacakan,

3. penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan.


(27)

8

2.1.2 Manfaat Kegiatan Menulis

Manfaat menulis sebagai berikut.

1. dengan menulis siswa dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri- nya. Siswa dapat mengetahui sampai dimana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu siswa terpaksa berfikir, menggali pe- ngetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawa sadar me- lalui kegiatan menulis siswa mengembangkan gagasan,

2. kegiatan menulis memaksa siswa untuk lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara tioriti maupun fakta-fakta yang berhubungan,

3. menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta meng- ungkapkannya secara tersurat,

4. melalui tulisan siswa akan dapat meninjau gagasannya sendiri secara objek- tif, tugas menulis suatu topik mendorong siswa belajar secara aktif,

5. kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan siswa berpikir serta berbahasa secara tertib.

Kegiatan menulis merupakan upaya penulis untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, penulis harus memilih, memilah, dan menyusun tujuan, ke- mudian menuliskannya ke dalam bahasa yang mudah dibaca dan dipahami oleh pembacanya (Jambrohim, dkk 2002). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan berbahasa non lisan yang harus dipelajari agar orang lain memahami dan mengerti apa yang diinginkan penulis.


(28)

9

Pada saat menulis kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada saat mengutarakan suatu ide/gagasan tentang sesuatu dari pikiran kita dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam bahasa tulisan itulah yang disebut siswa memahami dongeng yang dibacakan oleh guru di depan kelas.

Pada penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai kemampuan menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan teknik latihan. Dalam hal ini aspek yang akan dinilai adalah kemampuan siswa menuliskan kembali isi teks wacana sastra (dongeng Jaka Tarbu) yang dibacakan guru di depan kelas.

2.2 Menyimak

2.2.1 Pengertian Menyimak

Menyimak adalah mendengarkan (memperhantikan) baik-baik apa yang diucap- kan atau dibicarakan orang (W.J.S Poerwadarminta, 1982 : 847). Menyimak ada- lah suatu proses kegiatan mendengar. Walau mungkin si pendengar tidak me- mahami apa yang didengar. Pada kegiatan menengarkan sudah ada unsur pe- mahaman karena itu belum menjadi tujuan menyimak. Kegiatan menyimak men- cakup mendengar, mendengarkan, dan disertai ousaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, per- hatian, dan pengamatan, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak (Tarigan, 1994: 27). Menyimak merupakan suatu proses pengambilan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta me-


(29)

10

mahami makna komunikasi melalui ujuaran atau bahasa lisan (Anderson dalam Tarigan, 1987: 28).

Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan kalau menyimak pada dasarnya me- rupakan suatu proses perubahan bentuk bunyi (ujaran) menjadi wujud makna. Karena menyimak merupakan suatu proses mendengar menggunakan indra pen- dengaran, namun bukan berarti saat mendengar seseorang sudah dikatakan sedang menyimak. Sesungguhnya proses menyimak tidak sekedar mendengar, tetapi lebih dari itu, yaitu mendengar dengan memusatkan perhatian kepada objek yang di- simak. Proses menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disengaja da- lam rangka mencapai maksud-maksud tersebut misalnya, untuk tujuan belajar, mengapresiasi sebuah karya sastra, mendapatkan informasi khusus, memecahkan masalah, atau untuk memahami aspek-aspek sebuah bahasa (Tarigan, 1987: 68).

2.2.2 Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak, secara umum adalah agar kita dapat mengerti atau memahami makna kata dari pembicara. Dengan memahami apa yang kita dengarkan (di- bicarakan), maka kita dapat melakukan penilaian terhadap isi ucapan tersebut. Setelah melakukan penilaian, maka kita dapt memberikn tanggapan atas ucapan tersebut. Tanggapan tersebut dapat dituangkan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 1994: 32).


(30)

11

2.2.3 Langkah-Langkah dalam Menyimak

Secara umum ada empat langkah dalam menyimak, yaitu 1. mendengarkan bunyi ucapan;

2. mengartikan bunyi ucapan;

3. melakukan penilaian terhadap makna ucapan; 4. melakukan tanggapan atas ucapan tersebut.

Jika keempat tahapan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka pembicaraan dapat berjalan dengan baik pula. Semakin baik seseorang menyimak, akan se-makin mudah untuk kita memahami apa yang sedang dibicarakan.

2.2.4 Jenis-jenis menyimak

2.2.4.1Menyimak Kritis

Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang di dalam proses penyimakannya sudah terlihat kurangnya keaslian prasangka ketidaktelitian yang akan diamati. Dengan kata lain, si penyimak melakukan suatu penilaian dengan cermat tentang semua yang telah dikatakan si pembicara, dalam upaya untuk menentukan apakah informasi serta pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh si pembaca itu terpercaya, terandalkan, atau tidak.

Tujuan dari suatu aktifitas menyimak kritis ini adalah untuk mencapai tingkatan fakta-fakta yang diperluas sebagai bahan penarikan kesimpulan.


(31)

12

2.2.4.2 Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif merupakan suatu bentuk belajar pemahaman yang di- kerjakan dengan konsentrasi yang penuh terhadap ucapan-ucapan yang disimak- nya. Meskipun dalam kegiatan menyimak, secara umum, diperlukan adanya suatu konsentrasi, tatapi penekanan konsentrasi dalam menyimak konsentratif ini di- tujukan untuk menjamin ter-capainya tujuan utama dalam aktivitas menyimak jenis ini.

Adapun tujuan utama dalam menyimak konsentratif adalah untuk menangkap semua pembicaraan, baik dalam bentuk informasi maupun (dalam bentuk lainnya, agar tumpuan ke arah itu tidak menyimpang dari ide-ide yang sebenarnya.

2.2.4.3 Menyimak Kreatif

Menyimak kreatif merupakan jenis menyimak yang mempunyai hubungan erat dengan imajinasi si penyimak. Dalam menyimak kreatif, imajinasi dan partisipasi dari si penyimak sangat menentukan hasil yang akan diperolehnya. Sebagai con- toh, seseorang dapat menangkap makna yang terkandung dalam sebuah cerita jika ia mempunyai imajinasi yang baik serta ikut berpartisipasi dalam alur cerita yang dibacakan tersebut.

Tujuan utama dalam menyimak kreatif ini adalah untuk mencapai suatu pe- nyelesaian masalah, sekaligus memeriksa dan menguji hasil-hasil pemecahan masalah tersebut.


(32)

13

2.2.2.4 Menyimak Interogatif

Menyimak interogatif adalah jenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentarsi, selektivitas, pemusatan perhatian, dan penilikan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan ucapan yang di- dengarnya.

Tujuan utama dari aktivitas menyimak interogatif adalah untuk mendapatkan in- formasi secara detil, dengan cara mempersempit serta mengarahkan pembicaraan sehubungan denganpemerolehan informasi yang telah lalu.

2.2.2.5 Menyimak Eksploratori

Menyimak eksploratori adalah jenis menyimak intensif dengan maksud dan tujuan yang lebih sempit daripada menyimak interogatif yang merupakan jenis menyimak jenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentarsi, selektivitas, pemusatan perhatian, dan penilikan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan ucapan yang di- dengarnya.

Tujuan utama menyimak eksploratori adalah untuk menentukan hal-hal baru yang menarik atau untuk memperoleh informasi tambahan mengenai sesuatu yang tengah menjadi bahan pembicaraan yang sedang hangat atau ramai dibicarakan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis menyimak kreatif, karena pada kegiatan menyimak ini siswa benar-benar dituntut untuk mendengarkan cerita


(33)

14

yang dibacakan oleh guru, agar dapat menulis kembali cerita tersebut dengan penuh imajinatif .

2.3 Kesusastraan

2.3.1 Pengertian Kesusastraan

Secara etimologis atau asal-usulnya, istilah kesusatraan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni susastra.

1. Su berarti ‘bagus’ atau ‘indah’.

2. Sastra berarti ‘buku’, ‘tulisan’, atau ‘huruf’.

Dengan demikian, susastra berarti tulisan yang bagus atau tulisan yang indah. Istilah kesusastraan kemudian diartikan sebagai tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dalam bahasa yang indah (Aminuddin, 1991: 248). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dirumuskan ciri-ciri kesustraan sebagai berikut.

1. Bahasanya terpelihara baik.

2. Isinya menggambarkan kebenaran dalam kehidupan manusia. 3. Cara menyajikannya menarik sehingga berkesan di hati pembaca.

2.3.2 Fungsi dan Nilai-Nilai Karya Sastra

Secara umum, fungsi sastra dapat digolongkan dalam lima golongan besar.

1. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur. 2. Fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai-nilai kebenaran

dan kebaikan yang ada didalamnya.


(34)

15

4. Fungsi moralitas, yaitu mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para pembaca dapat mengetahui moral yang baik dan buruk.

5. Fungsi religiusitas, mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembacanya.

2.3.3 Ragam Sastra

Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi atas empat bagian:

1. Prosa, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa yang bebas dan panjang dengan penyampaian secara naratif (bercerita). Contohnya cerpen dan novel.

2. Puisi, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa singkat, padat, serta indah. Dalam puisi, bentuknya selalu terikat oleh aturan baku, antara lain:

a. jumlah larik tiap bait,

b. jumlah suku kata atau kata dalam tiap larik, c. pola irama pada setiap larik atau bait, dan d. persamaan bunyi kata atau tima.

3. Drama, bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa bebas dan panjang, serta dilukiskan dengan menggunakan dialog.

Dalam penelitian ini penulis membatasi pada kemampuan siswa menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan berupa dongeng Jaka Tarub.


(35)

16

2.3.4 Prosa

Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita atau narasi. Prosa pada umumnya merupakan cangkokan dari bentuk monolog dengan dialog. Karena itu, prosa disebut pula teks pencangkokan. Yang dimaksud dengan teks pencangkokan adalah pencerita (pengarang) mencangkokkan pikirannya ke dalam pikiran-pikiran tokoh sehingga timbullah dialog di antara tokoh tokoh-tokoh itu. Padahal dialog-dialog itu adalah cetusan pikiran pengarangnya seorang diri.

2.3.4.1 Jenis-jenis Prosa

Secara umum, prosa terbagi ke dalam dua jenis, yakni nonsastra dan sastra. yang termasuk dalam prosa nonsastra adalah karangan-karangan yang biasa disebut dengan karya ilmiah. Dan prosa sastra, terbagi lagi ke dalam dua jenis, yakni prosa fiksi dan nonfiksi.

2.3.4.2 Prosa fiksi meliputi: 1. Dongeng

Dongeng adalah sebuah cerita, tetapi cerita yang biasanya dibumbui dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi.

2. Cerpen

Cerpen adalah cerita yang menurut wujud pisiknya berbentuk pendek. Ukuran panjang pendenknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah kata sekitar 500-5.000 kata.


(36)

17

3. Novel

Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti sebuah karangan baru yang kecil. Kemudian kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atau problematika kehidupan seseorang atau beberap tokoh.

2.3.4.3 Struktur Cerita

Struktur cerita dibentuk oleh unsur-unsur beikut. 1. Tema

Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Dari ide dasar itulah ke- mudian cerita dibngun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur instrinsik seperti plot, penokohan, dan latar.

2. Alur

Alur (plot) merupakan sebagian dari unsur instriksik suatu karya sastra. Alur merupakan pola mengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Pola pengembangan cerita suatu cerpen atau novel tidaklah seragam. Jalan cerita suatu novel terkadang berbelit-belit dan penuh kejutan, kadang juga sederhana.

Secara umum jalan cerita terbagi dalam beberapa bagian; 1) Pengenalan situasi cerita (exposition)

2) Pengungkapan peristiwa (complication) 3) Menuju pada adanya konflik (rising action) 4) Puncak konflik (turning point)


(37)

18

Dalam sebuah alur cerita, konflik merupakan inti. Konflik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan. Bentuk-bentuk pertentangan itu, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang sangat beragam.

3. Latar

Latar (setting) merupakan salah satu unsur instrinsik karya sastra. yang termasuk dalam latar adalah keadaan tempat, wakttu, dan budaya.

4. Penokohan

Penokohan merupakan salah satu unsur instrinsik karya sastra, disamping tema, plot, setting, sudut pandan, dan amanat. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita.

5. Sudut Pandang atau Point of view

Sudut Pandang atau Point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam;

1) Berperan langsung sebagai orang pertama

2) Hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat 6. Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan dikatis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu.

7. Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasig serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antar sesama tokoh. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna.


(38)

19

2.4 Teknik Latihan

Teknik latihan sebagai suatu cara mengajar yang dilaksanakan guru, dimana siswa melakukan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajarinya. Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur dalam pelaksanaannya akan membina siswa dalam meningkatkan penguasaan suatu keterampilan, bahkan mungkin siswa akan memiliki ketngkasan dengan sempurna. Dengan demikian, siswa akan berprestasi dibidang tertentu.

2.4.1 Pengertian Teknik

Teknik mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran (Roestiyah, 2008: 125). Teknik adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar ter- capai sesuai dengan yang dikehendaki (Poerwadarminta, 2007:740). Dalam menyampaikan materi pelajaran, seorang guru harus mampu menggunakan dan menguasai beberapa teknik yang tepat agar tujuan tercapai. Dengan teknik latihan diharapkan agar siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga sis- wa mampu memahami isi teks bacaan sastra yang dibacakan guru di depan kelas, dengan demikian mereka mampu menuliskan kembali isi cerita yang didengar tersebut ke dalam suatu tulisan yang imajinatif dan logis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Roestiyah yaitu teknik merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubung- an dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran.


(39)

20

2.4.2 Tujuan Penggunaan Teknik Latihan

a. Agar siswa memiliki keterampilan motoris/gerak; seperti menghafalkan kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olahraga.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, men- jumlahkan, mengurangi, mengenal benda/bentuk dalam tanda baca, mate- matika, ilmu pasti, dan sebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan dengan hal lain, seperti menghubungkan sebab-akibat, antara tanda huruf dan bunyi – ng-ny- dan sebagainya.

2.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Latihan

2.4.3.1Keunggulan Teknik Latihan

Pengajaran yang diberikan melalui teknik latihan dengan baik akan selalu meng- hasilkan hal-hal sebagai berikut (Roestiyah, 2008:125).

1. Anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya. Ini berarti daya berpikirnya bertambah.

1) Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam.


(40)

21

Agar keunggulan teknik latihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah.

a) Tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula adanya pe-rubahan kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang lebih baik pada peserta didik/siswa;

b) Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan se- belum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimna kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pe- ngetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya, karena sifatnya permanen, serta siap untuk digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupan.

2.4.3.2Kelemahan Teknik Latihan

1) Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal ini akan menghambat bakat dan inisiatif siswa.

2) Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, sehingga siswa tidak pemahaman.

3) Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me- laksanakannya.


(41)

22

4) Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik dan tepat, sehingga tidak boleh diubah, mengakibatkan keterampilan yang diperoleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasa- an yang kaku atau keterampilan yang salah.

2.4.3.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Latihan

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik latihan ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam, antara lain.

1. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelas terlebih da- hulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa la- tihan ini diperlukan untuk melengkapi belajar;

2. Masa latihan relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu-waktu tertentu;

3. Latihan harus menarik, gembira, dan tidak membasankan. Untuk itu perlu: (a) Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan ter-

baik dengan sedikit menggunakan emosi;

4. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan kelompok.


(42)

23

2.5 Kemampuan Menulis Kembali Cerita Dongeng yang Didengar atau yang Dibacakan

Kemampuan berarti memiliki kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2003:2). Telah dibahas diatas, bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi melalui ujuaran atau bahas lisan (Tarigan, 1987 : 28). Cerita atau dongeng merupakan bagian dari teks sastra dan teks saatra adalah sebuah teks/bahan bacaan yang berisi ragam karya sastra. Jadi kemampuan menulis kembali cerita atau dongeng yang di- dengar atau yang dibacakan memiliki arti suatu kesanggupan, kekuatan, ke- cakapan untuk menuangkan pikiran/imajinasi berdasarkan cerita yang telah dibacakan guru kedalam sebuah tulisan yang tertuang secara logis dan sistematis.


(43)

24

III. METODE PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (actin reseach) yang dilaksana- kan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas pada hakikatnya merupa- kan rangkaian “riset – tindakan – riset – tindakan – riset – tindakan……” yang dilakukan guna memecahkan permasalahan dan meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusuma, 2011: 9). Dalam berbagai penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas model penelitian Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar. Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen (perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut.


(44)

25

Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang akan berlangsung secara terus-menerus. Apabila pembelajaran menuliskan kembali isi teks bacaan sastra dengan menggunakan teknik latihan belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak di- tentukan sampai siklus tertentu.

Pelaksanaan tindakan siklus disesuaikan dengan kebutuhan dan upaya peningkat- an hasil pembelajaran. Jika terdapat peningkatan dalam pembelajaran yang telah sesuai dengan indikator, siklus tersebut dapat dihentikan, meskipun masih dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak ada perubahan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui karena akan menimbulkan ke- jenuhan pada siswa.

Bagan 3.1

Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi Model Kurt Lewein

Tindakan (acting)

Perencanaan (planning)

Refleksi (reflecting

Pengamatan (observating)


(45)

26

3.2Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Natar, beralamat di Jalan Rajawali Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. SMP Negeri 5 Natar memiliki 13 rombongan belajar yang terdir atas 4 ruang kelas VII, 4 ruang kelas VIII, dan 5 ruang kelas IX.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai, yaitu 75% siswa memperoleh nilai sesuai atau melebihi KKM mata pelajaran bahasa Indonesia pada SMP Negeri 5 Natar tahun pelajaran 2011/2012 yaitu (65,00). 3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII-C SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa 25 siswa, yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3.4 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data hasil kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra melalui teknik latihan pada siswa kelas VII-C semester ganjil SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.


(46)

27 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian ini berlangsung dengan tes. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa. Hal ini dilaku- kan untuk mengetahui tingkat kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra melalui teknik latihan pada siswa kelas VII-C semester ganjil SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

3.5.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis. 3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan daur ulang atau siklus. Tiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu: perencanaan, tinda- kan observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan me- nemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Lalu dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

3.6.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di direncanakan dalam dua siklus yang berlangsung selama dua minggu. Tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan,


(47)

tiap-28 tiap pertemuan terdiri atas lima tahapan pelaksanaan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan pengumpulan data.

3.6.2 Pelaksanaan Tindakan

Tindakan berlangsung didalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII selama 2 (dua) kali pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

A. Pertemuan Pertama Siklus I

B. Kegiatan Awal

1) Salam

2) Presensi

3) Apersepsi

4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan

tujuan pembelajaran. C. Kegiatan Inti

1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara yang dapat efektif dalam pembelajaran menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan

2) Guru membacakan teks yang berisi dongeng “Jaka Tarub” di depan

kelas.


(48)

29 4) Siswa menuliskan unsur-unsur instrinsik yang terkandung dalam dongeng Jaka Tarub yang telah dibaca guru di depan kelas yaitu menentukan tema, alur, latar, penokohan, dan amanat.

5) Siswa mulai melaksanakan latihan yaitu denga menuliskan kembali

isi cerita Jaka Tarub yang telah dibacakan guru di depan kelas dengan kalimatnya sendiri.

D.Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi

2) Siswa menerima tugas rumah

3) Salam.

B. Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Awal

1) Salam

2) Guru mengecek kehadiran siswa

3) Guru mengadakan apersepsi

4) Guru mengimformasikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

1. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai pembelajaran

sastra

2. Siswa membacakan di depan kelas hasil kegiatan latihan minggu lalu, yaitu menuliskan kembali isi cerita dongeng Jaka Tarub yang telah dibacakan guru dengan kalimatnya sendiri


(49)

30 4. Guru memberi apresiasi pada hasil kerja siswa

5. Setelah seluruh siswa membacakan hasil kerjanya di depan kelas guru memberikan tugas latihan berikutnya yaitu menentukan unsur-unsur instrinsik dalam cerita Jaka Tarub.

6. Siswa mengerjakan tugas latihan menentukan unsur-unsur instrinsik yang terkandung pada cerita Jaka tarub yaitu dengan mencari tema, alur, latar, penokohan, dan amanat.

3. Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru melakukan refleksi

2. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini

3. Salam.

3.6.3 Pengamatan/Observasi Pelaksanaan Siklus I

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai kolabor/teman sejawat dan penulis sebagai peneliti.

3.6.4 Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisi, mencermati, dan mengkaji secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan pada pembelajaran menuliskan kembali isi teks bacaan sastra pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan. Kemudian dilakukan evaluasi agar guru dapat menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.


(50)

31 3.7 Perencanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan berlangsung didalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-C selama 2 (dua) kali pertemuan (4x40 menit) dengan mengguna- kan langkah-langkah sebagai berikut.

3.7.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Penelitian tindakan kelas pada siklus II ini akan berlangsung pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-C dalam dua kali pertemuan (1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

A. Pertemuan Pertama Siklus II

1. Kegiatan Awal

1) Salam

2) Presensi

3) Apersepsi

4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan

tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti

1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara yang dapat efektif dalam pembelajaran menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan


(51)

32

2) Guru dan siswa membahas tugas latihan yang kedua pada pertemuan

sebelumnya yaitu menentukan unsur-unsur instrinsik dari cerita Jaka Tarub

3) Siswa mengumpulkan tugas minggu lalu yaitu menentukan tema, alur,

latar, penokohan, dan amanat dari cerita Jaka Tarub

4) Guru membacakan teks yang berisi dongeng “Sang Kancil dengan Buaya” di depan kelas.

5) Siswa menyimak contoh pembacaan teks cerita “Sang Kancil dengan

Buaya”.

6) Siswa menuliskan unsur-unsur instrinsik yang terkandung dalam dongeng “Sang Kancil dengan Buaya” yang telah dibaca guru di depan kelas yaitu menentukan ide pokok cerita setiap paragraf, merangkai pokok cerita menjadi ringkasan cerita, kepaduan paragraf, penggunaan ejaan dan tanda baca.

7) Siswa mengerjakan tugas latihan yaitu menuliskan kembali isi cerita Sang Kancil dan Buaya dengan kalimat yang tepat.

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dn guru melakukan refleksi

2) Siswa menerima tugas rumah

3) Salam

B.Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Awal

1. Salam


(52)

33

3. Guru mengadakan apersepsi

4. Guru mengimformasikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

1. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai pembelajaran

sastra

2. Siswa membacakan di depan kelas hasil kegiatan latihan minggu lalu, yaitu menuliskan kembali isi cerita yang dibacakan (dongeng Sang Kancil dengan Buaya)

3. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja temannya

4. Guru memberi tugas yang kedua yaitu menentukan unsur-unsur

instrinsik pada cerita Sang Kancil dengan Buaya

5. Siswa menentukan unsur-unsur instrinsik dalam cerita Sang Kancil dengan Buaya yaitu menentukan ide pokok cerita setiap paragraf, merangkai pokok cerita menjadi ringkasan cerita, kepaduan paragraf, penggunaan ejaan dan tanda baca.

6. Guru memberi apresiasi pada hasil kerja.

3. Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru melakukan refleksi

2. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini


(53)

34

3.7.2 Pengamatan/Observasi Pelaksanaan Siklus II

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan penulis sebagai peneliti.

3.7.3 Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, mencermati, dan mengkaji secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui langka-langkah sebagai berikut. 1. Tes

Tes dilakukan pada saat pembelajaran materi menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan dengan latihan. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui apakah contoh cerita yang dibacakan guru di kelas lebih efektif. Pedoman observasi atau peng- amatan ini di isi selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada setiap aspek yang diamati siswa dengan kategori (keadaan kelas) apakah kurang, cukup, baik atau baik sekali.


(54)

35

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengupulkan hasil lembar kerja siswa. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang men- dukung permasalahan yang akan diteliti.

3.8.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan

Sastra

Indikator penilaian menceritakan kembali teks bacaan sastra yang didengar adalah siswa dapat menuliskan kembali isi cerita sesuai dengan isi cerita yang telah di dengar, mampu menentukan pokok-pokok cerita, menulis cerita dengan menggunakan kalimat efektif, kepaduan antar paragraf, dan penggunaan ejaan yang tepat.

Tabel 3.1

Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Siswa Kelas VII-C Semester Gnjil

SMP Negeri 5 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012

No Indikator Deskriptor Penilaian Skor

1 Kesesuaian Isi Cerita

yang Ditulis dengan Cerita yang

Didengar

Siswa mampu menuliskan kembali isi cerita dengan sangat tepat, hanya terdapat 1-3 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar

4 Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita dengan tepat, namun masih terdapat 4-7 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar

3 Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita namun kurang tepat, karena terdapat 8-10 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar

2 Siswa belum dapat menuliskan kembali

isi cerita dengan tepat, karena terdapat ≥ 10 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar


(55)

36

No Indikator Deskriptor Penilaian Skor

2 Kelengkapan pokok

cerita Siswa mampu menuliskan pokok-pokok cerita dengan sangat tepat, hanya terdapat

1pokok cerita yang belum tepat 4

Siswa dapat menuliskan pokok-pokok cerita dengan tepat, namun masih

terdapat 2-3 dari pokok cerita yang belum tepat

3 Siswa dapat menuliskan pokok-pokok

cerita, namun kurang tepat, karena

terdapat 4-5 dari pokok cerita yang belum tepat

2 Siswa belum dapat menuliskan

pokok-pokok cerita, karena terdapat ≥ 6 dari

pokok cerita yang belum tepat 1

3 Keefektifan Kalimat Siswa mampu menuliskan kembali isi

cerita yang didengar dengan

menggunakan kalimat efektif, hanya terdapat 1-3 kalimat yang kurang efektif

4 Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita yang didengar dengan menggunakan kalimat efektif, namun masih terdapat 4-7 kalimat yang kurang efektif

3 Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita yang didengar dengan menggunakan kalimat efektif, namun masish terdapat 8-10 kalimat yang kurang efektif

2 Siswa belum dapat menuliskan kembali

isi cerita yang didengar dengan menggunakan kalimat efektif, karena terdapat ≥ 10 kalimat yang kurang efektif

1

4 Kepaduan Paragraf Siswa mampu menuliskan kembali cerita

yang didengan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat bertautan dan berurutan dengan tepat , hanya terdapat 1 paragraf yang kurang tepat

4 Siswa dapat menuliskan kembali cerita

yang didengan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat bertautan namun masih terdapat 2 paragraf yang belum berurutan dan bertautan dengan tepat


(56)

37

No Indikator Deskriptor Penilaian Skor

Siswa dapat menuliskan kembali cerita yang didengan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat, namun terdapat 3 pargaraf yang belum bertautan dan berurutan dengan tepat

2 Siswa belum dapat menuliskan kembali

cerita yang didengan dengan

memperhatikan hubungan antarkalimat, karena terdapat ≥ 4 parafrag cerita yang ditulis tidak bertautan dan tidak berurutan

1

5 Ketepatan

penggunaan ejaan dan tanda baca

Dalam menuliskan kembali isi cerita yang didengar siswa mampu

menggunakan ejaan dan tanda baca dengan sangat tepat, hanya terdapat 1-3 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat

4 Dalam menuliskan kembali isi cerita

yang didengar siswa dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat, namun terdapat 4-7 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat

3 Dalam menuliskan kembali isi cerita

yang didengar siswa ejaan dan tanda baca yang digunakan belum tepat, karena terdapat 7-10 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat

2 Dalam menuliskan kembali isi cerita

yang didengar siswa belum dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat, karena terdapat ≥10 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat

1

Jumlah Skor 20

3.8.2 Penjelasan Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Isi

Teks Bacaan Sastra

1. Kesesuaian Isi Cerita yang ditulis dengan yang Dibacakan

Dalam menulis cerita dituntut kesesuaian dengan cerita yang terjadi di- dalamnya tidak boleh menyimpang dari isi cerita tersebut. Jadi, apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat


(57)

38 skor 4. Apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat skor 3. Apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat skor 2. Apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat skor 1.

2. Kelengkapan Pokok-Pokok cerita

Pokok dalam sebuah cerita merupakan tema atau suatu yang dapat dikembangkan untuk menjadi sebuah cerita. Dalam penulisan cerita siswa harus menentukan terlebih dahulu pokok-pokok dari cerita tersebut, setelah itu baru dirangkai menjadi sebuah cerita yang utuh. Jadi apabila dalam menentukan pokok-pokok cerita siswa sudah sangat tepat, maka siswa mendapatkan skor 4, apabila siswa sudah mampu menentukan pokok-pokok dengan tepat maka mendapatkan skor 3, apabila dalam menentukan pokok-pokok cerita namun kurang tepat maka siswa mendapat skor 2, apabila dalam siswa tidak mampu menentukan pokok-pokok cerita maka siswa mendapat skor 1.

3. Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan tidak minimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kessepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan. Jadi, apabila kalimat yang digunakan sangat efektif, maka siswa skor 4. Apabila kallimat yang digunakan efektif, siswa mendapat skor 3. Apabila kalimat yang digunakan kurng efektif, siswa mendapat skor 2. Apabila kalimat yang digunakan tidak efektif, siswa mendapat skor 1.


(58)

39

4. Kepaduan Paragraf

Paragraf dikatakan koherensi apabila paragraf itu mengandung kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik terjadi apabila semua kalimat penjelas mendukung kalimat utama. Jadi, apabila hubungan antar kalimat bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapata skor 4. Apabila hubungan antarkalimat kurang bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautatan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautan dan tidak dapat dipahami, maka siswa mendapat skor 1.

5. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat. Jadi, apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf sangat tepat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf kurang tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tidak tepat, maka siswa mendapat skor 1.


(59)

40 Tabel 3.2

Indikator dan Deskriptor Kegiatan (Aktifitas Siswa) dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Melalui Teknik Latihan

Siswa SMP N.5 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor

1 Aktivitas

Siswa 1) Perhatian Siswa Dalam poses pembelajaran seluruh siswa memperhatikan

materi yang di sampaikan 5

Dalam poses pembelajaran hanya 15-20 siswa yang memperhatikan materi pelajaran yang sedang disampaikan

4 Dalam poses pembelajaran

hanya 10-15 siswa yang memperhatikan materi pelaajaran

3 Dalam poses pembelajaran

hanya 4-9 siswa yang memperhatikan materi pelajaran

2 Dalam poses pembelajaran

kurang dari 3 siswa yang memperhatikan materi pelajaran

1 2)Partisipasi

Siswa Dalam poses pembelajaran seluruh siswa aktif

berpartisipasi 5

Dalam poses pembelajaran hanya 15-20 siswa yang aktif

berpartisipasi 4

Dalam poses pembelajaran hanya 10-15 siswa yang aktif

berpartisipasi 3

Dalam poses pembelajaran hanya 4-9 siswa yang aktif berpartisipasi

2

Dalam poses pembelajaran kurang dari 3 siswa yang aktif berpartisipasi


(60)

41

No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor

3) Kesungguhan/

Ketekunan belajar

Dalam poses pembelajaran seluruh siswa mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh

5 Dalam poses pembelajaran

hanya 15-20 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh

4 Dalam poses pembelajaran

hanya 10-15 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh

3 Dalam poses pembelajaran

hanya 4-9 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh

2 Dalam poses pembelajaran

kurang dari 3 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh

1 Tabel 3.3

Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Melalui Teknik Latihan Siswa Kelas VII SMP N.5 Natar Lampung Selatan

Tahun Pelajaran 2011/2012

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I. PRAPEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5

2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5

4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang


(61)

42

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan

hirarki belajar dan karakteristik siswa 1 2 3 4 5

6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

karakteristik siswa 1 2 3 4 5

8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5

9 Menguasai kelas 1 2 3 4 5

10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

kontekstual 1 2 3 4 5

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif 1 2 3 4 5

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan 1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran

13 Menggunakan media sarana secara efektif dan

efisien 1 2 3 4 5

14 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5

15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3

4 5

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16 Menumbuhkan parsipasi aktif siswa dalam

pembelajaran 1 2 3 4 5

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5 18 Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme siswa

dalam belajar 1 2 3 4 5

E. Penilaian Proses Hasil Belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses


(62)

43

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

20 Melakukan penilaian khir sesuai dengan

kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik, dan benar 1 2 3 4 5

22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

G. PENUTUP

23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5

24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan 1 2 3 4 5

JUMLAH ………

Panduan :

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = cukup

4 = baik


(63)

44

3.8.3 Penjelasan Indikator Kegiatan Pembelajaran (Aktifitas Siswa dan

Guru) dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Penskoran pada kegiatan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat selama pro- ses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom skor.

3.9 Langkah-langkah Analisis Data

3.9.1 Langkah-langkah Dalam Menganalisis Data Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra, sebagai berikut.

1. Siswa mempresentasikan pembelajaran memahami isi berbagai teks bacaan sastra didepan kelas.

2. Penulis melakukan penilaian terhadap faktor kebahasaan, yaitu kesesuaian isi cerita yang ditulis dengan yang di dengar, kelengkapan pokok-pokok cerita, keefektifan kalimat, kepaduan paragraf, dan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat.

3. Menjumlahkan skor memahami isi teks sastra dengan berpedoman pada tolok

ukur pada table 3.1

4. Menghitung rata-rata kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan sastra dengan rumus :

Nilai akhir = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal


(64)

45

5. Menentukan tingkat kemampuan siswa dengan tolok ukur di bawah ini

Tabel 3.4

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 5 Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Tingkat Kemampuan

85 – 100 75 – 84 60 – 74 40 – 59

0 – 39

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Modifikasi dari Nurgiantoro 2001:399)


(65)

113

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil dari penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII.C semester ganjil SMP Negeri 5 Natar kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/201, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. penerapan teknik latihan terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis- kan kembali isi teks bacaan sastra,

2. hasil pembelajaran siswa pada pra siklus dari jumla siswa 25 orang yang telah mencapai KKM hanya 9 siswa atau dengan persentase 36% dan yang belum mencapai KKM 16 siswa atau dengan persentase 64%. Pada siklus I, saat pengambilan nilai secara individu di depan kelas dengan menuliskan dongeng yang mendapatkan nilai mencapai KKM hanya 11 dari 25 siswa atau dengan persentase 44% dan siswa yang belum mencapai KKM 14 dari 25 siswa atau dengan persentase 56% dan pada siklus II siswa yang telah mencapai KKM adalah 20 dari 25 siswa atau dengan persentase 80% dan yang belum mencapai KKM hanya 5 dari 25 siswa atau dengan persentase 20%. Artinya, dengan teknik latihan dapat meningkatkan kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra yang dibaca, yaitu dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 9 siswa yang mencapai KKM menjadi 11 atau dengan persentase 2%,


(66)

114 siklus I ke siklus II meningkat dari 11 siswa yang mencapai KKM menjadi 20 siswa atau dengan perentase 36%,

3. kinerja guru dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya meningkat karena menggunakan teknik latihan.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka penulis menyarankan untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan dapat memanfaatan teknik latihan dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kemampuan menulis, khususnya menuliskan kembali isi teks bacaan sastra.


(1)

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

20 Melakukan penilaian khir sesuai dengan

kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5 F. Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik, dan benar 1 2 3 4 5

22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

G. PENUTUP

23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5 24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan 1 2 3 4 5

JUMLAH ………

Panduan :

1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik


(2)

3.8.3 Penjelasan Indikator Kegiatan Pembelajaran (Aktifitas Siswa dan Guru) dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra

Penskoran pada kegiatan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat selama pro- ses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom skor.

3.9 Langkah-langkah Analisis Data

3.9.1 Langkah-langkah Dalam Menganalisis Data Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra, sebagai berikut.

1. Siswa mempresentasikan pembelajaran memahami isi berbagai teks bacaan sastra didepan kelas.

2. Penulis melakukan penilaian terhadap faktor kebahasaan, yaitu kesesuaian isi cerita yang ditulis dengan yang di dengar, kelengkapan pokok-pokok cerita, keefektifan kalimat, kepaduan paragraf, dan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat.

3. Menjumlahkan skor memahami isi teks sastra dengan berpedoman pada tolok ukur pada table 3.1

4. Menghitung rata-rata kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan sastra dengan rumus :

Nilai akhir = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal


(3)

5. Menentukan tingkat kemampuan siswa dengan tolok ukur di bawah ini

Tabel 3.4

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 5 Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Tingkat Kemampuan

85 – 100 75 – 84 60 – 74 40 – 59

0 – 39

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Modifikasi dari Nurgiantoro 2001:399)


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil dari penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII.C semester ganjil SMP Negeri 5 Natar kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/201, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. penerapan teknik latihan terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis- kan kembali isi teks bacaan sastra,

2. hasil pembelajaran siswa pada pra siklus dari jumla siswa 25 orang yang telah mencapai KKM hanya 9 siswa atau dengan persentase 36% dan yang belum mencapai KKM 16 siswa atau dengan persentase 64%. Pada siklus I, saat pengambilan nilai secara individu di depan kelas dengan menuliskan dongeng yang mendapatkan nilai mencapai KKM hanya 11 dari 25 siswa atau dengan persentase 44% dan siswa yang belum mencapai KKM 14 dari 25 siswa atau dengan persentase 56% dan pada siklus II siswa yang telah mencapai KKM adalah 20 dari 25 siswa atau dengan persentase 80% dan yang belum mencapai KKM hanya 5 dari 25 siswa atau dengan persentase 20%. Artinya, dengan teknik latihan dapat meningkatkan kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra yang dibaca, yaitu dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 9 siswa yang mencapai KKM menjadi 11 atau dengan persentase 2%,


(5)

siklus I ke siklus II meningkat dari 11 siswa yang mencapai KKM menjadi 20 siswa atau dengan perentase 36%,

3. kinerja guru dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya meningkat karena menggunakan teknik latihan.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka penulis menyarankan untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan dapat memanfaatan teknik latihan dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kemampuan menulis, khususnya menuliskan kembali isi teks bacaan sastra.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Aminudin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV Sinar Baru. Depdiknas, 2003. Kurikulum 2004. Sekolah Menengah Pertama.

Jakarta: Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas.

Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Indeks.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG.

Poerwadarminta. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Poerwadarminta. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rustiyah. N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tarigan, Hendry Guntur. 1987. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Hendry Guntur. 1994. Metode Pengajaran Menulis. Bandung: Angkasa. Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

UNILA. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Gita Perdana.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA MELALUI KEGIATAN MENYIMAK SISWA KELAS X SMAN 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 37 55

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 74

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 37 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 23 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 17 92

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BACAAN MELALUI TEKNIK DISKUSI SISWA KELAS VII-8 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 130