PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA

KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh SRI ANDAYANI

Pembelajaran menulis khusunya menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat merupakan suatu permasalahan yang perlu dibenahi, meskipun pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat sudah sering diberikan kepada siswa, namun hasil yang diharapkan belum memuaskan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat yang meliputi beberapa unsur diantaranya (1) kesesuaian isi berita, (2) ketepatan isi berita yang ditulis dengan yang dibacakan, (3) keefektifan kalimat, (4) ketepatan ejaan dan tanda baca, dan (5) kepaduan pargraf.

Penelitian ini merupakan upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat melalui teknik pelatihan


(2)

pada siswa kelas VII.C SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 27 siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Pe- nelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Pada siklus I setiap siswa menulis menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat dengan berita yang berjudul “Aktivitas Gunung Merapi” dan pada siklus II berita mengenai “Wabah DBD”. Aspek yang dinilai pada setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat guru memberikan latihan dengan mengadakan bimbingan kepada siswa. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan pe- nelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 75%.

Hasil penelitian kemampuan menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat pada setiap siklus terdapat peningkatan. Prasiklus siswa yang sudah mencapai KKM 9 orang dengan persentase 33,33%, siswa yang belum mencapai KKM 18 orang dengan persentase 66,67%. Siklus I siswa yang mencapai KKM 12 orang dengan persentase 44,44%, dan yang belum mencapai KKM 15 orang dengan persentase 55,56%. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM 22 orang dengan persentase 81,48%, siswa yang belum mencapai KKM 5 orang dengan persentase


(3)

18,52%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 11,11% dan dari prasiklus ke siklus II sebesar 48,15%.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat pada siswa kelas VII SMP Karya Bhakti Gading Rejo Pringsewu sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu tercapai KKM sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 65,00.


(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT

MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL

SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Oleh SRI ANDAYANI (Penelitian Tindakan Kelas)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT

MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL

SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh SRI ANDAYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Hubungan Perencanaan, Tindakan, pengamatan,

dan Refleksi Model Kurt Lewin... 16 3.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas (Metode PTK Kemmis) ... 17


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Menulis ... 6

2.1.1 Fungsi Menulis ... 6

2.1.2 Manfaat Menulis ... 7

2.1.3 Tujuan Menulis ... 7

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 8

2.2 Teknik Pelatihan ... 8

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan ... 9

2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan ... 10

2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan ... 10

2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan ... 11

2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan ... 12

2.3 Menulis Teks Berita ... 13


(8)

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Rancangan Penelitian ... 15

3.2 Subjek Penelitian ... 16

3.3 Tempat Penelitian ... 16

3.4 Waktu Penelitian ... 16

3.5 Indikator Kinerja ... 16

3.6 Prosedur Penelitian ... 17

3.6.1 Urutan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 17

3.6.1.1 Perencanaan Tindakan ... 17

3.6.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 18

3.6.1.3 Observasi dan Evaluasi ... 20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.1.1 Siklus I ... 30

4.1.1.1 Perencanaan ... 30

4.1.1.2 Tindakan ... 31

4.1.1.1 Pengamatan... 32

4.1.1.4 Refleksi ... 35

4.1.2 Siklus II ... 38

4.1.2.1 Perencanaan ... 38

4.1.2.2 Tindakan ... 39

4.1.2.3 Pengamatan... 40

4.1.2.4 Refleksi ... 41

4.2 Pembahasan ... 43

4.2.1 Rencana Pelaksanaan Tindakan ... 43

4.2.2 Proses Pelaksanaan Observasi Terhadap Siswa dan Guru ... 45

4.2.3 Proses Pelaksanaan dan Evaluasi pembelajaran ... 47

4.2.4 Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat ... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di-

Bacakan Ke dalam Beberapa Kalimat ... 22 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 25 3.3 Tolok Ukur Penilaian kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di- .... 51


(10)

MOTTO

“Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan, maka bagi mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh

hidayah” (HR. Al-Baihaqi)


(11)

MENGESAHKAN 1. TIM Penguji

Ketua : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ___________

Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ___________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Wini Tarmini, M. Hum. ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah dilimpahkan Allah Swt, penulis mempersembahkan karya tulis ini, kepada orang-orang terkasih berikut:

1. Kedua orang tuaku yang telah merawat, membesarkan, dan mendidik dengan penuh keikhlasan sehingga mendapatkan keberhasilan.

2. Suami tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi serta kebersamaan- nya hingga memberikan kedamaian dan keberhasilan.

3. Kedua buah hatiku, Rinda Anggestaria dan Firki Wira Rinanda yang selalu memberikan inspirasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Kakak-kakak dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin dapat terbalaskan. 4. Dosen-dosenku yang telah membantu menyelesaikan kualiahku.


(13)

Judul PTK : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KEDALAM BEBERAPA KALIMAT MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Sri Andayani

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013116027

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi pembimbing

Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

NIP 19640106 198803 1 001 NIP 19780809 200801 2 001 2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si.


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 5 Mei 1970 anak ke Tiga dari Lima bersaudara, buah cinta dari pasangan Sudi Utomo (Alm) dan Rusmini.

Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Wates Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1983 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1986 SPG PGRI Pringsewu diselesaikan pada tahun 1989 D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di STKIP PGRI Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1993.

Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Karya Bhakti Gading Rejo Pringsewu selama 2 bulan, yaitu bulan April hingga Mei 2011.


(15)

SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan menulis Kembali Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII semester Ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011- 2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mem- bimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai; 2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama per- kuliahan memberikan ilmu yang sangat bermanfat;

3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan, saran, dan


(16)

mo-tivasi, dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung dengan baik;

4. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung beserta stafnya;

5. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;

6. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan Tata Usaha Jurusan Pendidikan Ba-hasa dan Seni Universitas Lampung yang membantu dan melayani urusan ad- ministrasi perkuliahan;

7. Hi. Suharwanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Karya Bhakti Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan PTK ini;

8. Keluarga Besar Sekolah Menengah Pertama Karya Bhakti Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, seluruh dewan guru, karyawan, dan staf Tata Usaha; 9. Kakak-kakak, mertua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dan

semangat juga dukungan kepadaku;

10. Teman-teman mahasiswa S-1 dalam Jabatan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2010/2011 yang telah memberikan motivasi dan ber- partisipsi dalam menyelesaian PTK ini;

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(17)

Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak dan teman-teman. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak ke- kurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung,

Penulis,


(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk mencapai keterampilan berbahasa seseorang dengan baik yaitu sebagai sarana peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Semakin terampil orang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih ke- terampilan berfikir.

Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 2008:1).

Pembelajaran bahasa berfungsi untuk mencapai keterampilan seseorang berbahasa yang mencakup empat aspek yaitu (a) keterampilan berbicara (b) keterampilan mendengar (c) keterampilan membaca dan (d) keterampilan menulis. (E.A. Wida dalam Tarigan, 1974:3). Dilihat dari urutan pemerolehannya keterampilan menulis dalam kalimat diperoleh pada urutan keempat, hal ini menunjukkan bahwa menulis tidaklah mudah. Menulis pada hakikatnya merupakan bentuk penguasaan ide, gagasan dan pikiran ke dalam bentuk lambang-lambang.


(19)

2

Dalam kurikulum 2006, untuk SMP salah satu keterampilan berbahasa yang penting diajarkan kepada siswa adalah keterampilan menulis. Sesuai dengan kompetensi dasar (KD) menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat, dengan indikator mampu menuliskan kembali isi berita yang di dengar ke dalam beberapa kalimat.

Beberapa hal menjadi latar belakang secara umum diadakannya penelitian ini, di- antaranya yaitu:

1. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dikarenakan kurang menarik dan kurang variatifnya teknik pembelajaran guru di dalam kelas sehingga siswa kurang dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya dalam pembelajaran menulis siswa menuangkan ide karena guru kurang dapat memberikan stimulus yang merangsang daya pikir siswa,

2. Hasil kemampuan siswa kelas VII yang telah menerima pelajaran khususnya pada menulis kembali berita yang dibackan peserta (siswa) belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 65. Jumlah siswa yang mencapai KKM 9 siswa dari 27 siswa atau 33,33%.

Materi pelajaran menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat sudah diajarkan kepada siswa, dengan waktu 2 x 40 menit (1 x pertemuan). Hasil yang diperoloeh belum mencapai indikator yang ditentukan di SMP Karya Bhakti Gadingrejo, yaitu 65 atau ketuntasan klasikal sebesar 75%. Siswa yang tuntas 9 siswa (33,33%), siswa yang belum tuntas 18 orang (66,67%). Hal ini disebabkan


(20)

3

siswa kurang memahami kaidah menulis yang benar sesuai dengan kaidah EYD, diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, kesesuaian isi kalimat dengan isi berita. Rendahnya kemampuan menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut.

a. Siswa tidak mempunyai motivasi belajar,

b. Siswa tidak terbiasa membaca wacana dan belum mampu menyimpulkan dalam beberapa kalimat,

c. Cara mengajar masih monoton dan siswa tidak banyak dilibatkan atau kurang aktif,

d. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru,

e. Guru belum mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa,

f. Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih menekankan pada hasil akhir.

Guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran keterampilan menulis, terutama teknik yang digunakan guru harus mampu memilih teknik atau metode yang tepat untuk proses pembelajaran di kelas agar tidak membosankan. Dengan demikian, proses pembelajaran di kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Siswa lebih percaya diri untuk terampil menulis berita sehubungan dengan topik atau masalah yang ada dalam bacaan.

Maka, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengnan menggunakan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis


(21)

4

kembali berita yang dibacakan ke dalam beberap kalimat siswa kelas VII semester ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012.

Dengan teknik pelatihan peneliti berharap pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal 65.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimanakah peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011-2012”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012.


(22)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat sebagai berikut. a. Manfaat Teoretis

Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa maupun guru.

1) Untuk siswa

- meningkatkan aktivitas dan kemauan siswa dalam menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat,

- memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik secra individu maupun kelompok.

2) Untuk Guru

- memperbaiki proses pembelajaran menuliskan kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat di kelas,

- meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan pembelajaran menuliskan kembali yang dibacakan dalam beberapa kalimat,

- mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran menuliskan kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat.


(23)

6

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Menulis

Kegiatan menulis merupakan upaya penulis untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu penulis harus memilih, menyusun tujuan, kemudian menuangkannya dalam bahasa yang mudah dibaca dan dipakai oleh pembacanya (Callan dan Hodijah, 2007 : 128). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis me- rupakan kegiatan berbahasa nonlisan yang harus dipelajari agar orang lain me- mahami dan mengerti apa yang diinginkan penulis. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan, 2008 : 21)

2.1.1 Fungsi Menulis

Fungsi tulisan dapat diidentifikasikan antara lain sebagai alat menginformasikan sesuatu, meyakinkan pembaca, mengajak pembaca, menghibur pembaca, me- larang atau memerintahkan pembaca, mendukung pendapat orang lain, dan menolak atau menyanggah pendapat orang lain (Daeng Nurjamal dkk, 2010:71). Pada prinsipnya fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Beberapa fungsi menulis yaitu menolong berpikir kritis, memudahkan


(24)

7

merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pe- ngalaman, dan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran (D’Angelo dalam Tarigan, 1992: 22). Maka disimpulkan bahwa fungsi menulis ialah untuk meng- informasikan sesuatu kepada pembaca untuk menyusun dari pengalaman serta tin- dakan.

2.1.2 Manfaat Menulis

Menulis penting dan besar kegunaannya bagi kehidupan seseorang terutama pe- lajar. Karena setiap pelajar tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Berikut man- faat menulis.

1. Menulis menyumbang kecerdasan

Menurut para ahli psikolinguistik, menulis adalah suatu aktivitas yang kom- pleks. Kompleksitas menulis terlihat pada kemampuan mengharmonikan ber- bagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pengetahuan mengenai topik yang akan dituliskan, menuangankan pengetahuan ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, serta penyajian yang selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serta menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berpikir, dari ting- kat mengingat sampai evaluasi.


(25)

8

2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas

Di dalam kegiatan membaca, segala hal telah tersedia dalam bacaan itu untuk dimanfaatkan. Sebaliknya dalam menulis, seseorang harus menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Unsur mekanik tulisan yang benar se- perti pungtuasi, ejaan, diksi, pengkalimatan, pewacanaan, bahasan topik, serta pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas, dan menarik.

3. Menulis menumbuhkan keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter- masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada pub- lik. Konsekuensinya, sebagai penulis harus siap dan mau melihat dengan jer-nih pelaian serta tanggapan apa pun dari pembaca, baik yang bersifat positif ataupun negatif.

4. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Se-

seorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang akan disampaikan itu tidak selalu dimiliki saat itu. Kondisi ini akan me- macu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi un- tuk dijadikan bahan tulisannya dengan cara membaca, mendengar, menga- mati, berdiskusi, atau wawancara. Informasi yang telah didapat akan dijaga sumbernya dan diorganisasikan sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan diguna- kan (Akhadiah dkk, 1.4-1.5).


(26)

9

2.1.3 Tujuan Menulis

1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di dalam bawah sadar pemikiran kita;

2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru;

3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan men- jernihkan berbagai konsep aatau ide yang kita miliki;

4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang; 5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan

beberapa masalah sekaligus;

6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk

menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi (Horiston dalam Darmadi, 1996: 3-4).

Berdarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah sebagai suatu sarana untuk menyumbangkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatif.

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Kegiatan menulis mempunyai tujuan pencapaian yaitu agar sang pembaca mem- berikan respons yang diinginkan oleh sang penulis terhadap tulisannya, maka mau tidak mau penulis harus menyajikan tulisan yang baik.

Tulisan yang baik memiliki banyak ciri, diantaranya: tulisan yang baik harus me- miliki tujuan dan harus mampu berkomunikasi atau menyampaikan pesan yang


(27)

10

jelas. Sedangkan menurut Tutang (2007) tulisan yang baik memiliki tiga ciri-ciri, yaitu mudah dimengerti, bersahabat, dan akurat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik adalah harus dapat berkomunikaasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan tujuannya dapat berkomunikasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan tujuannya dapat diterima oleh pembaca.

Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan dengan hal-hal berikut.

1. Kesesuaian berita dengan isi berita

Baiknya sebuah karangan terlihat dari keserasian antara berita dengan isi berita Judul sebuah berita akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, provokatif, dan singkat.

2. Ketepatan Memilih Kata/Diksi

Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata yang digunakan dengan situasi/kesempatan dan keadaan pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata (Akhadiah, 1999: 83).

3. Keefektifan Kalimat

Susunan sebuah kalimat sangat penting. Ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menuangkan ide-ide pokok dalam paragraf. Begitu pula hubungan


(28)

11

kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat akan ikut menentukan kejelasan gagasan. Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar dalam kegiatan menulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

4. Kepaduan Paragraf

Sebuah paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti yang dikemukakan Keraf (1994: 67) berikut ini.

(a) Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.

(b) Koherensi (kepaduan)

Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat. Akan tetapi, dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang terpisah-pisah melainkan, kalimat-kalimat tersebut membentuk suatu paragraf.


(29)

12

Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah. Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan penghubung, dan (4) paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf.

5. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam karangan. Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca (Finoza, 2001: 15). Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata, penulisan huruf, dan pemakaian tanda baca.


(30)

13

2.2 Teknik Pelatihan

Teknik pelatihan dapat berupa berbagai macam cara atau kegiatan untuk menyajikan pelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran tergantung kepada guru, pada kiatnya secara individu serta tergantung juga pada kondisi serta situasi kelas. Konsep-konsep pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran bahasa saling berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan ketiga konsep bersifat hirarkis, dalam arti bahwa pendekatan menurunkan metode, kemudian metode diimplementasikan dalam bentuk teknik.

Teknik pelatihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misal nya dalam berbicara, berpidato, atau menyanyi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan.

Teknik latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar dimana siswa me- laksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah N.K, 2001: 15).


(31)

14

Suatu pelajaran adalah untuk mengajarkan kemampuan, siswa harus diberi ke- sempatan unttuk melatih kemampuan tersebut, denga guru berperan sebagai komentar, kritikus atau pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas yang cocol seperti “games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka (Ruth Board dalam Kasuriajanto, 2005). Jadi, jika kita membicarakan aktivitas siswa dalam pendidikan yang dimaksudkan adalah siswa aktif secara mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan mengalaminya dengan melaksanakannya.

Berdasarkan dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, teknik pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan memerintahkan siswa untuk melaksanakan latihan-latihan atas bimbingan dari guru.

2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan

Dalam setiap teknik penyajian pasti terdapat kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan teknik pelatihan. Berikut keunggulan teknik pelatihan.

2.2.2.1 Keunggulan

Pengajaran yang diberikan melalui metode latihan dengan baik menurut Zakiah Darajat (2004:302) selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.

1. anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya. Ini berarti daya berpikirnya bertambah,


(32)

15

2. pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik ter- sebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. Agar keunggulan teknik latihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah

1) tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula adanya perubahan kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang lebih baik pada peserta didik/siswa,

2) guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan se- belum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya. Karena sifatnya permanen siap untuk digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupannya.

2.2.2.2 Kelemahan

Setiap teknik pasti terdapat kekurangan dan kebihan, begitu juga dengan teknik pelatihan memiliki kelemahan sebagai berikut.


(33)

16

1. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal ini akan menghambat bakat dan inisiatif siswa.

2. Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se- hingga siswa tidak pemahaman.

3. Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me- laksanakannya.

4. Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik dan tepat, sehingga tidak boleh diubah, mengakibatkan keterampilan yang diperoleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasaan yang kaku atau keterampilan yang salah.

2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik latihan ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam, antara lain.

1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelas terlebih dahulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihn ini diperlukan untuk melengkapi belajar.

3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu tertentu.


(34)

17

(a) Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.

5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan kelompok.

Cara mengatasi kelemahan itu tentu harus disesuaikan dengan kondisi objektif di mana pembelajaran berlangsung (Sagala, 2010:218).

2.3 Menulis Teks Berita

Berita dapat juga bermakna informasi yng disampikan kepada khalayak ramai tentang sesuatu peristiwa (Wahono, 2006: 142). Berita dapat berarti kabar, atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (KBBI, 2005: 128). Menulis berita adalah menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitasn dan tanpa adanya kesalahan tafsir (Yuda Wirajaya, Asep dkk 2008:152).

Penulisan berita memiliki ciri khas. Kekhasan ini terlihat dari cara mengemas informasi. Hal yang dipentingkan adalah informasi, agar dapat dengan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan harus sederhana, lugas, aktual, dan terpercaya. Lugas artninya apa adanya, polos,


(35)

18

tidak berbelit-belit, pokok-pokoknya saja, mudah diterima. Aktual artinya betul-betul ada, sesungguhnya, sedangkan menjadi pembicaraan orang banyak, masih hangat, atau baru saja terjadi. Terpercaya artinya dapat dipercaya, tidak bohong, dapat dipertanggung jawabkan (Wahono, 2006:142).

Seorang penulis berita akan memilih mana hal yang layak untuk dijadikan berita. Hal ini bertujuan agar apa yang dituliskan benar-benar bermanfat bagi orang atau masyarakat pembaca. Dalam yang dapat menambah wawasan dan pengetahu- an. Agar berita yang ditulis memenuhi persyaratan di atas, penulisannya harus mencakup.

a. Apa (apa yang sedang terjadi?),

b. Siapa (siapa yang melakukan atau siapa yang sedang diberitakan?), c. kapan (kapan peristiwa itu terjadi?),

d. Dimana (di mana peristiwa itu terjadi?), e. Mengapa (mengapa peristiwa itu terjadi?),

f. Bagaimana (bagaimanan hal itu bisa terjadi, bagaimana peristiwanya, bagaimana tindakan berikutnya, bagaimana keadaannya, bagimana prosesnya?),

g. Berapa (berapa orang yang terlibat, berapa jumlah korban, berapa kerugian harta benda, berapa kali peristiwa itu terjadi)

Untuk memperoleh informasi yang lengkap, seorang penulis berita perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menemukan peristiwa atau kejadian. Penulis berita harus mampu dengan cepat menemukan peristiwa atau kejadian yang baru terjadi, misalnya


(36)

19

peresmian atau proyek, bencana alam, kebakaran, banjir dan kejadian men- dadak lainnya,

b. Datang ke lokasi kejadian. Untuk memperoleh informasi yang terpecaya, penulis berita sebaiknya datang ke lokasi kejdian atau menemui tokoh yang mampu memberikan informasi yang akurat sesuai dengan informasi yang akan diberitakan,

c. Melakukan wawancara dengan narasumber. Narasumber bisa pelaku

peristiwa atau para pakar di bidang yang berkaitan dengan peristiwa tersebut,

d. Mencari bahan dari sumber lain. Misalnya membaca media cetak, media elek-


(37)

20

III. RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tin- dakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau me- ningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyan- to dalam Basrowi, 2006:47)

Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahap. Hubungan keempat tahap itu dipandang sebagai siklus. Tahap-tahap dalam siklus adalah perencanaan, tindakan, obesrvasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat berkelanjutan. Apabila belum ada perubahan pada siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat, maka dilakukan siklus selanjutnya hingga mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu. Apabila dalam siklus pertama sudah ada peningkatan hasil belajar maka siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus II.


(38)

21

Berikut bagan siklus PTK Model Kurt Lewin

Bagan 3.1

Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Model Kurt Lewin. 3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII SMP Karya Bhakti Gadingrejo dengan jumlah siswa 27 terdiri dari 17 perempuan dan 10 orang laki-laki.

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Karya Bhakti Gadingrejo, beralamat di Jalan Raya Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sesuai denga jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan.

Tindakan (acting)

Pengamatan (observating) Perencanaan

(planning)

Refleksi (reflecting)


(39)

22

3.5 Indiktor Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada aspek proses pelaksanaan tindakan sampai pada perubahan yang dialami siswa. Dari segi proses 75% siswa aktif dalam pembelajaran sementara itu, dari segi hasil penelitian ini dapat berhasil, jikia siswa mendapatkan nilai 65 atau lebih.

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan daur ulang atau siklus, yang pe- laksanaannya tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

SIKLUS I SIKLUS II

Bagan 3.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Motode PTK (Kemmis dalam Muttaqin, 2010) Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Refleksi Refleksi

Observasi Pelaksanaan Tindakan


(40)

23

3.6.1 Siklus I

Dalam penelitian menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada setiap siklus kegiatan yang akan dilaksanakann adalah sebagai berikut.

3.6.1.1 Perencana Tindakan

Penelitian ini akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai. Peneliti menggunakan sistem daur ulang atau siklus. Setiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

3.6.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Tindakan berlangsung didalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII selama 2 (dua) kali pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut ; a) Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal 1) Salam 2) Presensi 3) Apersepsi

4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran.


(41)

24

2. Kegiatan Inti

1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara menyimpulkan berita yang didengar.

2) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar membiasakan diri menyimpulkan berita untuk memperkaya informasi.

3) Guru membacakan berita yang berjudul “Aktivitas Gunung Merapi” di depan kelas

4) Siswa menyimak berita dan mencatat hal-hal pokok dalam berita 5) Siswa menyimpulkan isi berita

6) Siswa menuliskan kembali berita yang didengar ke dalam beberapa kalimat

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi 2) Siswa menerima tugas rumah 3) Salam.

b) Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal

1) Salam

2) Guru menyampikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Guru melaksanakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.


(42)

25

2. Kegiatan inti

1) Siswa mendengarkan kembali berita yang dibacakan, untuk pertemun kedua guru belum mengganti berita, karena pada pertemuan ini akan dibahas hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya, yaitu menulis kembali berita yang dibacakan dengan judul “Aktivitas Gunung Merapi”.

2) Siswa menyampaikan hasil kerja.

3) Siswa yang lain menanggapi hasil kerja temannya. 3. Kegiatan akhir

1) Siswa dan guru melaksanakan refleksi 2) Siswa menerima tugas rumah

3) Salam

3.6.1.3 Observasi dan Evaluasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, baik terhadap siswa dan guru dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan meng- gunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran yang menerapkan teknik pelatihan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat.


(43)

26

a) Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti; 1. Tes

Tes yang digunakan berupa tes tertulis setiap siklus. Tes tersebut di- lakukan untuk memperoleh data hasil belajar setelah pembelajaran ber- langsung. Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat ke- berhasilan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan teknik pelatihan.

Untuk mendapatkan data yang baik, maka tes yang digunakan haruslah memenuhi beberapa hal. Diantaranya adalah validitas dan rehabilitas. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas isi. Untuk men- dapatkan tes yang valid, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah membuat kisi-kisi berdasarkan kurikulum yang berlaku oleh guru mitra yang dipandang sebagai ahli. Hal tersebut dilakukan agar tes benar-banar dapat mengukur tujuan pembelajaran.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data ka- rena instrumen tersebut sudah baik.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui apakah berita yang dibacakan di kelas lebih efektif. Pedoman observasi atau pengamatan ini di isi selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis (√)


(44)

27

pada setiap aspek yang diamati siswa dengan kategori (keadaan kelas) apakah kurang, cukup, baik atau baik sekali.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan diluar jam pelajaran, wawancara dilakukan kepada 10 orang siswa yang mendapat nilai tertinggi dan 10 orang siswa yang mendapat nilai terendah pada setiap siklus. Siswa diminta menulis- kan jawaban hasil wawancara pada lembar jawaban yang peneliti sediakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengupulkan hasil lembae kerja siswa. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yanng men- dukung permasalahan yang akan diteliti.

b) Teknik Analisis Data

Indikator penilaian menulis kembali isi berita yang didengar adalah kesesuaian isi berita dengan yang diberitakan, pilihan kata, keefektifan kalimat, kepaduan paragraf, ketepatan ejaan dan tanda baca, kerapihan dan kebersihan.


(45)

28

Tabel 3.1

Indikator Penilaian Hasil Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat

No.

Indikator Deskriptor Penilaian Skor 1. Kesesuaian Isi Berita

dengan yang Diberitakan

Apakah isi berita mengandung jawaban dari pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, mengapa, dan berapa

Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 5-6 pertanyaan saja Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 3-4 pertanyaan saja Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 1-2 pertanyaan saja

4

3 2 1

2. Penggunaan ejaan Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan

kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca tepat.

Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata dan pemakaian huruf kapital tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian tanda baca

Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian ahuruf kapital dan tanda baca

Penggunaan ejaan terdapat kesalahan pada pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca

4

3

2

1

3. Keefektifan kalimat Semua kalimat yang digunakan efektif memiliki ciri kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

Kalimat yang digunakan cukup efektif kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, tetapi tidak ada kelogisan.

4


(46)

29

Kalimat yang digunakan kurang efektif hanya terdapat kesepadanan, kepararelan, ketegasan, tetapi tidak ada kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

Kalimat yang digunakan tidak efektif, yaitu tidak ada kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

2

1 4. Pilihan kata (diksi) Syarat-syarat pilihan kata tepat,

makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat

Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata yang digunakan tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat

4

3

2

1

5. Kepaduan Paragraf Hubungan antarkalimat dalam

paragraf saling bertautan dan berurutan dengan sangat tepat Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling bertautan dan berurutan dengan tepat

Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling bertautan dan berurutan namun kurang tepat Tidak terdapat hubungan antarkalimat dalam paragraf

4

3

2

1 20 (Dimodifikasi dari Wahono, 2006: 56)


(47)

30

3.6.1.3 Penjelasan Indikator Penilaian kemampuan Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat

Dalam proses pembelajaran menulis kembali isi berita yang di bacakan ke dalam beberapa memiliki bebrapa indikator penilaian, sebagai berikut.

1. Kesesuaian Isi Berita dengan yang Diberitakan

Dalam menulis berita dituntut kesesuaian dengan peristiwa yang dialami tidak boleh menyimpang dari informasi yang di dapat. Jadi, apabila berita yang ditulis sangat sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 4. Apabila berita yang ditulis sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 3. Apabila berita yang ditulis kurang sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 2. Apabila berita yang di- tulis tidak sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 1. 2. Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan tidak minimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kessepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan. Jadi, apabila kalimat yang digunkan sangat efektif, maka siswa skor 4. Apabila kallimat yang digunakan efektif, siswa mendapat skor 3. Apabila kalimat yang digunakan kurng efektif, siswa mendapat skor 2. Apabila kalimat yang digunakan tidak efektif, siswa mendapat skor 1.

3. Kepaduan Paragraf

Paragraf dikatakan koherensi apabila paragraf itu mengandung kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik terjadi apabila semua kalimat penjelas mendukung


(48)

31

kalimat utama. Jadi, apabila hubungan antar kalimat bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapata skor 4. Apabila hubungan antarkalimat kurang bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautatan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautan dan tidak dapat dipahami, maka siswa mendapat skor 1.

4. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat. Jadi, apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf sangat tepat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf kurang tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tidak tepat, maka siswa mendapat skor 1.

c) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut.


(49)

32

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat

No Aspek Deskriptor Skor

1 Keseriusan Siswa memperhatikan pembacaan berita 3

Siswa kurang memperhatikan pembacaaan

berita 2

Siswa tidak memperhatikan pembacaan berita 1

2 Inisitif Siswa aktif mencari bahan sumber lain dan

memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 3

Siswa kurang aktif mencari bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 2

Siswa tidak aktif mencapai bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 1

3.6 Penilaian

Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. penulis melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan membaca secara keseluruhan naskah berita yang telah ditulis oleh siswa,

2. menjumlahkan skor penulisan naskah drama berdasarkan tolok ukur penilaian dalam tabel 3.2,

3. menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat pada indikator kemampuan siswa,

Nilai akhir = Skor Perolehan x 100


(50)

33

4. menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan tolok ukur di bawah ini.

Tabel 3.3

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat

Interval presentase tingkat

Kemampuan Keterangan

86 % - 100 % 71 % - 85 % 56 % - 70 % 41 % - 55 % 0 % - 40 %

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali (Modifikasi dari Nurgiantoro 2001:399)


(51)

58

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII. C semester ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Hasil prasiklus dari 27 siswa yang tuntas 9 siswa dengan persentase 33,33% dan yang belum tuntas 18 siswa dengan persentase 66,67%. Pada siklus I pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan siswa yang tuntas 12 orang dengan persentase 44,44%, dan yang belum tuntas 15 orang dengan persentase 55,56%. Selanjutnya pada siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan lebih maksimal tingkat ketuntasan siswa mencapai 22 orang dengan persentase 81, 48% kemudian yang tidak tuntas 5 siswa dengan persentase 18,52%.

2. Dengan teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa. Siswa lebih percaya diri, aktif dan berani dalam menuangkan inspirasinya menjadi sebuah tulisan yang dituangkan dalam naskah berita yang sesuai dengan berita yang telah dibacakan guru peneliti se- belumnya di depan kelas.


(52)

59

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah di laksanakan, peneliti menyarankan kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Karya Bhakti Kabupaten Pringsewu, sebaiknya dalam kegiatan pembelajaran dikelas hendaknya menerapkan teknik pelatihan karena, telah terbukti dengan penerapan teknik pelatihan hasil yang diperoleh siswa meningkat dibandingkan pada waktu sebelumnya. Selain itu, dengan penerap- an teknik pelatihan dapat menimbulkan kebiasaan baik pada siswa dan mampu meningkatkan kemampuan menulis pada siswa, khususnya menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat.


(53)

60

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1987. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Garis-garis Besar

Jakarta. PT.Indeks.

Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Kesumah, Encep. 2004. Menulis 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Kridalaksana, Harimukti (ed). 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG.

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan

Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

UNILA. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Gita Perdana. Wahono. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Bandarlampung : CV.

Gita

Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanesius.

Yunus Muhammad, Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

kalimat utama. Jadi, apabila hubungan antar kalimat bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapata skor 4. Apabila hubungan antarkalimat kurang bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautatan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautan dan tidak dapat dipahami, maka siswa mendapat skor 1.

4. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat. Jadi, apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf sangat tepat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf kurang tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tidak tepat, maka siswa mendapat skor 1.

c) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut.


(2)

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat

No Aspek Deskriptor Skor

1 Keseriusan Siswa memperhatikan pembacaan berita 3 Siswa kurang memperhatikan pembacaaan

berita 2

Siswa tidak memperhatikan pembacaan berita 1

2 Inisitif Siswa aktif mencari bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 3

Siswa kurang aktif mencari bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 2

Siswa tidak aktif mencapai bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 1

3.6 Penilaian

Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. penulis melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan membaca secara keseluruhan naskah berita yang telah ditulis oleh siswa,

2. menjumlahkan skor penulisan naskah drama berdasarkan tolok ukur penilaian dalam tabel 3.2,

3. menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat pada indikator kemampuan siswa,

Nilai akhir = Skor Perolehan x 100


(3)

4. menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan tolok ukur di bawah ini.

Tabel 3.3

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat

Interval presentase tingkat

Kemampuan Keterangan

86 % - 100 % 71 % - 85 % 56 % - 70 % 41 % - 55 % 0 % - 40 %

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali (Modifikasi dari Nurgiantoro 2001:399)


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII. C semester ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Hasil prasiklus dari 27 siswa yang tuntas 9 siswa dengan persentase 33,33% dan yang belum tuntas 18 siswa dengan persentase 66,67%. Pada siklus I pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan siswa yang tuntas 12 orang dengan persentase 44,44%, dan yang belum tuntas 15 orang dengan persentase 55,56%. Selanjutnya pada siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan lebih maksimal tingkat ketuntasan siswa mencapai 22 orang dengan persentase 81, 48% kemudian yang tidak tuntas 5 siswa dengan persentase 18,52%.

2. Dengan teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa. Siswa lebih percaya diri, aktif dan berani dalam menuangkan inspirasinya menjadi sebuah tulisan yang dituangkan dalam naskah berita yang sesuai dengan berita yang telah dibacakan guru peneliti se- belumnya di depan kelas.


(5)

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah di laksanakan, peneliti menyarankan kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Karya Bhakti Kabupaten Pringsewu, sebaiknya dalam kegiatan pembelajaran dikelas hendaknya menerapkan teknik pelatihan karena, telah terbukti dengan penerapan teknik pelatihan hasil yang diperoleh siswa meningkat dibandingkan pada waktu sebelumnya. Selain itu, dengan penerap- an teknik pelatihan dapat menimbulkan kebiasaan baik pada siswa dan mampu meningkatkan kemampuan menulis pada siswa, khususnya menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1987. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Garis-garis Besar

Jakarta. PT.Indeks.

Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Kesumah, Encep. 2004. Menulis 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kridalaksana, Harimukti (ed). 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG.

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan

Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

UNILA. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Gita Perdana. Wahono. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Bandarlampung : CV.

Gita

Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanesius.

Yunus Muhammad, Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 11 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 9 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP 17.3 KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 53

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 37

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

5 21 143