Permasalahan dan Ruang Lingkup Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Teori Pembuktian
Setiap warga negara wajib menjunjung hukum. Dalam kenyataan sehari-hari adanya warga negara yang lalaisengaja tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan masyarakat, dikatakan bahwa warga negara tersebut “melanggar hukum” karena kewajibannya tersebut telah ditentukan berdasarkan
hukum. Seseorang hanya dapat dikatakan “melanggar hukum” oleh pengadilan dan dalam hal melanggar hukum pidana oleh Pengadilan NegeriPengadilan
Tinggi Mahkamah Agung. Sebelum seseorang diadili oleh pengadilan maka orang tersebut berhak dianggap tidak bersalah. Hal ini dikenal dengan asas
praduga tidak bersalah presumption innonsence. Untuk menyatakan seseorang melanggar hukum maka pengadilan harus dapat menemukan kebenaran akan hal
tesebut. Untuk menentukan kebenaran diperlukan bukti-bukti. Hal inilah yang melandasi adanya asas pembuktian dalam suatu tindak pidana
5
Tersangkaterdakwa dianggap tidak bersalah “sampai adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan kesalahannya. Kesalahan tersangka
terdakwa berdasarkan pendapat pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 193 Ayat
1 KUHAP yaitu: “Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan
menjat uhkan pidana”
Pasal 183 KUHAP yang menyatakan bahwa: “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang, kecuali bila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti
5
Barda Nawawi Arief. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. PT Citra. Aditya Bakti. Bandung. 2003.hlm. 41.
yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa ter
dakwalah yang bersalah melakukannya” Sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah diperoleh berdasarkan pemeriksaan
di sidang pengadilan, sedang pemeriksaan di persidangan di dasarkan atas surat dakwaan yang dirumuskan Penuntut Umum yang dilimpahkan ke pengadilan. Hal
tersebut di atas berdasarkan Pasal 143 Ayat 1 KUHAP yaitu: “Penuntut umum
melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri dengan permintaan agar segara mengadili perkara tersebut disertai dengan surat dakwaan”
Salah satu asas umum peradilan adalah asas praduga tidak bersalah presumption
innonsence yang dirumuskan pada butir c Penjelasan Umum KUHAP bahwa setiap orang yang disangka atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib
dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
6
Perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri adalah yang menurut pendapat
Penuntut Umum memenuhi syarat. Hal ini berarti bahwa menurut pendapat Penuntut Umum, perbuatandelik yang didakwakan kepada terdakwa telah
didukung oleh alat bukti yang cukup. Secara logika, karena Penuntut Umum yang mendakwakan maka Penuntut Umum harus dapat membuktikan perbuatan
terdakwa yang didakwakannya, tetapi secara kenyataan karena alat bukti sah yang tercantum pada berkas perkara bukan ia yang mempersiapkan dipersiapkan
6
Leden Marpaung. Proses Penanganan Perkara Pidana. Sinar Grafika. Jakarta. 1992. hlm.26.