5.1.2.3 Peran Supervisi Pimpinan sebagai Pelatih terhadap Kinerja Pegawai
di Puskesmas Poncol Kota Semarang
Pembelajaran bagi komunitas organisasi dikenal dalam satu bentuk yang disebut sebagai pelatihan training. Dengan demikian dapat diklarifikasikan bahwa
perubahan manajemen organisasi dalam segala bentuknya mensyaratkan adanya berbagai pemenuhan skills, knowledge dan ability melalui proses pembelajaran
dalam format pelatihan. Jusuf Irianto, 2007:7 Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak upaya yang
dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang diberikan oleh tenaga professional kepelatihan dalam satuan waktu yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.
Hamalik, 2006:10 Hasil penelitian didapatkan informasi terkait pelatih kerja dalam kinerja
pegawai puskemas, bahwasanya pernyataan yang diungkapkan oleh informan utama bahwa 4 dari 11 informan menyatakan pelatih kerja dalam kinerja di
dapatkan dari dalam puskesmas maupun luar puskesmas dan 7 dari 11 informan utama menyatakan bahwa pelatihan di dapatkan dari luar puskesmas seperti DKK
dan instansi lain. Peran supervisi seorang pimpinan sebagai pelatih kerja yaitu Sebagai fasilitator yang memberikan arahan dalam pelatihan yang di butuhkan
untuk peningkatan kinerja serta dengan adanya supervisi jadi tahu kekurangan- kekurangan yang dapat di jadikan bahan acuan dalam pelatihan kinerja maupun
pelatihan lanjutan. Hal ini sesuai dengan teori dari Suarli dan Bactiar tahun 2009
tentang manfaat supervisi salah satunya yaitu “Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harm
onis antara atasan dan bawahan”. Pelatihan di dapatkan dari luar gedung dan dalam gedung. Pelatihan yang di
dapatkan dari dalam gedung seperti yang telah di lakukan pimpinan puskesmas sebagai supervisi yaitu memberikan pelatihan terkait manajemen mutu pelayanan
dari masing-masing program puskesmas. Selain itu pelatihan dari luar gedung dilakukan oleh pimpinan yaitu pimpinan menganalisis pelatihan yang diperlukan
bagi pegawainya dengan menyalurkan kepada lintas sektor atau swasta untuk mengadakan pelatihan terkait program di butuhkan seperti pada program prolanis,
pimpinan memonitori dengan memberikan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk melakukan pelatihan terkait program prolanis di puskesmas
Poncol.
Pelatihan yang di monitori oleh pimpinan puskesmas sebagai seorang supervisor dapat meningkatkan keahlian dan kemampuan pegawai, sehingga
dengan adanya hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja pegawai menjadi lebih baik dan meningkatkan pencapaian-pencapaian target kerja. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Iwan Dwi Prahasto, 2006 tentang Peningkatan Mutu Penggunaan Obat di Puskesmas melalui Pelatihan Berjenjang
pada Dokter dan Perawat yang menunjukan hasil bahwa Intervensi pelatihan ternyata mampu memperbaiki pola penggunaan obat di puskesmas serta
menurunkan penggunaan obat dan injeksi yang tidak perlu. Selain itu penelitian ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniel Arfan Aruan, 2013 tentang Pengaruh Pelatihan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT.
Sucofindo PERSERO Surabaya.
5.1.2.4 Peran Supervisi Pimpinan sebagai Pengamat terhadap Kinerja