17 lurus pada bagian butt tusuk dan cara zig zag pada bagian slant miring. Diinkubasi
pada temperatur 37 ºC selama 24 jam. Diamati perubahan warna medium yang terjadi. Apabila bagian slant berwarna merah dan butt berwarna kuning maka bakteri
mampu memfermentasi glukosa, sedangkan apabila bagian slant dan butt keduanya berwarna kuning maka bakteri mampu memfermentasi sukrosa dan laktosa.
3.3.3.9 Uji Motilitas
Uji motilitas yaitu untuk melihat pergerakan dari bakteri. Pergerakan bakteri dapat dilihat dengan adanya kekeruhan di sekitar tusukan pada media. Uji motilitas
dilakukan dengan mengambil satu ose bakteri ditanam secara tegak lurus di tengah Medium MIO
Motility Indol Ornithin dengan cara ditusukkan, diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam. Uji positif ditandai dengan pertumbuhan bakteri yang menyebar, maka bakteri tersebut bergerak motil dan bila pertumbuhan bakteri tidak
menyebar hanya berupa satu garis, maka bakteri tersebut tidak bergerak non motil.
3.3.4 Pembacaan Hasil Uji Identifikasi Bakteri Kandidat Probiotik
Identifikasi dilakukan berdasarkan acuan metode Bergey’s Manual of Systemic Bacteriology. Penilaian berdasarkan kecocokannya paling tinggi atau
mendekati 100, serta dilakukan uji perbandingan sampel isolat ke Balai Veteriner Lampung dan Stasiun Karantina Ikan, Panjang, Lampung.
3.3.5 Uji Patogenisitas Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat Pertumbuhan
V. harveyi Setelah dilakukan uji aktivitas bakteri secara in vitro. Selanjutnya dilakukan
uji patogenisitas terhadap larva udang vannamei. Uji patogenisitas dilakukan melalui
18 uji LC
50
untuk mengetahui pada konsentrasi berapa isolat bakteri kandidat probiotik bersifat patogen. Isolat bakteri kandidat probiotik diinokulasi pada media TSB
kemudian diinkubasi di shaker dengan suhu ruangan 30 – 31
o
C selama 16-18 jam. Pengujian dilakukan dengan menambahkan suspensi isolat bakteri penghambat
berkonsentrasi, 10
4
, 10
6
dan 10
8
CFUml pada media pemeliharaan larva udang. Larva udang dipelihara dalam toples dengan volume 3 liter, yang diisi dengan 2 liter air laut
dengan kepadatan 125 ekorl dan diberi pakan Algae Chaetoceros sp., Artemia sp. dan pellet CP 01, dengan frekuensi pemberian sebanyak 3 kalihari. Pemeliharaan
larva udang dilakukan selama 7 hari dengan parameter pengamatan yaitu tingkat kelangsungan hidup. Pada akhir pemeliharaan dihitung kelangsungan hidup larva
udang dan dibandingkan dengan kontrol, yakni perlakuan tanpa penambahan isolat bakteri yang mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi Widanarni et., al. 2008.
3.3.6 Uji Tantang Isolat Bakteri Kandidat Probiotik dari Suplemen Terhadap
V. harveyi pada Larva Udang Vannamei Shrimp Bioassay
Isolat bakteri yang berasal dari sampel suplemen tambak diuji kembali efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi yaitu bakteri
patogen pada larva udang. Pengujian dilakukan setelah mendapatkan dosis LC
50
yang dilihat dari uji patogenisitas, dan dilanjutkan ke uji tantang terhadap larva udang vannamei. Konsentrasi isolat bakteri yang digunakan pada uji tantang ini yaitu 10
8
CFUmL. Pemeliharaan dilakukan di dalam toples dengan volume 3 liter air yang yang diisi dengan volume 2 liter air laut, dengan kepadatan 125ekorl dan diberi
pakan Algae Chaetoceros sp, Artemia sp. dan pellet CP 01 dengan frekuensi
19 pemberian sebanyak 3 kalihari dan pengamatan dilakukan selama 7 hari. Parameter
yang di amati dalam penelitian ini adalah untuk melihat kelangsungan hidup dan Total Vibrio Count TVC. Pengamatan dilakukan menggunakan media TCBS untuk
melihat kepadatan bakteri V. harveyi pada media pemeliharaan. Kelangsungan hidup di amati pada akhir percobaan dan TVC di amati setiap hari selama percobaan
Widanarni et., al. 2008. Tata letak wadah pemeliharaan udang vannamei dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tata letak wadah pemeliharaan pada uji tantang isolat bakteri
Kontrol Kontrol
Perlakuant A
Perlakuant A
Perlakuant A
Perlakuant B
Perlakuant B
Perlakuant B
Kontrol
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdsarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Isolat bakteri yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan V.
harveyi teridentifikasi sebagai Acinetobacter sp. 2.
Acinetobacter sp. tidak bersifat patogen. 3.
Acinetobacter sp. yang diuji tantang dengan V. harveyi yang memiliki kepadatan bakteri 6,3 x 10
6
CFUmL mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi hingga mencapai 3 log menjadi kepadatan bakteri 7,5 x 10
3
CFUmL. 4.
Tingkat kelangsungan hidup pemeliharaan larva udang vannamei dengan penambahan Acinetobacter sp. lebih baik dibandikan perlakuan V. harveyi saja,
yaitu 82,27.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk uji biomoleculler 16S rDNA dan untuk mengetahui apakah bakteri Acinetobacter sp. ini mampu meningkatkan
pertumbuhan udang vannamei pada saat diuji tantang dengan V. harveyi.
✁
DAFTAR PUSTAKA
Abegas, K. 2007. Isolation, characterization and identification of latic acid bacteria involved in traditional furmentation of borde an ethopian cereal
beverages. African Jurnal of Biotechnology, 612: 1469 – 1478.
Abraham, T.J. 2004. Antibacteria Marine Bacterium Deter Luminous Vibriosis in Shrimp Larvae. NAGA, WordFish Quarterly 27 3-4.
Akbaidar, G.A. 2013. Penerapan Manajemen Kesehatan Budidaya Udang Vannamei di Sentra Budidaya Udang Desa Sidodadi dan Desa Gebang
Kabupaten Pesawaran. Skripsi. Unila. Atmomarsono, M., Muliani dan Tampangallo. B.R. 2009. Aplikasi Bakteri Probiotik
Untuk Meningkatkan Sintasan dan Produksi Udang Windu di Tambak. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Sulawesi
Selatan.
Balai Karantina Ikan. 2000. Prosedur Pemeriksaan Bakteri. Dinas Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Barraw, G.I. and Felthem, R.K.A. 1993. Cowan and Steel’s Manual For The Identification Of Medical Bacteria. Third Edition.
Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Pond For Aquaculture Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn Universiy, Alabama, Birmingham
Publishing CO USA. 482 p
Boyd, C.E. 1991. Water Quality Manajement and Aeration In Shrimp Farming. American Soybean Association-US Wheat Associates.U.S.A.
Briggs, M.S.F., Smith, R., Subangihe and Phillips, M. 2004. Introduction dan movement of Penaeus monodon and P. stylirostris in Asia and the
Pacific. FAO. Bangkok. 40 p
✂
6 Chusnul, D.Z., Januar, J. dan Soejono, D. 2010. Kajian sosial ekonomi usaha
budidaya udang vannamei Litopenaeus vannamei di desa Diyono kecamatan Deket kabupaten Lamongan, Jurnal SEP. 41.
Dwidjseputro, 1998. Dasar – dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Elovara, A.K. 2001. Shrimp Farming Manual : Practicle Technology For Intensive Commercial Shrimp Production. Aquaculture cx.
Evan, Yan. 2009.
Uji Ketahanan Beberapa Strain Larva Udang Galah Macrobrachium rosenbergii Terhadap Bakteri Vibrio harveyi.
Skripsi. Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fjellheim, A.J., Playfoot, K.J., Skjermo, J. and Vadstein, O. 2007. Vibrionaceae dominates
the microflora
antagonistic towards
Listonella anguillarum in the intestine of cultured Atlantic cod Gadus
morhuaL. larvae. Aquaculture. 269 p: 98-106. Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. PT Gramedia, Jakarta. Holtj, G., and Krieg, N.R. 1984. Bergeys’s Manual of Systemic Bacteriolgy, Vol.1.
The Williams and Wilkins Co. Baltimore. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Udang – Udang Potensial Budidaya.
Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. KKP Targetkan Produksi Udang
600.000 ton . Info Media . Jakarta. Kalesaran, O.J.
2010. Pemeliharaan post larva PL4 – PL9 udang vannamei Litopenaeus vannamei di hatchery PT. Banggai Sentral Shrimp
Provinsi Sulawesi Tengah. Staf Pengajar pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
UNSRAT, Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 601.
Kharisma, Adnan., Manan, Abdul. 2012. Kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada air pembesaran udang vannamei Litopenaeus vannamei sebagai
deteksi dini serangan penyakit vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol. 4 No. 2. Universitas Airlangga.