Penapisan Isolat Bakteri Penghambat Vibrio harveyi Pada Pemeliharaan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

(1)

ABSTRACT

SCREENING OF BACTERIAL ISOLATES INHIBITINGVibrio harveyi IN REARING OF PACIFIC WHITE SHRIMP (Litopenaeus vannamei)

By ASSOVARIA

Culture of pacific white shrimp often suffers bacterial infection, mainly infection of Vibrio harveyi. The disease that characterised by luminous shrimp body can drop the larvae production. Using suplement (probiotic) that potentially inhibitsV. harveyiis one of currative method of the disease. The purpose of this study was to obtain bacterial isolates as probiotic candidate that capable to inhibit V. harveyi. The implementation of this study was including screening of bacterial isolate, identification of bacteria, pathogenicity test and challenged test. Screening of bacterial isolates was succeded to abtain an isolate that have ability to inhibit V. harveyi. The isolate was identified as Acinetobacter sp. Pathogenicity test was shown that the isolate was not a pathogen. Challenged test was conducted in larvae of pacific white shrimp through 3 treatments i.e treatment without bacterial given as a control; treatment withV. harveyi solely given ; and treatment with V. harveyi and Acinetobacter sp. given. Treatment of V. harveyi and Acinetobacter sp. given was able to decrease density of V. harveyi from 6.3x106 CFU/mL to 7.5x103CFU/mL.


(2)

ABSTRAK

PENAPISAN ISOLAT BAKTERI PENGHAMBATVibrio harveyi PADA PEMELIHARAAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)

Oleh ASSOVARIA

Budidaya udang vannamei sering mengalami masalah infeksi bakteri, terutama infeksi Vibrio harveyi. Penyakit infeksi yang sering ditandai dengan berpendarnya tubuh udang ini, dapat menurunkan produksi benih. Penggunaan suplemen (probiotik) yang potensial menghambat V. harveyi merupakan salah satu upaya penanggulangan penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri sebagai kandidat probiotik penghambat V. harveyi. Pelaksanaanya meliputi penapisan isolat bakteri, identifikasi bakteri, uji patogenisitas, dan uji tantang. Penapisan isolat bakteri berhasil mendapatkan 1 isolat yang mampu menghambat V. harveyi. Isolat tersebut diidentifikasi sebagai Acinetobacter sp. Uji patogenisitas menunjukkan bakteri tersebut tidak patogen. Uji tantang dilakukan pada larva udang vannamei melalui 3 perlakuan yaitu tanpa pemberian bakteri sebagai perlakuan kontrol; perlakuan pemberian V. harveyi saja; dan perlakuan dengan pemberian V. harveyi dan Acinetobacter sp. Pelakuan dengan pemberian V. harveyi dan Acinetobacter sp. mampu menurunkan kepadatan V. harveyi dari 6,3x106 CFU/mL menjadi 7,5x103CFU/mL.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talang Padang pada tanggal 15 Agustus 1992, sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Al Imron HK, S.Pd. dan Ibu Komala Dewi.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Banding Agung Talang Padang pada tahun 2004. Menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 1 Talang Padang pada tahun 2007 serta menamatkan pendidikan di SUPM Negeri Kota Agung pada tahun 2010.

Tahun 2010, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi Universitas Lampung di Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Perairan. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi Perikanan dan Fisiologi Reproduksi Hewan Air. Penulis juga aktif dalam organisasi di Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) sebagai anggota bidang Minat dan Bakat HIDRILA pada tahun 2011-2012 dan sebagai Bendahara Umum HIDRILA pada tahun 2011-2012-2013.

Selama menikmati masa perkuliahan penulis mengikuti Praktik Umum (PU) di Pusat Perikanan Budidaya Perikanan (PUSDAKAN) Ciganjur, Jakarta Selatan dengan judul “Pembenihan Ikan Manfish (Pterophyllum scalare) pada bulan Juli 2013 selama 30 hari. Penulis juga mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di


(8)

Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari di awal tahun 2014. Terakhir penulis melakukan penelitian yang berjudul “Penapisan Isolat Bakteri Penghambat Vibrio harveyi Pada Pemeliharaan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)” di Laboratorium dan Fasilitas Karantina Marine Research Center (MRC) PT. Central Pertiwi Bahari (CPB), Hatchery Suak, Sidomulyo, Lampung Selatan. pada bulan Mei s/d Oktober 2014.


(9)

PERSEMBAHAN

Atas segala Rahmat dan karunia Allah SWT, ku

persembahkan karya ilmiah ini untuk :

Ibuku yang sangat kucintai dan kukasihi Komala Dewi

dan Ayahku yang kubanggakan Al Imron HK, S.Pd.

atas segala cinta dan kasih kepadaku, segala

pengorbanan yang tak terhingga, segala kesabaran

dalam menungguku, segala pelajaran hidup yang

diberikan kepadaku agar siap dan kuat dalam

mengarungi samudera kehidupan nantinya.

adik-adikku tersayang sumber semangatku, Hanna, Egi,

dan Nabil yang penuh keceriaan sehingga aku selalu

merindukan kalian.

keluarga besarku yang telah mengajarkan arti sebuah

kemandirian tanpa harus berkeluh kesah , keberanian

dalam tantangan hidup ini tanpa bergantung pada

orang lain.

Tempat indah ku dalam menggapai impian dan mencari

jati diri dan persahabatan sejati, teman-temanku yang

berarti dalam setiap langkah selama menapaki

jenjang-jenjang kehidupan di alamamater ku tercinta

Universitas Lampung


(10)

MOTO

Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampun untuk dosamu dan bertasbihlah seraya

memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi (Al-Mu min: 55)

Allah akan memberikan kelapangan dan kemudahan sesudah kesempitan dan kesusahan

(Qs. Ath Thalaq: 7)

Teruslah bermimpi biar semakin mudah, karena kesedihan hanya sememntara. Percayalah lelah ini hanya sebentar saja.

Jangan menyerah walau tak mudah meraihnya. Tetap tersenyumlah biar semakin mudah.

(Ipang)

Hadapi dengan senyuman semua yang terjadi biar tejadi. Hadapi dengan tenang jiwa,semua akan baik-baik saja. Bila ketetapan

Tuhan sudah ditetapkan, tetaplah sudah, tak ada yang bisa merubah

(Dewa 19)

Jadikanlah kekecewaan masa lalu menjadi senjata sukses di masa depan. Segala masalah dan cobaan yang datang membentuk

kedewasaan dan kebijaksanaan, selalu berpikir positif. Semua datang dari Allah SWT dan kembalikan lagi kepadaNya. Jangan

pernah menyerah dan putus asa, semua punya jalan keluar walau terlebih dahulu harus meneteskan airmata, asalkan Berusaha, Berdo a dan Berserah diri kepada Sang Ilahi Rabbi.


(11)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, petunjuk dan segala kemudahan yang tiada terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada program studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan judul “ Penapisan Isolat Bakteri Penghambat Vibrio harveyi pada Pemeliharaan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)”. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih tiada terbatas kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P Hariyanto sebagai Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. sebagai Dekan Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung.

3. Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan motivasi penuh dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Esti Harpeni, S.T.,MAppSc. selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Asep Saefulloh, S.Si.,M.Si. selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, kritik dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Yudha T. Adiputra, S.Pi.,M.Si. selaku dosen pembahas atas segala


(12)

7. Seluruh Dosen Budidaya Perairan Universitas Lampung, terimakasih atas semua ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan.

8. Ayah dan ibu tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tulus, perhatian, dukungan do’a, serta kebahagiaan yang telah menunggu keberhasilanku.

9. Adik-adikku ( Hanna, Egi dan Nabil) serta seluruh keluarga besarku terutama untuk umehku tersayang yang tiada hentinya memberikan do,a dan nasehatnya.

10. Teman – teman MRC Suak, Mbak eka, mbak yuli, mbak ami, pak edi, mas roly, mas tri, mas puji, mas iswanto, mas fahmi, mas yanto, mas langga, mas iman, mas fuad, mas joko, mas bowo, solihin, pak nurul, dan mas ageng yang yang telah membagi ilmu, meluangkan waktu dan memberikan arahan serta masukan dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

11.Ce’ Vina Olivia partner penelitian yang selalu memberi motivasi serta dukungan satu sama lain dan Windi, Ali, Hermawan, Soma, Nikky, Toni, Erwin, yang berjuang bersama dalam menyusunan skripsi.

12. Sahabatku Ahmad Jumaidi, Aris Candra dan Winda Rohaila yang membantu, dan meluangkan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Bapak Yahya yang menyediakan tempat serta mendukungku selama kuliahan. 14. Teman teman seperjuangan, Dona, Shofan, Angga, Bayhaqi, Dio, Oji, Sera,

Jelita, Yuli, Dwinda, Dike, Rima, Tita, Tica, Siti, Tiwi, Septi, Aulia, Asry, Ely, Safrina, Dian, Mauli, friska, Riska, Duma, Yuti, Andi, Ajil, Anggi, Aan, Robert, Eko, Erwin, Adit, Memed, Anjar, imam, Rudi, Rico, Febri, Ardi, Sandy, Aziz dan Mbk Memey, tempat berkeluh kesah, tempat bertukar


(13)

pikiran, dan saling memotivasi dari awal masuk kuliah sampai sekarang, Budidaya Perairan 2010. Selalu di hati, selalu dinanti, kenangan abadi dan yang akan dirindukan nanti. Salam persahabatan untuk kita.

15. Kakak tingkat 2004 – 2009 yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas motivasi semangat dan dukungan yang telah diberikan.

16. Untuk Adik- Adik tingkat 2011 – 2014 yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas dorongan semangat dan dukungan yang telah diberikan.

17. Almamater Tercinta yang mengajarkan arti sebuah perjuangan.

Dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya yang tidak dapat disebutkan satu per satu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat dalam dunia ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Semoga Allah SWT mencatat dan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.Aamiin

Bandar Lampung, 12 Februari 2015 Penulis,


(14)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 4

1.4 Kerangka Pemikiran ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ... 5

2.2 Penyakit Vibriosis yang Menyerang Udang ... 7

2.3Vibrio harveyi ... 9

2.4 Bakteri yang Mempunyai Kemampuan MenghambatVibrio harveyi ... 9

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 11

3.2 Alat dan Bahan ... 11

3.2.1 Penapisan bakteri kandidat probiotik penghambat V. harveyi secarain vitro ... 11

3.2.2 Uji patogenisitas bakteri kandidat probiotik penghambat V. harveyiterhadap larva udang vannamei ... 12

3.2.3 Uji kemampuan penghambatanV. harveyisecarain vivo (uji tantang) ... 12

3.3 Metode Penelitian ... 12

3.3.1 Isolasi dan Pemurnian Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat PertumbuhanV. harveyidari Suplemen Udang ... 12


(15)

ii 3.3.2 Uji Aktivitas Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat

Pertumbuhan V. harveyi... 13

3.3.3 Identifikasi Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat Pertumbuhan V. harveyi ... 14

3.3.3.1 Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri ... 14

3.3.3.2 Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Pewarnaan Sederhana ... 14

3.3.3.3 Uji Gram dengan KOH 3% ... 15

3.3.3.4 Uji Katalase ... 15

3.3.3.5 Uji O/F ... 15

3.3.3.6 Uji MR (Methyl Red) ... 16

3.3.3.7 UjiSimmon’s Citrate... 16

3.3.3.8 UjiTriple Sugar Iron Agar(TSIA) ... 16

3.3.3.9 Uji Motilitas ... 17

3.3.4 Pembacaan Hasil Uji Identifikasi ... 17

3.3.5Uji Patogenisitas Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat PertumbuhanV. harveyi ... 17

3.3.6 Uji Tantang Isolat Bakteri Kandidat Probiotik dari Suplemen TerhadapV. harveyipada Larva Udang Vannamei (Shrimp Bioassay) ... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi dan Pemurnian Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat PertumbuhanV. harveyi... 20

4.2 Hasil Uji Aktivitas Bakteri Kandidat Probiotik Penghambatan Pertumbuhan BakteriV. harveyi ... 21

4.3 Identifikasi Isolat Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat PertumbuhanV. harveyi... 23

4.4 Uji Patogenisitas Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat PertumbuhanV. harveyiterhadap Larva Udang Vannamei ... 26

4.5 Uji Tantang Isolat Bakteri Kandidat Probiotik dari Suplemen terhadapV. harveyipada Larva Udang Vannamei ... 28

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 34

5.2 Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA


(16)

iii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil uji morfologi dan biokimia bakteri kandidat probiotik ... 23 2. Data kelangsungan hidup larva udang vannamei pada uji patogenisitas

Acinetobactersp. ... 27 3. Data kualitas air pada saat uji patogenisitas Acinetobactersp. ... 28 4. Data kualitas air pada saat uji tantang Acinetobactersp. ... 32


(17)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pembuatan Media Luria Bertani Agar (LBA) Medium ... 40

2. Pembuatan Media Tryptone Soya Broth (TSB) ... 41

3. Pembuatan Media TCBS... 42


(18)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Morfologi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ... 7

2. Tata letak wadah pemeliharaan pada uji tantang isolat bakteri... 19

3. Isolasi awal untuk membedakan morfologi koloni bakteri ... 20

4. Isolat murni bakteri dengan morfologi yang berbeda ... 21

5. Hasil uji aktivitas penghambatan bakteri ... 22

6. Jumlah kepadatan bakteriV. harveyi pada uji tantang ... 30


(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang merupakan salah satu komoditas utama dalam industri perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi (high economic value) serta permintaan pasar tinggi (high demand product). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi udang di dalam negeri pada tahun 2013 dapat menembus hingga lebih dari 600.000 ton, sehingga dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak terkait guna merealisasikan target tersebut. Tahun 2013, capaian produksi udang nasional diproyeksikan sebesar 608.000 ton (KKP, 2013).

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) berasal dari perairan Amerika Latin dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2001. Sampai saat ini komoditas udang vannamei sudah menyebar luas di kalangan masyarakat Indonesia dan telah berhasil dikembangkan oleh para pembudidaya udang (Petambak). Hal ini didukung oleh program kerja pemerintah yang terkait dengan didirikannya hatchery (panti benih) udang di berbagai daerah untuk memenuhi permintaan pasar. Udang vannamei adalah jenis udang yang pada awal kemunculannya di Indonesia dikenal sebagai udang yang dapat dibudidayakan dengan tingkat ketahanan yang tinggi terhadap serangan hama penyakit (KKP, 2011). Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan udang alternatif selain udang windu (Penaeus monodon) yang dapat dibudidayakan secara


(20)

2

intensif. Udang vannamei memiliki keunggulan yaitu dapat tumbuh secepat udang windu (3 g/minggu), dapat dibudidayakan pada kisaran salinitas yang lebar (0,5-45 ppt), kebutuhan protein yang lebih rendah (20-35%) dibanding udang windu dan udang stylirostris, mampu mengkonversi pakan dengan lebih baik (FCR 1,2-1,6) serta dapat ditebar dengan kepadatan tinggi hingga lebih dari 150 ekor/m2 (Briggs et al., 2004). Namun sejak tahun 2008, udang vannamei juga terkena serangan hama penyakit yang menyebabkan jatuhnya produksi udang secara nasional. Sentra lokasi budidaya udang vannamei di Indonesia terdapat di Provinsi Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Selatan (KKP, 2011).

Keberadaan hatchery udang dapat membantu kebutuhan para petani tambak dalam hal ketersediaan benih karena benih dari alam sangat terbatas (Yustianti et al., 2013). Salah satu faktor utama dalam usaha budidaya udang vannamei adalah ketersediaan benih yang cukup dan kontinyu sepanjang tahun. Benih udang vannamei tidak diperoleh dari alam Indonesia, sehingga kebutuhan benih yang cukup serta berkualitas baik hanya diperoleh dari usaha pembenihan di hatchery (Kalesaran, 2010).

Kendala yang paling merugikan dalam budidaya udang vannamei yaitu infeksi penyakit. Jenis penyakit yang merupakan masalah serius dalam budidaya udang vannamei di tambak dan hatchery adalah Vibriosis yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Vibrio harveyi merupakan bakteri yang menyerang baik larva udang hatchery maupun udang di tambak pembesaran (Atmomarsono, et al., 1993). Selanjutnya penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini dikenal dengan nama penyakit kunang-kunang atau udang berpendar. Suginta et al. (2010), mengemukakan bahwa


(21)

3

V. harveyi adalah golongan bakteri Gram negatif yang ada di perairan laut yang menyebabkan timbulnya Vibriosis pada udang, dan menyebabkan penyakit serius pada budidaya udang. Oleh karena itu, saat ini telah banyak dikembangkan metode lain yang diharapkan lebih aman dan efektif untuk pencegahan infeksi bakteri salah satunya yaitu dengan penambahan suplemen. Suplemen ini ditengarai memiliki potensi sebagai probiotik bagi pemeliharaan udang karena dianggap lebih aman dan ramah lingkungan. Murtiati et al., (2006) melaporkan bahwa aplikasi probiotik memberikan pengaruh yang cukup baik dibandingkan dengan kontrol (tanpa probiotik) terhadap kondisi kualitas air (oksigen terlarut, amoniak, nitrit, dan nitrat) serta mampu mendukung sintasan ikan lele Sangkuriang dan Atmomarsono et al., (2005) mengemukakan penggunaan bakteri probiotik mampu menekan kematian pascalarva udang windu melalui pengendalian populasi bakteri Vibrio sp. dalam air media. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk membuktikan potensi dari suplemen udang mampu menghasilkan potensi sebagai bakteri probiotik dalam budidaya udang.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. melakukan penapisan bakteri kandidat probiotik penghambat pertumbuhan V. harveyisecarain vitro.

2. menguji patogenisitas bakteri kandidat probiotik penghambat V. harveyi terhadap larva udang vannamei


(22)

4

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan bakteri kandidat probiotik yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi dapat diaplikasikan dalam kegiatan pemeliharaan larva udang vannamei sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakitVibriosis.

1.4 Kerangka Pemikiran

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies introduksi yang dibudidayakan di Indonesia, dikenal masyarakat dengan nama udang putih berasal dari Perairan Amerika Latin. Udang ini dianggap mampu menggantikan udang windu yang mengalami penurunan produksi pada tahun 1992 karena adanya faktor alami berupa perubahan lingkungan, sebagai akibat dari tingginya produksi dari industri budidaya udang windu yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan terutama daya dukung perairan, dan akhirnya timbul masalah penyakit (Kalesaran, 2010).

Proses budidaya udang vannamei mengalami berbagai macam kendala. Salah satu kendala yang sering muncul dalam budidaya udang adalah infeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Salah satu jenis bakteri yang menyerang udang vannamei yaitu bakteri Vibrio yang menyerang larva udang pada saat udang dalam keadaan stres dan lemah (Nasi et.,al . 2011). Penyakit udang yang disebabkan oleh bakteri Vibrio harveyi menyebabkan udang berpendar di malam hari dan mengakibatkan kematian pada udang hingga mencapai 80 100 % dari total populasi (Sukenda, 2007).


(23)

5

Pencegahan penyakit pada udang dapat dilakukan dengan pengkayaan nutrien pada pakan, pemberian vitamin pada udang, immunostimulan, dan pemberian suplemen. Suplemen merupakan bahan yang ditambahkan kedalam tambak sebagai penunjang pertumbuhan dan pencegahan terjadinya penyakit serta meningkatkan kesuburan perairan tambak. Studi kasus mengenai identifikasi bakteri pada suplemen tambak masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian tentang penapisan isolat bakteri penghambat pertumbuhan V. harveyi dari suplemen udang penting dilakukan untuk mendapatkan bakteri kandidat probiotik yang potensial menghambat bakteri patogen. Isolat tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dalam pemeliharaan udang vannamei.


(24)

6 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

Komoditas udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli perairan Amerika Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari pantai barat Meksiko kearah selatan hingga daerah Peru. Budidaya udang ini mulai berkembang dengan cepat di kawasan Asia, seperti Taiwan, Cina, dan Malaysia, bahkan kini di Indonesia (Chusnul, et al. 2010). Taksonomi udang vannamei dikemukakan Effendi (1997) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Fillum : Anthropoda Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famili : Penaidae

Genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

Bagian tubuh udang vannamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan dada (Cephalothorax) dan perut (Abdomen). Kepala udang vannamei terdiri dari antenula,


(25)

7 antena, mandibula dan sepasang maxillae. Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang maxiliped. Bagian abdomen terdiri dari 6 ruas dan terdapat 5 pasang kaki renang (pleopod) serta sepasanguropod(mirip ekor) membentuk kipas bersama-sama telson.

Gambar 1. Morfologi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) (Akbaidar, 2013)

2.2 PenyakitVibriosisyang Menyerang Udang

Penyakit Vibriosis pada udang baik di pembenihan maupun pembesaran, merupakan jenis penyakit yang sering menyebabkan kerugian akibat kematian yang ditimbulkannya (Kharisma, 2012). Vibrio sp. merupakan agen penyebab penyakit Vibriosis yang menyerang hewan laut seperti ikan, udang dan kerang-kerangan (Sunaryanto et al., 1987). Udang yang terserang penyakit Vibriosis ini memiliki gejala nafsu makan menurun, gerakan lambat, tubuh penuh bercak-bercak merah, dan terlihat bercahaya sehingga sering disebut penyakit kunang-kunang atau penyakit


(26)

8 udang menyala pada malam hari. Penyakit Vibriosis yang menyerangan udang dapat menyebar dalam waktu yang cepat, sehingga penyakit Vibriosis banyak ditakuti oleh pembudidaya udang karena masih sulit dalam penanggulanannya (Rozi, 2008). Pada udang yang terserang bakteri V. harveyi terlihat berpendar apabila diamati di ruang gelap dan pendarannya dapat tertahan 2-3 hari pada media Thiosulphate Citrate Bile Salt(TCBS) (Lavilla-Pitogoet al., 1990).

Metode yang dapat dilakukkan untuk membuktikan suatu bakteri dapat menyebabkan penyakit yaitu dengan melakukan uji postulat koch. Postulat koch merupakan teknik pendeteksian virus dan agen-agen mikrobiologi yang lain. Udang yang telah terinfeksi selanjutnya diamati perkembangan gejala penyakit yang timbul dan tingkat mortalitas yang terjadi. Gejala penyakit yang terjadi kemudian dicocokkan dengan gejala penyakit udang terinfeksi awal. Jika gejala klinis yang ditimbulkan sama maka bakteri tersebut adalah sebagai penyebab penyakit (pathogen). Kriteria ini yang dikenal dengan uji postulat koch yaitu :

a. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.

b. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium.

c. Biakan murni tersebut bila diinjeksi pada hewan uji yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.

d. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan uji yang telah terinfeksi tersebut.


(27)

9 2.3 Vibrio harveyi

Bakteri V. harveyi termasuk genus Vibrio, memiliki ciri-ciri morfologi dan fisiologi sebagai berikut: bentuk koloni bulat, elevasi cembung, berwarna krem. Bakteri V. harveyi bersifat gram negatif, sel tunggal berbentuk batang pendek yang bengkok (koma) atau lurus, motil, oksidase positif, tidak membentuk H2S, tidak membentuk gas dari fermentasi terhadap D-glukosa, tumbuh pada media dengan penambahan 1-6 % NaCl, dan mempunyai flagella pada salah satu kutub selnya (Evan, 2009). Pada umumnya V. harveyi bersifat patogen oportunistik, yaitu organisme yang dalam keadaan normal ada di lingkungan pemeliharan yang bersifat saprofitik dan berkembang patogenik apabila kondisi lingkungan dan inangnya memburuk. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu 30 ˚C, salinitas antara 20-30 ppt dengan pH 7,0 dan bersifat anaerobik fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa adanya oksigen (Holt dan Krieg, 1984).

2.4 Bakteri yang mempunyai Kemampuan menghambatVibrio harveyi

Pencegahan bakteri Vibrio harveyi dapat dilakukan dengan bakteri probiotik. Bakteri probiotik merupakan bakteri yang bersifat non patogen dan memiliki kemampuan untuk menghambat, mengurangi maupun membunuh bakteri patogen, serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan di dalam perairan yang merupakan alternatif lain yang dapat dilakukan dalam pencegahan penyakit Vibriosis pada budidaya udang. Khoirunas (2009) melaporkan penggunaan antibiotik untuk memberantas penyakit sudah mulai di kurangi karena adanya residu pada organisme,


(28)

10 dan menggunakan bakteriPseudomonassp. sebagai salah satu bakteri probiotik untuk menghambatVibrio harveyi.

Bakteri probiotik memiliki keunggulan dalam pengunaannya untuk pencegahan penyakit pada udang yaitu lebih aman dari pada menggunakan bahan kimia, tidak terakumulasi dalam rantai makanan, serta organisme sasaran jarang yang menjadi resisten terhadap agen probiotik dibandingkan denan resistensinya terhadap bahan kimia dan antibiotik (Atmomarsono, 2009). Probiotik menurut Yulvizar (2013) adalah organisme mikroba yang hidup menguntungkan pada suatu makhluk hidup, yang memiliki manfaat serta memperbaiki keseimbangan mikroba didalam saluran pencernaannya, sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan udang. Probiotik adalah agen mikroba hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang. Dengan demikian probiotik tidak boleh bersifat patogen terhadap inang baik dalam kondisi normal maupun stress (Verschuereet al.,2000).


(29)

11 III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di Laboratorium dan Fasilitas Karantina Marine Research Center (MRC) PT. Central Pertiwi Bahari (CPB),HatcherySuak, Sidomulyo, Lampung Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Penapisan bakteri kandidat probiotik penghambat V. harveyi secara in vitro

• Alat : cawan petri, spreader, jarum ose, bunsen, mikro pipet, tip, paper disk, eppendorf, autoklaf, oven, inkubator, laminar air flow, tabung reaksi, beaker glass, vortex, hot plate stirer, timbangan digital, alumunium foil, masker, sarung tangan.

• Bahan : suplemen udang media Luria Bertani Agar (Lampiran 1), media Tryptone Soy Broth (Oxoid), alkohol 70% dan 96%, Isolat bakteri Vibrio harveyi, KOH 3%, H2O2 3%, Triple Sugar Iron Agar (Oxoid), Simmon’s citrateBBLTM, larutan garam fisiologis 0,85%.


(30)

12 3.2.2 Uji patogenisitas bakteri kandidat probiotik penghambat V. harveyi

terhadap larva udang vannamei

• Alat : toples plastik 3 liter, selang aerasi, batu aerasi, bak fiber, baskom, pipet plastik, mikro pipet, wadah kultur artemia 1,5 liter, gelas ukur 100 mL, saringan, ember.

• Bahan : larva udang vannamei, isolat bakteri,Artemiasp., pakan CP 01, algae (Chaetocerossp.), air laut yang sudah di treatment.

3.2.3 Uji kemampuan penghambatanV. harveyisecarain vivo(uji tantang)

• Alat : toples plastik 3 liter, selang aerasi, batu aerasi, bak fiber, baskom, pipet plastik, mikro pipet, wadah kultur artemia 1,5 liter, gelas ukur 100 mL, saringan, ember.

• Bahan : larva udang vannamei, isolat bakteri,Artemiasp., pakan CP 01, algae (Chaetocerossp.), air laut yang sudah di treatment, mediaThiosulfate Citrate Bile Sucrose(TCBS) (Oxoid).

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Isolasi dan Pemurnian Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat PertumbuhanV. harveyidari Suplemen Udang

Penelitian ini menggunakan media Luria Bertani Agar (LBA) (Lampiran 1). Sampel suplemen diisolasi pada media dengan menggunakan pengenceran 100, 10-1, dan 10-2, sebanyak 100 µl disebar pada media menggunakan spreader dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi kemudian diamati koloni yang tumbuh, koloni


(31)

13 bakteri diamati untuk melihat morfologi awal pada media tersebut, lalu disamakan bentuk, warna, dan tepi koloni bakteri. Kemudian koloni bakteri dimurnikan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut memiliki bentuk, warna dan tepi yang sama atau tidak. Setelah mendapatkan koloni tunggal yang benar-benar berbeda dipastikan kembali untuk melihat koloni tersebut sudah murni. Bakteri ditumbuhkan kembali pada media TSB dan diinkubasi selama 16-18 jam di atas shaker. Bakteri yang tumbuh kemudian disebar pada media LBA dengan pengenceran 10-610-7sebanyak 100 µl dengan menggunakan mikropipet lalu diinkubasi selama 24 jam. Isolat murni yang didapat kemudian diamati bentuk morfologinya yang meliputi bentuk, warna, tepi dan ukuran.

3.3.2 Uji Aktivitas Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat PertumbuhanV. harveyi

Aktivitas daya hambat bakteri dapat dilihat dari adanya zona hambat (daerah bening) di sekitar paper disk. Zona hambat kemudian diukur menggunakan jangka sorong (Wardaniet., al, 2013).

Semua isolat murni yang diperoleh diuji daya hambatnya terhadap V. harveyi secara in vitro, yakni dengan mengamati diameter zona hambat pada media LBA. Masing - masing sebanyak 1 ose isolat bakteri danV. harveyidisuspensikan ke dalam 500 µl larutan fisiologis (NaCI 0,85%) steril di dalam tabung eppendorf. Selanjutnya sebanyak 50 µl suspensi V. harveyi disebar pada media LBA dan dibiarkan sampai kering. Paper disk steril dengan diameter 5 mm diletakkan di atas media LBA yang


(32)

14 telah ditebarkan V. harveyi dan kemudian sebanyak 5µl suspensi isolat bakteri diteteskan di atas paper disk tersebut. Setelah di inkubasi dalam inkubator selama 24 jam, zona hambat yang terbentuk diamati dan diukur diameternya (Widanarni et., al. 2008).

3.3.3 Identifikasi Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat Pertumbuhan Vibrio harveyi

Identifikasi bakteri dilakukan secara konvensional dengan pengamatan morfologi dan uji biokimiawi, yaitu : uji Gram dengan KOH 3%, uji Katalase, uji Oksidatif Fermentatif, uji Methyl Red (MR), uji Simmon’s Citrate, uji TSIA, uji Fermentasi Karbohidrat dan uji Motilitas. Identifikasi bakteri dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini :

3.3.3.1 Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kandidat Probiotik

Pengamatan morfologi koloni bakteri dilakukan setelah mendapatkan biakan murni. Pengamatan ini meliputi warna, bentuk, tepian koloni, elevasi atau permukaan koloni dan struktur dalam koloni.

3.3.3.2 Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Pewarnaan Sederhana

Pengamatan morfologi pada bakteri dilakukan dengan cara pewarnaan sederhana yang bertujuan untuk mengamati struktur sel. Pewarnaan sederhana dilakukan dengan cara membuat preparat ulas yang diberi larutan Methylene Blue


(33)

15 yang dibiarkan selama 30 menit, setelah itu preparat dicuci dan dikeringkan menggunakan kertas saring. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya.

3.3.3.3 Uji Gram dengan KOH 3%

Uji Gram bertujuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut termasuk di dalam kelompok bakteri Gram positif atau kelompok bakteri Gram negatif. Uji Gram dengan KOH ini dilakukan dengan cara satu tetes KOH 3% dicampurkan dengan isolat bakteri yang berumur 18-24 jam. Hasil yang terbentuk menunjukkan bakteri Gram positif apabila campuran mejadi viscus atau seperti lem, sedangkan bakteri Gram negatif tidak menjadi viscus (Abegaz, 2007).

3.3.3.4 Uji Katalase

Tujuan uji katalase adalah untuk mengetahui sifat bakteri dalam menghasilkan enzim katalase. Cara kerja dari uji katalase yaitu dilakukan diatas kaca preparat dengan cara satu tetes H2O2 3% dicampurkan dengan isolat bakteri umur 18-24 jam. Hasil positif menunjukkan adanya gelembung gas, sedangkan hasil negatif tidak menunjukkan adanya gelembung gas.

3.3.3.5 Uji O/F (Oksidatif/Fermentatif)

Uji O/F medium (Oksidatif/Fermentatif) bertujuan untuk mengetahui sifat oksidasi atau fermentasi bakteri terhadap glukosa dengan menggunakan dua tabung media yang salah satunya ditutup dengan parafin, sehingga diharapkan di dalam media tidak terdapat udara yang dapat mendukung terjadinya fermentasi. Uji O/F


(34)

16 dilakukan dengan cara bakteri diinokulasi pada media oksidatif (media tanpa parafin) dan media fermentatif (media dengan parafin) dengan cara ditusukkan. Selanjutnya bakteri diinkubasi selama 24-48 jam dan diamati perubahan warna yang terbentuk.

3.3.3.6 UjiMethyl Red(MR)

Uji MR bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan asam dari fermentasi glukosa. Uji MR dilakukan dengan cara reagen MR diteteskan pada pada biakan bakteri kemudian diamati perubahan warna yang terbentuk. Hasil positif ditunjukkan oleh warna merah, sedangkan hasil negatif tetap berwarna kuning.

3.3.3.7 UjiSimmons Citrate

UjiSimmon’s Citratebertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri tumbuh menggunakan sumber karbon dari citrate (enzyme citrate). Uji Simmon’s Citrate dilakukan dengan cara mengambil satu koloni terpisah dengan menggunakan jarum ose dan diinokulasikan pada mediaSimmon’s Citratelalu diinkubasi pada temperatur 37 ºC selama 24 jam. Diamati adanya perubahan warna pada medium biakan, Hasil positif ditandai dengan berubahnya warna medium menjadi biru.

3.3.3.8Uji Triple Sugar Iron Agar(TSIA)

Uji TSIA bertujuan untuk mengetahui mikroba dalam memfermentasikan glukosa, sukrosa, dan laktosa yang terkandung didalam medium. Uji TSIA dilakukan dengan cara mengambil 1 koloni isolat bakteri dengan menggunakan ose dan diinokulasikan pada media TSIA, kemudian dilakukan dengan cara menusuk tegak


(35)

17 lurus pada bagianbutt(tusuk) dan cara zig zag pada bagianslant(miring). Diinkubasi pada temperatur 37 ºC selama 24 jam. Diamati perubahan warna medium yang terjadi. Apabila bagian slant berwarna merah dan butt berwarna kuning maka bakteri mampu memfermentasi glukosa, sedangkan apabila bagian slant dan butt keduanya berwarna kuning maka bakteri mampu memfermentasi sukrosa dan laktosa.

3.3.3.9 Uji Motilitas

Uji motilitas yaitu untuk melihat pergerakan dari bakteri. Pergerakan bakteri dapat dilihat dengan adanya kekeruhan di sekitar tusukan pada media. Uji motilitas dilakukan dengan mengambil satu ose bakteri ditanam secara tegak lurus di tengah Medium MIO (Motility Indol Ornithin) dengan cara ditusukkan, diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam. Uji positif ditandai dengan pertumbuhan bakteri yang menyebar, maka bakteri tersebut bergerak (motil) dan bila pertumbuhan bakteri tidak menyebar hanya berupa satu garis, maka bakteri tersebut tidak bergerak (non motil).

3.3.4 Pembacaan Hasil Uji Identifikasi Bakteri Kandidat Probiotik

Identifikasi dilakukan berdasarkan acuan metode Bergey’s Manual of

Systemic Bacteriology. Penilaian berdasarkan kecocokannya paling tinggi atau mendekati 100%, serta dilakukan uji perbandingan sampel isolat ke Balai Veteriner Lampung dan Stasiun Karantina Ikan, Panjang, Lampung.

3.3.5 Uji Patogenisitas Bakteri Kandidat Probiotik Penghambat Pertumbuhan V. harveyi

Setelah dilakukan uji aktivitas bakteri secara in vitro. Selanjutnya dilakukan uji patogenisitas terhadap larva udang vannamei. Uji patogenisitas dilakukan melalui


(36)

18 uji LC50untuk mengetahui pada konsentrasi berapa isolat bakteri kandidat probiotik bersifat patogen. Isolat bakteri kandidat probiotik diinokulasi pada media TSB kemudian diinkubasi di shaker dengan suhu ruangan 30 31oC selama (16-18 jam). Pengujian dilakukan dengan menambahkan suspensi isolat bakteri penghambat berkonsentrasi, 104, 106dan 108CFU/ml pada media pemeliharaan larva udang. Larva udang dipelihara dalam toples dengan volume 3 liter, yang diisi dengan 2 liter air laut dengan kepadatan 125 ekor/l dan diberi pakan Algae Chaetoceros sp., Artemia sp. dan pellet CP 01, dengan frekuensi pemberian sebanyak 3 kali/hari. Pemeliharaan larva udang dilakukan selama 7 hari dengan parameter pengamatan yaitu tingkat kelangsungan hidup. Pada akhir pemeliharaan dihitung kelangsungan hidup larva udang dan dibandingkan dengan kontrol, yakni perlakuan tanpa penambahan isolat bakteri yang mampu menghambat pertumbuhanV. harveyi(Widanarniet., al. 2008).

3.3.6 Uji Tantang Isolat Bakteri Kandidat Probiotik dari Suplemen Terhadap V. harveyipada Larva Udang Vannamei (Shrimp Bioassay)

Isolat bakteri yang berasal dari sampel suplemen tambak diuji kembali efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi yaitu bakteri patogen pada larva udang. Pengujian dilakukan setelah mendapatkan dosis LC50 yang dilihat dari uji patogenisitas, dan dilanjutkan ke uji tantang terhadap larva udang vannamei. Konsentrasi isolat bakteri yang digunakan pada uji tantang ini yaitu 108 CFU/mL. Pemeliharaan dilakukan di dalam toples dengan volume 3 liter air yang yang diisi dengan volume 2 liter air laut, dengan kepadatan 125ekor/l dan diberi pakan Algae Chaetoceros sp, Artemia sp. dan pellet CP 01 dengan frekuensi


(37)

19 pemberian sebanyak 3 kali/hari dan pengamatan dilakukan selama 7 hari. Parameter yang di amati dalam penelitian ini adalah untuk melihat kelangsungan hidup dan Total Vibrio Count (TVC). Pengamatan dilakukan menggunakan media TCBS untuk melihat kepadatan bakteriV. harveyi pada media pemeliharaan. Kelangsungan hidup di amati pada akhir percobaan dan TVC di amati setiap hari selama percobaan (Widanarni et., al. 2008). Tata letak wadah pemeliharaan udang vannamei dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tata letak wadah pemeliharaan pada uji tantang isolat bakteri

Kontrol Kontrol

Perlakuant A Perlakuant

A

Perlakuant A Perlakuant

B Perlakuant

B Perlakuant

B


(38)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdsarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Isolat bakteri yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan V. harveyiteridentifikasi sebagai Acinetobactersp.

2. Acinetobactersp. tidak bersifat patogen.

3. Acinetobactersp. yang diuji tantang denganV. harveyi yang memiliki kepadatan bakteri 6,3 x 106CFU/mL mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi hingga mencapai 3 log menjadi kepadatan bakteri 7,5 x 103CFU/mL.

4. Tingkat kelangsungan hidup pemeliharaan larva udang vannamei dengan penambahan Acinetobacter sp. lebih baik dibandikan perlakuan V. harveyi saja, yaitu 82,27%.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk uji biomoleculler 16S rDNA dan untuk mengetahui apakah bakteri Acinetobacter sp. ini mampu meningkatkan pertumbuhan udang vannamei pada saat diuji tantang denganV. harveyi.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abegas, K. 2007. Isolation, characterization and identification of latic acid bacteria involved in traditional furmentation of borde an ethopian cereal beverages.African Jurnal of Biotechnology,6(12): 14691478. Abraham, T.J. 2004. Antibacteria Marine Bacterium Deter Luminous Vibriosis in

Shrimp Larvae. NAGA, WordFish Quarterly 27 (3-4).

Akbaidar, G.A. 2013. Penerapan Manajemen Kesehatan Budidaya Udang Vannamei di Sentra Budidaya Udang Desa Sidodadi dan Desa Gebang

Kabupaten Pesawaran. Skripsi. Unila.

Atmomarsono, M., Muliani dan Tampangallo. B.R. 2009. Aplikasi Bakteri Probiotik Untuk Meningkatkan Sintasan dan Produksi Udang Windu di Tambak. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Sulawesi Selatan.

Balai Karantina Ikan. 2000. Prosedur Pemeriksaan Bakteri. Dinas Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Barraw, G.I. and Felthem, R.K.A. 1993. Cowan and Steel’s Manual For The

Identification Of Medical Bacteria. Third Edition.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Pond For Aquaculture Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn Universiy, Alabama, Birmingham Publishing CO USA. 482 p

Boyd, C.E. 1991. Water Quality Manajement and Aeration In Shrimp Farming. American Soybean Association-US Wheat Associates.U.S.A. Briggs, M.S.F., Smith, R., Subangihe and Phillips, M. 2004. Introduction dan

movement of Penaeus monodon and P. stylirostris in Asia and the Pacific. FAO. Bangkok. 40 p


(40)

✂6 Chusnul, D.Z., Januar, J. dan Soejono, D. 2010. Kajian sosial ekonomi usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di desa Diyono kecamatan Deket kabupaten Lamongan,Jurnal SEP. 4(1).

Dwidjseputro, 1998.Dasar–dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Effendie, M.I. 1997.Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Elovara, A.K. 2001. Shrimp Farming Manual : Practicle Technology For Intensive

Commercial Shrimp Production. Aquaculture cx.

Evan, Yan. 2009. Uji Ketahanan Beberapa Strain Larva Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) Terhadap Bakteri Vibrio harveyi. Skripsi. Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fjellheim, A.J., Playfoot, K.J., Skjermo, J. and Vadstein, O. 2007. Vibrionaceae

dominates the microflora antagonistic towards Listonella anguillarum in the intestine of cultured Atlantic cod (Gadus morhuaL.)larvae.Aquaculture. 269 p: 98-106.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia, Jakarta.

Holtj, G., and Krieg, N.R. 1984. Bergeys’s Manual of Systemic Bacteriolgy, Vol.1. The Williams and Wilkins Co. Baltimore.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Udang Udang Potensial Budidaya. Jakarta.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. KKP Targetkan Produksi Udang 600.000 ton. Info Media . Jakarta.

Kalesaran, O.J. 2010. Pemeliharaan post larva (PL4 PL9) udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di hatchery PT. Banggai Sentral Shrimp Provinsi Sulawesi Tengah. Staf Pengajar pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNSRAT, Manado.Jurnal Perikanan dan Kelautan. 6(01).

Kharisma, Adnan., Manan, Abdul. 2012. Kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada air pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) sebagai deteksi dini serangan penyakit vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol. 4 No. 2.Universitas Airlangga.


(41)

37 Khoirunas, R.F. 2009. Aplikasi Bakteri Probiotik Pseudomonas sp. dalam Menghambat Pertumbuhan Vibrio harveyi pada Pemeliharaan Pasca Larva Udang Putih (Litopenaeus vannamei Boone) Skala Laboratorium. Skripsi. Program Studi Sarjana Biologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Lavilla-Pitotogo, C.R., Albright, L.J., Paner, M.G., and Sunaz, NA. 1990. Studies on the Source of Luminescent Vibrio harveyi in Penaeus monodon Hatcheries.Pp.157-164.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 167 hal.

Muzaki, Ahmad. 2004.Produksi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Padat Penebaran Berbeda di Tambak Biocrete. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. FPIK. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nasi, L., Prayitno, S.B. dan Sarjito. 2011. Kajian Bakteri Penyebab Vibriosis pada Udang Secara Biomulekuler. Tesis. Megister Manajemen Sumberdaya Pantai. Universitas Diponegoro, Semarang.

Rengpipat, S., Rukpratanporn, S., Piyatiratitivorakul, S. and Menavesta, P. 1998b. Effect of probiotic bacterium on black tiger shrimp Peanaeus monodon survival and growth. Aquaculture,167 hal: 303-313

Rozi, F.A. 2008 .Penerapan Budidaya Udang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Melalui Aplikasi Bakteri Antagonis Untuk Biokontrol Vibriosis Udang Windu (Penaeus monodon). Karya Tulis Mahasiswa. Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Shiva, R. dan Beasley, D. 2005. Pengelolaan Koleksi Patogen Tanaman. Departemen Pertanian, Perikanan dan Perhutanan Pemerintah Australia (Department of Agriculture, Fisheries and Forestry, DAFF).

Sukenda., Anggoro, Y.T., Wahyuningrum, D., dan Rahman. 2007. Penggunaan kitosan untuk pengendalian infeksi Vibrio harveyii pada udang putih (Litopenaeus vannamei). Jurnal Aquaculture Indonesia. 6(2): 205-209.

Sunaryanto, A., Mariam, A., dan Pudjiatno. 1987. Penyakit Udang. INFIS manual. Seri no. 43. Dirjen Perikanan. Jakarta.


(42)

38 Sutanto, I. 2005. Terobosan Pengenbangan Budidaya Udang. Shrimp Club

Indonesia. Jakarta.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta.: Depdikbud

Verschuere, I., Rombaut, G., Sorgeloos, P., Vestraete, W. 2000. Probiotic Bacteria as Biological Control Agent In Aquaculture. Microbiol Mol Biol Rev64 hal: 655-671.

Wardani, B.A., Sari, R., dan Sarjito. 2013. Investasi bakteri yang berpotensi sebagai probiotik dari usus ikan bandeng (Chanos chanos) . Journal Of Aquaculture Management and Technology.2(1): 75-86.

Widanarni. 2004. Penapisan Bakteri Probiotik Untuk Biokontrol Vibriosis Pada Larva Udang Windu: Konstruksi Penanda Molekuler Dan Esei Pelekatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Widanarni., Sukenda., Setiawati, M. 2008. Bakteri probiotik dalam budidaya udang : seleksi, mekanisme, karakteristik, dan aplikasinya sebagai agen biokontrol. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 13(2): 80-89.

Wijayanti, A dan Suhartono. 2000. Penggunaan Antimikroba Sebagai Pengganti Obat-Obatan Untuk Mengendalikan Penyakit Udang. Laporan Tahunan BBAP 1999-2000.

Winarti, 2010. Kerentanan ikan jelawat Leptobarbus hoevenii Blkr terhadap infeksi bakteri patogen. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yustianti, Moh., Noh, Ibrahim., dan Ruslaini. 2013. Pertumbuhan dan sintasan larva udang vannamei melalui substitusi tepung ikan dengan tepung usus ayam.Jurnal Mina Laut Indonesia. 1(1). ISSN: 2303-3959

Yulvizar, Cut. 2013. Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik pada Rastralliger sp. Jurnal Biospecies. 6(2): 1-7.


(1)

19 pemberian sebanyak 3 kali/hari dan pengamatan dilakukan selama 7 hari. Parameter yang di amati dalam penelitian ini adalah untuk melihat kelangsungan hidup dan Total Vibrio Count (TVC). Pengamatan dilakukan menggunakan media TCBS untuk melihat kepadatan bakteriV. harveyi pada media pemeliharaan. Kelangsungan hidup di amati pada akhir percobaan dan TVC di amati setiap hari selama percobaan (Widanarni et., al. 2008). Tata letak wadah pemeliharaan udang vannamei dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tata letak wadah pemeliharaan pada uji tantang isolat bakteri

Kontrol Kontrol

Perlakuant A Perlakuant

A

Perlakuant A Perlakuant

B Perlakuant

B Perlakuant

B


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdsarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Isolat bakteri yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan V. harveyiteridentifikasi sebagai Acinetobactersp.

2. Acinetobactersp. tidak bersifat patogen.

3. Acinetobactersp. yang diuji tantang denganV. harveyi yang memiliki kepadatan bakteri 6,3 x 106CFU/mL mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi hingga mencapai 3 log menjadi kepadatan bakteri 7,5 x 103CFU/mL.

4. Tingkat kelangsungan hidup pemeliharaan larva udang vannamei dengan penambahan Acinetobacter sp. lebih baik dibandikan perlakuan V. harveyi saja, yaitu 82,27%.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk uji biomoleculler 16S rDNA dan untuk mengetahui apakah bakteri Acinetobacter sp. ini mampu meningkatkan


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abegas, K. 2007. Isolation, characterization and identification of latic acid bacteria involved in traditional furmentation of borde an ethopian cereal beverages.African Jurnal of Biotechnology,6(12): 14691478. Abraham, T.J. 2004. Antibacteria Marine Bacterium Deter Luminous Vibriosis in

Shrimp Larvae. NAGA, WordFish Quarterly 27 (3-4).

Akbaidar, G.A. 2013. Penerapan Manajemen Kesehatan Budidaya Udang Vannamei di Sentra Budidaya Udang Desa Sidodadi dan Desa Gebang Kabupaten Pesawaran. Skripsi. Unila.

Atmomarsono, M., Muliani dan Tampangallo. B.R. 2009. Aplikasi Bakteri Probiotik Untuk Meningkatkan Sintasan dan Produksi Udang Windu di Tambak. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Sulawesi Selatan.

Balai Karantina Ikan. 2000. Prosedur Pemeriksaan Bakteri. Dinas Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Barraw, G.I. and Felthem, R.K.A. 1993. Cowan and Steel’s Manual For The

Identification Of Medical Bacteria. Third Edition.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Pond For Aquaculture Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn Universiy, Alabama, Birmingham Publishing CO USA. 482 p

Boyd, C.E. 1991. Water Quality Manajement and Aeration In Shrimp Farming. American Soybean Association-US Wheat Associates.U.S.A. Briggs, M.S.F., Smith, R., Subangihe and Phillips, M. 2004. Introduction dan

movement of Penaeus monodon and P. stylirostris in Asia and the Pacific. FAO. Bangkok. 40 p


(4)

Chusnul, D.Z., Januar, J. dan Soejono, D. 2010. Kajian sosial ekonomi usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di desa Diyono kecamatan Deket kabupaten Lamongan,Jurnal SEP. 4(1).

Dwidjseputro, 1998.Dasar–dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Effendie, M.I. 1997.Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Elovara, A.K. 2001. Shrimp Farming Manual : Practicle Technology For Intensive

Commercial Shrimp Production. Aquaculture cx.

Evan, Yan. 2009. Uji Ketahanan Beberapa Strain Larva Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) Terhadap Bakteri Vibrio harveyi. Skripsi. Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fjellheim, A.J., Playfoot, K.J., Skjermo, J. and Vadstein, O. 2007. Vibrionaceae

dominates the microflora antagonistic towards Listonella anguillarum in the intestine of cultured Atlantic cod (Gadus morhuaL.)larvae.Aquaculture. 269 p: 98-106.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia, Jakarta.

Holtj, G., and Krieg, N.R. 1984. Bergeys’s Manual of Systemic Bacteriolgy, Vol.1. The Williams and Wilkins Co. Baltimore.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Udang Udang Potensial Budidaya. Jakarta.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. KKP Targetkan Produksi Udang 600.000 ton. Info Media . Jakarta.

Kalesaran, O.J. 2010. Pemeliharaan post larva (PL4 PL9) udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di hatchery PT. Banggai Sentral Shrimp Provinsi Sulawesi Tengah. Staf Pengajar pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNSRAT, Manado.Jurnal Perikanan dan Kelautan. 6(01).

Kharisma, Adnan., Manan, Abdul. 2012. Kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada air pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) sebagai deteksi dini serangan penyakit vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan


(5)

37 Khoirunas, R.F. 2009. Aplikasi Bakteri Probiotik Pseudomonas sp. dalam Menghambat Pertumbuhan Vibrio harveyi pada Pemeliharaan Pasca Larva Udang Putih (Litopenaeus vannamei Boone) Skala Laboratorium. Skripsi. Program Studi Sarjana Biologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Lavilla-Pitotogo, C.R., Albright, L.J., Paner, M.G., and Sunaz, NA. 1990. Studies on the Source of Luminescent Vibrio harveyi in Penaeus monodon Hatcheries.Pp.157-164.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 167 hal.

Muzaki, Ahmad. 2004.Produksi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Padat Penebaran Berbeda di Tambak Biocrete. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. FPIK. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nasi, L., Prayitno, S.B. dan Sarjito. 2011. Kajian Bakteri Penyebab Vibriosis pada Udang Secara Biomulekuler. Tesis. Megister Manajemen Sumberdaya Pantai. Universitas Diponegoro, Semarang.

Rengpipat, S., Rukpratanporn, S., Piyatiratitivorakul, S. and Menavesta, P. 1998b. Effect of probiotic bacterium on black tiger shrimp Peanaeus monodon survival and growth. Aquaculture,167 hal: 303-313

Rozi, F.A. 2008 .Penerapan Budidaya Udang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Melalui Aplikasi Bakteri Antagonis Untuk Biokontrol Vibriosis Udang Windu (Penaeus monodon). Karya Tulis Mahasiswa. Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Shiva, R. dan Beasley, D. 2005. Pengelolaan Koleksi Patogen Tanaman. Departemen Pertanian, Perikanan dan Perhutanan Pemerintah Australia (Department of Agriculture, Fisheries and Forestry, DAFF).

Sukenda., Anggoro, Y.T., Wahyuningrum, D., dan Rahman. 2007. Penggunaan kitosan untuk pengendalian infeksi Vibrio harveyii pada udang putih (Litopenaeus vannamei). Jurnal Aquaculture Indonesia. 6(2): 205-209.

Sunaryanto, A., Mariam, A., dan Pudjiatno. 1987. Penyakit Udang. INFIS manual. Seri no. 43. Dirjen Perikanan. Jakarta.


(6)

Sutanto, I. 2005. Terobosan Pengenbangan Budidaya Udang. Shrimp Club Indonesia. Jakarta.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta.: Depdikbud

Verschuere, I., Rombaut, G., Sorgeloos, P., Vestraete, W. 2000. Probiotic Bacteria as Biological Control Agent In Aquaculture. Microbiol Mol Biol Rev64 hal: 655-671.

Wardani, B.A., Sari, R., dan Sarjito. 2013. Investasi bakteri yang berpotensi sebagai probiotik dari usus ikan bandeng (Chanos chanos) . Journal Of Aquaculture Management and Technology.2(1): 75-86.

Widanarni. 2004. Penapisan Bakteri Probiotik Untuk Biokontrol Vibriosis Pada Larva Udang Windu: Konstruksi Penanda Molekuler Dan Esei Pelekatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Widanarni., Sukenda., Setiawati, M. 2008. Bakteri probiotik dalam budidaya udang : seleksi, mekanisme, karakteristik, dan aplikasinya sebagai agen biokontrol. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 13(2): 80-89.

Wijayanti, A dan Suhartono. 2000. Penggunaan Antimikroba Sebagai Pengganti Obat-Obatan Untuk Mengendalikan Penyakit Udang. Laporan Tahunan BBAP 1999-2000.

Winarti, 2010. Kerentanan ikan jelawat Leptobarbus hoevenii Blkr terhadap infeksi bakteri patogen. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yustianti, Moh., Noh, Ibrahim., dan Ruslaini. 2013. Pertumbuhan dan sintasan larva udang vannamei melalui substitusi tepung ikan dengan tepung usus ayam.Jurnal Mina Laut Indonesia. 1(1). ISSN: 2303-3959

Yulvizar, Cut. 2013. Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik pada Rastralliger sp. Jurnal Biospecies. 6(2): 1-7.