R = dimana,
Kecepatan rata-rata aliran V
Koefisian kekasaran n Kemiringan aliran i
f
Jari-jari hydraulik R
3.5 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah melalui pengukuran kecepatan dan kedalaman
aliran dan menghitung kecepatan secara teoritis menggunakan rumus Manning yang meliputi enam variabel yang dihitung adalah sebagai berikut:
a. Kecepatan rata-rata v
b. Kedalaman normal h
c. Koefisian kekasaran n
d. Kemiringan aliran i
f
e. Luas penampang saluran A, dan
f. Jari-jari hydraulik R
3.6 Analisis data
Data hasil pengamatan dan pengukuran dianalisa untuk mengetahui karakteristik hydraulik hubungan hambatan dan kemiringan terhadap kecepatan dan ketebalan
aliran dan membandingkan kecepatan aliran pada pengamatan penelitian dengan perhitungan secara teoritis. Data hasil uji kecepatan dan kedalaman aliran melalui
dua perlakuan dianalisa menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil Uji BNT
Mulai
Mulai Studi Awal studi pustaka
Studi Lapan
gan
Persiapan Pembuatan alat: 1.
Pembuatan gambar 2.
Persiapan alat dan bahan 3.
Merancang sistem NFT
Variabel Penelitian : Kecepatan, Kedalaman, Jari-jari Hidraulik, dan Luas penampang
Pembahasan Kesimpulan dan Saran
Selesai
3.7 Pelaksanaan penelitian
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
Analisis Analisis yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis hubungan hambatan dan
kemiringan talang terhadap kecepatan dan kedalaman aliran air; data perlakuan kemiringan dan hambatan diuji BNT dan membandingkan kecepatan aliran dilapang
dengan teori. 1.
Menguji aliran dengan mengukur kecepatan dan kedalaman aliran air 2.
Menghitung jari – jari Hydrolik; R =
3.
Menghitung kecepatan aliran secara teori dengan rumus Manning; V=1n.R
23
i
f 12
4. Pengujian alat yang memakai hambatan yang sesuai pada tanaman kangkung
dengan mengukur tinggi tanaman, jumlah daun dan berat berangkasan. = ūL
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia makin bertambah dan kesadaran masyarakat akan
konsumsi sayuran meningkat. Selama ini penanaman untuk sayuran khususnya kangkung masih menggunakan cara menanam di tanah. Cara ini sangat
tergantung sekali kepada tingkat kesuburan tanah dan cuaca, selain itu hasil yang diperoleh terbatas akibat lahan yang semakin sempit khususnya diperkotaan.
Sedangkan di zaman yang serba modern ini bertanam tidak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai metode bercocok tanam dapat digunakan, salah
satunya adalah bertanam secara hidroponik. Luas lahan yang sempit, kondisi tanah yang kritis, hama dan penyakit yang tidak
terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan hidroponik. Bertaman secara
hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi dan oksigen Tim Karya Tani, 2010.
Salah satu budidaya hidroponik adalah dengan sistem Nutrient Film Technique
NFT. Sistem NFT memperlakukan tanaman hanya dengan larutan nutrisi yang disediakan dan dikirimkan ke sistem akar tanaman melalui air. Pemberian nutrisi
pada NFT tidak jauh berbeda ketika memberikan nutrisi pada tanah dan
menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkualitas . Sehingga banyak petani
hidroponik makin mengembangkan budidaya sistem ini dengan berbagai cara untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Kemiringan talang sangat menentukan pertumbuhan tanaman pada teknik NFT.
Kemiringan talang yang diperlukan minimal 1. Menurut penjelasan Untung 2003, sebuah penelitian di Inggris membuktikan bahwa semakin curam talang
NFT, semakin tinggi produksi tanaman. Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan kecepatan aliran nutrisi yang memadai. Kecepatan dan ketebalan suatu
aliran berkaitan erat akan kemiringan saluran aliran tersebut. Dengan mengubah kemiringan saluran sampai suatu nilai tertentu, kedalaman dan kecepatan akan
berubah sehingga dicapai kondisi aliran yang berbeda pada debit yang sama Anggrahini, 1997.
Menurut ulasan diatas, penulis ingin merekayasa sistem hidroponik NFT Nutrient
Film Technique sederhana dengan beberapa kemiringan talang dan hambatan aliran air yang berbeda sehingga diperoleh nilai kecepatan dan kedalaman yang
optimum dalam sistem NFT. Hal tersebut diharapkan dapat menyesuaikan kemampuan akar tanaman dalam penyerapan air dan nutrisi.