Analisis program Celref Preparasi Sampel

d. Memilih puncak-puncak yang terbentuk di program celref Gambar 17 dan mencocokkan dengan spektrum Mannabe. Gambar 17. Puncak-puncak yang akan dianalisis. e. Mengubah “Initial Cell Parameter” dan melakukan proses calculate pada celref yang ditunjukkan pada Gambar 18. Hal-hal yang diubah diantaranya: System : Orthorombic, Nilai awal kisi kristal: a = 5.4217, b = 5.3838, dan c = 30.8854. H-M Standart Symbols = FMMM Gambar 18. Proses penentuan inisial parameter sel dan calculate. f. Memilih “angular tolerance” 0.5 sampai 1 pada “Selecion of the reflections ” yang ditunjukkan pada Gambar 19. Gambar 19. Seleksi puncak dengan toleransi anguler 1. g. Me-refine puncak yang telah dipilih sampai mendapat hasil yang sesuai antara inisial sebelum dan setelah di-refine sehingga diperoleh seperti Gambar 20. Gambar 20. Hasil refine. h. Meng-export data dari program celref ke ms-excel untuk menentukan intensitas yang ditunjukkan pada Gambar 21. Gambar 21. Database hasil refine. i. Menentukan intensitas puncak yang diperoleh dengan mencari nilai yang mendekati 2TObs pada database excel terhadap data XRD hasil pengukuran, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 22. Gambar 22. Menentukan nilai intensitas. V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Peningkatan suhu sintering cenderung meningkatkan nilai fraksi volume. 2. Fraksi volume Fv pada suhu sinteringTs=815°C diperoleh 72,39, Ts=820°C diperoleh 74,56, Ts=825°C diperoleh 87,34, dan Ts=830°C diperoleh 90,10. Impuritas I pada suhu sinteringTs=815°C diperoleh 27,61, Ts=820°C diperoleh 25,43, Ts=825°C diperoleh 12,65, dan Ts=830°C diperoleh 9,90. Sedangkan derajat orientasi P pada suhu sinteringTs=815°C diperoleh 53,13, Ts=820°C diperoleh 55,97, Ts=825°C diperoleh 59,31, dan Ts=830°C diperoleh 42,43. 3. Fraksi volume Fv dan impuritas I relatif baik terdapat pada kode sampel BPSCCO-2212Ts 830 dengan fraksi volume Fv paling tinggi 90,10 dan impuritas I paling rendah 9,90. Sedangkan derajat orientasi P relatif baik terdapat pada kode sampel BPSCCO-2212Ts 825 yaitu sebesar 59,31.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk meningkatkan fraksi volume BPSCCO –2212 perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan variasi terhadap waktu penahanan saat pemanasan kalsinasisintering. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas kristal perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode lain, misalnya dengan metode pelelehan self-flux atau flux lainnya KCl, Bi 2 O 3 , NaCl dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Anonim A. 2012. Scanning Electron Microscope. http:www.docstoc.comdocs 22448227. Diakses pada tanggal 10 Februari 2013 pukul 09.15 WIB. Anonim B. 1999. Using Celref to help Assign a Spacegroup after Powder Indexing. http:www.ccp14.ac.uktutoriallmgpcelref_sgdetermine. html. Diakses pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 05.03 WIB. Anwar, F. 2010. Sejarah dan Pengertian Superkonduktor. http:fanwar.staff.uns.ac.id20100423sejarah-dan-pengertian superkonduktor. Diakses pada tanggal 06 Desember 2012 pukul 07.41 WIB. Artinta, G. T, dan N. Sianturi. 2002. Properties Superkonduktor. http:www.scribd.comdoc478097722properties-superkonduktor. Diakses pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 13.05 WIB. Aruku. 2009. Superkonduktor. http:aruku.byethost7.comblogarticlessuper konduktor. Diakses pada tanggal 25 September 2012 pukul 05.20 WIB. Bourdillon, A and T. N. X Bourdillon. 1994. High Temperature Superconductors Processing and Science. San Diego: Harcourt Brace Jovanovich Publisher Academic Press, Inc. Pp. 422. Chu, C. W, Y. Y. Xue, Z. L. Due, Y. Y. Sun, L. Gao, N. L. Wu, Y. Cao, I. Rusakova, and K. Ross. 1997. Superconductivity Up To 126 Kelvin in Interstitially Doped Ba 2 Ca n-1 Cu 02 [02n-1n-Ba. Journal of Science. Volume 277. Pp. 1081-1983. Cullity, B.D. 1978. Element of X-Ray Diffraction. USA: Addison Wesley Publishing Company, Inc. Pp 188 – 196. Cyrot, M and D. Pavuna. 1992. Introduction To Superconductivity and High-Tc Material . London: World Scientific Publishing, Tottrridge. Hlm 112. Darminto. 2002. Karakteristik Fase Gelas Vorteks dalam Kristal Tunggal Superkonduktor Bi,Pb 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ . Jurnal Ilmu Dasar. Volume 3, Hlm 66 – 73.