Berdasarkan teori konstruktivisme diatas belajar adalah merupakan kegiatan aktif dimana sibelajar membangun sendiri pengetahuanya, subyek belajar
juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu, proses belajar bukanlah
memindahkan pengetahuan dari guru kesiswa, tetapi sesuatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya, juga usaha
manusia dalam rangka merubah pola piker dan tingkah lakunya berdasarkan pengetahuannya, pengalaman, dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya,
sehingga terjadi perubahan keterampilan, pemahaman, pengetahuan, nilai dan sikap yang bersifat permanen dan membekas dan diharapkan dapat hidup
mandiri, karena untuk membangun sesuatu pengetahuan baru siswa akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui berinteraksi social dengan teman, guru, dan sumber belajar.
Ciri dan prinsip pendekatan belajar konstruktivisme, Herpratiwi. 2009:77 yaitu:
1. Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena focus belajar mereka pada
proses integrasi pengetahuan yang baru dengan pengalaman pengetahuan mereka yang lama.
2. Setiap pandangan yang berbeda akan dihargai dan sekaligus diperlukan,
siswa-siswa didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi.
3. Proses pembelajaran harus mendorong adanya kerjasama, tetapi bukan
untuk bersaing. Proses belajar melalui kerjasama memungkinkan siswa untuk memungkinkan siswa mengingat lebih lama.
4. Kontrol kecepatan dan focus siswa ada pada siswa, cara ini akan lebih
memberdayakan siswa.
5. Pendekatan konsrtuktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak
terlepas dari dunia nyata
2.3 Metode Inkuiri
Metode Inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sanjaya 2008:196
Menurut Sanjaya 2008:201, secara umum langkah-langkah proses pembelajaran Inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Orientasi, yaitu mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. 2.
Merumuskan masalah, yaitu langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu jawaban sementara dan suatu permasalahan
yang sedang dikaji dengan berlandaskan pada berfikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data, yaitu aktivitas penjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5.
Menguji hipotesis, yaitu proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. 6.
Merumuskan kesimpulan, yaitu proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil penguji hipotesis
Menurut Roestiyah 2008: 75, Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di dalam kelas dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok
mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.
3. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya
didalam kelompok, 4.
Kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.
Menurut Sanjaya 2008: 208, keunggulan strategi pembelajaran Inkuiri adalah:
1. Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
2. Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka. 3.
Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. 4.
Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Menurut Roestiyah 2008: 76-77, keunggulan dari metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consepi” pada siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru. 3.
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berfikir inkuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri. 5.
Memberi kepuasan yang bersifat intristik. 6.
Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7.
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. 8.
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.