Dengan demikian dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi agar memperkecil risiko kerugian akibat dari penurunan harga serta mampu
menghemat baya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.
2.1.4 Hubungan Perputaran Piutang terhadap Modal kerja
Pentingnya piutang didalam perusahaan cukup besar, karena piutang yang berasal dari penjualan barang atau jasa secara kredit akan menguntungkan
perusahaan. Piutang yang merupakan aktiva lancar adalah akun yang selalu dalam keadaan berputar. Perputaran piutang akan berpengaruh kepada besar kecilnya
modal kerja. Tingkat perputaran piutang yang rendah menunjukan adanya investasi modal kerja yang besar pada piutang, sebaliknya perputaran piutang
yang tinggi memerlukan semakin sedikitnya investasi modal kerja yang terikat dalam persediaan.
Seperti halnya peprutaran persediaan mempengaruhi modal kerja, tingkat perputaran piutang juga mempengaruhi modal kerja. Seperti yang dikemukakan
oleh Kasmir 2010:114 didalam bukunya Pengantar Manajemen Keuangan yang menyatakan bahwa :
“Makin tinggi rasio menunjukan bahwa modal kerja yang ditanam dalam piutang makin rendah dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan tentunya kondisi ini baik bagi perusahaan. Sebaliknya jika rasio makin rendah maka ada over investment dalam
piutang.” Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Diana Novianti R
2008
yang berjudul “Pengaruh Perputaran kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Efisiensi Modal Kerja menyatakan bahwa :
“Perputaran Kas tidak Berpengaruh terhadap efisiensi Modal kerja, Perputaran piutang berpengaruh terhadap efisiensi Modal
Kerja, Perputaran dan Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap efisiensi
Modal Kerja ”
Perputaran persediaan memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.
2.2 Kerangka Pemikiran
Perusahaan yang ada di Indonesia, baik itu perusahaan kecil ataupun perusahaan besar memiliki tujan yang sama, yaitu mendapatkan laba. Dengan laba
yang besar maka perusahaan dapat memperpanjang umur perusahaannya. Dalam mencapai laba yang maksimum bisa didapatkan dari hasil operasional perusahaan
melalui kegiatan yang dilakukan perusahaan baik perusahaan barang maupun perusahaan jasa. Perusahaan selalu mengeluarkan biaya guna melancarkan
kegiatannya, oleh karena itu untuk menunjang kegiatan perusahaan berupa pembiayaan operasional maupul non operasional seperti pemberian upah atau gaji,
biaya operasional dll, maka perusahaan membutuhkan modal kerja. Dengan tercukupinya modal kerja, perusahaan mampu menjalankan kegiatannya secara
efektif dan efisien. Besarnya modal kerja yang dibutuhkan tidak mudah untuk diketahui tergantung dari jenis perusahaannya. Modal kerja yang besar
menunjukan bahwa manajemen tidak menggunakan modal kerjanya secara efisien, atau terdapat overinvestment. Kekurangan modal kerja juga akan membuat
perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya.