Metode Penelitian Persiapan Media Tanam dan Bahan Tanam

3.3 Pelaksanaan Penelitian 1

Pengaruh inokulasi FMA dan dosis pupuk P pada pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan.

3.3.1 Metode Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis maka percobaan ini disusun dengan menggunakan rancangan perlakuan faktorial 5×3 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah jenis FMA yang terdiri dari m tanpa FMA, m 1 Entrophospora sp. isolat mv 3, m 2 Glomus sp. isolat mv 9, m 3 Glomus sp. isolat mv 10, m 4 Glomus sp. isolat mv 15. Faktor kedua adalah dosis pupuk yaitu p 1 23,32 gram TSPtanaman atau sesuai dosis anjuran, P 2 15,55 gram TSPtanaman atau 23 dosis anjuran, dan P 3 11,66 gram TSPtanaman atau 12 dosis anjuran. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 60 satuan percobaan. Setiap perlakuan diterapkan ke dalam satuan percobaan menurut rancangan kelompok teracak sempurna RKTS. Setiap satu satuan percobaan diwakili oleh satu tanaman. Selanjutnya data yang diperoleh diuji dengan uji Bartlett untuk menguji homogenitas ragam dan uji Tukey untuk sifat kemenambahan data. Apabila asumsi terpenuhi yaitu ragam homogen dan data bersifat menambah, maka data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5. Tata letak percobaan di lapangan dapat dilihat pada Gambar 2. Kelompok II Kelompok I m 1 p 1 m p 1 m 1 p 2 m 2 p 2 m 2 p 3 m 4 p 3 m 3 p 2 m p 2 m p 3 m 3 p 2 m 4 p 2 m 1 p 2 m 2 p 3 m 4 p 2 m 2 p 1 m 1 p 3 m p 2 m 4 p 1 m 1 p 3 m 3 p 3 m 2 p 2 m p 1 m 3 p 3 m 1 p 1 m 3 p 1 m 4 p 1 m 4 p 3 m 3 p 1 m p 3 m 2 p 1 Kelompok IV Kelompok III m p 2 m 3 p 3 m 1 p 1 m 3 p 1 m 3 p 3 m p 2 m 4 p 1 m 3 p 2 m p 3 m 4 p 3 m p 3 m 4 p 2 m 4 p 2 m 2 p 2 m 1 p 3 m 3 p 2 m 1 p 1 m 1 p 2 m 1 p 2 m 3 p 1 m 4 p 3 m 4 p 1 m 2 p 3 m 2 p 2 m 2 p 1 m p 1 m 2 p 3 m 1 p 3 m p 1 m 2 p 1 Keterangan: m = tanpa FMA kontrol m 1 = Entrophospora sp. isolat mv 3 m 2 = Glomus sp. isolat mv 9 m 3 = Glomus sp. isolat mv 10 m 4 = Glomus sp. isolat mv 15 p 1 = 23,32 gram TSP p 2 = 15,66 gram TSP p 3 = 11,66 gram TSP Gambar 2. Tata letak percobaan penelitian I.

3.3.2 Persiapan Media Tanam dan Bahan Tanam

Media tanam yang digunakan untuk penyemaian prenursery benih kelapa sawit adalah campuran topsoil dan pasir dengan perbandingan 2:1 dan telah disterilkan dengan autoclave. Sedangkan media tanam untuk pembibitan main nursery adalah campuran topsoil, bahan organik, dan pasir dengan perbandingan 2:1:1 dan telah disterilkan juga dengan autoclave. Bahan tanam yang digunakan adalah benih kelapa sawit Tenera D×P yang berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan. Benih tersebut adalah benih yang telah berkecambah germinated seed

3.3.3 Penyemaian di Prenursery

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis Guineensis Jacq.) Dengan Menggunakan Media Sekam Padi dan Frekuensi Penyiraman di Main Nursery

10 98 74

Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guimensis Jacq) di Pembibitan Pada Media Tanam Histosol dan Ultisol

0 26 82

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Terhadap Pupuk Cair Super Bionik Pada Berbagai Jenis Media Tanam di Pembibitan Utama

0 30 78

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Terhadap Pemberian Pupuk Mutiara 15-15-15 dan Dolomit Pada Media Tanah Gambut Di Pembibitan Utama

0 47 83

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Pertumbuhan Mucuna Bracteata L. Dan Kadar Hara Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) Dengan Pemberian Pupuk Hayati

3 63 66

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quenensis Jacq), Coklat (Theobroma cacao) Dan Karet (Havea brasiliensis) Di Desa Belinteng Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

0 26 52

PENGARUH WAKTU INOKULASI DAN DOSIS INOKULUM SPORA FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR PADA PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

0 6 51