Pengolahan dan Analisis Data

36 Keterangan Y = biaya perjalanan pengunjung objek wisata Air Terjun Way Lalaan X 1 = zona, X 2 = status pendidikan X 3 = umur X 4 = Umur X 5 = pekerjaan X 6 = Pendidikan X 7 = motivasi X 8 = jumlah tanggungan X 9 = kelamin X 10 = waktu luang X 11 = kendaraan X 12 = jumlah berkunjung Pengujian koefisien dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu

a. Pengujian model secara keseluruhan uji F;

Pengujian ditentukan secara serentak pada semua variabel independen, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen dan dapat dilihat dari nilai uji F. Dapat disimpulkan, ada pengaruh apabila nilai P value kurang dari batas kritis penelitian atau alpha. Nilai P Regression pada Analysis of Variance sebesar 0,000, dan p 0,05 maka disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh bermakna terhadap variabel dependen Silalahi, 2009.

b. Pengujian koefisien regresi secara parsial uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui variabel-variabel independen secara parsial, berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen Silalahi, 2009. Derajat 37 signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan, maka hipotesis alternatif menerima Pengujian hipotesis H0 :β i = 0, m enyatakan koefisien regresi tidak berbeda nyata dari nol tidak signifikan H1 : β i ≠ 0, menyatakan koefisien regresi berbeda nyata dari nolsignifikan. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung terhadap nilai t-tabel dengan derajat bebas n-2 pada tingkat kepercayaan α tertentu.

c. Uji Determinasi R

square dan R adj Koefisien determinasi R2 merupakan ukuran persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresivariabel bebas. Koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan dengan 100. Nilai R2 berkisar dari 0 sampai dengan 1. Jika R2=1, artinya garis regresi tersebut menjelaskan 100 variasi dalam variabel terikat dan sebaliknya. Namun, jika R2=0, artinya garis regresi tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel terikat. Oleh karena itu, suatu model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya mendekati satu. VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persentase karakteristik pengunjung objek wisata Air terjun Way Lalaan, mayoritas pengunjung yang datang berasal dari zona kota Bandar Lampung sebesar 50 , berjenis kelamin laki-laki 68,75 , pengunjung merupakan persinggahan 55,2, kedatangan dengan cara kelompok 51,04, motivasi kunjungan yaitu piknik 77,08, kelompok umur 20-29, 55,21, tingkat pendidikan terakhir yaitu SLTA 54,17, pekerjaan terbanyak adalah pegawai swasta 41, tingkat pendapatan Rp 1.500.000 42, waktu luang terbesar adalah 2 hari 48, jumlah tanggungan belum ada 65, jenis kendaraan pribadi 93. 2. Nilai rekreasi objek wisata Air terjun Way Lalaan dengan pendekatan biaya perjalanan per orang sebesar Rp 19498.000 per orang per satu tahun atau sebesar Rp 203.104orang kali kunjungan. Nilai rekreasi untuk tiap zona perjalanan pengunjung terbesar, berasal dari zona Luar Provinsi Lampung dengan rata- rata biaya sebesar Rp 823.400,00oranghari kunjungan dan yang paling kecil, berasal dari zona Tanggamus sebesar Rp 57.571,00oranghari kunjungan. Nilai rekreasi dari objek wisata Air terjun Way Lalaan sebesar Rp 487.449.600,00 Tahun. Hal ini mengindikasikan besarnya keuntungan yang dirasakan masyarakat yang memiliki kebutuhan rekreasi dalam rangka meningkatkan produktivitasnya. 3. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap biaya perjalanan, diantaranya luar Provinsi Lampung dengan nilai P=0,000=0 nilai koefisien 726970, umur memiliki pengaruh nyata P=0,042=4,25, nilai koefisien sebesar 6090, status pernikahan dengan nilai P=0,16=1,65, nilai koefisien yang diperoleh sebesar –Rp 305.398orang, jumlah tanggungan dengan nilai P= 0,005=0,55, nilai koefisiennya adalah Rp 367.585. Nilai S= 151589 dan nilai R R-Sq adalah 61,9 dan R-Sqadj adalah 54,8.

B. Saran

1. Dengan mempertimbangkan karakteristik pengunjung yang ada, sistem pengelolaan yang lebih baik terhadap potensi wisata yang ada perlu dilakukan seperti peningkatan pelayanan dan fasilitas kepada pengunjung, misalnya dengan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana serta pelayanan petugas yang lebih baik kepada pengunjung. 2. Perlu dilakukan pengembangan jenis rekreasi baru misalnya membangun flying fox dan out bound, karena jenis rekreasi ini belum ada di Kabupaten Tanggamus dan dapat menjadi daya tarik bagi objek Wisata Air terjun Way Lalaan. 3. Dibutuhkan kesadaran bersama antara pihak pengelola, pemerintah, dan pengunjung seperti melakukan kegiatan reboisasi bersama pada hari gerakan tanam pohon tanam masa depan agar keberadaan objek wisata Air terjun Way Lalaan tetap lestari . DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Alam, S., Supratman., Alif, M. KS. 2009. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Buku Ajar. Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin. Anggaraspati, B. R. 2002. Nilai Keberadaan Existence Value Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Di Provinsi Jawa Barat. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Departemen Kehutanan RI. 1990. UU No.9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Jakarta. Dinas Budaya Dan Pariwisata Tanggamus. 2012. Data Objek wisata Alam Tirta. Brosur. Tidak dipublikasikan Fandeli, C dan Muklhlison.2000.Pengusahaan Ekowisata. Buku Pustaka Pelajar offset. Fandeli,C .2001. Dasar-dasarManajemen Kepariwisataan Alam. Buku.Liberty offset. 72-82. Hlm. Fitriani, Y. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari Dengan Menggunakan Metode Kontingensi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Garrod, Guy and Kenneth G Willis. 1999. Economic Valuation Of The Environment;Methods And Case Studies. Edward Elgar Publishing Limited. United Kingdom. Gitapati, D. 2012. Analisis kunjungan wisatawan objek wisata nglimutkecamatan limbangan kabupaten kendal. Skripsi. Fakultas Ekomoni. Universitas Diponegoro. Semarang. 88. Hlm. Hidayat,W.2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisata Di Taman Nasional Way Kambas Provinsi Lampung. Tesis. Fakultas Ekonomi. Universitas Indionesia. Hufschmidt, M.M., James, D.E., Meister, A.D., Bower, B.T., Dixon, J.A. 1996. Lingkungan, Sistem alami, dan Pembangunan. Pedoman Penilaian Ekonomis. Gadjah Mada University Press. Igunawati, D. 2010. Analisis Permintaan Objek Wisata Tirta Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.13-31. Hlm. Pramono, A. A. 2009. Jasa Lingkungan Hutan Bagi Masyarakat Lokal Di DAS Ciliwung Hulu. Jurnal Penelitian Sosisal Ekonomi kehutanan. 61.39-49. Hlm. Purwanto. 2011. Valuasi ekonomi ekowisata dengan model travel cost dan dampaknya terhadap usaha kecil pariwisata. Jurnal Mananejmen dan Kewirausahaan. 151. 91-101. Hlm. Rahmawaty, Pian, Z. A., Daulay, D, N, O. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari Dengan Menggunakan Metode Kontingensi. Jurnal Usu Repository. Universitas Sumatera Utara. Ramdhani, N. 2011. Nilai Ekonomi Taman Nasional Gunung Rinjani:Studi Kasus Di Obyek Wisata Otak Kokok Gading Dan DesaPerian Kecamatan Montong Gading, Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Rigma. A. 2012. Hutan Wisata Alam. Artikel.izzarigma.blogspot.com. Safitri, M., Siregar, H. Anwar, A dan Nasendi, B, D. 1996. Analisis Wisata Eko dan Wisata Budaya dengan Metoda Kontingensi dan Biaya perjalanan. Jurnal Majalah Duta Rimba. 5-6. Hlm. Saleh, A. R. 2010. KarakteristikPengunjung dan Biaya Perjalanan Domestik Terhadap Manfaat Rekreasi DI Taman Wisata Alam Punti Kayu TWAPK Kota Palembang. Skripsi. Universitas Lampung. Silalahi, U.2009. Metode Penelitian Sosial.Refika Aditama. Susilawati, K. I. 2000. Karakteristik Dan Permintaan Pengunjung Terhadap Manfat Rekreasi Di Pusat Pelatihan Gajah Taman Nasional Way Kambas. Skripsi. Universitas Lampung.