Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Labuhan Batu Utara

(1)

POTENSI OBJEK WISATA AIR TERJUN SERDANG SEBAGAI

DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

KOKO IRAWAN

NIM 072204048

FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN


(2)

POTENSI OBJEK WISATA AIR TERJUN SERDANG SEBAGAI

DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

KOKO IRAWAN

NIM 072204048

PEMBIMBING

DRS. RIDWAN AZHAR M.Hum NIP. 19550923 198203 1 001

Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata

FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN


(3)

Disetujui oleh:

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Juni 2010

PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA,

Drs. Ridwan Azhar M.Hum NIP. 19550923 198203 1 001


(4)

PENGESAHAN Diterima oleh:

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA

Pada : Tanggal : Hari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D NIP. 19650909 199403 1 004

Panitia Ujian

No Nama Tanda Tangan

1. Drs. Ridwan Azhar M.Hum (……….)


(5)

ABSTRAK

Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat merasakannya, terlebih lagi pariwisata ini sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ingin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik adalah yang mana orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata yang ingin melihat keindahan alam dan melihat suatu daya tarik objek wisata tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut.

Objek wisata Air terjun Serdang yang berada di Kabupaten Labuhanbatu Utara misalnya yang memiliki panorama keindahan alam yang sangat berpotensi untuk di kembangkan, namun pihak pemerintah masih enggan untuk melihat dan meninjau objek wisata yang sangat berpotensi tersebut. Disamping objek wisata, daerah tingkat II ini sebenarnya mempunyai letak yang strategis dalam upaya pengembangan kepariwisataan misalnya berada pada jalur lintas Trans Sumatera dan dilalui oleh jalur lintasan kereta api yang memnjadi prasarana akses jalan dalam dunia kepariwisataan.

Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara kurang memperhatikan daerah yang cukup potensial ini, sehingga pengembangan dunia pariwisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara tertunda oleh waktu.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahiim.

Alahamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya dan salawat beriring salam kepada Nabi Muhamamd SAW.

Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk menyusun dan menyelesaikan sebuah karya tulis. Dalam rangka itu pula penulis memberanikan diri untuk menyusun dan menyelesaikan kertas karya ini guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya yang penulis ajukan adalah: “Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, yang mana hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang diperoleh, untuk itu dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima saran dan keritikan yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat begitu banyak bantuan, dorongan, semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Pada kesempatan baik ini pula dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Syaifuddin M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.


(7)

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga selesai.

3. Bapak Soegeng Parmono, SE, M.Si, selaku dosen pembaca yang telah banyak meluangkan waktunya untuk mengoreksi kertas karya ini.

4. Bapak Mukhtar Madjid, S.Sos, S.Par, M.A selaku Sekretaris Program studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Solahuddin Nasution, SE, MSP, selaku Ketua Koordinator Praktek Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis.

6. Tersayang dan tercinta Ayahanda Mustakim dan Ibunda Yatmi yang telah banyak memberikan dorongan moral maupun materil dan kasih sayang yang tiada tara terhadap penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. “Thanks a lot for everything that you gived me”.

7. Adik-adikku tercinta Dodo Setiawan, Roedini Koerniawan, Wahyumi Hanurany dan Nilla Sundary, yang memberikan hangatnya kasih sayang kepada penulis. “abang sangat dan selalu menyayangi kalian sampai kapan pun”.

8. Sahabat-sahabat tercinta, terutama anak Usaha Wisata stambuk 2007, Kimoy, Sakti, Widya, Pawen, Refel, Q-kie, Aref, Aceh, Dian Permana, Nofrian, dan teman-teman lain, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. “ I love you so much guys”

9. Buat anak-anak KOST TENNINA Sakti, Widya, Ocik (Nynda), Ita (Umam), Retno and Awiek “Thank you so much for everything Friends ”.


(8)

10.Kepada Paklek Sampir, buklek Atin dan adik-adik sepupu tercinta Yenny, Wiwiek, Winna and Yona terima kasih atas perhatian dan kasih sayang kalian selama ini yang membuat penulis selalu merasa bahagia apabila berada di dekat kalian.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa dan semua pihak yang membacanya. Dan kepada Engkau ya Allah segala kesempurnaan dan kami memohon atas segala keridhoan-Mu ya Allah.

Alhamdulillahirabil’alamiin.

Medan, Juni 2010 Penulis,

Koko irawan 072204048


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 3

1.3 Tujan Penulisan ... 3

1.4 Metode Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan ... 6

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 6

2.1.2 Pengertian Wisatawan ... 8

2.2 Pengertian Industri Pariwisata ... 10

2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ... 12

2.3.1 Sarana Kepariwisataan ... 12

2.3.2 Prasarana Kepariwisataan ... 13

2.4 Potensi Daya Tarik Wisata ... 15

2.5 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata ... 16

2.6 Penetapan Lokasi Objek Wisata ... 18

2.7 Landasan Hukum Objek Wisata ... 19

2.8 Tujuan dan Asas Pengembangan Objek Wisata ... 20

2.8.1 Tujuan Pengembangan Objek Wisata ... 20

2.8.2 Asas Pengembangan Objek Wisata ... 21

2.9 Motif Perjalanan Wisata ... 22

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU UTARA 3.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam ... 25

3.1.1 Sejarah Kabupaten Lauhanbatu Utara... 25


(10)

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif... 28

3.1.4 Luas Daerah ... 28

3.1.5 Keadaan Alam ... 29

3.2 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat ... 30

3.2.1 Perekonomian ... 30

3.2.2 Sosial Budaya Masyarakat ... 31

3.3 Sarana Prasarana Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 32

3.4 Permasalahan Pembangunan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 33

BAB IV POTENSI OBJEK WISATA AIR TERJUN SERDANG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA 4.1 Sejarah Air Terjun Serdang ... 35

4.2 Potensinya Menjadi Daya Tarik Wisata ... 36

4.2.1 Letak Geografis ... 36

4.2.2 Sosialisasi Masyarakat Setempat ... 37

4.3 Sarana Prasarana yang Tersedia ... 37

4.4 Promosi Air Terjun Serdang ... 38

4.5 Perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara .. 39

4.6 Dampak Pengembangan... 41

4.6.1 Dampak Positif ... 41

4.6.2 Dampak Negatif ... 42

4.7 Potensi Lain ... 43

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(11)

ABSTRAK

Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat merasakannya, terlebih lagi pariwisata ini sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ingin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik adalah yang mana orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata yang ingin melihat keindahan alam dan melihat suatu daya tarik objek wisata tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut.

Objek wisata Air terjun Serdang yang berada di Kabupaten Labuhanbatu Utara misalnya yang memiliki panorama keindahan alam yang sangat berpotensi untuk di kembangkan, namun pihak pemerintah masih enggan untuk melihat dan meninjau objek wisata yang sangat berpotensi tersebut. Disamping objek wisata, daerah tingkat II ini sebenarnya mempunyai letak yang strategis dalam upaya pengembangan kepariwisataan misalnya berada pada jalur lintas Trans Sumatera dan dilalui oleh jalur lintasan kereta api yang memnjadi prasarana akses jalan dalam dunia kepariwisataan.

Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara kurang memperhatikan daerah yang cukup potensial ini, sehingga pengembangan dunia pariwisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara tertunda oleh waktu.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul.

Industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat dilepaskan begitu saja, pariwisata telah tumbuh menjadi industri yang sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang cerah dikemudian hari bagi sebuah pembangunan.

Pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa bagi negara dari sektor non migas yang harus terus ditingkatkan. Dengan letak geografis Indonesia yang strategis, keadaan alam dan beragam suku budaya merupakan suatu aset yang besar bagi Indonesia dalam upaya membangun kegiatan kepariwisataan.

Sebagaimana yang telah digariskan dalam GBHN 1993 bahwa misi pengembangan kepariwisataan adalah : Pembangunan kepariwisataan dilanjutkan dan ditingkatkan dengan mengembangkan serta mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja terutama bagi masyarakat setempat, mendorong pembangunan kepariwisataan daerah serta memperkenalkan alam, dan nilai budaya bangsa. Dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga kepribadian bangsa, nilai budaya bangsa dan pelestarian mutu lingkungan hidup.

Indonesia mempunyai banyak objek wisata alam yang berada di semenanjung kepulauan Indonesia, baik yang sudah dikembangkan dan dipromosikan dengan sempurna ataupun yang belum terjamah sama sekali. Salah satu objek wisata yang sudah sangat dikembangkan adalah objek wisata di pulau Bali. Tidak diragukan lagi bahwa Pulau


(13)

Indonesia yang belum dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara yang sangat berpotensi untuk menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan lokal dan mancanegara.

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki segudang daerah tujuan wisata, seperti Istana Maimoon, Masjid Raya Al ma’sum Medan, ternak buaya Asam Kumbang, Danau Toba di Parapat, rumah adat dan masih banyak wisata budaya dan sejarah lainnya.

Sejalan dengan itu pemerintah perlu melakukan pencaharian daerah tujuan wisata lain yang berpotensi untuk dapat dikembangkan sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang menjadi pecahan dari Kabupaten Labuhanbatu, yang memiliki banyak daerah tujuan wisata alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu objek wisata alam yang terdapat di kabupaten ini adalah Air Terjun Serdang. Objek wisata air terjun ini sangat indah dan memesona pengunjung yang datang, tetapi sangat disayangkan karena belum adanya pengelolaan dan pengembangan yang serius dari pihak pengelola maupun pemerintah sehingga keberadaannya jarang diketahui oleh wisatawan lokal maupun mancanegara yang sesungguhnya sangat berpotensi menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara tepatnya di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu. Karena beberapa hal di atas maka penulis tertarik membuat judul : “ Potensi di Objek Wisata Air Terjun Serdang sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara”.

1.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibahas hanya meliputi pengenalan objek wisata Air Terjun Serdang sejarah dan potensinya menjadi daya tarik wisata di Kabupaten


(14)

Labuhanbatu Utara sehingga keberadaanya dapat diketahui oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam menyusun kertas karya ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III, di Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

2. Memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat luas objek wisata Air Terjun Serdang di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.

1.4 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini, digunakan dua metode penelitian, yaitu:

1. Studi kepustakaan (library research).

Pengumpulan data secara teoristis, yang diperoleh dari bahan–bahan pustaka berupa buku–buku ilmiah yang ada hubungannya dengan pembahasan judul kertas karya ini.

2. Studi lapangan (Field Reseach)

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dan bahan dengan cara penelitian langsung dilapangan, dengan melakukan wawancara dengan instansi terkait serta mengadakan observasi.


(15)

1.5 Sistematika Penulisan.

Dalam sistematika penulisan ini digambarkan secara garis besar hal–hal yang akan dijabarkan pada bab–bab berikutnya terdiri dari lima bab yang setiap bab mencakup hal–hal sebagai berikut :

Bab I :Pendahuluan, berisikan uraian tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II :Uraian Teoristis Tentang Kepariwisataan, berisikan uraian teoristis tentang kepariwisataan yang meliputi, pengertian kepariwisatan, pengertian pariwisata dan wisatawan, industri pariwisata, sarana prasarana pariwisata, pengertian objek wisata dan daya tarik wisata.

Bab III :Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, menguraikan tentang letak geografis Kabupaaten Labuhanbatu Utara, pembagian wilayah administratif, sarana prasarana kepariwisatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, keadaan sosial, sistem sosial dan perekonomian masyarakat Labuhanbatu Utara.

Bab IV :Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara, menguraikan sejarah objek wisata air terjun serdang dan potensinya menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sarana prasarana yang tersedia, dan dampak pengembangannya

Bab V : Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA


(16)

BAB II

URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan 2.1.1 Pengertian Pariwisata

Kata “pariwisata” di Indonesia pertama kali dikenal setelah diselenggarakannya MUNAS PARIWISATA II di Tretes Jawa Timur pada tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958 untuk menggantikan kata Tourisme menjadi Pariwisata. Kata pariwisata pertama kali dicetuskan oleh Prof. Priyono (Alm) yang kemudian disyahkan oleh Presiden Soekarno, atas dasar itu pula istilah “Dewan Tourisme” Indonesia dirubah menjadi Dewan Pariwisata Indonesia (DEPARI), dan orang yang berjasa mempopulerkan kata pariwisata adalah Jendral G.P.H Djatikusumo yang pada waktu itu menjabat sebagai mentri perhubungan darat, pos, telekomunikasi dan pariwisata.pada tahun 1960. Beliau menunjuk Dewan Pariwisata Indonesia (DEPARI) sebagai satu– satunya penanggung jawab dan menyelenggarakan segala jenis pariwisata. Bersama–sama dengan bagian kementrian perhubungan ditetepkan sebagai Biro Eksekutif untuk melaksanakan kebijakan pemerintah dibidang kepariwisataan.

Menurut etimologi kata “pariwisata” diidentikkan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan.


(17)

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas penulis akan menjabarkan kata–kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut:

o Kepariwisatan : Hal–hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam bahasa Inggris disebut dengan “Tourisme”.

o Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan “Travel”.

o Pariwisata : Perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dalam bahasa Inggris disebut dengan “Tour”.

o Wisatawan : Orang yang melakukan perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan “Travelers”

Beberapa ahli mengemukakan pengertian pariwisata, antara lain:

1. Oka A . Yoeti (dalam Yoeti, 1982:103), menjelaskan bahwa kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yatu “…pari yang berarti banyak, berkali–kali, berputar–putar, keliling, dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian”. 2. E Guyer Freuler (dalam. Yoeti,1966:115), merumuskan pengertian pariwisata

dengan memberikan batasan sebagai berikut : “…Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhakan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, serta penyempurnaan dari alat–alat pengangkutan ”.

3. Prof. Hunziger dan Kraf dari swiss dari tahun 1942 (dalam Yoeti, 1996 : 115) memberikan batasan pariwisata yang bersifat teknis, yaitu “…kepariwisataan adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya


(18)

orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal ditempat itu untuk melakukan pekerjaan yang penting yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara”. (Anatomi Pariwisata, 1996:12).

4. Ketetapan MPRS No. 1 Tahun 1960 (dalam Yoeti :118) kepariwisatan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat – lihat daerah lain (pariwisata dalam negri) atau negara lain (pariwisata luar negri).

2.1.2 Pengertian Wisatawan

Jika ditinjau dari arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang.

Adapun pengertian wisatawan antara lain (RG.Soekadijo,2000:13-16)

1. Menurut Komisi Liga Bangsa–bangsa 1937, “…wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa.”

2. U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang


(19)

bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji. Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori : a. Wisatawan yaitu : pengunjung yang datang ke suatu negara yang

dikunjunginya tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang– senang, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan.

b. Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya tanpa bermalam.

3. Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring “…setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan selama– lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama”.

4. Di dalam Instruksi Presiden RI No. 9, 1969, bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa “…wisatawan ialah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggal untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu”.

2.2 Pengertian Industri Pariwisata

Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan mempergunakan mesin dalam proses produksinya, demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi tidak demikian dengan industri pariwisata.

Kalau kita mengikuti pengertian-pengertian kata industri seperti yang kita uraikan dalam bahagian terdahulu, maka kita cenderung untuk memberikan batasan industri pariwisata dalam buku yang berjudul Tours And Travel Marketing (dalam Yoeti, 1996


(20)

:172) sebagai berikut: “Industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilakan barang dan jasa (goods and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada umumnya”.

Sedangkan menurut R.S Parmadji (dalam Yoeti, 1996 : 153) Industri Pariwisata adalah: “Rangkuman daripada berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa / pelayanan atau service, yang nantinya baik secara langsung maupun secara tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perlawatannya”.

Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan dimana ia sedang dalam perjalanan atau perlawatannya.

Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No.9 tahun 1969, di mana dalam bab II pasal 3 (dalam Yoeti, 1996 : 151) disebutkan:

“Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.

Sesuai dengan instruksi presiden tersebut (dalam Yoeti, 1996 : 151) dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:

a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan kegiatan industri sampingan lainnya.

b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.


(21)

Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat “Comercial”. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.

Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu: 1. Travel Agent

2. Perusahaan Angkutan (Transportasi) 3. Akomodasi perhotelan

4. Bar dan Restoran

5. Souvenir dan Handicraft.

Perusahaan-perusahaan tersebut di atas merupakan perusahaan langsung.

2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan 2.3.1 Sarana Kepariwisataan

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawannya. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhan pengunjung.


(22)

A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

Yang dimaksud dengan sarana kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah:

Travel Agent Tour Operator

• Perusahaan Transportasi

• Restoran, Bar, objek dan atraksi wisata.

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal, di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah:

• Lapangan tenis • Lapangan golf

• Lapangan bola kaki, kolam renang, bilyard, dan lain-sebagainya. C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:


(23)

Casino

Steambath dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (dalam Yoeti, 1996 : 199).

2.3.2 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana (infrastrukture) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastukture) adalah “semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya”. Jadi fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagai mana mestinya. Dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (dalam Yoeti, 1996 : 186).

Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliput i:

1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan minuman yang khas setempat.

2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata. 3. Pelayanan informasi, agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke objek


(24)

Untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak unsur objek wisata yang dikunjungi, maupun yang dapat mengganggu ketenangan pengunjung itu sendiri mengingat arus kunjungan yang datang cenderung akan lebih meningkat.

2.4 Potensi Daya Tarik Wisata

Potensi dan daya tarik objek wisata merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan di samping unsur-unsur yang lainnya seperti: akomodasi, restoran, usaha jasa perjalanan, dan lainnya. Potensi daya tarik suatu objek wisata adalah suatu sifat yang dimiliki oleh suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, atau lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan.

Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pasti sangat dinikmati oleh wisatawan pada umumnya. Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang baik harus terus dibangun dan dikembangkan, sehinnga mempunyai daya tarik agar wisatawan puas akan objek wisata yang dikunjunginya. Potensi dan daya tarik wisata di dalam objek wisata yang berwujud pada ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah keadaan alam, beserta flora dan faunanya. Daya tarik suatu objek wisata sebagai sumber daya wisata antara lain:

a. Daya tarik historis

b. Lokasi suatu kawasan objek wisata yang memberikan suatu pemandangan yang indah c. Perkembangan tehnik pengelolaan yang baik.

Daya tarik suatu objek wisata yang memiliki potensi haruslah mempunyai suatau keanekaragaman sumber daya alam hayati dan dan ditunjang oleh keadaan lingkungannya


(25)

2.5 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata

Objek wisata dan atraksi wisata atau “tourism resources” adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Salah satu unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dengan objek wisata serta objek wisata seolah-olah memiliki pengertian yang sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan secara prinsipil. (Yoeti, 1996 : 172) menjelaskan bahwa di luar negeri terminolgi objek wisata tidak dikenal, disana hanya mengenal atraksi wisata yang mereka sebut dengan nama “tourist attraction” sedangkan di Negara Indonesia keduanya dikenal dan keduanya memiliki pengertian masing-masing.

Adapun pengertian objek wisata yaitu, semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja. Sedangkan pengertian dari pada atraksi wisata yaitu, sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan, yang dibuat oleh manusia dan memerlukan persiapan terlebih dahulu sebelum diperlihatkan kepada wisatawan. Mengenai pengertian objek wisata, kita dapat melihat beberapa sumber acuan antara lain:

1. Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah: “perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi”.

2. SK. MENPARPOSTEL No.KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 menjelaskan bahwa objek wisata adalah: “tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.


(26)

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek wisata dan atraksi wisata adalah sama, sedangkan menurut Oka A.Yoeti ( dalam Yoeti, 1996 : 172) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Pariwisata” menjelaskan bahwa objek wisata dan atraksi wisata memiliki perbedaan yang asasi. Yang dimaksud objek wisata adalah: “kita dapat mengatakan sesuatu sebagai objek wisata jika kita melihat objek itu tidak dipersiapkan sebelumnya dengan kata lain objek tersebut dapat dikatakan tanpa bantuan orang lain”. Dan yang dikatakan atraksi wisata adalah: “atraksi itu merupakan sinonim dari pengertian entertainment yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat, dinikmati dengan melibatkan orang lain”.

Namun pada dasarnya objek wisata dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat itu. Suatu daerah untuk menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang baik harus dikembangkan tiga hal agar daerah itu menarik untuk dikunjungi yaitu:

1. Adanya something to see

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat 2. Adanya something to buy

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli 3. Adanya something to do

Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu. Ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:


(27)

2. Harus tetap, tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali dibidang pembangunan dan pengembangan.

3. Dengan sarana pendukungnya, objek wisata itu harus mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.

4. Harus menarik dalam pengertian secra umum (bukan pengertian dari subjektif) dan sadar wisata masyarakat setempat.

5. Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana, amenitas dan eksesibilitas serta sadar wisata masyarakatnya yang mampu mendukung objek wisata tersebut. (Dalam Yoeti, 1996 : 178).

2.6 Penetapan Lokasi Objek Wisata

Dalam menetapkan suatu lokasi objek wisata harus benar-benar diperhatikan tentang karakteristik alam dan juga letak lokasi objek wisata yang strategis, karena dapat mempengaruhi minat wisatawan yang akan datang nantinya. Untuk itu perencanaan harus sesuai dengan pembangunan pariwisata di daerah, sehingga pengembangannya dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan kondisi kawasan dan tidak mengganggu kegiatan komunitas di sekitar kawasan tersebut. Oleh karena itu pembangunan objek wisata perlu dilakukan di tempat yang strategis, yang nantinya dapat menarik minat pengunjung terutama bagi objek wisata yang berorientasi menjual suasana objeknya dan produknya.

Faktor yang menjadi pertimbangan objek wisata yaitu mudah dijangkau dan dekat dengan kelompok sasaran. Pada suatu objek wisata penetapan lokasi merupakan salah satu pendukung pariwisata yang nantinya dapat menentukan seberapa banyaknya wisatawan yang akan datang bila ingin menetapkan suatu lokasi objek wisata yang ingin dibangun.


(28)

2.7 Landasan Hukum Objek Wisata

Landasan hukum dalam pengembangan objek wisata bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara keduanya dan dalam rangka memanfaatkan potensi objek wisata. Suatu kegiatan dalam pengembangan suatu objek wisata perlu adanya hukum yang turut membantu dan mengikat serta menjaga objek wisata dalam upaya perlindungan terhadap pelestarian dan perawatan objek wisata. Secara fungsional perencanaan, pemanfaatan, pembinaan, pengembangan kepariwisataan menjadi tugas dan tanggung jawab Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Untuk itu perlu adanya koordinasi antara departemen ini dengan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan objek wisata. Untuk itu landasan hukum ini sekaligus sebagai wadah dan payung hukum bagi suatu daerah objek wisata.

Landasan hukum pengembangan objek wisata berdasarkan surat keputusan (SK) bersama Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Pertanian No. KM 47/PW-89 dan No. 204 / KPTS / HK / 050 / 4 1989.

Sebuah lembaga hukum mempunyai kekuatan untuk dapat mengikat dan melindungi terhadap pelestarian dan pemanfaatan alam bagi suatu objek wisata, karena landasan hukum ini sangat dijunjung tinggi oleh Negara Indonesia sebagai negara yang berazaskan hukum maupun mengutamakan hukum yang berlaku. Landasan hukum inilah yang menjadi pedoman masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

2.8 Tujuan dan Asas Pengembangan Objek Wisata 2.8.1 Tujuan Pengembangan Objek Wisata

Tujuan pengembangan dari objek wisata .(Tirtadinata dan Fachruddin, 1996 : 30) Adalah :


(29)

2. Meningkatkan pengembangan objek wisata 3. Memberikan nilai rekreasi

4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan 5. Meningkatkan keuntungan.

Adapun dua keuntungan ekonomi yaitu:

a. Keuntungan ekonomi bagi masyarakat daerah :

• Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pengangguran • Meningkatkan pendapatan masyarakat daerah

• Meningkatkan popularitas daerah • Meningkatkan produksi

b. Keuntungan ekonomi bagi objek wisata :

• Meningkatkan pendapatan objek wisata tersebut • Meningkatkan gaji pegawai pengelola objek wisata

• Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada pada objek wisata

• Meningkatkan sikap kesediaan dalam berperan serta untuk melestarikan potensi daerah objek wisata dan lingkungan hidup serta manfaat yang diperoleh

Meningkatkan sikap, kreasi dan inovasi para pengusaha objek wisata

Serta meningkatkan mutu asesilitas dan bahan-bahan promosi dalam pengembangan suatu objek wisata.

2.8.2 Asas Pengembangan Objek Wisata


(30)

1. Asas Pelestarian

Penyelenggaraan program sadar wisata terhadap suatu objek wisata yang hendak dikembangkan dan diarahkan bertujuan untuk meningkatkan kelestarian alam dan lingkungan objek wisata serta kesegaran udara di daerah objek wisata tersebut.

2. Asas Manfaat

Penyelenggaraan program sadar wisata diarahkan untuk dapat memberikan manfaat dan dampak praktis baik ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan maupun lingkungan. (Tirtadinata dan Fachruddin, 1996 : 32).

2.9 Motif Perjalanan Wisata

Perjalanan yang dilakukan wisatawan mempunyai berbagai motif dan tujuan tertentu dan secara garis besar alasan-alasan dan keperluannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

A. Menurut Objeknya

1. Culture Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan untuk menyaksikan daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah dan benda-benda kuno serta bangunan-bangunan kuno (heritage).

2. Religion Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut bertujuan untuk menyaksikan upacara-upacara keagamaan. 3. Sport Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan

perjalanan bertujuan untuk menyaksikan atau melihat suatu pesta olahraga di suatu tempat atau negara tetangga seperti Europe Cup, Olimpiade, All England, Asean Games, PON dan lain-lain.


(31)

4. Recurational Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut untuk kesehatan dan ingin menyembuhkan penyakitnya.

5. Comercial Tourism, yaitu jenis pariwisata perdagangan karena perjalanan pariwisata tersebut dikaitkan dengan kegiatan perdagangan international dimana sering diadakan kegiatan expo, fair dan exhibition.

6. Sosial Tourism, yaitu jenis pariwisata untuk kegiatan sosial yang dapat dilihat dari segi penyelenggaraannya yang tidak mencari keuntungan seperti halnya study tour, piknik, atau youth tourism.

7. Political Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut dengan tujuan melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara seperti memperingati hari kemerdekaan suatu negara.

B. Menurut Alasan / Tujuan Perjalanan

1. Business Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar, konvension, simposium, musyawarah kerja dan lain-lain.

2. Education Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang melakukan perjalanan tersebut dengan tujuan studi atau untuk mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

3. Vocation Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang hanya untuk berlibur saja.


(32)

1. Seasonal Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang berlangsung pada musim-musim tertentu seperti summer tourism atau winter tourism.

2. Occutional Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang dihubungkan dengan kejadian atau suatu event seperti ngaben, Galungan, Kuningan di Bali, Sekaten di jogyakarta, Pajang, Jimat di Cirebon dan Pesta Danau Toba di Sumatera Utara. (Dalam Yoeti, 1996 : 122).


(33)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

3.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam 3.1.1 Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara

Kabupaten Labuhanbatu Utara terbentuk pada tanggal 21 Juli 2008, yang didasari oleh Undang-undang No 23 Tahun 2008 Tanggal 21 juli 2008. Pada waktu Kabupaten Labuhanbatu Utara resmi terpecah dari Kabupaten Labuhanbatu pemimpin sementara / pejabat bupati sementara adalah Drs. H.Daud Syah, kemudian bapak Drs. H.Daud syah mengundurkan diri sebagai bupati sementara karena mencalonkan dirinya sebagai bupati, jabatan bupati Kabupaten Labuhanbatu Utara digantikan oleh Bapak H.Asrin Naim sebagai bupati selanjutnya (bupati sementara) di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak terlepas dari sejarahnya Kabupaten Labuhanbatu yang sekarang telah di pecah menjadi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu (induk) dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Sebelum penjajahan Belanda mamasuki daerah Labuhanbatu, sistem pemerintahan kabupaten bersifat monarkhi yang kepala pemerintahannya disebut sultan atau raja. Kesultanan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu pada waktu itu terdiri dari 4 (empat) kesultanan, yaitu:

1. Kesultanan Kota Pinang berkeduduka n di Kota Pinang (Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

2. Kesultanan Kualuh berkeduduka n di Tanjung Pasir (Kabupaten Labuhanbatu Utara) 3. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik (Kabupaten Labuhanbatu)


(34)

Belanda memasuki wilayah Labuhanbatu pada tahun 1861, yang berawal dari kedatangan kesatuan angkatan laut Belanda dipimpin oleh Bevel Hebee ke Kampung Labuhanbatu (di hulu Labuhan Bilik sekarang) melalui Sungai Barumun.

Kemudian di perkampungan tersebut dibangun pelabuhan yang terbuat dari batu beton sebagai tempat pendaratan / persinggahan kapal-kapal berbobot 3000 samapai 5000 ton dan berkembang menjadi sebuah perkampungan (desa) yang lebih dikenal dengan nama “Pelabuhan Batu”.

Selama penjajahan Belanda wilayah Labuhanbatu merupakan Onder Afdeling dari wilayah Afdeling Asahan dengan ibukota Tanjung Balai yang dipimpin oleh Asisten Residen (bupati), sedangkan Onder Afdeling dipimpin oleh controleur (wedana / camat).

Selanjutnya, pada masa Pemerintahan Jepang sistem pemerintahannya adalah pemerintahan zaman Hindia Belanda dilanjutkan dan yang memonitoring kegiatannya dilaksanakan oleh sultan / raja.

Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 Oktober 1945 dibentuk Komite Nasional Daerah Labuhanbatu sekaligus di tetapkan Abdul Rahman sebagai kepala pemerintahan. Dengan demikian pada tanggal 17 oktober ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu sebelum dipecah menjadi tiga kabupaten.

3.1.2 Letak Daerah

Kabupaten Labuhanbatu Utara terletak pada kawasan Pantai Timur Sumatera Utara, yaitu pada koordinat 1 26’ – 2 11’ Lintang Utara dan 91 01’ – 95 53’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut :


(35)

• Sebelah Selatan : Kabupaten Labuhanbatu (Induk) • Sebelah Timur : Selat Malaka

• Sebelah Barat : Kabupaten Tapanuli Utara / Toba Samosir

Kabupaten Labuhanbatu Utara

Motto : Basimpul Kuat Babontuk Elok

Provinsi : Sumatera Utara

Ibu kota : Aek Kanopan, Kualuh Hulu

Luas : 354.580 Ha

Penduduk :

• Jumlah : 344.519 jiwa (2009) • Kepadatan : 90 jiwa/km²

Pembagian administratif :

• Kecamatan : 8 (delapan)

• Desa/kelurahan : 82 / 8 (delapan puluh dua / delapan) Dasar hukum : UURI Nomor 23 Tahun 2008

Tanggal : 21 Juli 2008

Hari jadi : 21 Juli


(36)

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari 8 Kecamatan, 82 Desa dan 8 Kelurahan. 8 (Delapan) Kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan NA IX – X 2. Kecamatan Merbau 3. Kecamatan Aek Kuo 4. Kecamatan Aek Natas 5. Kecamatan Kualuh Selatan 6. Kecamatan Kualuh Hulu 7. Kecamatan Kualuh Hilir 8. Kecamatan Kualuh Leidong.

3.1.4 Luas Daerah

Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki luas wilayah 354.580 Ha, terdiri dari : • Kawasan pedalaman seluas 282.000 Ha (79,54%)

• Kawasan pesisir pantai seluas 72.500 Ha (20,46%). Luas per Kecamatan:

1. Kecamatan NA IX – X, dengan luas daerah 55.400 Ha. 2. Kecamatan Merbau, dengan luas daerah 35.590 Ha. 3. Kecamatan Aek Kuo, dengan luas daerah 25.020 Ha. 4. Kecamatan Aek Natas, dengan luas daerah 67.800 Ha. 5. Kecamatan Kualuh Selatan, dengan luas daerah 34.451 Ha. 6. Kecamatan Kualuh Hulu, dengan luas daerah 63.739 Ha.


(37)

7. Kecamatan Kualuh Hilir, dengan luas daerah 38.458 Ha. 8. Kecamatan Kualuh Leidong, dengan luas daerah 34.032 Ha.

3.1.5 Keadaan Alam

Kabupaten Labuhanbatu Utara berada pada ketinggian berkisar 0 – 1.685 m di atas permukaan laut, dengan komposisi dataran rendah 40%, dataran alluvial sungai dan gambut 30%, perbukitan dan pegunungan 20% serta daerah maritim / jalur pantai 10%.

Wilayah Labuhanbatu Utara dilalui oleh satu Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu : • DAS Kualuh Selatan

Dengan debit air berkisar 90 m3/detik, yang meliputi Kecamatan Kualuh Hulu, Kualuh Selatan, Aek Natas dan Kualuh Hilir.

Secara umum Kabupaten Labuhanbatu Utara beriklim tropis yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kering/kemarau. Rata-rata curah hujan pertahun sebesar 1.900m dengan jumlah hari hujan 140 hari. Suhu udara rata-rata berkisar antara 21 C – 33 C dengan kelembaban udara rata-rata 83% dan rata-rata kecepatan angin 0,7 meter/detik.

3.2 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat 3.2.1 Perekonomian

Untuk mempercepat proses pengentasan kemiskinan dan mendayagunakan potensi ekonomi dan sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Utara membuat kebijakan-kebijakan yang tertuang dalam BAPPEDA Tahun 2009 yaitu (5) Lima Prioritas Pembangunan Labuhanbatu Utara, antara lain :


(38)

1. Pembangunan Bidang Pendidikan

Bidang pendidikan menjadi prioritas utama karena sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang sasarannya diarahkan untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan kualitas guru dan lain-lain.

2. Pembangunan Bidang Kesehatan

Diarahkan untuk melayani kebutuhan dasar kesehatan masyarakat serta sebagai upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, dengan melakukan peningkatan sarana prasarana kesehatan, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis dan non medis, serta upaya lainnya.

3. Pembangunan Bidang Pertanian

Dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dan sebagai upaya untuk menjamin stabilitas pangan serta sebagai upaya peningkatan konsumsi dan kualitas gizi masyarakat.

4. Pembangunan Infrastruktur

Diarahkan untuk memenuhi sarana dan prasarana dasar kebutuhan masyarakat serta untuk pengembangan wilayah terutama pada daerah terisolir dan terkebelakang (pesisir pantai) dan untuk mendukung pengembangan investasi.

5. Pengentasan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

Kebijakan ini menjadi tujuan utama dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta sebagai upaya mengurangi tingkat pengangguran dengan membuka kesempatan berusaha dan bekerja yang sebesar-besarnya.


(39)

3.2.2 Sosial Budaya Masyarakat

Jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2009 mencapai 344.519 jiwa, dengan tingkat kabupaten 90 jiwa/km, yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis seperti Tapanuli, Jawa, Melayu, Bali, Banjar, Nias, Tiong Hoa dan India. Berdasarkan data pada tahun 2000, komposisi penduduk menurut suku bangsa menunjukan : Suku Jawa 47,91%, Melayu 19,64%, Tapanuli 29,70% dan lain-lain sebanyak 2,75%. Sedangkan komposisi berdasarkan pemeluk agama yaitu : Agama Islam 86,30%, Kristen Protestan 8,54%, Kristen Katolik 4,64%, Budha 0,50%, dan Hindu 0,02%.

Usia angkatan kerja Kabupaten Labuhanbatu Utara sekitar 75, 93%, dimana sektor pertanian merupakan lapangan kerja yang paling menonjol sebanyak 71,18%, sektor industri 6,72%, dan sektor jasa 22,10%. Selanjutnya berdasarkan status pekerja, yang paling menonjol adalah pekerjaan buruh / karyawan sebanyak 44,39%, berusaha sendiri / wira usaha 19,10%, berusaha dengan buruh tak tetap 15,83%, berusaha dengan buruh tetap 1,41%, dan pekerja keluarga sebanyak 19,27%

Kondisi sosial budaya yang multicultural dan diwarnai dengan corak heterogenitas masyarakat Labuhanbatu Utara masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya masing-masing dan juga dapat menghargai budaya dari suku bangsa lain, sehingga kehidupan sosial masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara cukup harmonis. Hal tersebut dapat terlihat dari kehidupan dan pergaulan masyarakat sehari-hari yang senantiasa mengutamakan kepentingan bersama, seperti masih terpeliharanya budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat, yang tentunya sangat mendukung terciptanya suasana kondusif, aman dan sejahtera.


(40)

3.3 Sarana Prasarana Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Kabupaten Labuhanbatu Utara mempunyai sarana dan prasarana perhubungan darat, kereta api, angkutan sungai, angkutan laut, dan tersedia juga sarana dan prasarana listrik, telekomunikasi, akomodasi, perbankan dan air bersih. Akses jalan transportasi darat dan laut Kabupaten Labuhanbatu Utara sepanjang :

Jalan nergara:

• Desa Simpang Marbau – Aek Kanopan – batas Kabupaten Asahan (49,50 Km) Jalan propinsi :

• Aek Kota Batu – Pasoburan – Tarutung (75 Km) Jalan Kabupaten :

• Gunting Saga – Teluk Binjai – Tanjung Leidong – batas Kabupaten Asahan (64,5 Km)

• Sei Tampang – Sidomakmur – Kampung Mesjid (31 Km)

• Simpang Marbau – Marbau – Pulo Bargot – Sei Tampang (54 Km)

• Simpang Panegoran – Aek Korsik – Kuala Bangka – Kampung Masjid (39 Km) Jalan Kereta Api :

• Dari Rantau Prapat – Marbau – Padang Halaban – Aek Pamingke – Aek Kanopan – sampai Medan.

• Dari Medan – Aek Kanopan – Aek Pamingke – Padang Halaban – Marbau – sampai Rantau Prapat atau Kabupaten Labuhanbatu.

Transportasi laut :

Rute transportasi angkutan laut / sungai :


(41)

• Panipahan – Sei Berombang – Tanjung Leidong – Tanjung Balai

3.4 Permasalahan Pembangunan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara

Didalam BAPPEDA Labuhanbatu Utara dalam bukunya ”Strategi Perencanaan Pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Utara” menyebutkan beberapa permasalahan pembangunan Labuhanbatu Utara sebagai berikut :

• Sarana prasarana dasar masih sangat minim terutama dalam menunjang proyek wilayah dan investasi

• Sarana transportasi darat menuju kecamatan pantai belum sepenuhnya dapat dilalui dengan kendaraan roda empat

• Potensi sumber daya alam belum dapat didayagunakan secara maksimal • Sumber daya manusia aparatur masyarakat masih perlu ditingkatkan

• Pembangunan dan hasilnya belum merata dan belum sepenuhnya dapat dinikmati masyarakat.


(42)

BAB IV

POTENSI OBJEK WISATA AIR TERJUN SERDANG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

4.1 Sejarah Air Terjun Serdang

Air Terjun Serdang adalah aliran sungai yang berasal dari sungai besar yang berada di daerah perkebunan Afdeling III milik PTPN III yang berada tepat di hulu sungai dengan berjarak sekitar 10 km dari lokasi Air Terjun Serdang tersebut. Air Terjun Serdang ini adalah buatan alam yang sangat berpotensi menjadi objek wisata dan sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang berada di atas lahan milik perorangan atau milik masyarakat setempat yang dibuka atau baru dikembangkan pada tahun 2002. Air Terjun Serdang berada di atas lahan (tanah) milik beberapa orang, diantaranya:

• Milik Bapak Bero • milik Bapak Darman • Milik Bapak Erwin • Milik Bapak Lusa

Lahan tersebut kemudian dikelola oleh masyarakat setempat menjadi objek wisata alam yang sangat asri dan indah yang dapat menghipnotis setiap pengunjung yang mengunjunginya. Air Terjun Serdang adalah air yang mengalir melewati bebatuan yang curam dan jatuh dari ketinggian 5 meter dari permukaan sungai yang berada tepat di bawahnya.

Lahan tempat beradanya air tejun ini dahulunya dikenal oleh masyarakat dengan daerah yang rawan atau masyarakat menyebutnya dengan kata “angker” yang masyarakat


(43)

mempercayainya dengan mitos-mitos yang berbau mistis atau banyaknya penghuni mahkluk-mahkluk halus (sejenis jin) yang mendiami daerah tersebut, kemudian masyarakat setempat memenggil orang pandai atau disebut dengan dukun yang dapat mengusir dan memindahkan mahkluk-mahkluk halus (jin) ke daerah lain sehingga tempat tersebut dapat dihuni masyarakat setempat dan dapat dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing.

Air Terjun Serdang berada di Desa Pulo Dogom Dusun Aek Sordang Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.

4.2 Potensinya Menjadi Daya Tarik Wisata 4.2.1 Letak Geografis

Objek wisata Air Terjun Serdang berada di Desa Pulo Dogom Dusun Aek Sordang Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara. Objek wisata Air Terjun Serdang adalah merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang memiliki pesona indah yang cukup dapat dibanggakan oleh pemerintah daerah tingkat II ini. Jarak antara objek wisata Air Terjun Serdang dengan akses jalan lintas Sumatera Utara lebih kurang 15 km, yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun kendaran roda empat. Objek wisata Air Terjun Serdang mempunyai aliran air yang sangat bersih sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat maupun pengunjung (wisatawan) yang datang sebagai air minum dan prasarana air bersih.

4.2.2 Sosialisasi Masyarakat Setempat

Masyarakat Desa Pulo Dogom daerah objek wisata Air Terjun Serdang mayoritas bersuku Jawa sebanyak 40% dan suku Tapanuli 29%, Melayu sebanyak 19% dan lain-lain 10%. Masyarakat setempat masih mengutamakan sistem sosial atau bergotong royong


(44)

dalam mengerjakan kepentingan umum misalnya memeperbaiki jalan yang rusak, membuat parit / selokan di tepi-tepi jalan dan menjaga keamaan dimalam hari guna menciptakan keadaan yang aman, tentram dan terkendali. Penduduk sekitar objek wisata Air Terjun Serdang juga memeiliki sifat yang hangat dan bersahabat yang masih mengutamakan sopan santun dan juga masih memegang teguh norma-norma adat dan agama.

Sarana Prasarana yang Tersedia

Sarana maupun prasarana kepariwisataan adalah merupakan hal yang perlu dipersiapkan dan sangat mendukung, apabila hendak mengembangkan suatu objek wisata. dalam rangka mengembangkan, menunjang dan meningkatkan daya saing terhadap objek wisata itu sendiri. Pengertian sarana kepariwisataan itu sendiri ( main tourism suprastructure) adalah semua kegiatan usaha pariwisata yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mulai berangkat dari tempat tinggalnya menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) hingga kembali lagi ke tempat asalnya.

Sedangkan pengertian prasarana (supplementing tourism suprastructure) adalah semua kegiatan pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi. Fungsinya tidak hanya untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan tetapi yang terpenting adalah agar wisatawan lebih betah dan lama tinggal di suatu tempat atau di daerah yang dikunjunginya.

Sarana yang tersedia di daerah objek wisata alam Air Terjun Serdang: • Tempat parkiran roda dua dan roda empat

• Pondok-pondok tempat berkumpul bersama keluarga dan teman • Warung-warung tempat berjualan makanan dan minuman • Penginapan


(45)

Prasarana yang tersedia:

• Akses jalan raya menuju daerah objek wisata • Telekomunikasi

• Dan prasarana air bersih

4.4 Promosi Air Terjun Serdang

Pengertian promosi merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk yang ingin diperkenalkan agar produk yang diperkenalkan dapat dijual kepada konsumen. Akan tetapi promosi yang akan dilakukan disini atau yang akan dibahas adalah: mengenai promosi objek wisata air terjun serdang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang seharusnya sudah dilakukan sejak melihat antusiasme wisatawan yang datang berkunjung ke daerah tersebut.

Dengan melihat potensi yang dimiliki objek wisata Air Terjun Serdang tentu langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah setempat maupun masyarakat setempat harus lebih meningkatkan promosi dan membuat penekanan atas promosi wisata, supaya wisatawan asing juga tahu dengan potensi yang ada di kawasan objek wisata Air Terjun Serdang dan ada keinginan untuk mengunjunginya.

Dengan adanya promosi, sudah tentu yang ingin dijadikan objek wisata ataupun yang ingin diperkenalkan hendaknya harus mengikuti langkah-langkah antara lain:

1. Membuat suatu paket perjalanan wisata dan memasukkan objek wisata Air Terjun Serdang dalam suatu paket perjalanan (Itinerary)


(46)

3. Melakukan kerja sama antara (BPW) Biro Perjalanan Wisata dan Agent Perjalanan Wisata (APW) dengan memasukkannya ke dalam jadwal perjalanan

4. Membuat iklan-iklan poster tentang menggalakkan objek wisata Air Terjun Serdang

Dengan langkah-langkah diatas, diharapkan promosi mengenai peningkatan objek wisata Air Terjun Serdang dapat diwujudkan dengan segera, dan dapat menjadi objek wisata unggulan, serta banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

4.5 Perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara

Ketika suatu objek wisata daerah ingin dikembangkan, perlu adanya campur tangan dari pihak pemerintah ataupun perhatian dari pemerintah kota terutama pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara. Apalagi objek wisata yang akan dikembangkan ini, cukup mempunyai potensi yang baik dan sangat layak untuk dijadikan salah satu objek wisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Objek wisata Air Terjun Serdang perlu perhatian yang khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara terutama dalam mengelola kawasan tersebut agar kawasan ini dapat menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara selama ini kurang menyadari bahwa objek wisata Air Terjun Serdang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata unggulan. Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak mau melihat suatu potensi yang terdapat di daerahnya yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata, padahal apabila pemerintah lebih peka sedikit terhadap permasalahan potensi yang ada diDesa Pulo


(47)

Dogom ini, tentu ini akan menjadi suatu asset yang sangat baik untuk dikembangkan kedepannya, menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Apabila dilihat lagi bahwa objek wisata Air Terjun Serdang sangat berpotensi, namun masih perlu banyak perhatian dari Pemerintah Daerah terutama sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara, promosinya, pengelolaannya, baik mulai dari hal yang kecil sampai hal yang terbesar sekalipun, itu semua harus dilakukan Pemerintah daerah itu sendiri dan harus fokus terhadap permasalahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Apabila pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak juga memperhatikan asset wisata dan mengolahnya, sudah tentu bisa dibayangkan Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak akan bisa menjadi suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Sungguh sangat disayangkan apabila terjadi seperti itu, kalau kita melihat potensi yang sangat baik dari objek wisata ini, apalagi potensi yang dimilikinya, cukup alamiah dengan didalamnya terdapat panorama keindahan alam yang cukup luas, asri dan indah untuk dilihat serta sungai yang berasal dari mata airnya dan menuruni lerengnya secara continue.

Oleh karena itu diharapkan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara harus lebih memperhatikan lagi terhadap kawasan yang sangat potensial ini, dan kelak dapat dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara.


(48)

4.6 Dampak Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Serdang 4.6.1 Dampak Postif

Dampak positif yang dapat dikembangkan apabila Air Terjun Serdang ini menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi daya tarik wisata Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut:

a. Perubahan tata nilai dan sikap

Maksudnya apabila Air Terjun Serdang dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi daya tarik wisata maka adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya, yang menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat setempat yang tinggal di daerah setempat, yang tadinya semua irasional (tidak mungkin) menjadi rasional (kenyataan)

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Maksudnya bahwa apabila berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sudah tentu masyarakat kawasan sekitar menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berfikir maju.

c. Tingkat kehidupan yang lebih baik

Maksudnya apabila objek wisata Air Terjun Serdang ini menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) sudah pasti ini merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

4.6.2 Dampak Negatif


(49)

a.Pola hidup konsumtif

Maksudnya apabila Air Terjun Serdang ini sudah berkembang dan maju kemungkinan masyarakat setempat yang tinggal di daerah sekitar, ingin melakukan sesuatu (pelayanannya) dengan instan dalam mengelola objek wisata tersebut tanpa memikirkan wisatawan yang mengutamakan kealamian dan keaslian dari objek wisata tersebut. b. Sikap individualistik

Maksudnya masyarakat setempat merasa dimudahkan dengan teknologi maju untuk mengelola objek wisata ini sehingga membuat mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang lain dalam mengelola objek wisata tersebut, dan akan membuat mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya hidup asing

Maksudnya bahwa apabila daerah objek wisata Air Terjun Serdang ini menjadi daya tarik wisata Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah pasti wisatawan asing akan banyak berkunjung, dan membawa budaya kebarat-baratan mereka dan mempengaruhi budaya asli contohnya pergaulan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan sosial

Maksudnya adalah apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan ada jurang pemisah antara individu yang satu dengan individu yang lain.

e. Tercemarnya lingkungan

maksudnya dengan semakin berkembangannya suatu objek wisata maka semakin banyak pengunjung yang datang dan banyaknya sampah-sampah / bungkus-bungkus makanan yanga dibuang sembarangan oleh pengunjung-pengunjung yang tidak bertanggung jawab, maka hal ini harus lebih di perhatikan guna menciptakan lingkungan


(50)

yang sehat dan bersih dan juga terhindar dari bencana-bencana alam seperti banjir dan sebagainya.

4.7 Potensi Lain

Potensi lain yang dimiliki Kabupaten Labuhanbatu Utara yang sebenarnya sangat mendukung pengembangan dunia kepariwisatan yang perlu di perhatiakan oleh pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Utara

1. Potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan baik potensi perkebunan, pertanian, perikanan / kelautan, pertambangan, industri dan perdagangan dengan produk unggulan dari hasil tanaman perkebunan kelapa sawit dan karet, yang merupakan komoditas eksport non-migas (penyumbang devisa negara) dan merupakan agrowisata Kabupaten Labuhanbatu Utara.

2. Letak Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat strategis, karena berada pada jalur lintas trans Sumatera serta berada pada lintasan jalur kereta api sehingga mendukung pengembangan investasi baik industri maupun perdagangan dan kepariwisataan.

3. Letak wiliayah yang berbatasan dengan Selat Malaka (perairan internasional) sehingga sangat strategis untuk pengembangan pelabuhan bertaraf internasional, selain potensi sumber daya alam perairan yang sangat mendukung.


(51)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Air Terjun Serdang adalah salah satu objek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu objek wisata dan menjadi daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Kecamatan Kualuh Hulu Dusun Pulo Dogom Provinsi Sumatera Utara. Disamping memiliki panorama alam yang indah nan asri, udara yang sejuk, juga terdapat aliran sungai yang bersih dan air terjun yang seolah terbebas dari segala kekangannya, serta sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang kepariwisataan. Namun masih perlu mendapatkan perhatian yang layak dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan pihak pengelola.

Pengembangan objek wisata Air Terjun Serdang haruslah melibatkan pihak-pihak penyelenggara tour untuk membantu memperkenalkan objek wisata ini, dengan memasukkannya kedalam sebuah paket wisata. Disamping itu perlu juga diadakan seminar mengenai pengembangan pariwisata dengan menitikberatkan terhadap potensi objek wisata Air Terjun Serdang dan memperkenalkan objek wisata tersebut melalui media elektronik, seperti iklan, video, internet, dan media cetak seperti brosur, booklet, majalah dan lain-lain. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan pihak pengelola dan masyarakat setempat agar pengembangan objek wisata Air terjun Serdang dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan yang baik dan menjadi sumber devisa bagi negara.


(52)

5.2 Saran

Seharusnya Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara harus turut serta dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Serdang dan memberikan perhatian penuh guna menarik wisatawan lokal maupun mancanegara ke daerah tingkat II Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dengan melihat potensi yang ada didalamnya, sudah tentu objek wisata Air Terjun Serdang ini kedepannya dapat menjadi objek wisata yang unggul dan menjadi asset pariwisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara itu sendiri. Untuk itu diharapkan kepada pemerintah daerah setempat agar objek wisata Air Terjun Serdang ini mendapatkan perhatian yang layak dalam pengelolaannya, agar dapat menjadi DaerahTujuan Wisata (DTW) dan sebagai daya tarik wisata kabupaten Labuhanbatu Utara.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA Labuhanbatu Utara. 2009. Strategi Perencanaan Pembangun Kabupaten Labuhanbatu Utara. Aek Kanopan.

Direktorat Jendral Pariwisata. 1992. Himpunan Peraturan Dan Perundang- Undangan Dalam Bidang Pariwisata. Jakarta.

Direktorat Jendral Pariwisata. 1995. Pedoman Pengembangan objek wisata. Jakarta. .Koentjaraningrat. 1982. Kebudayaan Pengembangan Objek Wisata. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rieneka Cipta. Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu : www.Labuhanbatu.go.id Yoeti, Oka, A. Drs. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa. Yoeti, Oka, A. Drs. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka, A. Drs. 2006. Tours And Travel Marketing. Jakarta : Paramita.


(1)

4.6 Dampak Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Serdang 4.6.1 Dampak Postif

Dampak positif yang dapat dikembangkan apabila Air Terjun Serdang ini menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi daya tarik wisata Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut:

a. Perubahan tata nilai dan sikap

Maksudnya apabila Air Terjun Serdang dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi daya tarik wisata maka adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya, yang menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat setempat yang tinggal di daerah setempat, yang tadinya semua irasional (tidak mungkin) menjadi rasional (kenyataan)

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Maksudnya bahwa apabila berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sudah tentu masyarakat kawasan sekitar menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berfikir maju.

c. Tingkat kehidupan yang lebih baik

Maksudnya apabila objek wisata Air Terjun Serdang ini menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) sudah pasti ini merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

4.6.2 Dampak Negatif

Dampak negatif apabila Air Tejun Serdang ini dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan sebagai daya tarik wisata adalah sebagai berikut:


(2)

a.Pola hidup konsumtif

Maksudnya apabila Air Terjun Serdang ini sudah berkembang dan maju kemungkinan masyarakat setempat yang tinggal di daerah sekitar, ingin melakukan sesuatu (pelayanannya) dengan instan dalam mengelola objek wisata tersebut tanpa memikirkan wisatawan yang mengutamakan kealamian dan keaslian dari objek wisata tersebut. b. Sikap individualistik

Maksudnya masyarakat setempat merasa dimudahkan dengan teknologi maju untuk mengelola objek wisata ini sehingga membuat mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang lain dalam mengelola objek wisata tersebut, dan akan membuat mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya hidup asing

Maksudnya bahwa apabila daerah objek wisata Air Terjun Serdang ini menjadi daya tarik wisata Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah pasti wisatawan asing akan banyak berkunjung, dan membawa budaya kebarat-baratan mereka dan mempengaruhi budaya asli contohnya pergaulan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan sosial

Maksudnya adalah apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan ada jurang pemisah antara individu yang satu dengan individu yang lain.


(3)

yang sehat dan bersih dan juga terhindar dari bencana-bencana alam seperti banjir dan sebagainya.

4.7 Potensi Lain

Potensi lain yang dimiliki Kabupaten Labuhanbatu Utara yang sebenarnya sangat mendukung pengembangan dunia kepariwisatan yang perlu di perhatiakan oleh pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Utara

1. Potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan baik potensi perkebunan, pertanian, perikanan / kelautan, pertambangan, industri dan perdagangan dengan produk unggulan dari hasil tanaman perkebunan kelapa sawit dan karet, yang merupakan komoditas eksport non-migas (penyumbang devisa negara) dan merupakan agrowisata Kabupaten Labuhanbatu Utara.

2. Letak Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat strategis, karena berada pada jalur lintas trans Sumatera serta berada pada lintasan jalur kereta api sehingga mendukung pengembangan investasi baik industri maupun perdagangan dan kepariwisataan.

3. Letak wiliayah yang berbatasan dengan Selat Malaka (perairan internasional) sehingga sangat strategis untuk pengembangan pelabuhan bertaraf internasional, selain potensi sumber daya alam perairan yang sangat mendukung.


(4)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Air Terjun Serdang adalah salah satu objek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu objek wisata dan menjadi daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Kecamatan Kualuh Hulu Dusun Pulo Dogom Provinsi Sumatera Utara. Disamping memiliki panorama alam yang indah nan asri, udara yang sejuk, juga terdapat aliran sungai yang bersih dan air terjun yang seolah terbebas dari segala kekangannya, serta sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang kepariwisataan. Namun masih perlu mendapatkan perhatian yang layak dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan pihak pengelola.

Pengembangan objek wisata Air Terjun Serdang haruslah melibatkan pihak-pihak penyelenggara tour untuk membantu memperkenalkan objek wisata ini, dengan memasukkannya kedalam sebuah paket wisata. Disamping itu perlu juga diadakan seminar mengenai pengembangan pariwisata dengan menitikberatkan terhadap potensi objek wisata Air Terjun Serdang dan memperkenalkan objek wisata tersebut melalui media elektronik, seperti iklan, video, internet, dan media cetak seperti brosur, booklet, majalah dan lain-lain. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten


(5)

5.2 Saran

Seharusnya Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara harus turut serta dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Serdang dan memberikan perhatian penuh guna menarik wisatawan lokal maupun mancanegara ke daerah tingkat II Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dengan melihat potensi yang ada didalamnya, sudah tentu objek wisata Air Terjun Serdang ini kedepannya dapat menjadi objek wisata yang unggul dan menjadi asset pariwisata di Kabupaten Labuhanbatu Utara itu sendiri. Untuk itu diharapkan kepada pemerintah daerah setempat agar objek wisata Air Terjun Serdang ini mendapatkan perhatian yang layak dalam pengelolaannya, agar dapat menjadi DaerahTujuan Wisata (DTW) dan sebagai daya tarik wisata kabupaten Labuhanbatu Utara.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA Labuhanbatu Utara. 2009. Strategi Perencanaan Pembangun Kabupaten

Labuhanbatu Utara. Aek Kanopan.

Direktorat Jendral Pariwisata. 1992. Himpunan Peraturan Dan Perundang-

Undangan Dalam Bidang Pariwisata. Jakarta.

Direktorat Jendral Pariwisata. 1995. Pedoman Pengembangan objek wisata. Jakarta. .Koentjaraningrat. 1982. Kebudayaan Pengembangan Objek Wisata. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rieneka Cipta. Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu : www.Labuhanbatu.go.id Yoeti, Oka, A. Drs. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa. Yoeti, Oka, A. Drs. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka, A. Drs. 2006. Tours And Travel Marketing. Jakarta : Paramita.