Uji t statistik Uji Hipotesis

Prosedur uji t dengan uji satu sisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut Widarjono, 2007: a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi: 1. Ho : βi = 0 artinya tidak ada pengaruh pinjaman terhadap konsumsi 2. Ha : βi 0 artinya terdapat pengaruh pinjaman terhadap konsumsi b. Menghitung nilai statistik t t hitung dan mencari nilai t kritis Dari Tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: 1. t = ̂ ̂ 2. Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau menerima H sebagai berikut: 1. Jika nilai t hitung nilai t kritis maka H ditolak atau menerima H a ,yang artinya terdapat pengaruh pinjaman terhadap konsumsi. 2. Jika nilai t hitung nilai t kritis maka H diterima atau menolak H a , yang artinya tidak ada pengaruh pinjaman terhadap konsumsi. 6. Pengaruh Pinjaman terhadap Investasi Prosedur uji t dengan uji satu sisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut Widarjono, 2007: a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi: 1. Ho : βi = 0 artinya tidak ada pengaruh pinjaman terhadap investasi 2. Ha : βi 0 artinya terdapat pengaruh negatif pinjaman terhadap investasi b. Menghitung nilai statistik t t hitung dan mencari nilai t kritis Dari Tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: 1. t = ̂ ̂ 2. Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau menerima H sebagai berikut: 1. Jika nilai t hitung nilai t kritis maka H ditolak atau menerima H a ,yang artinya terdapat pengaruh pinjaman terhadap investasi. 2. Jika nilai t hitung nilai t kritis maka H diterima atau menolak H a , yang artinya tidak ada pengaruh pinjaman terhadap investasi.

6.2. Uji F Statistik

Pengujian ini kan memperlihatkan hubungan atau pengaruh antara variable independen secara bersama-sama terhadap variable dependen, yaitu dengan cara sebagai berikut : Ho : βi = 0, maka variable independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel independen. Ha : βi ≠ 0, maka variable indepen den secara bersama-sama mempengaruhi variable dependen. Hipotesis yang digunakan adalah : Ho diterima tidak signifikan jika F hitung F table Ho ditolak signifikan jika F hitung F tabel. df = n1 = k-1, n2 = n – k Dimana, K : Jumlah variable dan N : Jumlah pengamatan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Pada periode money base targeting framework, pada persamaan model 1 dengan variabel terikat konsumsi, variabel bebas uang primer dan pinjaman berpengaruh signifikan terhadap konsumsi. Pada periode money base targeting framework, pada persamaan model 2 dengan variabel terikat investasi, variabel bebas yang berpengaruh signifikan yaitu uang primer, sedangkan pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap investasi. 2. Pada periode inflation targeting framework, pada persamaan model 3 dengan variabel terikat konsumsi, semua variabel bebas yaitu BI Rate dan pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Pada periode inflation targeting framework, pada persamaan model 4 dengan variabel terikat investasi, variabel bebas yang berpengaruh signifikan yaitu BI Rate, sedangkan pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap investasi. 3. Penerapan kebijakan moneter dengan kerangka money base targeting framework lebih mampu meningkatkan konsumsi dan investasi di Indonesia. Pada periode tersebut terlihat bahwa uang primer dalam penelitian ini berpengaruh dan signifikan terhadap konsumsi dan investasi di Indonesia. Berbeda dengan periode inflation targeting framework menggunakan BI Rate yang hanya berpengaruh signifikan terhadap investasi di Indonesia.

B. Saran

1. Penggunaan BI Rate terbukti tidak memiliki hubungan dengan konsumsi di Indonesia pada periode inflation targeting framework. Sebaiknya, kebijakan suku bunga dapat mempengaruhi peningkatan konsumsi dengan memperhatikan aspek-aspek yang akan berpengaruh langsung terhadap konsumsi sehingga BI Rate dapat berpengaruh terhadap konsumsi. Bank Indonesia juga harus merencakan alternatif lain yang dapat meningkatkan investasi di Indonesia. 2. Pinjaman terbukti memiliki hubungan negatif dengan konsumsi pada periode money base targeting framework, namun tidak berpengaruh terhadap investasi pada periode money base targeting framework dan konsumsi dan investasi pada periode inflation targeting framework. Hubungan ini menunjukkan bahwa pinjaman masih belum mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsumsi dan investasi. Bank Indonesia perlu untuk mengkaji ulang faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi dan investasi secara signifikan. Pemerintah tetap perlu menciptakan stimulasi perbaikan kinerja dunia usaha melalui penyaluran paket- paket pinjaman sehingga dapat menjadi sumber permodalan untuk meningkatkan kapasitas produksi. 3. Melihat pengaruh uang primer terhadap konsumsi dan investasi di Indonesia periode money base targeting framework dibandingkan dengan pengaruh BI Rate terhadap investasi di Indonesia periode inflation targeting framework maka sebaiknya BI melakukan pengkajian khusus untuk menentukan sasaran moneter yang baik digunakan dan transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga yang tepat dalam mempengaruhi konsumsi kedepannya. 4. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan lebih banyak variabel indikator yang berpengaruh terhadap konsumsi dan investasi di Indonesia.