Materi Muatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pengertian Hierarki itu sendiri adalah penjenjangan setiap jenis peraturan perundang-undangan yang didasarkan pada asas bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi 62 . Pengertian peraturan perundang-undangan di atas sesuai dengan definisi atau ruang lingkup yang terdapat dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan, yang menyatakan bahwa, “Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.” Adapun ciri-ciri dari suatu peraturan perundang-undangan menurut Satjipto Rahardjo, 63 adalah: 1. Bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian merupakan kebalikan dari sifat- sifat khusus dan terbatas; 2. Bersifat universal, ia diciptakan untuk menghadapi peristiwa yang akan datang yang belum jelas bentuk kongkritnya. Oleh karena itu, ia tidak dapat dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja. 3. Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Dalam setiap peraturan, lazimnya mencantumkan klausul yang memuat kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.

2.4.2 Materi Muatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. 62 Ibid. 63 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1996, hlm. 83-84. Berdasarkan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang dimaksud dengan Materi Muatan Peraturan Perundang- undangan adalah materi yang dimuat dalam Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki Peraturan Perundang-undangan. Selanjutnya Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-Undarg diatur di dalam Pasal 8. Materi muatan yang diatur dengan Undang-Undang berisi hal-hal yang: a. mengatar lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi: 1. hak-hak asasi manusia; 2. hak dan kewajiban warga negara; 3. pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara; 4. wilayah negara dan pembagian daerah; 5. kewarganegaraan dan kependudukan; dan 6. keuangan negara, b. diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untak diatur dengan Undang-Undang. Sedangkan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-Undangan diatur didalam Pasal 7 yang menyebutkan, bahwa : 1 Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Undang-UndangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; c. Peraturan Pemerintah; d. Peraturan Presiden; e. Peraturan Daerah. 2 Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf e meliputi: a. Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah provinsi bersama dengan gubernur; b. Peraturan Daerah kabupatenkota dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah kabupatenkota bersama bupatiwalikota; c. Peraturan Desaperaturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembuatan Peraturan Desaperaturan yang setingkat diatur dengan Perataran Daerah kabupatenkota yang bersangkutan; 4 Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. 5 Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Mengenai jenis Peraturan Perundang-undangan selain yang dimaksud di dalam pasal 7 ayat 4 diatas, dijelaskan secara lebih rinci di dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tersebut. Penjelasan Pasal 7 ayat 4 berbunyi: “Jenis Peraturan Perundang-undangan selain dalam ketentuan ini, antara lain, peraturan yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, Menteri, kepala badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentak oleh undang-undang atau pemerintah atas perintah undang-undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota, BupatiWalikota, Kepala Desa atau yang setingkat.” Pengakuan keberadaan peraturan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi, yaitu PMK memang diakui. Namun, penjelasannya selanjutnya dalam Penjelasan ayat 5 sendiri, hanya menyebutkan bahwa dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan hierarki adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-undangan yang didasarkan pada asas bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang- undangan yang lebih tinggi.

2.4.3 Materi Muatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang