Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan kuasi RKTS Rancangan

22 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pengolahan Lahan Sebelum digunakan untuk penanaman lahan terlebih dahulu diolah dengan menggunakan bajak. Pengolahan lahan bertujuan agar tanah lebih gembur dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi. 3.4.2 Penyemaian Sebelum ditanam benih padi terlebih dulu disemai. Penyemaian benih padi dilakukan di lahan kering di darat. Pada penelitian ini benih mulai disemai pada tanggal 10 Januari 2012.

3.4.3 Penanaman

Setelah disemai benih padi kemudian siap untuk dipindahkan ke lubang tanam pada lahan yang telah diolah dengan luas lahan 20 m x 20 m dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Satu lubang tanam diisi dengan 2 benih padi. Penanaman dilakukan pada tanggal 31 Januari 2012.

3.4.4 Pemupukan

Pemupukan menggunakan pupuk urea, SP36 dan KCL. Pupuk urea diberikan sebanyak 300 kgha dan diaplikasikan sebanyak 3 kali pada saat awal tanam, masa 23 vegetatif dan pada awal pembungaan. Pupuk SP36 diberikan sebanyak 100 kgha yang diaplikasikan sebanyak 1 kali pada saat awal tanam. Pupuk KCL diberikan sebanyak 100 kgha yang diaplikasikan sebanyak 2 kali yaitu pada awal tanam dan pada masa pembungaan.

3.4.5 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi

Hama yang ditemukan pada lahan padi berupa hama keong emas dan walang sangit. Pengendalian hama menggunakan insektisida Regent Spontan yang diaplikasikan seminggu sekali dan pestisida yang diaplikasikan setiap 10 hari sekali. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman padi adalah penyakit blast. Selain melakukan penyemprotan insektisida dan pestisida lahan padi juga disemprot dengan fungisida dengan merk dagang Scoore yang ditambah dengan ZPT. Penyemprotan fungisida dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat menjelang waktu berbunga dan pada saat tanaman padi 75 sudah berbunga penuh.

3.4.6 Sampel

Penetapan sampel dilakukan pada saat masa vegetatif. Bambu yang sudah dicat ditancapkan pada 9 tanaman padi secara acak dalam satu blok. Penetapan sampel pertama untuk menetukan QTL pertama yaitu sudut anakan dan ketahanan terhadap penyakit blast. Penetapan sampel QTL sudut anakan dilakukan secara visual yaitu dengan melihat lebar jarak antara rumpun satu dengan rumpun 24 lainnya dalam satu tanaman dan penyakit blast dapat dilihat dari daun tanaman padi. Penetapan sampel kedua dilakukan 2 minggu setelah penetapan sampel pertama dengan menggunakan bambu yang dicat dengan warna berbeda. Penetapan sampel kedua untuk menentukan QTL kedua yaitu jumlah bulir. Penetapan sampel ketiga dilakukan saat masa berbunga dengan menggunakan bambu yang dicat dengan warna berbeda. Penetapan sampel ketiga untuk menentukan QTL ketiga yaitu tinggi tanaman dan kecepatan waktu berbunga.

3.4.7 Pemanenan

Panen dilakukan saat masa berbunga 50 , panen dilakukan dengan cara diarit dan kemudian dirontokkan dari malainya dengan cara dipukulkan ke papan.

3.4.8 Pasca Panen

Padi yang telah dipanen kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama beberapa hari kemudian padi yang telah mengering dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di ruang penyimpanan.

3.5 Variabel Pengamatan Variabel pengamatan dalam penelitian ini antara lain

1 Tinggi Tanaman. Tinggi tanaman diukur dari bagian akar hingga bagian daun yang paling atas pada tiap rumpun;