Pembuatan pereaksi untuk penentuan kadar protein enzim selulase

Gambar 9. Skema pengendapan protein enzim dengan amonium sulfat. b. Dialisis Endapan enzim yang telah dilarutkan dari tiap fraksi amonium sulfat dengan aktivitas spesifik yang tinggi dimasukkan ke dalam kantong selofan dan didialisis dengan bufer fosfat 0,01 M pH 6 selama 24 jam pada suhu dingin Pohl, 1990. Selama dialisis, dilakukan pergantian bufer setiap 6 jam agar konsentrasi ion-ion di dalam kantong dialisis dapat dikurangi. Proses ini dilakukan secara kontinyu sampai ion-ion di dalam kantong dialisis dapat diabaikan. Untuk mengetahui bahwa sudah tidak ada lagi ion-ion garam dalam kantong, maka diuji dengan menambahkan larutan BaOH 2 atau BaCl 2 , bila masih ada ion sulfat dalam kantong, maka akan terbentuk endapan putih BaSO 4 . Semakin banyak endapan yang terbentuk, maka semakin banyak ion sulfat yang ada dalam kantong. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas dengan metode Fuwa, serta diukur kadar proteinnya dengan metode Lowry. + NH 4 2 SO 4 0-30 Ekstrak Kasar Enzim EndapanF1 Filtrat EndapanF2 Filtrat EndapanF3 Filtrat + NH 4 2 SO 4 30-60 + NH 4 2 SO 4 60-90

5. Modifikasi kimia enzim selulase hasil pemurnian dengan

polietilenglikol teraktivasi Modifikasi enzim selulase dengan polietilenglikol teraktivasi dilakukan sesuai dengan prosedur yang dilaporkan oleh Hernaiz et al . 1999 dalam menstabilkan enzim lipase dari Candida rugosa. Modifikasi kimia enzim selulase dilakukan dengan tiga variasi perbandingan antara kadar protein enzim hasil pemurnian dengan CC-PEG, yaitu 1:10; 1:20; dan 1:40. Reaksi dilakukan pada suhu 4 o C dan distirrer secara perlahan selama 2 jam dalam bufer fosfat pH 8.

6. Karakterisasi enzim selulase hasil pemurnian dan hasil modifikasi

Karakterisasi enzim selulase hasil pemurnian dan hasil modifikasi yang dilakukan meliputi : a. Penentuan pH optimum Untuk mengetahui pH optimum enzim sebelum dan sesudah modifikasi kimia, digunakan bufer fosfat 0,05 M dengan variasi pH sebagai berikut: 4,0; 4,5; 5,0; 5,5; 6,0; 6,5; 7,0; 7,5; dan 8,0. Suhunya dipertahankan pada 50 o C. Kemudian diukur aktivitasnya menggunakan metode Mandels. b. Penentuan suhu optimum Suhu yang rendah menyebabkan reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu tinggi reaksi kimia akan berlangsung cepat. Namun pada suhu tinggi, enzim dapat mengalami denaturasi. Oleh