Penelitian Terdahulu PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu sehingga dapat menyesatkan pemilik pemegang saham mengenai nilai perusahaan sebenarnya.
Ayres 1994 dalam Herawati 2008 menjelaskan alasan dilakukannya
manajemen laba yaitu: 1 Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer karena manajemen laba berhubungan erat
dengan tingkat perolehan laba dan prestasi usaha suatu organisasi, 2 Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor karena dengan
menaikkan pendapatan maupun laba akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dan
perusahaan, dan 3 Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya terutama pada perusahaan yang go publik. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa earning manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu.
Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty 2008 menyatakan bahwa manajemen
laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan jika mempertimbangkan variabel corporate governance. Dalam penelitian ini mengambil populasi
perusahaan-perusahaan non keuangan yang telah listing di BEI tahun 2004-2006. Pertiwi 2010 dalam penelitiannya menyatakan bahwa variable earning
management mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Manajemen laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.4.2 Corporate Governance dan Nilai Perusahaan 2.4.2.1 Komisaris Independen
Fama dan Jensen 1983 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007 menyatakan bahwa
non-executive director komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi
kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar
tercipta perusahaan yang good corporate governance.
Siallagan dan Machfoedz 2006 menggunakan proporsi komisaris independen untuk mengetahui pengaruhnya nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q,
menemukan bahwa proporsi komisaris berpengaruh secara positif terhadap nilai
perusahaan. Besley 1996 dalam Rachmawati dan Triatmoko 2007
menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris dari luar lebih dapat untuk
mengurangi kecurangan pelaporan keuangan yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2a : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.