Pengujian Model Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
4.3.3 Pengujian Model Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
Makro Ekonomi Terhadap Kebijakan Cash Holding
4.3.3.1 Uji Chow Uji Chow dilakukan untuk menentukan metode panel mana yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan penjelasan pada Bab 3, hipotesis yang digunakan dalam pemilihan metode data panel uji Chow ini adalah:
H 0 : Metode terbaik adalah pooled least square
H 1 : Metode terbaik adalah fixed effect Kriteria penolakan H 0 pada uji Chow ini adalah bila nilai probabilitas
Chi 2 bernilai lebih kecil dari α, yaitu sebesar 5%. Berikut adalah tabel hasil pengujian Chow untuk model regresi pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi terhadap kebijakan cash holding :
Tabel 4.21 Output Uji Chow Model Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Makro Ekonomi Redundant Fixed Effects Tests
Equation: MODEL3 Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
-116,456 0.0000 Cross-section Chi-square 647.052774
0.0000** **) Level 5% ***) Level 10%
Sumber: Olahan Penulis dengan E-Views
Tabel 4.21 diatas menunjukan bahwa Prob Chi 2 = 0.0000 yang berarti dalam pengujian Chow ini H 0 harus ditolak. Dengan demikian, untuk pengolahan data model ini metode fixed effect lebih baik dibandingkan dengan metode pooled least square .
4.3.3.2 Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan metode panel mana yang akan digunakan dalam penelitian ini, apakah metode fixed effect atau random effect . Berdasarkan penjelasan pada Bab 3, hipotesis yang digunakan dalam pemilihan metode data panel uji Hausman ini adalah:
H 0 : Metode terbaik adalah random effect
H 1 : Metode terbaik adalah fixed effect Kriteria penolakan H 0 pada uji Hausman ini adalah bila nilai probabilitas Chi 2 bernilai lebih kecil dari α, yaitu sebesar 5%. Berikut adalah tabel hasil pengujian Hausman untuk model regresi pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi terhadap kebijakan cash holding :
Tabel 4.22 Output Uji Hausman Model Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan & Makro
Ekonomi
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: MODEL3 Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random
Sumber: Olahan Penulis dengan E-Views
Tabel 4.22 diatas menunjukan bahwa Prob Chi 2 = 0.0000 yang berarti dalam pengujian Hausman ini H 0 harus ditolak. Dengan demikian, untuk pengolahan data model ini metode fixed effect lebih baik dibandingkan dengan metode random effect .
Setelah melewati pengujian asumsi, metode fixed effect dan treatment GLS cross section weight , model regresi pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi ini layak untuk dilaksanakan dan menghasilkan fungsi/persamaan 4.3, yaitu:
CASHHOLD it = 0.4496* - 0.0305 ( CA it ) - 0.0315 ( LEV it )* - 0.0206 ( MTB it )- 0.0806 ( NWCNA it )* - 0.0005 ( DIVDUM it ) + 0.0033 ( ROE it ) + 0.0014 ( TAXRATE it ) - 0.0001 ( CCC it )* - 0.0481 ( CAPEX it ) - 0.0079 ( SIZE it ) + 0.0055 ( GDPG t )* - 0.0008 ( INDP t )+ ε it
Persamaan 4.3 diatas menunjukan semua variabel memiliki koefisien masing- masing antara lain konstanta sebesar 0.4496; Rasio Aset Lancar ( CA ) sebesar - 0.0305; Rasio Penggunaan Utang ( LEV ) sebesar -0.0315; Rasio Market to Book ( MTB ) sebesar -0.0206; Rasio Modal Kerja Bersih ( NWCNA ) sebesar -0.0806; Pembayaran Dividen ( DIVDUM ) sebesar -0.0005; Rasio Profitabilitas ( ROE ) sebesar 0.0033; Tingkat Pajak ( TAXRATE ) sebesar 0.0014; Rasio Siklus Konversi Kas ( CCC ) sebesar -0.0001; Rasio Pengeluaran Modal ( CAP EX ) sebesar -0.0481; Size sebesar -0.0079; Tingkat Pertumbuhan Gross Domestic Product ( GDPG ) sebesar 0.0055; dan Indeks Produksi Industri ( INDP ) sebesar -0.0008.
Tabel 4.23 Output Fixed Effect Method Model Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Makro
Ekonomi
Adj. R 2 0.8219
CA -0.0305
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
*) Level 1% **) Level 5% ***) Level 10%
Sumber: Olahan Penulis dengan E-Views
Tabel 4.23 diatas menunjukan bahwa model ini memiliki nilai R- Squared sebesar 82.19%, artinya variabel-variabel karakteristik perusahaan dan makroekonomi yang dipilih secara simultan mampu menjelaskan 82.19% dari kebijakan cash holding. Dalam hal signifikansi, konstanta mempunyai pengaruh positif-signifikan, Rasio Penggunaan Utang ( LEV ) mempunyai pengaruh negatif-signifkan, Rasio Market-to-Book ( MTB ) mempunyai pengaruh negatif-signifikan, Rasio Modal Kerja Bersih ( NWCNA ) mempunyai pengaruh negatif-signifikan, Rasio Siklus Konversi Kas ( CCC ) mempunyai pengaruh negatif-signifikan, Tingkat Pertumbuhan Gross Domestic Product ( GDPG ) mempunyai pengaruh positif signifikan, dan Indeks Produksi Industri ( INDP ) mempunyai pengaruh negatif-signifikan.
Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan 1x penggunaan utang ( LEV ) akan menurunkan cash holding perusahaan sebesar 0.0315. Hasil ini sesuai dengan pecking order theory dan free cash flow theory yang mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi jumlah kas yang dipegang karena memiliki kemampuan untuk mendapatkan Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan 1x penggunaan utang ( LEV ) akan menurunkan cash holding perusahaan sebesar 0.0315. Hasil ini sesuai dengan pecking order theory dan free cash flow theory yang mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi jumlah kas yang dipegang karena memiliki kemampuan untuk mendapatkan
Apabila terjadi kenaikan 1x rasio market-to book/growth opportunity ( MTB ) akan menurunkan cash holding perusahaan sebesar 0.0206. Hasil ini sesuai dengan free cash flow theory yang mengatakan bahwa perusahaan
dengan kesempatan investasi yang tinggi akan menggunakan kas tersebut untuk berinvestasi pada aset yang memberikan return tinggi dan NPV positif. Apabila terjadi kenaikan 1x modal kerja bersih ( NWCNA ) akan menurunkan cash holding perusahaan sebesar 0.0806. Hasil sesuai dengan trade-off theory, pecking order theory, dan penelitian sebelumnya yang dilakukan di berbagai negara seperti Opler et al (1999) di Amerika, Ozkan dan Ozkan (2004) di Inggris, dan Islam (2012) di Pakistan, dimana modal kerja bersih dapat dianggap sebagai aset likuid-non kas yang dapat menjadi subtitusi kas. Jika suatu saat perusahaan membutuhkan kas, modal kerja bersih ini bisa dikonversi secara cepat dan dengan biaya yang murah.
Apabila terjadi kenaikan 1x siklus konversi kas ( CCC ) akan menurunkan cash holding perusahaan sebesar 0.0001. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bigelli dan Vidal (2012) pada perusahaan swasta di Italia, dimana ketika perusahaan memiliki siklus konversi kas lebih panjang, akan meningkatkan saldo kasnya. Hasil penelitian pada perusahaan manufaktur Indonesia justru menunjukan bahwa ketika siklus konversi kas meningkat, perusahaan memegang kas lebih sedikit. Hal itu diakibatkan karena kemampuan perusahaan untuk mendapatkan kas dari kegiatan operasionalnya menjadi lebih panjang, sehingga tingkat nominal kas yang dimiliki perusahaan menjadi lebih sedikit atau turun.
Apabila terjadi kenaikan 1% tingkat pertumbuhan Gross Domestic Product ( GDP G ) akan meningkatkan cash holding perusahaan sebesar 0.0055, dan apabila terjadi kenaikan 1% indeks produksi industri ( INDP ) akan menurunkan cash holding perusahaan sebesar 0.0008.
Hasil temuan variabel karakteristik perusahaan dan makro ekonomi yang signifikan yaitu LEV, MTB, NWCNA, CCC, GDPG, dan INDP sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh: Ozkan dan Ozkan (2004), Ferreira dan Vilela (2004), Bigelli dan Vidal (2011), Datta dan Jia (2012), Gill dan Shah (2012), Islam (2012), Al-Najjar (2013) dan Baum et al (2006).
Tabel 4.24 Rangkuman Hasil Penelitian
No Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
1 Pengaruh karakteristik Karakteristik perusahaan memiliki pengaruh perusahaan terhadap
terhadap kebijakan cash holding perusahaan kebijakan cash holding
manufaktur di Indonesia, yang diwakili oleh perusahaan manufaktur di
variabel Rasio Penggunaan Utang ( LEV ), Indonesia
Rasio Market-to-Book ( MTB ), Rasio Modal Kerja Bersih ( NWCNA ), Rasio Siklus Konversi Kas ( CCC ) dan Size .
2 Pengaruh makro ekonomi Makro ekonomi memiliki pengaruh terhadap terhadap kebijakan cash
kebijakan cash holding perusahaan holding perusahaan
manufaktur di Indonesia, yang diwakili oleh manufaktur di Indonesia
variabel Tingkat Produksi Industri ( INDP ). 3 Pengaruh karakteristik
Karakteristik perusahaan dan makro perusahaan dan makro