Analisis Pengaruh Karakteristik Perusaha. pdf

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH KARATERISTIK PERUSAHAAN DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP KEBIJAKAN CASH HOLDING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 SKRIPSI

ESHANY ASHILA 1206315424

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN JAKARTA JANUARI 2015

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH KARATERISTIK PERUSAHAAN DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP KEBIJAKAN CASH HOLDING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

ESHANY ASHILA 1206315424

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN JAKARTA JANUARI 2015

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Eshany Ashila NPM

: 1206315424 Tanda Tangan :

Tanggal : 12 Januari 2015

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama

: Eshany Ashila

NPM

Program Studi

: Ekstensi Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Makro Ekonomi Terhadap Kebijakan Cash Holding Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Rahmat Aryo Baskoro, S.E., M.M. ( )

Penguji : Fajar Trijatmiko, S.E., M.M. ( )

Penguji : R. Nugroho Purwantoro, S.E., M.M. ( )

Ditetapkan di: Jakarta Tanggal: Januari 2015

iii

KATA PENGANTAR

Segala Puji Kehadirat Allah SWT atas segala berkah, karunia, kemudahan, serta anugerah-Nya yang selalu diberikan kepada Penulis, sehingga mampu menyelesaikan Tugas Karya Akhir yang be rjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Makro Ekonomi Terhadap Kebijakan Cash Holding Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 ” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Manajemen pada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dorongan serta saran dari berbagai pihak dalam penyusunan Skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya Penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Ayah Muhammad Imanuddin, Ibu Novida Susanti dan Dwiky Febian. Terima kasih atas doa, kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang tidak terhenti kepada Penulis selama masa perkuliahan ini. Terima kasih atas segala nasehat dan saran yang akan selalu diingat oleh Penulis. Kalian adalah alasan utama bagi Penulis untuk selalu berusaha menjadi dan

memberikan yang terbaik dalam hal apapun. Semoga Skripsi ini bisa membanggakan kalian.

2. Mas Rahmat Aryo Baskoro SE., MM., selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih telah menjadi dosen yang menyenangkan selama masa perkuliahan di Ekstensi FEUI. Terima kasih atas kesabaran dan kesempatan waktunya dalam membantu Penulis selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua saran dan kritik yang membangun, yang menyadarkan Penulis untuk terus belajar. Terima kasih atas semangat dan ilmu yang telah dibagi kepada Penulis. Sukses selalu, Mas! PS: And you’re always gonna be around us, rite? 

3. Bapak Fajar Trijatmiko SE., MM dan Bapak R. Nugroho Purwantoro SE., MM., selaku Dosen Penguji. Terima kasih telah memberikan masukan- masukan kepada Penulis dan Skripsi ini.

iv

4. Bapak Dean Yulindra Affandi M.Sc. Terima kasih atas ilmu, waktu, dan pengalaman berharga yang telah dibagi kepada Penulis. Terima kasih telah menjadi seseorang yang sangat inspiratif, sabar, baik, dan menyenangkan selama masa perkuliahan dari Vokasi hingga saat ini. Sukses untuk studinya di Melbie dan semoga kedepannya kita tetap bisa terus kerja bareng yaa Pak!

5. My non-biological sister , Early Carlia A.R. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik selama 9 tahun ini, sahabat yang selalu sabar, perhatian, dan menyenangkan. Terima kasih atas doa, dukungan, dan semangatnya kepada Penulis kapanpun dan dimanapun.

6. Terima kasih kepada Ririn Ramadhina, Linda Budiyanti, Maula Adini Putri, Anindia Anugrah Putri, Nadia Rahmadani, dan Annisa Noorshadrina yang telah menjadi sahabat paling baik dan setia menemani Penulis dari awal sampai akhir perkuliahan. Juga kepada Mas Dony Febrianto, Mas Rendy Setiawan, Mba Reni Novita, dan teman-teman Manajemen 1 yang selalu, menemani penulis, menjadi teman diskusi dan belajar selama 2.5 tahun ini. I’m definitely gonna miss you , guys .

7. Nurul Ersya Purnamawinny dan Miftahul Ridwan, my happy pills ! With you, I can talk about anything or just sit by your side in complete silence. Thank you for being my besties, traveled down the road and back again .. Sampai bertemu di benua sana! 

8. Dwijo Prayudono, yang telah sangat baik membantu penulis dalam mengumpulkan data ditengah kesibukannya. You’re such a lifesaver!

9. Mas Ajid, Pak Samiun, dan seluruh karyawan sekretariat, perpustakaan, dan administrasi FEUI yang membantu kelancaran selama perkuliahan hingga lulus. Terima kasih.

10. Kepada teman-teman seperjuangan Bank B – Manajemen Keuangan: Karina Khairunisa (Momski), Putri Dwijayanti, Ayunda Caesa, dan Yovan Hadiatma Malikul Mulki. Akhirnya kita bisa melewati dua jenjang pendidikan dari Vokasi & Ekstensi. Sukses selalu untuk pendidikan dan karier yang kalian ambil kedepannya.

11. Terima kasih Rani Agusti, Vora Leolita Islami, Marsha Destianissa, Venny Mantika, Retha Shaumy, Siti Khaerunissa, dan Kristina Riris atas semangat dan perhatian yang terus diberikan kepada penulis. Setelah ini kita liburan bareng lagi yaaa 

12. Teman-teman FEUI. Emil Oktopriandana, Radhi Adhitya, Zulfikar Eka Putra, Frederick Siregar, MGS. Meidino, Cindyartha Aprillia, Mohamad Priyodhya, Laksono Pujiwiyoto, Merah Danna Satria, Dody Agung, Indra Pambayun Siam Sari, Adhitya Eka Putri, dan teman-teman yang lain atas semangat dan doa yang selalu diberikan kepada Penulis.

13. Teman-teman SMAN 21 Jakarta 2009. Debby Eka Saputri, Nina Natasya, Rossy Apriani, Uswatun Khasanah, Sony Patogar, Pandu Adityawirawan, Andrew Agustinus, Mahesa Rizki Perdana, Alifa Nisfiyani, Nadia Bonita, Mourin Valdina, Zhafarina, Dessy Sinambela, M. Dhafin Alfi dan teman- teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

14. COOP CVX Jakarta. Semoga status kita dari COOP bisa berubah jadi Badge Hijau lalu Badge Biru! Aamiin.. Terimakasih Babeh Mentor Pak Herry Ginanjar, Mas Mentor Pandji Setianto, dan PGPA Team untuk 6 bulan yang penuh dengan ilmu, cerita, dan pengalaman yang sangat menyenangkan dan berkesan bagi Penulis. Terima kasih juga untuk Mas Dollar dan Pak Charles yang telah sangat baik dan mendukung Penulis untuk beberapa bulan terakhir sebelum memulai penulisan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 12 Januari 2015

Penulis

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

: Eshany Ashila NPM

: 1206315424 Program Studi : Ekstensi Departemen : Manajemen Fakultas

: Ekonomi Jenis karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-exclusive Royalty-

Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pengaruh Karakteristik Keuangan dan Makro Ekonomi Terhadap Kebijakan Cash Holding Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ( database ), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Jakarta Pada tanggal: 12 Januari 2015 Yang menyatakan

(Eshany Ashila)

vii

ABSTRAK

Nama

: Eshany Ashila

Program Studi

: Ekstensi Manajemen

Judul : Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Makro Ekonomi Terhadap Kebijakan Cash Holding Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi terhadap kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode lima tahun mulai dari 2009 sampai dengan 2013. Pengujian dilakukan dengan model regresi least square. Hasil penelitian ini menemukan bahwa karakteristik perusahaan dan makro ekonomi memiliki pengaruh terhadap kebijakan cash holding .

Kata kunci: Cash holding, karakteristik perusahaan, makro ekonomi, least square

viii

ABSTRACT

Name

: Eshany Ashila

Studie Program

: Extension Management

Title : Analysis of Firm Characteristics and Macroeconomy on Cash Holding Policy in Manufacturing Companies listed in Indonesia Stock Exchange for period 2009-2013.

This research is aimed to analyze of firm characteristics and macroeconomy on cash holding policy in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of five years starting from 2009 up to 2013. The tests were conducted with the least square regression model. The results of this research found that firm characteristics and macroeconomics have influence on the corporate cash holdings.

Keywords: Cash holding, firm characteristics, macroeconomy, least squares

ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Krisis keuangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir baik di negara berkembang maupun negara maju menuntut perusahaan untuk dapat menjaga likuiditasnya. Hal ini penting karena likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan kemampuan untuk mengkonversi

aset menjadi kas secara cepat. 1 Krisis yang terjadi pada tahun 2008 di Amerika memberikan dampak yang cukup besar bagi negara-negara lain dan mengubah

pandangan perusahaan akan pentingnya menjaga likuiditas. Salah satu cara perusahaan untuk menjaga likuiditas adalah dengan menjaga tingkat nominal kas yang dimiliki atau lazim disebut cash holding . Cash holding

merupakan rasio kas dan setara kas dibagi dengan aktiva bersih. 2 Aktiva bersih yang dimaksud adalah total aktiva dikurangi dengan kas dan setara kas. Perusahaan

cenderung meningkatkan tingkat aset likuidnya agar kebutuhan likuiditas tetap dapat terpenuhi. Penelitian mengenai tren peningkatan cash holding sudah dilakukan di beberapa negara. Terdapat bukti empiris yang menunjukan perusahaan di Amerika melipatgandakan cash holding mereka dalam kurun waktu 5 sampai 25 tahun (Bates et al, 2009). Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah kas yang dipegang oleh 500 perusahaan non-finansial terbesar di Amerika, yaitu dari $846 miliar atau sebesar 7.9% dari total asset pada tahun 2008, menjadi $994 miliar atau sebesar 9.8% pada

tahun 2009. 3 Selanjutnya, Datta dan Jia (2012) melakukan penelitian terhadap tren cash holding di beberapa negara maju lainnya seperti Inggris, Australia, Perancis,

Jerman, Kanada, dan Jepang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tren peningkatan cash holding yang cukup signifikan di Inggris, Australia, dan Jerman selama periode 1991-2008. Perancis memiliki peningkatan yang terkecil, sementara

1 Ross et al., 2009. Corporate finance fundamentals, 9 th edition, New York: Mc-Graw Hill 2 Opler et al., 1999. The Determinants and Implications of Corporate Cash Holdings. Journal of Financial Economics, 52, 3-

46 3 Jittery Co pa ies “tash Cash, Wall “treet Jour al, last odified Nove er ,

9, diakses pada August 22, 2014, http://online.wsj.com/news/articles/SB125712303877521763 9, diakses pada August 22, 2014, http://online.wsj.com/news/articles/SB125712303877521763

Penelitian lebih lanjut mengenai cash holding dilakukan oleh Jinkar (2013) yang meneliti tren dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan cash holding di Indonesia, khususnya pada sektor manufaktur. Hasil penelitian menunjukan bahwa Indonesia juga memiliki tren cash holding yang meningkat selama periode 2006- 2011. Peningkatan tren tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh leverage, growth opportunity, net working capital, dan dividen payments . Hal tersebut menunjukan kebijakan cash holding perusahaan manufaktur di Indonesia lebih dipengaruhi oleh kegiatan operasional dan pembiayaan.

Sektor manufaktur merupakan sektor terbesar yang menguasai lapangan usaha di Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebanyak 141 perusahaan atau sebesar 28.78% dari total keseluruhan perusahaan yang listing di BEI seperti pada Tabel 1.1 dibawah berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga Tahun 2014

No

Lapangan Usaha

Jumlah %

1 Agriculture 20 4.08 2 Mining

3 Manufacture 141 28.78

4 Property, Real Estate & Building Construction 55 11.22 5 Infrastructure, Utilities & Transportation

47 9.59 6 Finance

78 15.92 7 Trade, Services & Investments

Sumber: IDX Quarterly Statistics, 1 st Quarter 2014 - Indonesia Stock Exchange (diolah)

Sektor manufaktur menjadi sektor utama pendorong ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional dapat dilihat dari besarnya Produk Domestik Bruto (PDB) yang dimiliki oleh suatu negara. Tabel 1.2 dibawah berikut menunjukan besarnya kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB untuk periode 2009-2013:

Tabel 1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2009-2013 (%)

No Lapangan Usaha

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 15.29 15.29 14.71 14.50 14.43 2 Pertambangan dan Penggalian

3 Industri Pengolahan 26.36 24.80 24.34 23.97 23.70

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.83 0.76 0.75 0.76 0.77 5 Konstruksi

9.90 10.25 10.16 10.26 9.99 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran

13.28 13.69 13.80 13.96 14.33 7 Pengangkutan dan Komunikasi

6.31 6.56 6.62 6.67 7.01 8 Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan

7.23 7.24 7.21 7.27 7.52 9 Jasa-jasa

Produk Domestik Bruto

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik – www.bps.co.id , 2014 (diolah)

Meskipun mengalami penurunan, sektor ini masih memiliki potensi yang sangat besar. Subekti (2012) berpendapat bahwa sektor manufaktur Indonesia saat ini masih dibawah

increasing return to scale 4 , artinya bahwa penambahan input faktor produksi akan menghasilkan penambahan output dengan persentase lebih besar.

Diperkirakan bahwa foreign direct investment (FDI) akan membanjiri Indonesia, terutama pada sektor manufaktur. 5 Perusahaan manufaktur Indonesia menjadi objek

penelitian yang menarik untuk diteliti secara mendalam terkait kinerja setiap sektor dalam menyumbang perekonomian dimasa yang akan datang.

Penelitian pada sektor manufaktur juga dilakukan oleh Islam (2012) yang menganalisis determinasi cash holding pada perusahaan di Bangladesh selama periode 2006-2010. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kebijakan cash holding

pada perusahaan manufaktur di Bangladesh secara utama dipengaruhi oleh current assets, operating income, cash flow, size, short-term debt, total debt, intangible

4 I reasi g, De reasi g, a d Co sta t Retur s to “ ale , A out Edu atio , diakses pada 25 September 2014, http://economics.about.com/cs/studentresources/a/economic_scale.htm

5 FDI i I do esia: A Cha ge i Patter , UBI Busi ess, diakses pada “epte er 2014, http://www.ubibusiness.com/sections/benchmarks/new-blog-entry/#.VCO4HPmSxZg ; I do esia Tarik I vestor Asi g

u tuk “ektor Ma ufaktur , Voi e of A eri a VOA , diakses pada Dese er

http://www.voaindonesia.com/content/indonesia-ingin-tarik-lebih-banyak-investor-asing-untuk-sektor- manufaktur/2436757.html http://www.voaindonesia.com/content/indonesia-ingin-tarik-lebih-banyak-investor-asing-untuk-sektor- manufaktur/2436757.html

Oleh karena itu, dalam tugas karya akhir skripsi ini penulis ingin mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Al-Najjar (2013), Islam (2012) dan Baum et al (2006) dengan mengambil sampel perusahaan pada sektor manufaktur, secara khusus di Indonesia, yang diprediksi akan menjadi penguasa ekonomi dunia bersama dengan Brazil, Cina, India, dan Rusia. Penelitian ini akan menganalisis variabel-variabel apa saja, baik dari sisi karakteristik perusahaan maupun makroekonomi, yang secara signifikan dapat mempengaruhi tingkat cash holding perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

1.2 Pokok Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan tiga pokok permasalahan dari penelitian ini, yakni:

1. Apakah karakteristik perusahaan mempengaruhi kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2013.

2. Apakah makroekonomi mempengaruhi kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2013.

3. Apakah karakteristik perusahaan dan makroekonomi secara simultan mempengaruhi kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2013.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu:

1. Menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2013.

2. Menganalisis pengaruh makroekonomi terhadap kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2013.

3. Menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan makroekonomi secara simultan terhadap kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yang berkaitan sebagai berikut:

1. Bagi Penelitian Memberikan pengetahuan baru tentang kebijakan cash holding serta faktor- faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cash holding perusahaan di industri/sektor lain.

2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kebijakan cash holding perusahaan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang. Selain itu, juga dapat menjadi bahan pertimbangan atau panduan bagi manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijakan cash holding dan hal lain yang harus diperhatikan sebelum, saat, dan setelah kebijakan tersebut dibuat.

3. Bagi Investor Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kebijakan cash holding perusahaan dan dijadikan pertimbangan terkait pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini terdiri atas 117 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.5.2 Periode Penelitian

Periode waktu yang digunakan penelitian ini adalah diambil dari data dan informasi selama periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2013, sehingga rentang periode penelitian sekitar lima tahun.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian mengenai analisis pengaruh faktor-faktor keuangan terhadap kebijakan cash holding pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009- 2013 dibagi dalam lima bab, yakni dengan urutan sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan secara umum mengenai latar belakang penelitian, pokok permasalahan penelitian , tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2: Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai kerangka teori yang berhubungan dengan cash holding , karakteristik perusahaan, makro ekonomi dan tinjauan kepustakaan penelitan terdahulu yang akan penulis gunakan sebagai dasar dalam pemilihan variabel dan melakukan analisis faktor-faktor penentu kebijakan cash holding perusahaan.

Bab 3: Metodologi Penelitian

Bab ini berisi penjelasan mengenai data penelitian, populasi dan sampel penelitian, kerangka penelitian, definisi variabel penelitian, model penelitian, perumusan hipotesis penelitian, tahap-tahap analisis, dan pengujian model secara statistik.

Bab 4: Analisis dan Pembahasan

Bab ini membahas analisis hasil pengolahan data meliputi deskripsi statistik, hasil signifikansi variabel penelitian, dan interpretasi hasil pengujian tersebut sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran

Di dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, terdapat pula beberapa keterbatasan penelitian dan saran dari peneliti yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian-penelitian berikutnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cash Holding

2.1.1 Cash Holding Theories

2.1.1.1 1 Trade-Off Theory

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan dapat memaksimalkan nilai perusahaan dengan mempertimbangkan marginal cost dan marginal benefits dari cash holding . Manfaat dari memegang kas ini diantaranya adalah pertama, dapat mengurangi kemungkinan financial distress jika perusahaan menghadapi kerugian tidak terduga dan kendala dalam pendanaan. Kedua, cash holding juga memungkinkan perusahaan untuk mencapai kebijakan investasi yang optimal meskipun harus menanggung financial constraint . Selain itu, cash holding dapat meminimalkan biaya peningkatan pendanaan dari luar atau biaya mengkonversi aset yang ada (Ferreira dan Vilela, 2004).

Manfaat dari memegang kas ini juga berdasarkan dari dua motif, yaitu transaction minimization dan precautionary motives . Perusahaan akan menyediakan kas ketika peningkatan biaya dan opportunity cost lebih tinggi (Ditmar et a l., 2003; Miller & Orr, 1966; Tobin, 1956). Berdasarkan pengaruh dari asymmetric information pada pengumpulan dana, precautionary motives menyatakan bahwa bahkan ketika perusahaan bisa meningkatkan pembiayaan dari pasar modal, mereka mungkin enggan melakukannya karena adanya market issues . Selanjutnya, Ozkan & Ozkan (2004) berpendapat bahwa perusahaan akan meningkatkan tingkat kas untuk mengarahkan sumber daya keuangan menjadi investasi ketika biaya untuk melakukan pembiayaan dari luar lebih mahal.

Terdapat dua biaya terkait dengan cash holding berdasarkan perilaku manajer, yaitu opportunity cost dan agency cost. Jika keputusan yang diambil manajer sejalan dengan kepentingan pemegang saham maka biaya

1 Modigliani, F., & Miller, M.H. 1958. The cost of capital, corporate finance, and the theory of investment. American Economic Review, 48, 261-297 1 Modigliani, F., & Miller, M.H. 1958. The cost of capital, corporate finance, and the theory of investment. American Economic Review, 48, 261-297

Gambar 2.1 Cost of Holding Cash

Sumber: Ross et al, 2009

Berdasarkan trade-off theory ini, titik optimal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan berada saat marginal value of benefit melebihi marginal value of cost dari tingkat cash holding tertentu.

2.1.1.2 Pecking Order Theory

Teori ini menyatakan bahwa tidak ada titik optimal dari cash holdings perusahaan. Berdasarkan asymmetric information, sebuah perusahaan mengikuti urutan sumber dana dalam pembuatan keputusan pembiayaan perusahaan, dengan maksud untuk meminimalkan biaya-biaya

yang terkait asymmetric information tersebut (Myers dan Maljuf, 1984). Ketika membutuhkan dana untuk keperluan pembiayaan investasi, perusahaan akan memilih untuk menggunakan pendanaan yang dinilai paling murah, yaitu pendanaan internal. Jika keperluan untuk investasi tidak yang terkait asymmetric information tersebut (Myers dan Maljuf, 1984). Ketika membutuhkan dana untuk keperluan pembiayaan investasi, perusahaan akan memilih untuk menggunakan pendanaan yang dinilai paling murah, yaitu pendanaan internal. Jika keperluan untuk investasi tidak

2.1.1.3 Free Cash Flow Theory

Menurut Ross et al., (2009), teori ini menyatakan bahwa identitas arus kas perusahaan terbagi menjadi tiga, yaitu cash flow from assets, cash flow from to creditors , dan cash flow to shareholders . Nilai cash flow from asset akan sama dengan cash flow to creditors ditambah dengan cash flow to shareholders . Hal tersebut menunjukan arus kas perusahaan didapatkan melalui beberapa aktivitas, yaitu dengan utang maupun ekuitas. Sehingga arus kas yang didapatkan dari aset perusahaan, akan dikembalikan lagi kepada kreditur dan pemegang saham.

Tabel 2.1 Cash Flow Summary The Cash Flow Identity

Cash flow from assets = Cash flow to creditors (bondholders) + Cash flow to shareholders (owners)

Cash Flow From Assets Cash flow from assets =

Operating cash flow – Net capital spending – Change in net working capital (NWC)

Where: Operating cash flow =

Earnings before interest and taxes (EBIT) + Depreciation – Taxes

Net capital spending = Ending net fixed assets – Beginning net fixed assets + Depreciation Change in working capital =

Ending NWC – Beginning NWC

Cash Flow to Creditors (Bondholders)

Cash flow to creditors = Interest paid – Net new borrowing

Cash Flow to Shareholders (Owners)

Cash flow to shareholders = Dividends paid – Net new equity raised

Sumber: Ross et al., 2009

Selain itu, Jensen (1986) dan Opler (1999) berpendapat bahwa bahwa masalah akan timbul jika perusahaan memiliki free cash flow dalam jumlah besar. Pada umumnya, shareholder mengharapkan kelebihan kas tersebut didistribusikan kepada shareholder dalam bentuk dividen, sementara pihak manajemen lebih menginginkan menahan kas tersebut dengan alasan keperluan pendanaan proyek-proyek tertentu. Namun, Selain itu, Jensen (1986) dan Opler (1999) berpendapat bahwa bahwa masalah akan timbul jika perusahaan memiliki free cash flow dalam jumlah besar. Pada umumnya, shareholder mengharapkan kelebihan kas tersebut didistribusikan kepada shareholder dalam bentuk dividen, sementara pihak manajemen lebih menginginkan menahan kas tersebut dengan alasan keperluan pendanaan proyek-proyek tertentu. Namun,

2.1.1.4 Agency Theory

Menurut Jensen (1976), teori ini menjelaskan sebuah hubungan kontrak antara pemilik sumber daya ( principals ) dengan pengelolanya ( agents ) dalam bisnis, seperti pemegang saham dengan manajer dan antara pemberi hutang dengan pemegang saham. Terdapat dua masalah yang timbul dari agency theory , yaitu ketika keinginan atau tujuan dari prinsipal dan agen saling bertentangan. Teori ini tidak hanya mensyaratkan bahwa hubungan prinsipal dan agen harmonis. Sebaliknya, bahkan sering kali dihubungkan dengan conflict of interest . Selain itu, agency problem juga terjadi ketika prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko. Misalnya, saat perusahaan ingin melakukan investasi yang berisiko dapat sering kali menimbulkan agency cost . Biaya tersebut merupakan biaya yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tujuan dari pemegang saham dan manajemen. Agency cost juga dapat berupa biaya langsung maupun biaya tidak langsung.

Cara menggunakan kepemilikan kas internal adalah sebuah keputusan penting dalam konflik antara pemegang saham dan manajer. Masalah hubungan agensi meningkatkan keinginan manajemen untuk memegang uang tunai. Sebaliknya, kinerja manajer difokuskan oleh pemegang saham sehingga manajer harus responsif terhadap kas stagnan perusahaan (Talebnia & Darvish, 2012)

2.1.2 Cash Holding Motives

Setiap perusahaan memiliki kebijakan cash holding yang berbeda- beda. Hal ini diakibatkan adanya perbedaan keadaan yang dihadapi oleh perusahaan dan juga motivasi yang berbeda dalam memegang kas.

2.1.2.1 Transaction Motive

Motif ini merupakan model klasik yang biasa digunakan pada literatur-literatur keuangan, seperti Baumol (1952) dan Miller-Orr (1966). Model ini menunjukan bahwa jumlah permintaan optimal untuk kas terjadi ketika sebuah perusahaan memperhitungkan biaya transaksi yang dihubungkan dengan konversi aset keuangan non-kas dan penggunaan kas tersebut untuk melakukan pembayaran. Selain itu, perusahaan dapat memenuhi kebutuhannya yang terjadi karena kegiatan bisnis (Damodaran, 1997). Dengan adanya economies of scale pada motif ini, perusahaan besar diekspektasikan memegang kas lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hipotesis tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mulligan (1997).

2.1.2.2 Precautionary Motive

Salah satu tujuan perusahaan memegang kas adalah untuk bertahan jika ada adverse shock ketika akses untuk mendapatkan pembiayaan dari luar memakan biaya yang cukup besar (Damodaran, 1997). Konsisten dengan hal tersebut, Opler et al (1999) juga berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki akses terbatas untuk pembiayaan eksternal dan arus kas yang lebih berisiko, memegang kas lebih banyak. Motif ini juga mengusulkan bahwa perusahaan dengan kesempatan investasi yang baik, memegang kas lebih banyak karena adverse shock dan financial distress lebih memakan biaya bagi perusahaan. Prediksi tersebut didukung dengan menggunakan market-to-book ratio dan R&D expenditure sebagai proksi dari kesempatan investasi (Opler et al , 1999).

Penelitian oleh Almeida et al (2004) menemukan bahwa motif ini terutama berlaku pada perusahaan yang terbatas secara finansial dimana mereka lebih memilih untuk melakukan investasi dalam bentuk kas dari arus kas mereka, dan sebaliknya bagi perusahaan yang tidak terbatas secara finansial. Han dan Qiu (2007) kemudian mengembangkan model ini lebih jauh untuk menganalisis distribusi arus kas berkelanjutan. Secara teoritis bagi perusahaan yang memiliki keterbatasan finansial, peningkatan Penelitian oleh Almeida et al (2004) menemukan bahwa motif ini terutama berlaku pada perusahaan yang terbatas secara finansial dimana mereka lebih memilih untuk melakukan investasi dalam bentuk kas dari arus kas mereka, dan sebaliknya bagi perusahaan yang tidak terbatas secara finansial. Han dan Qiu (2007) kemudian mengembangkan model ini lebih jauh untuk menganalisis distribusi arus kas berkelanjutan. Secara teoritis bagi perusahaan yang memiliki keterbatasan finansial, peningkatan

2.1.2.3 Tax Motive

Tingkat cash holding juga bisa dipengaruhi oleh insentif pajak. Motif ini dieskplorasi oleh Foley et al (2007) yang menemukan bahwa perusahaan Amerika menyimpan kas lebih besar jika pengembalian pendapatan luar negeri dikenakan pajak. Hal ini khususnya berlaku pada afiliasi yang memiliki konsekuensi pajak repatriasi yang tinggi. Sehingga perusahaan multinasional lebih cenderung untuk mengakumulasi kas mereka.

Selain pajak repatriasi, perusahaan juga harus memperhatikan dampak pajak dividen ganda. Ketika uang ditransfer dari perusahaan ke pemegang saham dalam bentuk dividen, pendapatan biasanya dikenakan pajak tiga kali, yaitu pertama pada akhir tahun ketika perusahaan harus membayar pajak penghasilan, kedua ketika laba setelah pajak diberikan kepada para pemegang saham, dan terakhir ketika perusahaan harus membayar pajak penghasilan atas dividen. Untuk menghindari pajak dividen tambahan, biasanya perusahaan lebih memilih untuk memegang kas daripada harus membayarnya ke pemegang saham.

2.2 Teori Faktor Karakteristik Perusahaan

Faktor karakteristik perusahaan adalah faktor berupa perhitungan kuantitatif yang berasal dari sisi kinerja keuangan perusahaan. Faktor ini didapat dari laporan keuangan perusahaan setiap periodenya. Terdapat lima kelompok utama yang menjadi tolak ukur kinerja perusahaan (Ross et al., 2009), yaitu:

1. Likuiditas, merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk mengkonversi aset-aset yang dimilikinya menjadi kas secara cepat. Rasio yang digunakan untuk menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan adalah current ratio, quick ratio, cash ratio, net working capital, net working capital to total asset, dan interval measure.

2. Solvabilitas, merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau melihat porsi pendanaan yang digunakan oleh perusahaan, baik dengan utang dan ekuitas. Rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung sisi solvabilitasnya adalah debt ratio, debt to equity ratio, equity multiplier, long-term debt ratio, time interest earned, dan cash coverage ratio .

3. Profitabilitas, merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan/keuntungan dari kegiatan operasionalnya atau kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan keuntungan. Rasio yang digunakan untuk menggambarkan sisi profitabilitas perusahaan adalah gross profit margin, net operating profit margin, net profit margin, return on asset, dan return on equity.

4. Asset Turnover , merupakan kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan atau menggunakan aset dan sumber daya yang dimilikinya dalam kegiatan operasionalnya. Rasio yang digunakan adalah total asset turnover, fixed asset turnover, inventory turnover, days sales outstanding, days payable outstanding, days inventory held, dan net working capital turnover .

5. Market Value, merupakan kemampuan perusahaan yang dinilai oleh investor di pasar keuangan/modal. Penilaian berdasarkan kinerja dari perusahaan itu sendiri. Rasio yang digunakan adalah price to earning ratio, price to book value atau market to book value, earning per share, dan price to sales .

2.2.1 Penelitian Mengenai Karakteristik Perusahaan

Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan faktor karakteristik perusahaan sebagai variabel yang diujikan dalam penelitian, antara lain:

1. Al-Najjar (2013) menggunakan faktor karakteristik perusahaan dalam penelitiannya yaitu variabel Rasio Penggunaan Utang ( Leverage ), Pembayaran Dividen ( Dividend Payout Ratio ), Rasio Profitabilitas Perusahaan ( Return On Equity ), Rasio Likuiditas Perusahaan ( Liquidity ) dan Total Aset ( Size ). Hasil penelitian ini menunjukan kelima variabel

tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan cash holding di Brazil, Rusia, India, dan Cina.

2. Islam (2012) menggunakan faktor karakteristik perusahaan dalam penelitiannya yaitu Nilai Aset Lancar ( Current Asset ), Arus Kas ( Cash Flow ), Volatilitas Arus Kas ( Volatility of Cash Flow ), Nilai Kewajiban Lancar ( Short-Term Debt ), Total Kewajiban ( Total Debt ), Rasio Penggunaan Utang ( Leverage ), Aset Berwujud ( Tangibility ), Aset Tidak Berwujud ( Intangible Asset ), Market-to-Book ( MTB ), Tobin’s, Total Aset ( Size ), Rasio Modal Kerja Bersih ( NWC ), Pembayaran Dividen ( Dividend Payout Ratio ), dan Pendapatan Operasional ( Operating Income ). Hasil penelitian ini menunjukan variabel current asset, cash flow, size, short-term debt, total debt, intangible asset, leverage, tangibility dan operating income memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan cash holding perusahaan manufaktur di Bangladesh.

3. Gill dan Shah (2012) menggunakan faktor karakteristik perusahaan dalam penelitiannya yaitu Market-to-Book ( MTB ), Arus Kas ( Cash Flow), Rasio Modal Kerja Bersih Perusahaan ( NWC ), Rasio Penggunaan Utang ( Leverage ), Total Aset ( Size ), Pembayaran Dividen ( Dividend Payout Ratio ), Board Size, CEO duality , dan industry dummy . Hasil penelitian menunjukan bahwa Market-to-Book ( MTB ), Arus Kas ( Cash Flow), Rasio Modal Kerja Bersih Perusahaan ( NWC ), Total Aset ( Size ), Pembayaran Dividen ( Dividend Payout Ratio ), Board Size, dan CEO duality memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan cash holding perusahaan manufaktur dan jasa di Kanada.

4. Datta dan Jia (2012) menggunakan faktor karakteristik perusahaan dalam penelitiannya yaitu Volatilitas Arus Kas ( Volatility of Cash Flow ), Total Aset ( Size ), Market-to-Book ( MTB ), Rasio Penggunaan

Utang ( Leverage ), Arus Kas ( Cash Flow ), Rasio Modal Kerja Bersih Perusahaan ( NWC ), Rasio Pengeluaran Modal ( Capital Expenditure ), Biaya Riset & Pengembangan ( R&D Expense ), dan Pembayaran Dividen ( Dividend Payout Ratio ). Hasil penelitian menunjukan bahwa net working capital, R&D expense, volatility of cash flow, dan MTB memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan cash holding perusahaan non-keuangan di Amerika, Inggris, Kanada, Australia, Jerman, Perancis, dan Jepang.

5. Bigelli dan Vidal (2011) menggunakan faktor karakteristik perusahaan dalam penelitiannya yaitu Total Aset ( Size ), Volatilitas Arus Kas ( Risk ), Tingkat Pajak Perusahaan ( Effective Tax Rate ), Tingkat Pertumbuhan ( Growth Opportunity ), ( Financing Deficit ), Pembayaran Dividen ( Dividend Payout Ratio ), Rasio Siklus Konversi Kas Perusahaan Tahunan ( CCC ), Utang Bank ( Bank Debt ), Rasio Modal Kerja Bersih Perusahaan ( NWC ), dan Biaya Riset & Pengembangan ( Cost of R&D ). Hasil penelitian menunjukan bahwa size, cash flow, dan effective tax rate memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan cash holding perusahaan swasta di Italia.

6. Ferreira dan Vilela (2004) menggunakan faktor karakteristik perusahaan dalam penelitiannya yaitu Pembayaran Dividen ( Dividend Payout Ratio ), Market-to-Book ( MTB ), Rasio Modal Kerja Bersih Perusahaan ( NWC ), Rasio Penggunaan Utang ( Leverage ), Total Aset, ( Size ), Volatilitas Arus Kas ( Volatility of Cash Flow ), Arus Kas ( Cash Flow ), dan Jatuh Tempo Utang ( Debt Maturity ). Hasil penelitian menunjukan bahwa MTB, size, leverage, bank debt, dan cash flow memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan cash holding perusahaan non-keuangan di Eropa.

7. Ozkan dan Ozkan (2004) menggunakan faktor karakteristik perusahaan dalam penelitiannya yaitu Arus Kas ( Cash Flow ), Modal Kerja Bersih ( NWC ), Rasio Penggunaan Utang ( Leverage ), Utang Bank ( Bank Debt ), Market-to-Book ( MTB ), Total Aset ( Size ), Volatilitas Arus Kas

( Variability ), dan Pembayaran Dividen ( Dividend ). Hasil penelitian ( Variability ), dan Pembayaran Dividen ( Dividend ). Hasil penelitian

Berdasarkan tujuh penelitian yang sudah dijelaskan diatas, terdapat kesamaan untuk beberapa variabel karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian, antara lain: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Penggunaan Aset dan Rasio Penilaian Pasar.

2.2.2 Hubungan Cash Holding dengan Karakteristik Perusahaan

Setelah memahami tentang karakteristik perusahaan, hubungannya dengan cash holding adalah bahwa dengan karakteristik perusahaan yang tergambarkan melalui smaller size, peluang pertumbuhan yang kuat, dan risiko bisnis yang tinggi, perusahaan cenderung memegang kas lebih banyak. Perusahaan sukses cenderung untuk mengakumulasikan lebih banyak kas dengan perilaku manajer dalam memaksimalkan kekayaaan pemegang saham perusahaan (Opler et al , 1999). Di Jepang, perusahaan dengan adanya kekuatan perbankan yang tinggi cenderung memegang kas lebih banyak (Pinkowitz dan Williamson, 2001).

Sebaliknya, perusahaan besar yang memiliki akses ke pasar modal dan memiliki credit ratings , cenderung memegang kas lebih sedikit (Opler et al , 1999). Hal tersebut juga berlaku pada perusahaan di Eropa, dimana negara yang memiliki pasar modal berkembang perusahaan cenderung untuk memegang kas lebih sedikit sesuai dengan precautionary motive (Ferreira dan Vilela, 2003). Selain itu, negara dengan mekanisme perlindungan investor yang superior juga cenderung untuk memegang lebih sedikit kas (Dittmar et al dan Pinkowitz et al , 2003).

2.3 Teori Faktor Makro Ekonomi

Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi pasar, perilaku dan kinerja perusahaan, serta masyarakat secara keseluruhan. Faktor ini dapat digunakan untuk menganalisis target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, dan tenaga kerja. Model dan prediksi makro Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi pasar, perilaku dan kinerja perusahaan, serta masyarakat secara keseluruhan. Faktor ini dapat digunakan untuk menganalisis target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, dan tenaga kerja. Model dan prediksi makro

Indikator makro ekonomi menunjukan status ekonomi sebuah negara yang bergantung pada area ekonomi tertentu, seperti industri, pasar, tenaga kerja, dan perdagangan. Pemerintah dan sektor swasta menerbitkan indikator ini secara periodik. Indikator makro ekonomi diantaranya, yaitu: suku bunga acuan (BI Rate ), Produk Domestik Bruto (PDB), Indeks Harga Konsumen (IHK), Tingkat Nilai Tukar, Ketenagakerjaan, Penjualan Eceran (Ritel), Neraca Pembayaran, dan Kebijakan Fiskal dan Moneter Pemerintah.

Apabila suatu negara mengalami perlambatan ekonomi karena terjadinya krisis global, menyebabkan pertumbuhan perekonomiannya menurun, investasi melemah, tingkat inflasi menurun, tingkat pengangguran meningkat, tingkat suku bunga menurun, perdagangan saham dan surat berharga lainnya mengalami kelesuan, sehingga semua aset yang ada pada negara tersebut mengalami penurunan nilai (Keown, 2007).

Sebaliknya, apabila suatu negara mengalami percepatan ekonomi karena tingginya ekspansi perekonomian menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat, harga-harga kebutuhan mengalami kenaikan yang tercermin pada tingginya tingkat inflasi, tingkat pengangguran menurun, perdagangan saham dan surat berharga mengalami peningkatan karena membaiknya investasi, sehingga harga semua aset yang ada pada negara tersebut mengalami peningkatan nilai (Keown, 2007).

2.3.1 Penelitian Mengenai Makro Ekonomi

Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan faktor makro ekonomi sebagai variabel yang diujikan dalam penelitian, antara lain:

1. Wang et al (2014) menggunakan faktor makro ekonomi dalam penelitiannya yaitu variabel Consumer Price Index (CPI).

2. Datta dan Jia (2012) menggunakan faktor makro ekonomi dalam penelitiannya yaitu variabel Tingkat Kompetisi Industri ( Industry Competition ), Tingkat Suku Bunga Kredit ( External Financing Cost ), Penyaluran Kredit ( Private Credit ), Kapitalisasi Pasar Saham ( Stock

Market Capitalization ), Kapitalisasi Pasar Obligasi ( Bond Market Capitalization ) dan Gross Domestic Products ( GDP ).

3. Dionne et al (2011) menggunakan faktor makro ekonomi dalam penelitiannya yaitu variabel Consumer Price Index (CPI), Tingkat inflasi, dan Gross Domestic Products (GDP).

4. Ali dan Daly (2010) menggunakan faktor makro ekonomi dalam penelitiannya yaitu variabel Gross Domestic Product (GDP), Tingkat Suku Bunga, Indeks Produktivitas Industri, dan Indeks Harga Saham.

5. Baum et al (2006) menggunakan faktor makro ekonomi dalam penelitiannya yaitu variabel Gross Domestic Product ( GDP ), Indeks Harga Konsumen ( CPI Inflation ), Indeks Produksi Industri ( Industrial Production), dan S&P 500 Share Index.

6. Custodio, Ferreira, Raposo (2005) menggunakan faktor makro ekonomi dalam penelitiannya yaitu variabel Tingkat Pengembalian ( Equity Market Return ), Default Spread, Treasury Bill Rate, dan Term Spread.

Berdasarkan enam penelitian yang sudah dijelaskan diatas, terdapat kesamaan untuk beberapa variabel makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian, antara lain: Indeks Harga Konsumen, Inflasi, Indeks Produksi Industri, dan IHSG.

2.3.2 Hubungan Cash Holding Perusahaan dengan Makro Ekonomi

Setelah memahami tentang makro ekonomi, hubungannya dengan cash holding adalah bahwa kondisi makro ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi keputusan keuangan perusahaan. Hal tersebut ditunjukan dengan kemampuan manajer dalam memprediksi informasi spesifik perusahaan kedepan ketika ekonomi dalam keadaan stabil, dan sebaliknya, kurang akurat ketika keadaan ekonomi tidak stabil. Ketidakpastian kondisi makro ekonomi mempengaruhi keputusan tingkat aset likuid dan alokasi sumber daya yang dimiliki perusahaan. Hal ini secara khusus akan mempengaruhi kemampuan manajer dalam memprediksi arus kas perusahaan Setelah memahami tentang makro ekonomi, hubungannya dengan cash holding adalah bahwa kondisi makro ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi keputusan keuangan perusahaan. Hal tersebut ditunjukan dengan kemampuan manajer dalam memprediksi informasi spesifik perusahaan kedepan ketika ekonomi dalam keadaan stabil, dan sebaliknya, kurang akurat ketika keadaan ekonomi tidak stabil. Ketidakpastian kondisi makro ekonomi mempengaruhi keputusan tingkat aset likuid dan alokasi sumber daya yang dimiliki perusahaan. Hal ini secara khusus akan mempengaruhi kemampuan manajer dalam memprediksi arus kas perusahaan

Bagi perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan cenderung memegang lebih banyak kas ketika ekonomi mengalami resesi. Hal tersebut sesuai dengan trade-off theory dan precautionary motive , dimana perusahaan memiliki biaya short in cash lebih tinggi selama resesi akibat kesulitan untuk masuk ke pasar modal. Selain itu, biaya untuk mengkonversi aset subtitusi kas juga tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang tidak memiliki kesulitan keuangan cenderung memegang kas lebih sedikit karena perusahaan mengambil kesempatan pada saat suku bunga rendah dan tidak terhambat kebijakan kredit yang ketat (Custodio, Ferreira, dan Raposo, 2005).

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dari literatur dan penelitian sebelumnya, berikut adalah pengembangan hipotesis penelitian ini:

H 1 : Faktor karakteristik perusahaan diduga memiliki pengaruh (positif/negatif) terhadap kebijakan cash holding .

H 2 : Faktor makro ekonomi diduga memiliki pengaruh (positif/negatif) terhadap kebijakan cash holding .

H 3 : Faktor karakteristik perusahaan dan makro ekonomi diduga memiliki pengaruh terhadap kebijakan cash holding .

Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian yang Berhubungan dengan Faktor Penentu Kebijakan Cash

Holding yang Telah Dilakukan di Indonesia

No Judul dan Penulis

Hasil 1 Analisis faktor-faktor

Isi

Penelitian ini bertujuan untuk

Hasil penelitian

yang mempengaruhi

menganalisis faktor-faktor yang

menunjukan bahwa

tingkat pemegangan kas

mempengaruhi cash holding

ownership structure,

perusahaan (corporate

perusahaan, menggunakan 148

leverage, dan firm

cash holding ): Studi pada

perusahaan manufaktur yang

size terbukti

perusahaan manufaktur

berpengaruh yang terdaftar pada Bursa pada tahun 2005-2009 sebagai

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

signifikan terhadap Efek Indonesia (BEI) pada sampel. Model Penelitian disusun

cash holding .

periode 2005 – 2009 -

berdasarkan agency theory,

Luqman Arfu Faritsi (2011)

pecking order theory, dan trade- off theory.

2 Analisis Faktor-Faktor

Penelitian ini bertujuan untuk

Hasil penelitian

Penentu Kebijakan Cash

melihat trend dan menganalisis

menunjukan bahwa

Holding Perusahaan

faktor penentu kebijakan cash

kebijakan cash

Manufaktur di Indonesia -

holding perusahaan Rabecca Theresia Jinkar

holding perusahaan manufaktur

manufaktur di (2013)

di Indonesia yang didasarkan

pada agency theory, pecking

Indonesia dipengaruhi

order theory, trade-off theory,

oleh growth

free cash flow theory, dan

opportunity, leverage,

signaling theory. Sampel yang

net working capital,

digunakan adalah perusahaan

dan dividend

manufaktur yang listed di BEI

payment.

periode 2007-2011.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Data Penelitian

Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya bahwa penelitian ini menganalisis pengaruh faktor karakteristik perusahaan dan faktor makro ekonomi terhadap kebijakan cash holding perusahaan. Sehingga data yang dibutuhkan untuk penelitian ini antara lain:

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63