Bab II merupakan bab mengenai tinjauan pustaka. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian pengadaan tanah, peraturan pengadaan tanah,
pelepasan hak atas tanah oleh Panitia Pengadaan Tanah PPT, asas musyawarah yang digunakan dalam pengadaan tanah, pemberian ganti
kerugian kepada bekas pemegang hak atas tanah. Bab III membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri
dari gambaran umum lokasi penelitian, faktor-faktor yang menjadi alasan diadakannya pengadaan tanah untuk pembangunan jalan lingkar selatan
Salatiga, pelaksanaan dan penetapan ganti rugi dalam pengadaan tanah untuk pembangunan jalan lingkar selatan Salatiga, kendala yang dihadapi oleh Panitia
Pengadaan Tanah dalam pelaksanaan pengadaan tanah dan upaya mengatasi kendala tersebut.
Bab IV merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pengadaan Tanah 1.
Pengertian Pengadaan
Tanah Pasal 1 ayat 3 Perpres No.36 Tahun 2005 menyebutkan bahwa
pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskanmenyerahkan tanah,
bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah. Sedangkan dalam Pasal 1 Angka 3
Perpres No.65 Tahun 2006 ditegaskan bahwa pengadaan tanah adalah
setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskanmenyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan
benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Latar belakang diadakannya pengadaan tanah antara lain karena
meningkatnya pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah sehingga pengadaannya perlu dilakukan secara cepat dan transparan
dengan tetap memperhatikan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah. Selain itu, karena pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan yang diatur dalam Keppres No.55 Tahun 1993 sudah tidak sesuai lagi dengan landasan hukum dalam melaksanakan pembangunan
untuk kepentingan umum. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum oleh PemerintahPemerintah Daerah dilaksanakan dengan cara pelepasanpenyerahan hak atas tanah. Sedangkan pengadaan tanah selain
bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh PemerintahPemerintah Daerah dilakukan dengan cara jual beli, tukar
menukar atau cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pelepasanpenyerahan hak atas tanah tersebut dilakukan
berdasarkan prinsip kehormatan terhadap hak atas tanah yaitu pemberian ganti rugi. Dengan demikian pengertian dari pengadaan tanah mempunyai
3 tiga unsur yaitu :
20
1. Kegiatan untuk mendapatkan tanah, dalam rangka pemenuhan lahan pembangunan untuk kepentingan umum;
2. Pemberian ganti rugi kepada yang terkena kegiatan pengadaan tanah; 3. Pelepasan hubungan hukum dari pemilik tanah kepada pihak lain.
Dalam pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum dapat dilakukan dengan penyerahanpelepasan dengan didahului
memberikan ganti kerugian dan pencabutan. Oleh karena itu, prosedur hukum pengadaan tanah harus disertai dengan pelepasanpenyerahan hak
dari pemegang hak atas tanah kepada pihak lain. Pelepasan hak itu sendiri bisa berupa jual beli, penyerahan, hibah atau pencabutan. Namun yang
berlaku untuk pengadaan tanah untuk kepentingan umum hanya berupa pelepasan hak dalam arti penyerahan dengan imbalan ganti rugi dan
pencabutan hak setelah musyawarah tidak menemukan kata sepakat. Sedangkan hibah tanah untuk pembangunan kepentingan umum selama ini
bisa dikatakan belum pernah terjadi walaupun sebetulnya tidak dilarang oleh
20
Mudakir Iskandar Syah, Dasar-Dasar Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Umum, Jakarta : Jala Permata, cetakan 1, 2007, hal.2
aturan yang ada apabila seseorang menghibahkan tanahnya untuk pembangunan kepentingan umum.
Pengadaan tanah dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan yaitu :
21
1. Hanya dapat dilakukan apabila berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan terlebih dahulu;
2. Apabila belum ditetapkan rencana tata ruang wilayah, maka didasarkan pada rencana tata ruang wilayahkota yang telah ada;
3. Apabila tanah telah ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan pembangunan berdasarkan surat keputusan penetapan lokasi yang ditetapkan oleh
GubernurWalikotaBupati, maka bagi siapa saja yang akan melakukan pembelian tanah, terlebih dahulu harus memperoleh persetujuan tertulis
dari BupatiWalikotaGubernur sesuai dengan kewenangannya.
2. Asas-asas Umum Pengadaan Tanah Dalam kegiatan pengadaan tanah tersangkut kepentingan 2 dua