Mendaftarkan dan Mengesahkan Akta di Bawah Tangan

maupun ke dalam, maka selanjutnya para pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut menghadap PPAT guna disahkannya perjanjian yang telah mereka sepakati sebelumnya agar akta di bawah tangan tersebut menjadi suatu akta yang otentik. Pasal 1869 KUH Perdata menentukan batasan akta PPAT yang mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan dapat terjadi jika tidak memenuhi ketentuan untuk lahir Akta Otentik karena : 1 Tidak berwenangnya Pejabat Umum yang bersangkutan. 2 Tidak mempunyai Pejabat Umum yang bersangkutan. 3 Cacat dalam bentuknya. Meskipun demikian, akta seperti itu tetap mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan jika akta tersebut ditanda tangani oleh para pihak.

3. Memberikan Nasehat Hukum dan Penjelasan Undang-undang kepada Para Pihak.

Di sini seorang PPAT karena merupakan pejabat umum, maka karena kedudukannya harus menjelaskan akibat yang timbul dari undang-undang. Di samping semuanya itu PPAT harus menjelaskan tentang perbuatan yang tidak diperbolehkan menurut undang-undang yang berlaku. Mengenai hal tersebut di atas G.H.S. Lumban Tobing, S.H., berpendapat sebagai berikut : PPAT juga memberikan nasehat hukum dan penjelasan mengenai undang-undang kepada pihak yang bersangkutan. Juga sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, menurut kenyatannya tugas bersamaan dengan perkembangan waktu yang telah pula berkembang sebagaimana itu sekarang ini, tegasnya sebagaimana menurut undang-undang dan PPAT yang menurut sebenarnya dan tugas yang harus di jalankannya, yang diletakkan kepada oleh undang-undang sangat berbeda sekali dengan tugas yang dibebankan kepadanya oleh masyarakat di dalam praktek, sehingga sulit untuk memberikan definisi yang lengkap mengenai tugas dan pekerjaan PPAT. Dalam membuat akta–akta tersebut PPAT berwenang untuk memberikan penyuluhan ataupun saran-saran hukum kepada para pihak tersebut. Akta yang dibuat oleh atau dihadapan PPAT tersebut harus menurut bentuk yang sudah ditetapkan, dan tata cara prosedur yang sudah ditetapkan.

C. Upaya Hukum Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT yang Dijatuhi Sanksi Administratif.

Institusi Pejabat pembuat Akta Tanah PPAT telah ada sejak tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1961 tentang pendaftaran tanah dengan istilah pejabat saja, yang dimaksud pejabat adalah PPAT disebutkan dalam Peraturan Menteri Agraria nomor 11 Tahun 1961 tentang Bentuk Akta. Dalam membuat akta, seorang PPAT harus memenuhi syarat- syarat yang telah ditentukan peraturan perundang-undangan agar akta nya tetap berlaku otentik. Ketentuan tersebut secara khusus diatur