Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

b. Pasal 11 ayat 1 “Di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan wajib dicantumkan : 1 nama dan identitas pemegang dan pemberi hak tanggungan 2 domisili pihak-pihak sebagaimana dimaksud ayat 1 dan apabila di antara diantara mereka ada yang berdomisili pilihan di luar Indonesia, dan dalam domisli pilihan itu tidak dicantumkan, kantor PPAT tempat pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dianggap sebagai domisili yang di pilih 3 penunjukan secara jelas utang atau utang-utang yang dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1; 4 nilai tanggungan; 5 uraian yang jelas mengenai Hak Tanggungan c. Pasal 13 ayat 2 “selambat-lambangnya 7 tujuh hari kerja setelah penandatangan Akta Pemberian Hak Tanggungan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2, PPAT wajib mengirimkan Akta Pemberian hak Tanggungan yang bersangkutan dan warkah lain kepada kantor Pertanahan. d. Pasal 15 ayat 1 “Surat kuasa pembebanan Hak tanggungan wajib dibuat dengan akta atau Akta PPAT dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1 tidak memuat kuasa untuk melakukan pebuatan hukum lain daripada membebankan hak tanggungan. 2 Tidak memuat kuasa substitusi; 3 Mencantumkan secara jelas objek hak tanggungan jumlah utang dan nama serta identitas kreditornya, nama dan identitas debitor apabila debitor bukan pemilik hak tanggungan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

a. Pasal 62 “PPAT yang dalam melaksanakan tugasnya mengabaikan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40, serta ketentuan petunjuk yang di berikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk dikenakan tindakan administratif berupa teguran tertulis sampai pemberhentian dari jabatannya sebagai PPAT, dengan tidak mengurangi kemungkinan dituntut ganti kerugian oleh pihak-pihak yang menderita kerugian yang diakibatkan oleh diabaikannya ketentuan-ketentuan tersebut.” b. Pasal 38 ayat 1 “ Pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1 dihadiri oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi yang memenuhi syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam perbuatan hukum itu.” c. Pasal 39 1 PPAT menolak untuk membuat akta jika : a. mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun, b. mengenai bidang tanah yang belum diatur, kepadanya tidak disampaikan ; 1 surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 aayat 1 atau surat keterangan kepala desakelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut sebagaiman dimaksud dalam Pasal 24 ayat 2 dan ; 2 surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersertifikat dari Kantor Pertanahan, atau untuk tanah yang terletak didaerah yang jauh dari kedudukan kantor Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh kepala desakelurahan; atau c. salah satu pihak yang akan melakukan perbuatan hkum yang bersangkutan atau salah satu saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian atau d. salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu kuasa mutlak yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak;atau e. untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperolehizin pejabat atau instansi yang berwenang,