Unsur-unsur Identitas Etik yang Diungkapkan oleh Bank Muamalat

4.2. Unsur-unsur Identitas Etik yang Diungkapkan oleh Bank Muamalat

Subbab ini akan menjelaskan keberadaan nilai-nilai identitas etik yang ada dalam laporan tahunan bank syariah. Selain itu, pada subbab ini akan dibahas bagaimana cara yang dilakukan oleh bank syariah dalam mengungkapkan nilai- nilai identitas etik dalam laporan tahunannya.

Laporan tahunan Bank Muamalat terdiri atas 513 halaman termasuk halaman sampul depan dan sampul belakang serta halaman daftar isi. Laporan tahunan Bank Muamalat dibagi menjadi laporan manajemen dan laporan keuangan. Tidak seperti kebanyakan bank di Indonesia yang hanya menyajikan laporan tahunan dengan satu bahasa (bahasa Indonesia), laporan tahunan Bank Muamalat secara keseluruhan disajikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pesan yang ingin disampaikan dari pelaporan tersebut yaitu Bank Muamalat ingin agar dirinya dapat diterima oleh masyarakat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu, laporan tahunan pertama tahun 2003 yang dipublikasikan di situs resmi Bank Muamalat sudah menggunakan sistem dua bahasa.

Islam identik dengan bahasa asalnya yaitu bahasa Arab tetapi Bank Muamalat tidak menggunakan bahasa tersebut dalam pelaporan tahunannya. Berdasarkan data laporan tahunan tahun 2014, Bank Muamalat hanya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di negara Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Hal ini terjadi karena Bank Muamalat ingin berkomunikasi dengan baik dan lancar kepada masyarakat Indonesia dengan bahasa kaumnya (bahasa Indonesia). Rasulullah telah menekankan kepada umat Islam identik dengan bahasa asalnya yaitu bahasa Arab tetapi Bank Muamalat tidak menggunakan bahasa tersebut dalam pelaporan tahunannya. Berdasarkan data laporan tahunan tahun 2014, Bank Muamalat hanya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di negara Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Hal ini terjadi karena Bank Muamalat ingin berkomunikasi dengan baik dan lancar kepada masyarakat Indonesia dengan bahasa kaumnya (bahasa Indonesia). Rasulullah telah menekankan kepada umat

“Tidaklah engkau menyampaikan (suatu ilmu) kepada suatu kaum dengan sebuah pembicaraan yang tidak bisa dicapai oleh akal mereka melainkan pasti akan menimbulkan fitnah/kesalahpahaman pada

sebagian mereka.” (HR. Muslim) Kemudahan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ibu tidak akan

didapat apabila Bank Muamalat menggunakan bahasa Arab saja secara keseluruhan dalam laporan tahunannya. Sebab banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti bahasa Arab. Namun demikian, nuansa islami tetap diupayakan oleh Bank Muamalat dalam menyampaikan istilah-istilah dengan menggunakan bahasa Arab dalam laporan tahunan tahun 2014 tersebut.

Penyajian laporan keuangan yang ada di dalam laporan tahunan Bank Muamalat sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam kutipan bagian Tinjauan Keuangan dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 pada halaman 108 berikut.

Seluruh materi laporan disesuaikan dengan kaidah yang tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah dan Pedoman Akuntansi dan Pelaporan untuk Industri Perbankan Syariah (PAPSI) di Indonesia. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 108)

Dasar penyajian laporan keuangan Bank Muamalat secara lebih spesifik dijelaskan Catatan Atas Laporan Keuangan. Berikut adalah kutipan Catatan Atas Laporan Keuaangan halaman 312.

Laporan keuangan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yaitu PSAK No. 101 (Revisi 2011) “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102 (Revisi 2013) “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 104 ”Akuntansi Istishna”, PSAK

No. 105 “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106 “Akuntansi Musyarakah”, PSAK No. 107 “Akuntansi Ijarah” dan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia

(PAPSI revisi 2013), Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP- 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 312)

Laporan tahunan tahun 2014 Bank Muamalat menyatakan bahwa penyusunannya telah disesuaikan dengan kaidah-kaidah akuntansi syariah di Indonesia. Kaidah-kaidah tersebut telah disusun oleh ulama-ulama kompeten di Indonesia yang berada dalam divisi syariah Bank Indonesia, Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS), dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika tidak mengetahui sesuatu. Hal ini termaktub dalam Al Quran surat An Nahl ayat 43-44 yang artinya “...maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui(43), keterangan- keterangan (mu‟jizat) dan kitab-kitab...(44).”

Garis besar pembahasan identitas etik pada laporan tahunan Bank Muamalat dibagi menjadi lima tema atau karakteristik khas. Tema atau karakteristik khas identitas etik pada bank syariah ini mengacu pada penelitian Haniffa dan Hudaib (2007). Kelima tema identitas etik tersebut antara lain (1) Islam sebagai filsafat dan nilai-nilai dasar; (2) penyediaan produk dan jasa yang bebas bunga; (3) pembatasan penawaran transaksi-transaksi yang diterima secara islami; (4) fokus pada tujuan-tujuan pembangunan dan sosial; dan (5) ulasan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Pembahasan identitas etik pada bank syariah dalam penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014. Teknik analisis yang digunakan untuk menguraikan identitas etik yang ideal dan identitas etik yang ditampilkan dalam laporan tahunan adalah analisis semiotika. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dalam kehidupan manusia yang dalam hal ini berupa laporan tahunan sebagai hasil dari kegiatan pelaporan akuntansi. Makna dibalik identitas etik yang disampaikan oleh Bank Muamalat dalam laporan tahunannya dapat diketahui melalui analisis semiotika.

4.2.1. Islam sebagai Filsafat dan Nilai-nilai Dasar

Islam mempunyai makna berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya. Kata Islam berasal dari bahasa Arab “aslama-yuslimu-islaman” yang secara ke bahasaan berarti “keselamatan”. Keselamatan di sini bermakna Islam merupakan satu-satunya agama yang direstui oleh Sang Maha Pencipta, Allah Subhanahu wa taala.

Islam mengajarkan manusia bahkan seluruh makhluk untuk hanya tunduk dan patuh kepada Allah, karena Dia-lah satu-satunya zat yang berhak disembah. Kepatuhan kepada Allah-lah yang akan membawa manusia dari kehidupan dunia hingga akhirat dengan selamat. Sebaliknya, manusia yang tidak tunduk kepada Allah tidak akan selamat ketika di akhirat nanti, meskipun dia melakukan amal kebaikan apalagi jika berbuat kerusakan ketika hidup di dunia.

Manusia merupakan salah satu makhluk atau ciptaan Allah yang hidup di bumi. Manusia dikaruniai tubuh yang paling sempurna beserta akal pikiran oleh

Sang Pencipta agar dapat mengelola bumi (menjadi khalifah) dan beribadah kepada Allah. Sebagai bentuk kasih sayang-Nya, Allah menurunkan petunjuk berupa Al Quran sebagai kitab penutup dan penyempurna kitab-kitab sebelumnya melalui manusia pilihan-Nya (Rasul-Nya).

Istilah Islam yang berasal dari bahasa Arab diperkenalkan oleh seorang manusia yang berasal dari Arab tepatnya dari Suku Quraish. Manusia pilihan tersebut yang lahir di Mekah pada tanggal 20 April tahun 570 bernama Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Orang yang mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad disebut sebagai seorang muslim.

Manusia memiliki tiga naluri yang harus dipenuhi dalam hidupnya. Tiga naluri tersebut antara lain naluri mempertahankan eksistensi diri, naluri berkasih sayang dan naluri mengagungkan sesuatu. Tiga naluri ini merupakan fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan. Naluri yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya naluri yang ketiga yaitu naluri untuk mengagungkan sesuatu.

Manusia di mana pun ia berada fitrahnya pasti membutuhkan sesuatu untuk diagungkan, didewakan atau dituhankan. Ada manusia yang memuja patung, mendewakan uang, mengagung-agungkan musik, game favorit, merasa kurang/lemah dan membutuhkan hal yang lain, mengucapkan sumpah atas sesuatu, semua merupakan contoh naluri manusia untuk mengagungkan sesuatu. Oleh karena itu, agar naluri ini dapat terpenuhi sekaligus membawa keselamatan maka manusia membutuhkan bimbingan dari Zat yang menciptakan manusia. Allah sebagai Zat yang menciptakan manusia mengetahui apa yang terbaik bagi ciptaan-Nya tersebut.

Agama merupakan sarana penyaluran naluri manusia untuk mengagungkan sesuatu. Seiring perkembangan manusia muncul berbagai macam agama. Masing-masing agama mengklaim sebagai agama yang benar. Namun, untuk mengetahui sebuah agama itu benar atau tidak maka diperlukan pengujian terhadap kitab sucinya. Kitab sucilah yang merupakan satu-satunya yang dapat merepresentasikan sebuah agama.

Islam sebagai agama mempunyai pegangan berupa kitab suci dari Tuhan yang bernama Al Quran. Al Quran berisi 114 surat dan lebih dari enam ribu ayat. Kitab tersebut merupakan kitab yang berisi tanda-tanda (signs) kebesaran Allah yang dapat membuat manusia bertekuk lutut kagum karena kemukjizatannya yang luar biasa. Mungkinkah manusia sekarang yang telah maju dalam dunia sains dan teknologi mau diatur oleh buku yang telah berumur 1400-an tahun? Jawabannya pasti tidak mungkin jika kitab tersebut adalah buatan manusia. Kitab yang bukan berasal dari Tuhan pastilah didalamnya terdapat berbagai macam pertentangan, tetapi tidak dengan Al Quran.

Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab di tanah Arab yang masa itu merupakan zaman sastra dan persyairan. Masyarakat Arab tidak lebih dari masyarakat yang terbelakang jauh dari kemajuan dua peradaban besar yaitu Persia dan Romawi. Namun, masyarakat Arab mempunyai kelebihan di bidang perdagangan dan kesusastraan. Masyarakat Arab pun mengakui bahwa Al Quran mengandung sastra yang terbaik di muka bumi. Bahkan tidak ada yang dapat menandingi kehebatan Al Quran baik dari sisi sastra maupun sains yang Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab di tanah Arab yang masa itu merupakan zaman sastra dan persyairan. Masyarakat Arab tidak lebih dari masyarakat yang terbelakang jauh dari kemajuan dua peradaban besar yaitu Persia dan Romawi. Namun, masyarakat Arab mempunyai kelebihan di bidang perdagangan dan kesusastraan. Masyarakat Arab pun mengakui bahwa Al Quran mengandung sastra yang terbaik di muka bumi. Bahkan tidak ada yang dapat menandingi kehebatan Al Quran baik dari sisi sastra maupun sains yang

Pembahasan makna selanjutnya yaitu mengenai filsafat. Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab falsafat yang aslinya dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kepada pengetahuan atau kebijaksanaan. Dalam KBBI (2008) kata filsafat mempunyai beberapa arti di antaranya pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya; dan teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan aspek pokok yang mampu melahirkan pengetahuan sekaligus mempengaruhi perilaku dari pemakainya.

Padanan kata falsafat dalam bahasa Arab adalah hikmah dan hakim. Kata hikmah dan hakim mempunyai makna pengetahuan atau kebijaksanaan. Namun, tidak semua kata hikmah dan hakim merujuk kepada arti yang sama dengan filsafat sebab kadang kata tersebut dinisbatkan kepada Allah Yang Maha Mempunyai hikmah (Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, 1997). Al Quran banyak mengajak manusia untuk menggunakan akal dalam memikirkan hakikat hidupnya. Oleh sebab itu, filsafat yang dipandu oleh wahyu Tuhan akan berbeda dengan filsafat yang hanya mengandalkan akal pikiran semata.

Nilai mempunyai makna yang dekat dengan filsafat. Kata nilai yang dalam bahasa Inggris berarti value(s) mempunyai arti principles or standards of behaviour. Terjemahan bebas dari frasa tersebut yaitu prinsip atau standar dari sebuah perilaku. Bila kata “nilai” digabungkan dengan kata “dasar” maka akan Nilai mempunyai makna yang dekat dengan filsafat. Kata nilai yang dalam bahasa Inggris berarti value(s) mempunyai arti principles or standards of behaviour. Terjemahan bebas dari frasa tersebut yaitu prinsip atau standar dari sebuah perilaku. Bila kata “nilai” digabungkan dengan kata “dasar” maka akan

Kegiatan ekonomi khususnya dunia perbankan sangat dipengaruhi oleh filsafat dan nilai dasar yang dianut orang-orang didalamnya. Manusia sudah mengenal bank dengan berbagai produk termasuk adanya bunga (interest) sejak ribuan tahun yang lalu. Bank diperkenalkan dan dikuasai oleh orang Yahudi dengan segala filosofi yang bertentangan dengan fitrah manusia. Selain itu, bank termasuk lembaga keuangan yang merupakan salah satu alat dari sistem ekonomi kapitalisme.

Sistem ekonomi kapitalisme merupakan paham ekonomi yang membolehkan penumpukan kapital secara tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalisme sangat memungkinkan terjadinya persaingan yang tidak sehat karena permodalan hanya dikuasai oleh segelintir orang saja yaitu kaum kapitalis. Apalagi sistem ini menekankan pada persaingan bebas di pasar dan tidak membolehkan campur tangan negara dalam perekonomian sehingga menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi. Dampak lain dari penerapan sistem ini yaitu membuat jurang kesenjangan di masyarakat semakin lebar.

Islam merupakan padangan hidup yang memanusiakan manusia. Sebagai agama yang turun langsung dari Tuhan manusia, Islam mempunyai aturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Agama Islam mempunyai panduan tersendiri dalam memandang kegiatan berekonomi dalam hal ini bidang Islam merupakan padangan hidup yang memanusiakan manusia. Sebagai agama yang turun langsung dari Tuhan manusia, Islam mempunyai aturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Agama Islam mempunyai panduan tersendiri dalam memandang kegiatan berekonomi dalam hal ini bidang

Bank syariah merupakan bank yang beroperasi menurut filsafat dan nilai- nilai dasar Islam. Bank syariah selain merupakan lembaga intermediary sebagaimana bank lain juga harus mempunyai identitas etik sebagai sebuah bank yang islami. Refleksi dari identitas etik bank syariah harus turut nampak pada laporan tahunannya. Berikut ini akan diangkat dan diulas aspek Islam sebagai filsafat dan nilai-nilai dasar dari laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014.

4.2.1.1. Visi dan Misi Bank Muamalat

Kata visi dan misi biasanya sering digabung atau digunakan secara bersama-sama. Kedua kata tersebut mempunyai makna yang berdekatan dan saling terkait. Kata visi dalam KBBI (2008) mempunyai arti pandangan atau wawasan ke depan. Visi mempunyai makna gambaran ingin jadi seperti apa seseorang/sekelompok orang atau lembaga di masa depan. Penentuan visi juga bermakna penentukan tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai. Sementara kata misi mempunyai arti hal-hal apa yang harus dilakukan untuk mencapai gambaran masa depan (visi) tersebut. Kalimat visi yang lebih bersifat umum harus diperjelas menjadi kalimat-kalimat misi yang lebih khusus dan bersifat teknis.

Perencanaan merupakan hal yang diperhatikan dalam Islam. Bahkan Islam mengajarkan manusia lebih jauh dari sekadar perencanaan di dunia melainkan harus mempunyai rencana hingga ke negeri akhirat. Rencana yang Perencanaan merupakan hal yang diperhatikan dalam Islam. Bahkan Islam mengajarkan manusia lebih jauh dari sekadar perencanaan di dunia melainkan harus mempunyai rencana hingga ke negeri akhirat. Rencana yang

Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang beroperasi sesuai prinsip syariat Islam harus mempunyai visi dan misi dari filosofi dan nilai dasar Islam. Bagian ini akan mengupas visi dan misi dari objek penelitian Bank Muamalat. Berdasarkan laporan tahunan tahun 2014, Bank Muamalat mempunyai visi yaitu

menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong

Regional Presence ”. Tahun 2014 menjadi tahun pertama dari pencanangan visi dan misi Bank Muamalat tersebut setelah visi misi tahun-tahun sebelumnya dirasa kurang cocok dengan kondisi sekarang dan tantangan yang akan datang.

Visi Bank Muamalat sebelum tahun 2014 (2003-2013) berdasarkan

laporan tahunan adalah “menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan

di pasar spiritual, dan dikagumi di pasar rasional”. Maksud dari visi tersebut disebutkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 bagian Visi dan

Misi halaman 10. Kutipan dari informasi tujuan visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut.

...Dengan Visi tersebut Bank Muamalat berkomitmen untuk terus optimal dalam menggarap pasar emosional maupun rasional. Bank Muamalat akan terus menyongsong trend pertumbuhan perbankan syariah yang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan di masa yang akan datang. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 10)

Istilah pasar emosional atau spiritual dan pasar rasional yang ada di perbankan syariah mengacu pada dikotomi segmen pasar perbankan syariah. Pasar emosional didefinisikan sebagai sekelompok pelanggan yang datang ke perusahaan atau lembaga keuangan syariah dengan didasari oleh motivasi agama Islam. Motivasi-motivasi tersebut seperti pertimbangan halal-haram, kekhawatiran akan riba dan aspek-aspek keagamaan lainnya. Sementara pasar rasional adalah kebalikan dari pasar emosional. Pasar rasional diartikan sebagai sekelompok pelanggan yang sangat sensitif dengan perbedaan harga, variasi produk, bonafiditas lembaga keuangan dan utamanya pada kualitas layanan (Kartajaya & Sula, 2008).

Bank Muamalat beberapa tahun terakhir mulai kewalahan dengan adanya persaingan bank-bank syariah baru yang berdiri di Indonesia. Hal ini karena Bank Muamalat awalnya menetapkan untuk lebih fokus dalam menggarap pasar emosional (spiritual), sedangkan para rivalnya selain menggarap pasar emosional juga gencar menggarap pasar rasional. Selain itu, semakin dekatnya era integrasi ekonomi regional khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015 semakin memperkuat alasan untuk memperbarui visi Bank Muamalat.

Visi Bank Muamalat yang baru adalah menjadi “The Best Islamic Bank and

Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence ”. Visi Bank Muamalat tersebut sejatinya mengandung etika Islam meskipun menggunakan bahasa yang umum.

Makna visi Bank Muamalat yang ingin menjadi bank syariah yang terbaik tersebut sejalan dengan semangat untuk berlomba-lomba dalam berbuat Makna visi Bank Muamalat yang ingin menjadi bank syariah yang terbaik tersebut sejalan dengan semangat untuk berlomba-lomba dalam berbuat

Bank Muamalat dalam rangka merealisasikan visinya telah merumuskan misi yang berisi beberapa poin strategi. Kutipan misi Bank Muamalat dari laporan tahunan tahun 2014 halaman 11 adalah sebagai berikut.

“membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk

memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.” (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 11)

Terdapat sedikitnya tiga hal yang harus dilakukan oleh Bank Muamalat dalam rangka mencapai predikat terbaik berdasarkan misi yang telah dicanangkan. Tiga hal tersebut yaitu menjalankan semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang islami dan profesional, juga mempunyai orientasi investasi yang inovatif. Ketika Bank Muamalat melakukan ketiga hal tersebut akan meningkatkan nilai bank terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sehingga dapat menjadikan Bank Muamalat sebagai bank yang unggul.

Aspek yang pertama dari misi Bank Muamalat yaitu mempunyai semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Semangat Aspek yang pertama dari misi Bank Muamalat yaitu mempunyai semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Semangat

Aspek yang kedua yaitu Bank Muamalat juga harus mempunyai dukungan SDM yang islami dan profesional untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Dua aspek SDM yaitu islami dan profesional harus berjalan beriringan. SDM yang islami saja tetapi tidak atau kurang profesional akan menghambat kinerja perusahaan. Begitu pula SDM yang hanya profesional tetapi tidak islami maka tidak akan mendapatkan keberkahan dari Allah dan tidak sesuai dengan landasan filosofis bank syariah.

Aspek yang ketiga yaitu Bank Muamalat harus mempunyai orientasi investasi yang inovatif. Sebagaimana perusahaan lain yang menjual produk dan jasa, Bank Muamalat juga harus kreatif dan inovatif terutama dalam bidang investasi. Aspek inilah yang dilihat oleh nasabah dan calon nasabah sehingga mempunyai ketertarikan terhadap bank. Dalam hal ini orientasi investasi yang inovatif juga harus sesuai dengan etika Islam.

Kalimat misi Bank Muamalat yang terdapat dalam laporan tahunan tahun 2014 telah menonjolkan etika Islam sebagai bank syariah. Bank Muamalat yang sangat berkaitan dengan urusan harta harus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam bermuamalah, dalam berinvestasi, serta dukungan para karyawan yang harus islami dan profesional. Unsur-unsur dalam kalimat misi tersebut sejalan dengan firman Allah dalam Al Quran surat An Nisa ayat 29 yang artinya sebagai berikut. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. ”

4.2.1.2. Kover Laporan Tahunan

“Don't judge a book by its cover”. Itulah idiom atau ungkapan dalam bahasa Inggris yang biasanya terlintas ketika membicarakan topik berkaitan dengan kover. Terjemahan bebas dari ungkapan bahasa Inggris tersebut adalah

“jangan menilai sebuah buku dari sampulnya”. Kover atau sampul merupakan halaman paling depan yang menjadi muka dari sebuah buku. Kover biasanya

memuat informasi penting yang menjadi identitas dari sebuah buku. Oleh sebab itu, idiom bahasa Inggris tersebut memberi makna bahwa dalam menilai bagus atau tidaknya sebuah buku tidak dapat hanya mengandalkan penilaian dari kovernya saja melainkan isinya juga dipertimbangkan.

Fakta di lapangan terutama di dunia pemasaran menunjukkan hal yang berbeda. Seseorang tidak dapat mengetahui seluruh isi buku ketika pertama kali melihatnya di toko buku misalnya. Oleh karenanya, untuk memutuskan lanjut membaca atau tidak (beli buku atau tidak) biasanya calon pembeli akan menilai Fakta di lapangan terutama di dunia pemasaran menunjukkan hal yang berbeda. Seseorang tidak dapat mengetahui seluruh isi buku ketika pertama kali melihatnya di toko buku misalnya. Oleh karenanya, untuk memutuskan lanjut membaca atau tidak (beli buku atau tidak) biasanya calon pembeli akan menilai

Halaman sampul atau kover sejatinya harus mencerminkan isi buku. Sebab halaman koverlah yang menjadi pandangan pertama dari pembaca. Laporan tahunan merupakan salah satu bentuk publikasi dari suatu organisasi yang disusun dalam bentuk buku. Dalam menyajikan laporan tahunan yang baik, organisasi atau perusahaan juga menempatkan perhatian yang lebih kepada halaman kover. Kover laporan tahunan harus merepresentasikan isi dari laporan yang biasanya disusun oleh praktisi bagian humas sebuah organisasi tersebut.

Laporan tahunan tidak mempunyai panduan penyusunan yang rigid/kaku. Peraturan standar yang sudah ada hanya mengatur bagian laporan keuangan yang berisi kinerja keuangan (ekonomi) perusahaan. Penyusunan laporan tahunan hanya merujuk pada konvensi-konvensi yang sudah ada. Namun, laporan tahunan dalam perspektif ilmu komunikasi mempunyai pengaruh yang besar apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pihak penyusunnya. Laporan tahunan dapat menjadi media yang efektif dalam menyampaikan informasi dari perusahaan kepada para pemangku kepentingan.

Kover laporan tahunan juga mempunyai peranan yang penting sebagaimana kover buku pada umumnya. Bank syariah dalam hal ini sebagai objek yang diteliti mempunyai landasan filosofis yang membedakannya dengan Kover laporan tahunan juga mempunyai peranan yang penting sebagaimana kover buku pada umumnya. Bank syariah dalam hal ini sebagai objek yang diteliti mempunyai landasan filosofis yang membedakannya dengan

Laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 mempunyai halaman kover yang terlihat di gambar 4.2. Penjelasan dari aspek-aspek identitas etik bank syariah dari sisi kover laporan akan diuraikan dalam paragraf berikut.

Gambar 4.2. Foto Kover Laporan Tahunan Bank Muamalat Tahun 2014

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman i

Kover laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 merupakan kombinasi dari gambar (termasuk foto) dan teks. Terdapat tiga foto dalam gambar 4.2., salah satu di antaranya merupakan foto terbesar atau mendominasi di antara yang lain. Selain foto, laporan tahunan terdiri atas beberapa gambar yang berbentuk tekstur. Gambar 4.3. menyajikan tata letak (layout) kover laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 untuk mempermudah pemaknaan dari halaman kover.

Gambar 4.3. Tata Letak ( Layout) Kover Laporan Tahunan Bank Muamalat Tahun 2014

Sumber: Peneliti Gambar 1 dalam layout kover adalah foto dua orang laki-laki yang mengenakan pakaian formal dengan latar tempat dalam sebuah gedung yang Sumber: Peneliti Gambar 1 dalam layout kover adalah foto dua orang laki-laki yang mengenakan pakaian formal dengan latar tempat dalam sebuah gedung yang

Tidak terdapat informasi yang memperjelas gedung dalam gambar 1 layout kover laporan tahunan, apakah salah satu gedung Bank Muamalat atau bukan. Dua laki-laki di dalamnya juga tidak dapat diidentifikasi apakah merupakan karyawan Bank Muamalat atau bukan karena tidak terdapat keterangan yang dapat memperjelas seperti kartu identitas di dada ataupun warna kemeja. Namun, foto tersebut ingin memberikan kesan penyambutan dari pihak Bank Muamalat kepada para pembaca laporan tahunan. Makna ini tercerminkan dari tampilan foto tersebut yang mencapai hampir setengah dari halaman kover.

Bank Muamalat melalui gambar 1 ingin menyampaikan nilai profesionalisme yang terdapat dalam tubuh bank tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pakaian formal yang dipakai oleh dua laki-laki dalam foto pada gambar 1. Pakaian berupa kemeja lengan panjang dilengkapi dengan dasi merupakan pakaian yang sudah disepakati bersama (konsensus) sebagai pakaian yang menunjukkan profesionalisme dalam dunia kerja.

Nuansa islami sebagai filsafat dan nilai-nilai dasar bank syariah belum terlihat dari gambar 1 dalam layout kover laporan tahunan Bank Muamalat. Penggunaan pakaian formal yang menutup aurat dua orang laki-laki tersebut dan wajah yang tersenyum tidak dapat mewakili nilai identitas etik sebagai bank syariah. Walaupun dua hal tersebut merupakan perintah dalam Islam tetapi sudah menjadi nilai-nilai yang dianut bersama oleh masyarakat Indonesia sehingga tidak dapat membedakannya dengan bank konvensional. Latar belakang foto berupa dinding kaca juga belum memperlihatkan nilai-nilai Islam dalam Bank Muamalat.

Gambar 2 dalam layout kover laporan tahunan merupakan foto yang berisi tiga orang yang duduk dan sedang berinteraksi di dalam sebuah ruangan. Dari sebelah kiri tampak seorang perempuan yang mengenakan jas hitam dan kerudung ungu. Perempuan tersebut memandang ke arah seorang laki-laki (orang ketiga dari sebelah kiri) sambil tersenyum. Orang kedua dari kiri adalah seorang laki-laki yang mengenakan kemeja lengan panjang warna ungu muda. Laki-laki tersebut juga tersenyum memandang ke arah yang sama seperti yang dilihat oleh perempuan pertama. Sementara itu, orang ketiga dari sebelah kiri hanya terlihat kedua tangannya saja. Kedua tangannya terlihat tertutup oleh kemeja lengan panjang dan sedang memegang kertas yang berada di atas meja.

Latar belakang gambar 2 mengambil tempat di dalam sebuah ruangan dengan dinding tembok dan sebuah papan tulis putih (whiteboard). Gambar 2 ingin mengungkapkan pesan keramahan Bank Muamalat dalam berinteraksi dengan pihak eksternal mana saja. Pesan tersebut dapat dimaknai demikian karena seorang perempuan dan laki-laki pertama menggunakan atribut pakaian khas Bank

Muamalat yaitu kerudung ungu dan kemeja lengan panjang warna ungu meskipun tanpa mengenakan kartu identitas di dada. Bank Muamalat ingin dilihat mempunyai perhatian lebih dalam melayani kebutuhan nasabah maupun pemangku kepentingan yang lain melalui gambar 2.

Latar belakang papan tulis putih pada gambar 2 dapat bermakna bahwa ruangan tersebut adalah salah satu ruangan pendidikan dan pengembangan Bank Muamalat. Gambar ini dapat pula dihubungkan dengan salah satu pihak yang berafiliasi dalam bidang pendidikan dan pengembangan yaitu Muamalat Institute. Lembaga tersebut merupakan lembaga yang melakukan syiar lembaga keuangan syariah. Muamalat Institute memberikan jasa di bidang riset, pelatihan, konsultasi, dan publikasi ekonomi Islam kepada masyarakat.

Perempuan yang ada di dalam gambar 2 mengenakan pakaian yang islami. Pakaian yang disyariatkan oleh Islam kepada muslimah yaitu jilbab yang menutupi seluruh tubuh (dari bagian atas hingga bawah) dan kerudung yang menutup rambut kepala hingga ke dada. Landasan dari aturan pakaian muslimah terdapat dalam Al Quran Surat An Nur ayat 33 dan Al Ahzab ayat 59. Terjemahan

Surat An Nur ayat 31 yaitu “...Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya... ”. Terjemahan Surat Al Ahzab ayat 59 yaitu “Hai Nabi, katakanlah

kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka"... ”

Gambar 3 dalam layout kover laporan tahunan merupakan foto dua orang laki-laki yang sedang berinteraksi di dalam sebuah gedung. Laki-laki pertama terlihat dengan jelas dan menggunakan kemeja lengan panjang warna ungu-biru

(blue violet) serta dasi dengan warna lebih tua. Laki-laki yang berkaca mata tersebut tersenyum lebar menghadap ke seorang laki-laki di hadapan kirinya. Kedua tangannya diletakkan di atas meja dilengkapi dengan segelas air putih. Seorang laki-laki lainnya tidak terlihat jelas. Bagian tubuh yang terlihat dalam foto hanya sebagian punggung kiri, lengan kiri bagian atas serta sebagian kepala bagian kiri. Lelaki kedua dalam gambar 3 mengenakan kemeja warna abu-abu.

Latar belakang gambar 3 hampir sama seperti gambar 1 yaitu bagian dalam gedung yang berdinding kaca. Makna yang ingin disampaikan oleh pembuat laporan kurang lebih sama seperti gambar 1. Hal ini terlihat dari setting lokasi foto serta aktivitas orang-orang yang ada di dalam foto. Dua laki-laki dalam gambar 3 terlihat sedang berdiskusi dengan santai bahkan laki-laki pertama tersenyum dengan lepas. Hal tersebut menunjukkan keakraban di antara keduanya.

Segelas air putih terlihat ikut menghiasi gambar 1 dan 3. Air putih merupakan suatu kebutuhan dasar bagi seluruh manusia. Manusia tersusun atas sebagian besar cairan yang mencapai 60 hingga 70 persen dari keseluruhan tubuhnya. Dengan demikian, air putih yang menghiasi gambar 1 dan 3 melambangkan Bank Muamalat sebagai salah satu bank syariah ingin menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat. Selain itu, air putih dapat bermakna Bank Muamalat berusaha untuk menjadi penyambung kehidupan bagi masyarakat.

Tiga foto yang ada dalam kover laporan Bank Muamalat tidak menonjolkan identitas etik sebagai bank syariah. Nuansa keislaman hanya terlihat dari kerudung ungu yang dipakai oleh seorang perempuan dalam gambar 2.

Bahkan dalam laporan tahunan bank konvensional juga ada foto perempuan yang memakai kerudung.

Pakaian laki-laki yang ada dalam foto seharusnya ikut mencerminkan identitas etik sebagai bank syariah di Indonesia. Contohnya dengan mengenakan pakaian khas muslim Indonesia seperti atasan baju koko, bawahan sarung atau celana bahan serta mengenakan peci atau kopiah. Latar belakang foto juga harus menampilkan simbol-simbol Islam seperti kaligrafi, warna hijau, gambar masjid atau hal-hal lain yang melambangkan Islam.

Setelan pakaian yang terdiri atas atasan baju koko, peci dan bawahan sarung merupakan identitas muslim Indonesia pada masa sekarang. Baju koko mempunyai sejarah panjang dari yang tadinya merupakan pakaian orang-orang Tionghoa (tui-khim) lalu diadopsi oleh orang-orang Betawi (baju tikim), juga terpengaruh dari budaya Jawa (baju surjan). Istilah koko tercetus dari pemakai baju tui-khim yang biasanya engkoh-engkoh lalu berubah menjadi koko.

Baju koko menurut historis berbeda dengan baju takwa. Baju takwa merupakan baju surjan yang dimodifikasi dan digunakan oleh Sunan Kalijaga, salah satu walisongo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Akulturasi budaya tersebutlah yang akhirnya melahirkan baju koko atau baju takwa yang sekarang identik dengan umat muslim Indonesia (AnneAhira.com, n.d.).

Sarung merupakan pakaian bawahan yang identik dengan umat muslim. Sarung yang dimaksud di sini adalah sarung yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dan negara sekitar. Umat muslim Indonesia biasanya menggunakan sarung untuk kegiatan resmi, seperti ibadah, upacara adat, maupun kegiatan santai Sarung merupakan pakaian bawahan yang identik dengan umat muslim. Sarung yang dimaksud di sini adalah sarung yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dan negara sekitar. Umat muslim Indonesia biasanya menggunakan sarung untuk kegiatan resmi, seperti ibadah, upacara adat, maupun kegiatan santai

Sarung Indonesia dahulu diperkenalkan oleh para wali utusan khalifah yang membawa misi menyebarkan Islam ke wilayah Indonesia. Hingga saat ini, sarung sudah banyak mengalami modifikasi tidak hanya bermotif kotak-kotak saja melainkan sudah beraneka ragam. Indonesia sendiri mempunyai beberapa sarung khas di antaranya sarung kain tenun, sarung songket dan sarung tapis. Masing- masing berasal dari daerah-daerah yang berbeda (Apa Kabar Dunia?, n.d.).

Pakaian identik lain dari muslim Indonesia adalah peci. Peci atau kopiah atau songkok merupakan penutup kepala yang terbuat dari kain atau bahan lain. Peci ada yang berbentuk meruncing di kedua ujungnya juga ada yang berbentuk setengah bola atau tabung yang terbuka bagian bawahnya. Sebagaimana sarung, peci merupakan pakaian yang diperkenalkan oleh para wali utusan khalifah yang membawa misi menyebarkan Islam ke wilayah Melayu termasuk Indonesia. Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno merupakan orang yang mempopulerkan kembali penggunaan songkok hitam Indonesia sebelum masa kemerdekaan bahkan hingga menjadi ikon nasional (Wartamadani.com, n.d.).

Gambar 4 dalam layout kover laporan tahunan merupakan gambar tekstur persegi-persegi yang tersusun atas kumpulan segitiga sama kaki. Warna dasar dari tekstur-tekstur tersebut adalah ungu dan hijau. Dua warna tersebut kemudian digradasi dengan warna yang lebih muda.

Warna ungu bagi Bank Muamalat merupakan simbol identitasnya yang menunjukkan kedewasaan dan kemapanan. Bank Muamalat mengklaim bahwa dirinyalah bank syariah yang paling dewasa (matang) dan mapan (stabil) karena memang merupakan bank syariah pertama di Indonesia. Warna ungu sudah dijadikan simbol Bank Muamalat sejak pertama berdiri hingga sekarang.

Warna hijau termasuk warna yang identik dengan Islam. Warna hijau juga melambangkan kehidupan dan pertumbuhan. Bank Muamalat mengharapkan dirinya selalu tumbuh dan menghiasi kehidupan manusia dengan praktik perbankan Islamnya. Warna hijau merupakan warna favorit Rasulullah setelah putih. Hijau juga merupakan warna surga dan pakaian para penghuninya. Allah

berfirman dalam Al Quran Surat Ar Rahman ayat 64 yang artinya “Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya ”. Allah juga berfirman dalam Surat Al Insan

ayat 21 yang artinya sebagai berikut. “Mereka [penghuni surga] memakai pakaian sutra halus yang hijau dan

sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang yang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih”. (QS Al Insan: 21)

Gambar 4 (tekstur) selain berwarna ungu dan hijau juga membentuk segi lima ke arah kanan. Hal ini bermakna Bank Muamalat berusaha untuk tumbuh dan mengembangkan usahanya terus ke arah kanan atau ke arah yang lebih baik. Gambar 2 dan 3 juga menggunakan bingkai dengan bentuk yang sama yaitu segi lima ke arah kanan. Nampaknya Bank Muamalat mempunyai komitmen tinggi untuk meningkatkan usahanya serta menebarkan manfaat ke penjuru alam.

Kover laporan tahunan selain berisi gambar juga berisi beberapa kelompok tulisan. Teks/tulisan yang pertama yaitu “LAPORAN TAHUNAN

2014 ANNU AL REPORT”. Teks 1 ini merupakan teks dengan ukuran huruf paling kecil di antara teks yang lain. Tulisan “LAPORAN TAHUNAN” dan “ANNUAL REPORT” diketik dengan huruf kapital semua karena tulisan tersebut menunjukkan judul/jenis dari laporan. Angka “2014” diketik dengan ukuran huruf yang lebih besar dari tulisan “LAPORAN TAHUNAN” dan “ANNUAL REPORT”. Angka “2014” menunjukkan bahwa laporan tahunan tersebut adalah laporan kegiatan Bank Muamalat selama beroperasi di tahun 2014.

Warna dari teks 1 tidak menggunakan warna khas ungu atau hijau. T ulisan “LAPORAN TAHUNAN” dan “ANNUAL REPORT” menggunakan warna hitam dan Angka “2014” menggunakan warna biru muda. Bila ditinjau dari

segi penggunaan warna, warna hitam melambangkan formalitas. Warna hitam sudah menjadi pilihan warna pertama (default) sebuah tulisan baik tulisan tangan maupun tulisan komputer. Warna biru langit pada angka “2014” melambangkan ketenangan dalam melaporkan kegiatan oleh pembuat laporan serta ketenangan yang akan dirasakan oleh pembaca dalam membaca laporan. Warna biru langit juga melambangkan keluasan informasi yang ada dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 tersebut.

Hal yang menjadi keanehan dalam teks 1 adalah ukuran hurufnya yang tidak proporsional atau terlalu kecil dibandingkan dengan tulisan lain di dalam kover. Padahal pesan dari tulisan 1 sama pentingnya dengan pesan dari tulisan lain. Tulisan 1 merupakan identitas dari kumpulan-kumpulan lembar informasi yang berbentuk laporan yang dinamakan laporan tahunan.

Teks 2 dalam layout kover laporan tahunan merupakan tema dari laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014. Teks tersebut tertulis “Building Optimism Amidst [pada baris pertama] Market Challenges [pada baris kedua] ”. Tema tersebut diterjemahkan dalam laporan tahunan halaman 1 yaitu “Membangun Optimisme di Tengah Pasar yang Penuh Tantangan ”.

Teks 2 merupakan teks dengan ukuran huruf paling besar di antara yang lain. Hal ini berarti penekanan laporan tahunan yang ingin disampaikan oleh pembuat laporan kepada pembaca adalah teks ini. Baris pertama teks 2 tercetak dalam warna ungu sedangkan baris kedua teks 2 tercetak dalam warna hijau. Sebagaimana filosofi warna yang telah dijelaskan sebelum bagian ini, teks 2 yang diberi warna ungu dan hijau juga bukan tanpa makna.

“Membangun optimisme di tengah...” yang merupakan terjemahan teks baris pertama dicetak dengan warna ungu karena sesungguhnya membangun

optimisme itu tidak dapat diciptakan secara instan. Bank Muamalat membutuhkan waktu selama bertahun-tahun untuk dapat mencapai derajat optimis. Hal ini juga tidak terlepas dari sengitnya persaingan di dunia perbankan khususnya perbankan syariah yang semakin lama semakin memunculkan kompetitor-kompetitor baru. Frasa tersebut juga dapat bermakna sikap Bank Muamalat yang senantiasa berusaha memunculkan sikap optimis bagi dirinya juga dalam rangka meyakinkan masyarakat umum maupun para nasabahnya.

Frasa kedua dari teks 2 yang berarti “(ditengah) pasar yang penuh tantangan” diberi warna hijau. Pesan yang ingin ditunjukkan yaitu bahwa kondisi

pasar perbankan yang penuh tantangan akan berdampak pada pertumbuhan Bank

Muamalat. Tidak ada pertumbuhan tanpa pembelajaran. Tidak ada pembelajaran tanpa adanya kesulitan-kesulitan. Dengan demikian, adanya kesulitan-kesulitan tersebut akan menumbuhkan Bank Muamalat hingga mencapai puncak kesuksesan.

Teks 3 dalam layout kover laporan tahunan merupakan identitas atau simbol dari pihak yang mengeluarkan laporan tahunan. Simbol tersebut terdiri atas logo dan tulisan (lambang) Bank Muamalat. Logo Bank Muamalat beserta tulisannya baru mengalami perubahan pada tiga tahun yang lalu tepatnya pada laporan tahunan tahun 2012. Bank Muamalat mempunyai logo dengan tulisan Arab “din” yang berwarna hijau dan tulisan “Bank Muamalat” dengan warna

ungu. Ukuran huruf teks 3 lebih kecil daripada teks 2 dan lebih besar daripada teks 1. Bank Muamalat ingin menunjukkan perhatian yang lebih pada identitasnya atau pencitraan (branding) melalui lambang Bank Muamalat daripada teks tulisan judul “LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT”. Aspek warna pada

teks 3 juga masih mengacu pada warna khas Bank Muamalat yaitu ungu dan hijau.

Warna hijau muda pada logo Bank Muamalat menunjukkan simbol keislaman sebagai bank syariah. Warna hijau merupakan warna kehidupan. Bentuk logo pun demikian. Logo Bank M uamalat merupakan tulisan Arab “din” yang berarti “agama”. “Din” juga dapat berarti mempertimbangkan, kepatuhan atau ganjaran. Dari segi bahasa penggunaan “din” sebagai logo bermakna Bank Muamalat tunduk dan patuh kepada aturan Islam sebagai filsafat dan nilai-nilai Warna hijau muda pada logo Bank Muamalat menunjukkan simbol keislaman sebagai bank syariah. Warna hijau merupakan warna kehidupan. Bentuk logo pun demikian. Logo Bank M uamalat merupakan tulisan Arab “din” yang berarti “agama”. “Din” juga dapat berarti mempertimbangkan, kepatuhan atau ganjaran. Dari segi bahasa penggunaan “din” sebagai logo bermakna Bank Muamalat tunduk dan patuh kepada aturan Islam sebagai filsafat dan nilai-nilai

“din” ini juga bersifat dinamis layaknya tetesan air yang jatuh dan mengisi tempat-tempat yang lebih rendah darinya.

Bentuk huruf pada tulisan Bank Muamalat mengalami perubahan sama seperti perubahan logo pada tiga tahun yang lalu. Bentuk huruf (font) yang berwarna ungu tersebut menunjukkan modernitas, keterbukaan dan fleksibilitas. Hal ini dapat dilihat dari ekspresi bentuk huruf “Muamalat” yang tercetak tebal sedangkan huruf “Bank” tidak tebal. Kata Bank Muamalat juga tidak tercetak dalam bentuk kapital semua melainkan hanya huruf “B” dan “M” saja yang

kapital. Hal ini diperkuat dengan warna huruf ungu yang menambah kesan elegan. Nama “Bank Muamalat” termasuk tanda. Sebagaimana tanda-tanda dari visi dan misi maupun dari unsur yang lain seperti kover laporan tahunan, nama Bank Muamalat juga mempunyai makna. Bank mempunyai makna yaitu lembaga perantara (intermediary) yang menghimpun dana dari masyarakat untuk disalurkan kembali kepada masyarakat. Bank-bank umum seperti Bank Muamalat merupakan kepanjangan tangan dari bank sentral atau Bank Indonesia yang mempunyai peran menjaga stabilitas keuangan (moneter) negara.

Kata “Muamalat” dalam nama “Bank Muamalat” merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata “muamalat” atau “muamalah” secara istilah merupakan hukum-hukum syarak (hukum Islam) yang mengatur tata hubungan kemasyarakatan atau antarmanusia dengan manusia yang lain. Contoh cakupan fikih muamalah ini antara lain sistem ekonomi, sosial, pemerintahan, pendidikan, Kata “Muamalat” dalam nama “Bank Muamalat” merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata “muamalat” atau “muamalah” secara istilah merupakan hukum-hukum syarak (hukum Islam) yang mengatur tata hubungan kemasyarakatan atau antarmanusia dengan manusia yang lain. Contoh cakupan fikih muamalah ini antara lain sistem ekonomi, sosial, pemerintahan, pendidikan,

Nama Bank Muamalat merupakan nama yang unik. Selain dari simbol warna hurufnya yang berwarna ungu, bank ini juga tidak menggunakan kata syariah secara langsung dalam namanya. Hal ini sangat berbeda dengan semua bank umum syariah (BUS) lain yang menggunakan kata syariah dalam namanya. Sebab kata muamalah sendiri sudah mencakup definisi muamalah yang dibatasi oleh etika Islam. Jadi, tidak perlu ditambahkan kata syariah dalam nama Bank Muamalat.

Kover laporan tahunan Bank Muamalat telah terkandung beberapa unsur etika Islam sebagai bank syariah. Etika Islam yang ditonjolkan terlihat pada pakaian perempuan dalam gambar 2 yang menggunakan jilbab, warna hijau dalam gambar 4, font tema laporan tahunan dan logo Bank Muamalat, serta bentuk logo Bank Muamalat yang berbentuk kaligrafi tulisan arab. Selain itu, unsur-unsur yang ditampilkan dalam kover laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 sama dengan kover laporan tahunan bank-bank konvensional.

Bank Muamalat tidak terlalu menunjukkan identitas etik sebagai bank syariah dari sisi kover laporan tahunan tahun 2014. Etika Islam yang ditampilkan Bank Muamalat hanya di bagian pakaian perempuan di gambar 2, warna khas

Islam hijau pada gambar 4 dan tulisan “Market Challenges” serta logo Bank Muamalat. Sisanya, kover laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 bernuansa

tidak islami dan sama dengan bank-bank konvensional lain.

4.2.1.3. Foto dan Profil Direksi Bank Muamalat

Direksi merupakan badan yang terdiri atas beberapa orang yang menjalankan fungsi manajerial sebuah perusahaan. Ibarat tubuh manusia, direksi adalah otaknya. Oleh karena itu, direksi mempunyai pengaruh yang vital bagi perusahaannya tidak terkecuali direksi Bank Muamalat.

Direksi seharusnya merupakan orang yang paling paham dalam bidangnya. Kompetensi direksi tidak hanya mumpuni di tataran konsep melainkan juga harus mengerti tataran teknis. Direksi bank syariah harus menjiwai filsafat dan nilai-nilai dasar berlandaskan Islam yang dianut oleh institusinya. Bila direksi bank syariah tidak menguasai hal-hal dasar tersebut, maka besar kemungkinan para bawahannya akan lebih tidak paham perihal bank syariah.

Ekspresi pertama dari pengungkapan laporan tahunan yang ingin dimaknai adalah foto direksi Bank Muamalat. Foto didefinisikan sebagai gambar hasil pemindahan bayangan dari suatu objek ke media yang lain dengan menggunakan bantuan alat (kamera) (Triadi, 2011). Foto dapat tercipta dengan bantuan cahaya atau dengan kata lain tanpa ada cahaya tidak ada foto yang dapat dibuat. Selain melaporkan aspek keuangan, laporan tahunan juga menyajikan aspek nonkeuangan salah satunya foto dreksi Bank Muamalat.

Terdapat banyak foto yang diperlihatkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat. Namun, foto yang akan dimaknai dalam bagian ini adalah hanya foto direksi Bank Muamalat. Foto tersebut dipilih karena direksi merupakan pimpinan tertinggi yang mempunyai kebijakan terhadap Bank Muamalat. Foto direksi yang Terdapat banyak foto yang diperlihatkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat. Namun, foto yang akan dimaknai dalam bagian ini adalah hanya foto direksi Bank Muamalat. Foto tersebut dipilih karena direksi merupakan pimpinan tertinggi yang mempunyai kebijakan terhadap Bank Muamalat. Foto direksi yang

Gambar 4.4. Foto Susunan Direksi Bank Muamalat Tahun 2014

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 49 Gambar 4.4. adalah foto direksi yang dibuat dengan konsep foto kelompok. Foto direksi disertai nama dan posisi masing-masing direksi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di bagian bawah dari kiri hingga tengah serta indeks penomoran di sisi kanan bawah. Urutan dari kiri ke kanan adalah Direktur Bisnis Korporasi Indra Yurana Sugiarto, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Evi Afiatin Ismail, Direktur Utama Endy PR Abdurrahman, Direktur Bisnis Ritel Adrian Asharyanto Gunadi, dan Direktur Keuangan Hendiarto.

Gambar 4.4. menunjukkan foto dari direksi yang menggunakan setelan pakaian formal lengkap menggunakan jas hitam, celana hitam, berdasi dan bersepatu untuk yang laki-laki serta gaun hitam dan mengenakan kerudung untuk yang perempuan. Dari foto tersebut tampak keseriusan dari masing-masing direksi Gambar 4.4. menunjukkan foto dari direksi yang menggunakan setelan pakaian formal lengkap menggunakan jas hitam, celana hitam, berdasi dan bersepatu untuk yang laki-laki serta gaun hitam dan mengenakan kerudung untuk yang perempuan. Dari foto tersebut tampak keseriusan dari masing-masing direksi

Foto direksi di gambar 4.4. mencitrakan keramahan serta kedekatan dari direksi kepada pembaca laporan tahunan. Hal ini terlihat dari semua direksi yang memberikan senyum dalam foto tersebut. Senyum tidak hanya sekadar mimik muka melainkan mencerminkan suasana hati dari pemberi senyuman. Senyum merupakan aspek positif dari seorang manusia. Meskipun senyuman terlihat sederhana, efek yang ditimbulkannya dapat luar biasa. Seseorang yang awalnya merasa sedih dapat berubah menjadi tidak sedih ketika mendapat senyuman dari orang-orang di sekitarnya.

Senyum manusia kepada saudaranya dalam etika Islam merupakan perintah Allah dan bernilai sedekah. Hal ini sudah dijelaskan oleh Rasul dalam hadisnya, “dari Abu Dzar RA, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu” HR at-Tirmidzi (No. 1956) ”. Jadi ketika direksi Bank Muamalat memberikan senyuman dalam fotonya karena dilandasi keimanan bukan karena motif materi maka insya Allah akan bernilai pahala di sisi Allah.

Terdapat beberapa hal dari foto direksi di gambar 4.4. yang tidak menonjolkan atau tidak sesuai dengan identitas etik bank syariah. Pertama, direksi menggunakan pakaian jas yang bukan merupakan identitas khas muslim

Indonesia. Jas merupakan pakaian resmi khas orang-orang Eropa dan identik dengan pakaian orang-orang kapitalis. Walaupun secara prinsip etika Islam, direksi laki-laki sudah menutup aurat (dari pusar sampai lutut), mereka perlu menonjolkan identitas etik sebagai direksi bank syariah. Pakaian yang sudah menjadi konsensus sebagai pakaian khas muslim Indonesia adalah setelan baju koko dan celana bahan atau sarung serta peci yang menutupi kepala bagian atas.

Ketidaksesuaian kedua yaitu foto direksi dari Bank Muamalat seharusnya menampakkan pose yang sesuai dengan pakaiannya yaitu formal, serius, tetapi tetap terlihat islami. Ketidaksesuaian ketiga yaitu tidak ada hijab (pembatas) antara direksi laki-laki dan perempuan. Hijab dapat mempunyai dua makna yaitu sebagai pakaian yang membatasi pandangan orang lain terhadap aurat seseorang, serta sesuatu yang menjadi pembatas antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Foto direksi Bank Muamalat terlihat campur antara laki-laki dan perempuan. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap etika Islam.

Seorang muslimah diidentikkan dengan pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian muslimah umumnya berupa setelan atasan lengan panjang dengan bawahan rok maupun jilbab atau di Indonesia biasa disebut baju kurung ditambah kerudung yang menutup kepala hingga dada. Landasan etika pakaian muslimah sudah jelas dan tegas dalam Al Quran Surat An Nur ayat 31 dan Surat Al Ahzab ayat 59.

Foto Ibu Evi Afiatin Ismail sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko masih belum menonjolkan etika Islam dari sisi pakaian muslimah secara menyeluruh. Ibu Evi belum mengulurkan kain kerudung ke dadanya tetapi Foto Ibu Evi Afiatin Ismail sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko masih belum menonjolkan etika Islam dari sisi pakaian muslimah secara menyeluruh. Ibu Evi belum mengulurkan kain kerudung ke dadanya tetapi

Latar belakang foto direksi dalam gambar 4.4. adalah susunan tekstur dari segitiga warna hijau muda dan hijau daun dan membentuk susunan persegi- persegi. Format tekstur ini sama dengan gambar tekstur di halaman kover laporan tahunan. Foto direksi yang mempunyai latar belakang tekstur hijau telah sesuai dengan identitas etik bank syariah. Foto akan lebih menunjukkan identitas etiknya apabila ditambah dengan simbol-simbol Islam yang lain seperti foto masjid, kaligrafi, kutipan ayat Al Quran atau Hadis.

Identitas etik dari sisi direksi Bank Muamalat tidak hanya dilihat dari foto tetapi juga dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Karakteristik Islam sebagai filosofi dan nilai dasar yang diyakini dalam hidup hanya didapati dalam diri seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dominan dengan Islam atau ekonomi Islam. Praktisi perbankan syariah haruslah mempunyai pemahaman yang bagus dalam bidang keislaman dan ekonomi. Keahlian di bidang ekonomi dan keislaman tidak boleh ditawar bila ingin menjalankan bank syariah yang sesuai dengan etika Islam. Itulah etika dari seorang karyawan lebih-lebih direksi bank syariah.

Lima direksi Bank Muamalat tahun 2014 merupakan orang yang ahli dalam bidang ekonomi dan perbankan. Hal ini terlihat dalam profil masing- masing direksi yang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014. Kelima direksi Bank Muamalat merupakan lulusan bidang ekonomi dan perbankan dari berbagai universitas ternama di dalam maupun di luar negeri.

Informasi latar belakang pendidikan direksi Bank Muamalat yang diungkapkan dalam laporan tahunan tahun 2014 dirangkum dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1. Latar Belakang Pendidikan Direksi Bank Muamalat

Pendidikan Nama

Jabatan

Pendidikan Ekonomi

Islam

- Endy PR

S1: –

Direktur S2: MBA in International Business dari Abdurrahman Utama Southern New Hampshire University

USA S1: –

- Evi Afiatin

Direktur S2: Master of Applied Finance dari

Ismail

University of Melbourne S1: S.E. dari Universitas Trisakti

- Indra Yurana

Direktur S2: MBA in Marketing dari Southern

Sugiarto

New Hampshire University S1: S.E. dari Universitas Indonesia

- Adrian

S2: MBA in Finance dari Rotterdam Asharyanto

Direktur

School of Management Erasmus

Gunadi

Universiteit, -Netherlands S1: S.E. bidang Studi Pembangunan

- Hendiarto

Direktur

dari Universitas Indonesia

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 466-470, diolah Informasi dalam tabel 4.1. menyebutkan bahwa dua dari lima direksi Bank Muamalat tidak mempunyai latar belakang pendidikan Strata 1 (S1) di bidang ekonomi yaitu Bapak Endy PR Abdurrahman dan Ibu Evi Afiatin Ismail. Latar belakang pendidikan S1 kedua direksi tersebut adalah dari jurusan teknik. Bapak Endy PR Abdurrahman merupakan lulusan Bachelor of Science in Mechanical Engineering dari Boston University, USA, sedangkan Ibu Evi Afiatin Ismail merupakan lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. Selain itu, latar belakang pendidikan dari direksi Bank Muamalat adalah di bidang ekonomi.

Latar belakang pendidikan ekonomi dan perbankan dari kelima direksi Bank Muamalat tidak perlu diragukan. Mereka merupakan lulusan bidang Latar belakang pendidikan ekonomi dan perbankan dari kelima direksi Bank Muamalat tidak perlu diragukan. Mereka merupakan lulusan bidang

Latar belakang pendidikan yang ideal dari direksi bank syariah dapat berupa pendidikan jurusan ekonomi Islam maupun pendidikan ekonomi dipadukan dengan pendidikan Islam. Sebab, materi ekonomi yang dipelajari di universitas-universitas di dunia merupakan ekonomi kapitalis ajaran Adam Smith yang bertentangan dengan etika Islam. Padahal pada akhir abad ke-20 sudah mulai banyak universitas-universitas yang menawarkan program ekonomi Islam. Oleh karena itu, identitas etik Islam pada pendidikan direksi Bank Muamalat tidak terlihat.

Aspek identitas etik pada direksi selain dari latar belakang pendidikan juga dilihat dari aspek pengalaman kerja direksi. Informasi ini disampaikan dalam profil direksi di laporan tahunan tahun 2014 halaman 466-470. Ringkasannya ditampilkan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2. Pengalaman Kerja Direksi Bank Muamalat

Pengalaman Nama

Jabatan

Pengalaman di Bank

di Bank Syariah

Bank HSBC Indonesia.

PT HSBC Securities Indonesia.

Endy PR Direktur HSBC Global Processing Malaysia. Abdurrahman Utama

Bank Ekonomi Rahardja (member HSBC Group). Bank Universal (sekarang bank

BRI Syariah. Evi Afiatin

Permata).

Direktur Ismail

National Australian Bank (Melbourne). BII – Maybank. John Hancock Insurance Company

- International Group Department USA. Indra Yurana

Bank PDFCI.

Direktur Sugiarto

Perusahaan Multinasional, Bank BUMN dan Bank Swasta Campuran. Bank Niaga, Bank CIMB Niaga.

Standard Chartered

Adrian

Citibank.

Saadiq, Asharyanto

Direktur Standard Chartered Bank, Jakarta. Dubai, UAE. Gunadi PT Permata

Bank Tbk.

PT. Bank Perkembangan.

- Merger Universal Bank menjadi Bank

Hendiarto Direktur

Permata. Bank ICB Bumiputera.

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 466-470, diolah Tabel 4.2. menunjukkan bahwa hanya dua dari lima direksi Bank Muamalat yang pernah bekerja di bank syariah atau unit syariah dari sebuah perusahaan keuangan. Dua direksi tersebut adalah Ibu Evi Afiatin Ismail dan Bapak Adrian Asharyanto Gunadi. Ibu Evi pernah menjabat sebagai Kepala Grup Manajemen Risiko dan Kepatuhan di BRI Syariah. Sementara itu, Bapak Adrian pernah menjabat sebagai Associate Director, Global Islamic Products Structuring, Standard Chartered Saadiq, Dubai, UAE dan Head of Sharia Banking, PT Permata

Bank Tbk. Tiga direksi yang lain belum pernah menjabat atau bekerja di unit syariah atau bank syariah sebelum dipercaya menjadi direksi Bank Muamalat.

Pengalaman kerja di unit syariah atau bank syariah tidak dapat dilihat sebagai tolok ukur utama identitas etik Islam. Direksi Bank Muamalat yang belum pernah punya pengalaman di bidang ekonomi Islam tidak sepenuhnya dapat disalahkan. Sebab perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia maupun dunia memang baru dirintis sejak akhir abad ke-20. Dengan kata lain, masih jauh lebih sedikit daripada jumlah lembaga keuangan konvensional. Akan tetapi, pengalaman kerja di lembaga keuangan syariah akan menjadi nilai tambah identitas etik Islam jika dapat dipenuhi oleh seluruh direksi Bank Muamalat.

Bank Muamalat belum sepenuhnya menonjolkan identitas etik sebagai bank syariah dalam hal foto dan profil direksi. Identitas etik yang telah ditampilkan hanya terdapat pada sebagian unsur pakaian muslimah yang dikenakan oleh Ibu Evi, latar belakang foto yang berwarna hijau, serta sebagian pengalaman dari Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko dan Direktur Bisnis Retail di bidang perbankan syariah. Sisanya belum menonjolkan identitas etik bank syariah atau dengan kata lain masih sama seperti bank konvensional.

4.2.2. Penyediaan Produk dan Jasa yang Bebas Bunga

Karakteristik atau ciri-ciri identitas etik bank syariah yang kedua adalah penyediaan produk dan jasa yang bebas bunga. Bank syariah sebagaimana lembaga keuangan bank yang lain merupakan lembaga yang memberikan produk dan jasa di bidang keuangan kepada masyarakat. Namun, bank syariah tidak dibolehkan melakukan aktivitas pembungaan uang yang termasuk riba Karakteristik atau ciri-ciri identitas etik bank syariah yang kedua adalah penyediaan produk dan jasa yang bebas bunga. Bank syariah sebagaimana lembaga keuangan bank yang lain merupakan lembaga yang memberikan produk dan jasa di bidang keuangan kepada masyarakat. Namun, bank syariah tidak dibolehkan melakukan aktivitas pembungaan uang yang termasuk riba

Aktivitas utama bank hanya ada dua yaitu menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending). Selain itu, aktivitas tambahan yang dilakukan oleh bank adalah memberikan jasa bank lainnya. Bank menggunakan iming-iming pemberian bunga (interest) untuk menyedot dana (funding) dari masyarakat. Setelah itu, bank menyalurkan kumpulan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan melalui fasilitas kredit. Agar dapat untung, bank meminta kembalian dana yang dipiutangkan tersebut beserta bunga yang besarnya lebih dari bunga yang dijanjikan kepada nasabah penghimpunan dana. Dari sinilah bank mendapatkan pendapatan utamanya.

Bank selain mempunyai aktivitas inti menghimpun dan menyalurkan dana juga mempunyai produk dan jasa lainnya. Produk dan jasa yang lain yang ditawarkan oleh bank antara lain jasa transfer uang, letter of credit (L/C), save deposit box, inkaso, bank garansi, payment point, jual beli valuta asing (valas) dan jasa-jasa lainnya. Dari jasa-jasa lain yang diberikan bank tersebut, bank menarik biaya yang diakuinya sebagai pendapatan bank. Pendapatan dari sektor-sektor inilah yang biasanya disebut sebagai pendapatan berbasis komisi (fee based income).

Seluruh bank konvensional menganut falsafah dan nilai-nilai dasar kapitalisme. Begitu pula bank konvensional yang berada di Indonesia. Walaupun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim mayoritas dan terbanyak Seluruh bank konvensional menganut falsafah dan nilai-nilai dasar kapitalisme. Begitu pula bank konvensional yang berada di Indonesia. Walaupun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim mayoritas dan terbanyak

Riba merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab. Riba secara bahasa berarti tambahan (ziyadah). Riba juga berarti tumbuh dan berkembang. Suatu tambahan dapat disebut riba bila tidak ada penyeimbang atau pengganti yang dibenarkan oleh syariat. Itulah makna dari riba. Contoh pengganti yang dibenarkan syariat adalah jual beli barang, jual beli jasa, jual beli manfaat serta hasil dari sebuah syirkah. Ketika ada dua orang yang melakukan jual beli barang, maka penjual dapat memperoleh keuntungan dari selisih harga beli atau harga produksi dengan harga jual. Keuntungan tersebut halal. Namun, ketika ada dua orang yang melakukan utang piutang, si pemberi utang mensyaratkan pengembalian utang melebihi nominal yang diutangkan maka tambahannya adalah riba.

Terdapat kaidah fikih muamalah yang berbunyi setiap pinjaman yang terdapat manfaat padanya adalah riba. Makna dari kaidah tersebut adalah adanya manfaat yang diperoleh oleh pemberi pinjaman dalam bentuk bunga tanpa melakukan usaha apapun. Manfaat yang diperoleh pemberi pinjaman tidak harus berupa uang, tetapi dapat pula berbentuk barang atau tenaga dari si peminjam.

Jadi, dalam hal pinjam meminjam, Islam benar-benar menekankan pada akad sosial dan tidak boleh ada manfaat yang didapatkan oleh pemberi pinjaman.

Istilah yang digunakan untuk menyebut tambahan atas transaksi utang piutang dalam bahasa Indonesia adalah bunga. Kata bunga sebelumnya mempunyai makna asli yang bagus. Bunga merupakan kata lain dari kembang. Kata bunga merujuk pada bagian dari tumbuhan yang biasanya akan menjadi buah, elok bentuk dan warnanya serta harum baunya. Makna yang bagus dan menarik (interesting) tersebutlah yang akhirnya menjadikan kata bunga sebagai istilah tambahan uang pelunasan diluar pokok pinjaman.

Pelarangan riba dalam Al Quran dilakukan dalam beberapa tahap. Riba tidak dilarang seketika waktu turun ayat tetapi berjenjang mirip seperti pelarangan khamar (minuman yang memabukkan). Pelarangan ini dimaksudkan agar umat muslim pada saat itu tidak mengalami gunjangan yang berarti yang dapat mempengaruhi keislamannya. Ayat terakhir tahap pelarangan riba dalam Al Quran adalah Surat Al Baqarah ayat 278-279 yang artinya.

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah [kalian] kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

Al Quran Surat Al Baqarah ayat 278-279 menyebutkan secara tegas bahwa siapa saja orang yang berani berurusan dengan riba setelah mengetahui riba dilarang maka akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya. Betapa dahsyat ancaman dalam ayat tersebut hingga Allah dan Rasulullah akan memerangi orang-orang Al Quran Surat Al Baqarah ayat 278-279 menyebutkan secara tegas bahwa siapa saja orang yang berani berurusan dengan riba setelah mengetahui riba dilarang maka akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya. Betapa dahsyat ancaman dalam ayat tersebut hingga Allah dan Rasulullah akan memerangi orang-orang

Dosa riba tidak memandang siapa yang melakukan. Orang yang memberi riba, yang mendapatkan riba, pencatat riba dan dua orang saksi riba mendapatkan laknat dari Rasulullah. Empat pihak tersebut sama-sama akan mendapatkan dosa dari Allah SWT. Rasulullah telah bersabda dalam sebuah hadis yang artinya sebagai berikut.

Dari Jabir radhiyall ahu„anhu berkata, “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, penyetor riba, penulis transaksi riba dan dua saksi y ang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” (HR. Muslim no. 1598).

Umat muslim abad ke-20 yang rata-rata hidup dalam kekuasaan orang kafir sedikit demi sedikit berusaha kembali untuk menerapkan ekonomi Islam dalam hal perbankan. Sejak saat itu, pendirian bank-bank Islam mulai marak di berbagai negara. Indonesia pun ikut mendirikan bank Islam (bank syariah) pada tahun 1991 yang diberi nama PT Bank Muamalat Indonesia. Kemudian Bank Muamalat resmi beroperasi pada tahun 1992.

Bank syariah sebagaimana namanya sejatinya masih mempunyai aktivitas baik inti maupun pendukung yang sama dengan bank konvensional. Aktivitas inti dari bank syariah yaitu menghimpun dana/pendanaan (funding) dan Bank syariah sebagaimana namanya sejatinya masih mempunyai aktivitas baik inti maupun pendukung yang sama dengan bank konvensional. Aktivitas inti dari bank syariah yaitu menghimpun dana/pendanaan (funding) dan

Konsekuensi dari landasan filosofis dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh bank syariah adalah produk-produk dan jasanya berlandaskan dua prinsip syariah. Prinsip-prinsip tersebut yaitu prinsip bagi hasil-bagi rugi (profit-loss sharing) dan margin (mark up). Prinsip bagi hasil-bagi rugi diterapkan pada instrumen- instrumen keuangan antara lain akad mudharabah, musyarakah, muzar a‟ah, dan musaqah. Prinsip margin keuntungan diterapkan pada instrumen-instrumen keuangan antara lain akad jual beli atau bai‟ yang meliputi bai‟ murabahah, bai‟ salam, bai‟ istishna‟, dan sewa atau ijarah yang meliputi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT).

4.2.2.1. Prinsip Bagi Hasil-Bagi Rugi (Profit-Loss Sharing Principle)

Prinsip bagi hasil-bagi rugi dalam perbankan syariah di Indonesia secara umum diterapkan dalam empat akad utama. Akad-akad tersebut antara lain akad musyarakah, mudharabah, muzara‟ah dan musaqah. Namun, akad yang paling sering digunakan adalah akad musyarakah dan mudharabah saja. Akad muzara‟ah dan musaqah yang merupakan akad pembiayaan khusus pertanian jarang digunakan karena risikonya yang tinggi (high risk).

Kata akad merupakan kata y ang berasal dari bahasa Arab “aqada”. Kata “aqada” mempunyai arti yang sama dengan arti kata akad dalam bahasa Indonesia Kata akad merupakan kata y ang berasal dari bahasa Arab “aqada”. Kata “aqada” mempunyai arti yang sama dengan arti kata akad dalam bahasa Indonesia

Musyarakah, mudharabah, muzara‟ah dan musaqah merupakan jenis akad yang bersumber dari akad syirkah. Kata syirkah berasal dari bahasa Arab yang artinya persekutuan, kerja sama atau bersama-sama. Istilah lain dari syirkah adalah syarikah yang berarti serikat atau kongsi. Syirkah ini sifatnya umum artinya segala yang berhubungan dengan percampuran atau persekutuan dinamakan syirkah, baik untuk hal positif maupun negatif.

Akad musyarakah merupakan bentuk umum dari kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dengan masing-masing pihak memberikan kontribusi tetapi tidak harus sama. Keuntungan atau risiko akad musyarakah ditanggung bersama sesuai kesepakatan atau berdasarkan proporsi kontribusi. Kontribusi dari masing-masing mitra atau syarik dapat berupa dana, tenaga atau bahkan nama baik, atau campuran ketiganya.

Akad mudharabah merupakan salah satu bentuk dari akad syirkah. Namun, karena terdapat bahasan yang cukup banyak, banyak ulama yang memisahkan akad mudharabah menjadi bahasan tersendiri. Kata mudharabah berasal dari bahasa Arab dharb yang artinya berjalan atau memukul. Kata Akad mudharabah merupakan salah satu bentuk dari akad syirkah. Namun, karena terdapat bahasan yang cukup banyak, banyak ulama yang memisahkan akad mudharabah menjadi bahasan tersendiri. Kata mudharabah berasal dari bahasa Arab dharb yang artinya berjalan atau memukul. Kata

Akad mudharabah merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak, satu pihak sebagai penyandang dana (shahibul maal) dan pihak lain sebagai pengelola usaha (mudharib). Keuntungan yang didapatkan dari usaha dibagi berdasarkan kesepakatan atau persentase (nisbah) keuntungan. Sementara itu, kerugian yang bukan disebabkan pengelola ditanggung pemilik modal dan pengelola rugi tenaga, waktu dan pikiran. Apabila kerugian adalah dari pengelola, maka pengelola wajib bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Akad muzara‟ah adalah akad kerja sama pengolahan lahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap. Penggarap akan diberi imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Akad muzara‟ah sering disamakan dengan akad mukhabarah. Perbedaannya adalah sumber benih akad muzara‟ah berasal dari pemilik lahan sedangkan benih mukhabarah berasal dari penggarap (Antonio, 2009).

Akad musaqah adalah bentuk kerja sama yang paling sederhana di antara akad-akad bagi hasil-bagi rugi yang lain. Akad musaqah didefinisikan sebagai kerja sama pengolahan lahan pertanian yang dilakukan oleh pemilik lahan dengan penggarap. Penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Penggarap akan diberi upah dengan persentase tertentu (nisbah) dari hasil panen.

Bagian ini hanya akan membahas pemaknaan tanda dari akad mudharabah dan musyarakah dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014.

Sebab akad m uzara‟ah dan musaqah tidak digunakan dalam Bank Muamalat. Informasi jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Muamalat pada tahun 2014 terdapat dalam laporan tahunan halaman 112. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

Pembiayaan Mudharabah - Bersih Jumlah Pembiayaan Mudharabah mengalami penurunan sebesar Rp446,60 miliar, atau sebesar 20,58%, dari Rp2,17 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp1,72 triliun di tahun 2014...

Pembiayaan Musyarakah lain - Bersih Jumlah pembiayaan Musyarakah meningkat sebesar Rp 1,69 triliun, atau sebesar 9,48%, dari Rp17,86 triliun di tahun 2013 menjadi Rp19,55 triliun pada tahun 2014... (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 112)

Pembiayaan dengan akad musyarakah yang disalurkan oleh Bank Muamalat pada tahun 2014 adalah sebesar Rp19,55 triliun. Sementara itu, pembiayaan dengan akad mudharabah pada tahun 2014 adalah sebesar Rp1,72 triliun. Pembiayaan dengan akad musyarakah lebih banyak daripada akad mudharabah karena cakupan kerja sama yang lebih luas. Akad mudharabah lebih sempit cakupannya karena merupakan kerja sama dengan 100% modal dari Bank Muamalat (shahibul maal) yang diserahkan kepada pengelola/nasabah pembiayaan (mudharib).

Bank Muamalat menerima modal dari nasabah-nasabah melalui produk- produk penghimpunan dana lalu menyalurkan kembali kepada nasabah yang membutuhkan modal melalui produk-produk pembiayaan. Aplikasi akad mudharabah diterapkan dalam produk penghimpunan dana maupun pembiayaan. Informasi penerapan akad mudharabah diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014. Kutipan informasi tersebut adalah sebagai berikut.

Giro mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 400)

Tabungan mudharabah merupakan investasi yang hanya bisa ditarik sesuai dengan persyaratan tertentu yang disepakati... (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 335)

Deposito berjangka mudharabah merupakan investasi yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka mudharabah dengan Bank... (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 335)

(iv) Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank Merupakan surat berharga yang diterbitkan Bank dalam bentuk sertifikat investasi mudharabah yang diperdagangkan antar bank pada pasar uang antar bank... (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 404)

Sukuk mudharabah subordinasi merupakan surat berharga jangka panjang yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah... (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 335)

Jenis produk penghimpunan dana yang menggunakan akad mudharabah antara lain giro mudharabah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah, sertifikat investasi mudharabah antarbank, dan sukuk mudharabah subordinasi. Penamaan jenis produk penghimpunan dana pada Bank Muamalat menggunakan istilah-istilah yang sudah biasa digunakan dalam dunia perbankan dengan penambahan kata mudharabah. Oleh karena itu, Bank Muamalat telah menonjolkan identitias etik sebagai bank syariah dalam hal penamaan jenis produk penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah.

Istilah jenis-jenis produk penghimpunan dana yang diikuti kata mudharabah mengandung makna yang hampir sama. Makna tersebut yaitu sarana nasabah deposan (shahibul maal) untuk menitipkan uangnya dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat investasi antarbank atau sukuk subordinasi yang Istilah jenis-jenis produk penghimpunan dana yang diikuti kata mudharabah mengandung makna yang hampir sama. Makna tersebut yaitu sarana nasabah deposan (shahibul maal) untuk menitipkan uangnya dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat investasi antarbank atau sukuk subordinasi yang

Produk-produk pembiayaan yang menggunakan akad mudharabah tidak diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat. Namun, peneliti menemukan tanda tersebut dari sumber data tambahan dalam halaman web Bank Muamalat. Kutipan informasi tersebut adalah sebagai berikut.

Pembiayaan kepada Anggota Koperasi Karyawan/Guru/PNS

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah (bagi hasil) antara Bank dengan koperasi atas pendapatan marjin pembiayaan murabahah (jual beli) dari yang disalurkan kepada anggota...

Pembiayaan Modal Kerja

...Berdasarkan prinsip syariah dengan pilihan akad musyarakah, mudharabah , atau murabahah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan modal kerja...

Pembiayaan Modal Kerja LKM Syariah (BPRS/BMT/Koperasi)

....Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah atau musyarakah...

Pembiayaan Jangka Pendek BPRS iB

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah... (Sumber: halaman web Bank Muamalat www.bankmuamalat.co.id)

Jenis produk pembiayaan yang menggunakan akad mudharabah dibagi menjadi empat pembiayaan. Namun, kelompok jenis pembiayaan ini awalnya hanya dibagi menjadi dua saja yaitu pembiayaan konsumen dan pembiayaan modal kerja. Bank Muamalat lalu merincinya menjadi empat jenis produk pembiayaan Bank Muamalat. Jenis-jenis produk pembiayaan yang menggunakan akad mudharabah antara lain pembiayaan kepada anggota koperasi Jenis produk pembiayaan yang menggunakan akad mudharabah dibagi menjadi empat pembiayaan. Namun, kelompok jenis pembiayaan ini awalnya hanya dibagi menjadi dua saja yaitu pembiayaan konsumen dan pembiayaan modal kerja. Bank Muamalat lalu merincinya menjadi empat jenis produk pembiayaan Bank Muamalat. Jenis-jenis produk pembiayaan yang menggunakan akad mudharabah antara lain pembiayaan kepada anggota koperasi

Pemberian nama jenis produk pembiayaan tidak menggunakan kata mudharabah secara langsung. Bank Muamalat menggunakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam dunia perbankan dan beberapa di antaranya ditambah kata syariah dan iB. Kata mudharabah baru ditampilkan dalam masing-masing definisi produk pembiayaan tersebut. Kata pembiayaan sendiri lebih banyak digunakan dalam dunia perbankan syariah daripada perbankan konvensional yang menggunakan kata kredit. Oleh karena itu, Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dalam hal istilah jenis pembiayaan terutama definisi produk yang menggunakan akad mudharabah.

Terdapat perbedaan skema pembagian keuntungan antara bank konvensional dengan bank syariah. Dalam bank konvensional, nasabah akan mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil investasinya dalam bank tersebut. Uang yang diterima nasabah atas dana yang diinvestasikan ke bank biasa disebut dengan pendapatan bunga. Jumlah bunga yang diberikan bank kepada nasabahnya dihitung berdasarkan persentase suku bunga terhadap dana nasabah itu sendiri sehingga hasilnya pasti.

Bank syariah menggunakan skema bagi hasil untuk memberikan pendapatan tambahan kepada investasi nasabah. Besarnya bagi hasil yang diterima nasabah dihitung berdasarkan persentase nisbah dikalikan hasil dari usaha yang dijalankan oleh bank syariah. Skema bagi hasil ini memungkinkan Bank syariah menggunakan skema bagi hasil untuk memberikan pendapatan tambahan kepada investasi nasabah. Besarnya bagi hasil yang diterima nasabah dihitung berdasarkan persentase nisbah dikalikan hasil dari usaha yang dijalankan oleh bank syariah. Skema bagi hasil ini memungkinkan

Sistem bagi hasil dalam perbankan syariah saat ini dibagi menjadi dua yaitu bagi hasil/pendapatan (revenue sharing) dan bagi untung (profit sharing). Bank Muamalat menggunakan sistem pembagian keuntungan berdasarkan prinsip bagi pendapatan (revenue sharing). Prinsip bagi pendapatan merupakan prinsip pembagian keuntungan yang tidak memperhitungkan pengeluaran-pengeluaran. Keterangan ini diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 338. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi hasil milik pihak ketiga yang didasarkan pada prinsip mudharabah mutlaqah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Bank dengan menggunakan sistem revenue sharing. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 338)

Prinsip bagi pendapatan (revenue sharing) memungkinkan nasabah deposan atau shahibul maal mendapatkan bagi hasil bahkan meskipun Bank Muamalat mengalami kerugian. Kerugian tersebut sangat mungkin terjadi ketika total pendapatan operasional yang diterima Bank Muamalat lebih sedikit daripada total beban operasional yang harus dibayar. Dalam kondisi seperti itu, Bank Muamalat akan melakukan efisiensi untuk meminimalkan jumlah pengeluaran sehingga nasabah tetap mendapat keuntungan.

Penerapan prinsip bagi pendapatan (revenue sharing) mempunyai dampak yang berbeda dengan prinsip bagi untung (profit sharing). Profit sharing memperhitungkan pengeluaran atau beban dalam menghitung laba yang akan dibagi sehingga memungkinkan terjadinya kerugian sedangkan revenue sharing tidak. Prinsip revenue sharing lebih memberikan jaminan keuntungan kepada shahibul maal daripada profit sharing. Shahibul maal akan tetap mendapatkan pembagian keuntungan sekalipun usaha yang dijalankan mengalami kerugian karena yang dibagi adalah pendapatannya.

Sistem pembagian keuntungan dari Bank Muamalat yang menggunakan prinsip bagi pendapatan telah sejalan dengan etika Islam. Sebab, bank syariah hingga saat ini belum mampu menemukan rumus besaran yang pas dari beban operasional bank yang harus dibebankan kepada hasil investasi pihak ketiga. Selain itu, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah mengeluarkan fatwa nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah. DSN MUI dalam fatwa tersebut lebih merekomendasikan bank-bank syariah untuk menggunakan prinsip bagi pendapatan (revenue sharing) yang lebih maslahat untuk saat ini. Kutipan fatwa DSN MUI nomor 15 tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (NetRevenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya.

2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing)... (Fatwa DSN-MUI Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000)

Jenis pembiayaan kedua adalah pembiayaan dengan akad musyarakah. Akad musyarakah mirip dengan akad mudharabah. Makna secara sederhana,

Bank Muamalat melakukan perserikatan modal pada sebuah usaha dengan nasabah debitur. Besar persentase sharing modalnya tergantung kesepakatan. Keuntungan yang didapatkan dibagi berdasarkan kesepakatan pada awal akad sedangkan bila terjadi kerugian ditanggung bersama berdasarkan persentase modal masing-masing mitra. Mitra yang dalam bahasa Arab disebut syarik adalah sebutan bagi pihak-pihak yang saling berkontribusi dalam akad musyarakah.

Akad musyarakah hampir sama dengan akad mudharabah. Perbedaannya hanya pada variasi persentase modal dan tenaga pengelolaan yang dapat dicampurkan dalam sebuah usaha. Akad musyarakah diaplikasikan oleh Bank Muamalat dalam produk-produk pembiayaan saja. Informasi aplikasi akad musyarakah dalam produk pembiayaan tidak diungkapkan dalam laporan tahunan. Namun, peneliti menemukan tanda tersebut dari sumber tambahan yaitu halaman web Bank Muamalat. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

KPR Muamalat iB

...Berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa)...

Pembiayaan Modal Kerja

...Berdasarkan prinsip syariah dengan pilihan akad musyarakah, mudharabah, atau murabahah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan modal kerja...

Pembiayaan Modal Kerja LKM Syariah (BPRS/BMT/Koperasi)

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah atau musyarakah ...

Pembiayaan Rekening Koran Syariah

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad musyarakah dan skema revolving...

Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis

...Berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa)...

Pembiayaan iB Asset Refinance Syariah

...Berdasarkan prisip syariah dengan dua pilihan akad:

a. Musyarakah Mutanaqisah

b. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik... (Sumber: halaman web Bank Muamalat www.bankmuamalat.co.id)

Produk-produk pembiayaan yang menggunakan akad musyarakah antara lain pembiayaan KPR Muamalat iB, Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Modal Kerja LKM Syariah (BPRS/BMT/Koperasi), Pembiayaan Rekening Koran Syariah, Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis, dan Pembiayaan iB Asset Refinance Syariah. Sistem penamaan produk-produk yang menggunakan akad musyarakah hampir semua diikuti dengan kata syariah. Selain dari sisi nama produk, identitas etik sebagai bank syariah juga ditegaskan dalam deskripsi produk. Bank Muamalat mengungkapkan bahwa jenis produk-produk pembiayaan tersebut menggunakan akad musyarakah sehingga telah sesuai dengan etika Islam. Makna lebih detail dari produk-produk tersebut akan dijelaskan dalam subbab ketiga.

Akad musyarakah tidak diaplikasikan semata-mata untuk penghimpunan dana karena akad ini menuntut kerja sama baik dalam modal maupun tenaga dalam bersyarikat. Sementara itu, nasabah deposan biasanya tidak mau ikut campur dengan kegiatan usaha bank sehingga tidak ada aplikasi akad musyarakah pada produk pendanaan. Akad musyarakah hanya mungkin diterapkan sebagai produk pembiayaan yang merupakan bentuk kerja sama antarmitra aktif.

4.2.2.2. Prinsip Margin Keuntungan (Mark-up Principle)

Prinsip margin keuntungan (mark-up principle) merupakan salah satu prinsip untuk menghilangkan bunga atau riba dalam bank. Prinsip margin keuntungan menghasilkan pendapatan dari selisih harga beli dan harga jual atau Prinsip margin keuntungan (mark-up principle) merupakan salah satu prinsip untuk menghilangkan bunga atau riba dalam bank. Prinsip margin keuntungan menghasilkan pendapatan dari selisih harga beli dan harga jual atau

Kata bai‟ merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata bai‟ dalam bahasa Indonesia berarti jual beli. Jual beli apa saja dalam bahasa Arab disebut dengan bai‟. Jual beli barang haram seperti narkoba, minuman keras, babi dalam bahasa Arab juga disebut bai‟. Hal ini bermakna kata bai‟ merupakan kata yang umum. Bukan berarti ketika bank menggunakan kata bai‟ dalam produknya maka langsung menjadi halal. Hal yang harus dilakukan adalah menelaah tanda- tanda dari produk-produk bai‟ bank syariah dari sisi fikih muamalah dahulu baru dapat disimpulkan produk tersebut sesuai dengan etika Islam atau tidak.

Jual beli merupakan salah satu sarana untuk melawan riba. Allah secara umum telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Allah telah berfirman dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 275 yang artinya “...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” Namun, jual beli

yang dibolehkan masih terikat dengan syarat-syarat tertentu. Hal ini bermakna ada jual beli yang dibolehkan dan ada pula jual beli yang dilarang. Penelitian ini hanya membahas identitas etik bank syariah dari sisi makna/pesan yang ingin yang dibolehkan masih terikat dengan syarat-syarat tertentu. Hal ini bermakna ada jual beli yang dibolehkan dan ada pula jual beli yang dilarang. Penelitian ini hanya membahas identitas etik bank syariah dari sisi makna/pesan yang ingin

Bentuk jual beli yang paling sederhana adalah bai‟ murabahah. Kata murabahah berasal dari bahasa Arab ar-ribhu yang berarti kelebihan atau tambahan (keuntungan). Bai‟ murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli. Pengertian jual beli jenis ini dapat disederhanakan menjadi jual beli tegaskan margin. Pembayaran dalam jual beli ini dapat diberikan secara tunai maupun diangsur (kredit).

Bentuk lain dari akad jual beli adalah bai‟ salam. Istilah lain akad salam adalah salaf. Keduanya mempunyai pengertian yang sama. Kata salaf yang berasal dari bahasa Arab berarti pendahuluan karena pemesan menyerahkan uang sebelum penyerahan barang. Bai‟ salam merupakan akad jual beli yang barangnya diserahkan di akhir waktu tetapi pembayarannya dilakukan di muka baik secara tunai maupun angsuran. Akad salam sering kali dipraktikkan dalam jual beli di bidang pertanian.

Akad jual beli yang sering dipraktikkan di bank syariah selain bai‟ murabahah adalah bai‟ istishna‟. Bai‟ istishna‟ berasal dari kata shana‟a yang dalam bahasa Arab berarti membuat. Kata shana‟a mendapat awalan alif, sin dan ta sehingga menjadi istishna‟ yang mempunyai arti minta dibuatkan. Pengertian bai‟ istishna‟ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/pembeli dan penjual/pembuat. Sementara itu, pembayaran dapat dilakukan berdasarkan Akad jual beli yang sering dipraktikkan di bank syariah selain bai‟ murabahah adalah bai‟ istishna‟. Bai‟ istishna‟ berasal dari kata shana‟a yang dalam bahasa Arab berarti membuat. Kata shana‟a mendapat awalan alif, sin dan ta sehingga menjadi istishna‟ yang mempunyai arti minta dibuatkan. Pengertian bai‟ istishna‟ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/pembeli dan penjual/pembuat. Sementara itu, pembayaran dapat dilakukan berdasarkan

Akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik merupakan salah satu akad yang menyumbangkan pendapatan bagi bank syariah. Kata ijarah berasal dari bahasa Arab ajru yang artinya imbalan/ganti. Kata ajru juga dapat berarti pahala. Sinonim kata ajru dalam bahasa Arab adalah „iwadh. Ijarah mempunyai pengertian yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang tersebut. Pihak pemilik barang atau tenaga mendapatkan pembayaran upah sewa (ujrah).

Akad ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) merupakan akad ijarah (sewa) yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang dari pemilik barang kepada penyewa. Perpindahan barang dapat terjadi melalui akad jual beli atau hibah dari pemilik barang. Akad ijarah muntahiyah bittamlik terlihat seperti dua akad dalam satu jual beli atau dua akad yang berkaitan. Namun, akad tersebut dapat menjadi boleh ketika pelaksanaan akad ijarah diselesaikan terlebih dahulu hingga akhir waktu yang ditentukan, baru dilakukan akad hibah atau jual beli.

Bank Muamalat hanya menerapkan dua akad jual beli yaitu akad bai‟ murabahah dan bai‟ istishna‟. Informasi ini diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 336. Kutipan dari tanda yang menyatakan informasi tersebut adalah sebagai berikut.

y. Pendapatan Pengelolaan oleh Bank sebagai Mudharib

Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib terdiri dari pendapatan dari transaksi jual beli dari transaksi murabahah dan istishna, pendapatan bagi hasil dari mudharabah dan musyarakah, pendapatan sewa dari ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik dan pendapatan usaha utama Iainnya. (laporan tahunan halaman 336)

Bank Muamalat tidak menjelaskan alasan mengapa bank tidak menawarkan akad bai‟ salam. Hal ini bermakna Bank Muamalat masih takut akan risiko dari bai‟ salam, padahal akad ini berbeda dengan akad ijon yang berisiko. Akad bai‟ salam mengharuskan kejelasan spesifikasi produk yang akan diperjualbelikan sehingga menghilangkan larangan ketidakjelasan (gharar). Bank Muamalat juga termakna masih kurang memperhatikan perekonomian dari sektor pertanian atau dengan kata lain kurang bersahabat dengan petani.

Bank Muamalat mengaplikasikan akad bai‟ murabahah pada beberapa produk pembiayaan. Informasi ini tidak diungkapkan dalam laporan tahunan. Namun, peneliti menemukan tanda tersebut dari sumber data tambahan yaitu dari halaman web Bank Muamalat. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

KPR Muamalat iB

...Berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa).

AutoMuamalat

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad murabahah (jual-beli)...

Pembiayaan kepada Anggota Koperasi Karyawan/Guru/PNS

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah (bagi hasil) antara Bank dengan koperasi atas pendapatan marjin pembiayaan murabahah (jual beli) dari yang disalurkan kepada anggota...

Pembiayaan Modal Kerja

...Berdasarkan prinsip syariah dengan pilihan akad musyarakah, mudharabah, atau murabahah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan modal kerja...

Pembiayaan Investasi

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad murabahah atau ijarah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan investasi...

Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis

...Berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa)... (Sumber: halaman web Bank Muamalat www.bankmuamalat.co.id)

Produk pembiayaan yang menggunakan akad bai‟ murabahah antara lain KPR Muamalat iB, AutoMuamalat, Pembiayaan kepada Anggota Koperasi Karyawan/Guru/PNS, Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Investasi, dan Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis. Sementara itu, aplikasi akad bai‟ istishna pada produk Bank Muamalat tidak ditemukan oleh peneliti. Data tersebut tidak ditemukan baik dari sumber data utama laporan tahunan maupun sumber data tambahan berupa halaman web Bank Muamalat.

Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik sebagai bank syariah dalam hal aplikasi akad bai‟ murabahah pada produk pembiayaan. Setidaknya hal tersebut terlihat dari deskripsi produk-produk pembiayaan yang menuliskan kata akad bai‟ murabahah di dalamnya. Bai‟ murabahah merupakan salah satu jenis akad jual beli yang dibolehkan dalam Islam sehingga produk pembiayaan berbasis akad murabahah yang dilakukan Bank Muamalat telah sesuai dengan etika Islam. Sementara itu, makna rinci dari masing-masing nama produk pembiayaan akan dibahas dalam subbab ketiga.

Akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) digunakan oleh Bank Muamalat dalam beberapa produk pembiayaan. Aplikasi akad ijarah dan IMBT pada produk pembiayaan tidak diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat. Namun, peneliti menemukan tanda tersebut dalam sumber data Akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) digunakan oleh Bank Muamalat dalam beberapa produk pembiayaan. Aplikasi akad ijarah dan IMBT pada produk pembiayaan tidak diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat. Namun, peneliti menemukan tanda tersebut dalam sumber data

Pembiayaan Umroh Muamalat

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad ijarah (sewa jasa)...

Pembiayaan Investasi

...Berdasarkan prinsip syariah dengan akad murabahah atau ijarah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan investasi...

Pembiayaan iB Asset Refinance Syariah

...Berdasarkan prisip syariah dengan dua pilihan akad:

a. Musyarakah Mutanaqisah

b. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik... (Sumber: halaman web Bank Muamalat www.bankmuamalat.co.id)

Akad ijarah diterapkan pada produk Bank Muamalat yaitu pembiayaan Umrah Muamalat dan Pembiayaan Investasi. Sementara itu, akad ijarah muntahiyah bittamlik diterapkan dalam produk Pembiayaan iB Asset Refinance Syariah. Nama dari tiga produk pembiayaan tersebut bernuansa islami. Hal ini dapat dilihat dari kata umrah, iB, dan syariah serta definisi produk yang tertulis akad ijarah dan IMBT. Oleh karena itu, Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dalam hal aplikasi akad ijarah dan IMBT pada produk pembiayaannya. Makna lebih rinci yang ingin disampaikan dari nama-nama produk tersebut akan dibahas dalam subbab ketiga.

4.2.2.3. Makna dari Nama dan Definisi Produk-produk Bank Muamalat

Produk-produk Bank Muamalat secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu produk pendanaan/penghimpunan dana (funding) dan produk pembiayaan (financing). Produk penghimpunan dana dibagi lagi menjadi tiga yaitu Giro Muamalat, Tabungan dan Deposito. Produk pembiayaan juga dibagi menjadi tiga yaitu Pembiayaan Konsumen, Modal Kerja dan Investasi. Informasi nama-nama Produk-produk Bank Muamalat secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu produk pendanaan/penghimpunan dana (funding) dan produk pembiayaan (financing). Produk penghimpunan dana dibagi lagi menjadi tiga yaitu Giro Muamalat, Tabungan dan Deposito. Produk pembiayaan juga dibagi menjadi tiga yaitu Pembiayaan Konsumen, Modal Kerja dan Investasi. Informasi nama-nama

Gambar 4.5. Bagan Pembagian Produk Penghimpunan Dana dan Pembiayaan dalam Bank Muamalat

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 488-491 (diolah)

Gambar 4.5. merupakan rangkuman dari tanda atau data nama-nama produk penghimpunan dana dan pembiayaan dari Bank Muamalat. Informasi nama-nama produk tersebut diambil dari laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 486 dan 488-491. Makna masing-masing produk Bank Muamalat akan dijelaskan dalam paragraf berikut.

Nama-nama produk Bank Muamalat mayoritas memuat kata “iB” dan “Muamalat”. Kata “iB” (dibaca: ai-bi) dalam nama produk Bank Muamalat

merujuk kepada “Islamic Banking”. Kata iB jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sendiri berarti perbankan syariah. Singkatan tersebut merupakan logo bersama yang ditetapkan Bank Indonesia untuk melambangkan keberadaan dari produk-produk bank syariah atau unit usaha syariah. Dengan adanya identitas bersama tersebut masyarakat akan lebih mudah dan cepat dalam mengidentifikasi layanan dari perbankan syariah.

Kata “Muamalat” dalam nama produk merupakan identitas dari Bank Muamalat sendiri. Kata muamalat berasal dari bahasa Arab yang berarti hal-hal yang termasuk hubungan antarsesama manusia. Muamalat tidak hanya merujuk kepada aktivitas ekonomi dan bisnis tetapi lebih luas daripada itu. Oleh karena itu, jika kata muamalat hanya diletakkan di bidang perbankan syariah saja sebenarnya kurang pas. Selain itu, kata muamalat dalam nama produk-produk Bank Muamalat juga menjadi ciri khas yang membedakan produknya dengan produk bank syariah lain.

4.2.2.3.1. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

a) Giro Muamalat Nama produk Giro Muamalat yang pertama adalah Giro Ultima (dalam bagian lain di laporan tahunan disebut Giro Muamalat Ultima iB). Data nama produk Giro Ultima beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

1. Giro Ultima

Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang memudahkan semua jenis kebutuhan transaksi bisnis maupun transaksi keuangan personal Nasabah. Giro ini diperuntukan perorangan dengan usia 18 tahun ke atas. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Produk Giro Ultima terdiri atas dua kata yaitu Giro dan Ultima. Giro merupakan salah satu fasilitas simpanan pada sebuah bank yang penarikan dananya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau sarana lain yang ditawarkan bank. Sementara itu, kata ultima dalam nama produk tersebut berasal dari bahasa Inggris “ultimate” yang mempunyai arti yang paling akhir atau final. Ultima juga dapat berarti varian tertinggi dari suatu jenis produk. Jadi Bank Muamalat melalui produk Giro Ultimanya ingin menyampaikan bahwa produk giro tersebut merupakan produk final yang mempunyai banyak keunggulan bagi nasabahnya.

Bank Muamalat selain menyematkan kata “iB” juga menambahkan pernyataan secara eksplisit dalam definisi produk Giro Ultima bahwa giro tersebut merupakan produk giro syariah. Giro Ultima mempunyai perbedaan dengan produk giro lain dalam hal peruntukan. Giro Ultima merupakan produk simpanan yang ditujukan untuk nasabah perorangan saja. Selain itu, produk Giro Ultima Bank Muamalat selain menyematkan kata “iB” juga menambahkan pernyataan secara eksplisit dalam definisi produk Giro Ultima bahwa giro tersebut merupakan produk giro syariah. Giro Ultima mempunyai perbedaan dengan produk giro lain dalam hal peruntukan. Giro Ultima merupakan produk simpanan yang ditujukan untuk nasabah perorangan saja. Selain itu, produk Giro Ultima

Nama produk Giro Ultima tidak bernuansa islami. Hal ini berarti dari segi nama produk belum terkandung identitas etik. Etika Islamnya baru terlihat ketika membaca lebih lanjut deskripsi produk yang tertulis kata syariah di dalamnya. Produk Giro Ultima akan lebih bernuansa islami jika Bank Muamalat menambahkan kata iB atau istilah-istilah yang berasal dari bahasa Arab.

Produk giro kedua dari Bank Muamalat adalah Giro Attijary (Giro Muamalat Attijary iB). Data nama produk Giro Attijary beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

2. Giro Attijary

Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang memudahkan dan membantu semua jenis kebutuhan transaksi bisnis perusahan Nasabah. Giro ini diperuntukan bagi institusi yang memiliki legalitas badan. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Produk Giro Attijary mempunyai banyak persamaan dengan produk Giro Ultima. Perbedaannya hanya pada peruntukan kedua produk giro tersebut. Giro Ultima ditujukan untuk nasabah peorangan sedangkan Giro Attijary ditujukan untuk nasabah institusi/badan yang memenuhi syarat legalitas badan.

Kata “Attijary” dalam nama produk Giro Attijari merupakan bentuk lain dari kata “tijarah”. Kata “tijarah” berasal dari bahasa Arab dan mempunyai

arti umum perdagangan/perniagaan. Maksud perdagangan di sini bukan perdagangan yang dilakukan oleh perorangan tetapi lebih kepada sebuah institusi/lembaga. Dengan kata lain, Bank Muamalat melalui produk Giro

Attijary-nya ingin menyampaikan pesan bahwa bank menyediakan produk giro lain yang sesuai syariah yang ditujukan khusus kepada lembaga/institusi bisnis.

Nama produk Giro Attijary telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Giro Attijary yang terdapat istilah perdagangan dalam bahasa Arab. Etika Islamnya lebih ditegaskan dalam deskripsi produk yang tertulis kata syariah.

b) Tabungan Produk simpanan atau pendanaan dari Bank Muamalat yang kedua adalah tabungan. Kata “tabungan” merupakan kata yang tidak asing bagi setiap orang. Kata “tabungan” berasal dari bahasa Indonesia yang merupakan gabungan kata “tabung” ditambah akhiran “an”. Kata tersebut mempunyai arti tempat menabung (menyimpan) uang atau dapat pula berarti uang simpanan. Sarana menabung yang tradisional umumnya menggunakan celengan, tetapi seiring perkembangan zaman fasilitas/sarana menabung sudah banyak ditawarkan oleh bank-bank.

Kata “tabungan” merupakan kata yang netral. Kata ini juga lebih banyak berkaitan dengan hal yang positif daripada negatif. Ketika seseorang menabung, dia hanya akan mendapatkan hasil uang tabungan sejumlah yang dia tabung. Sebab, uang sejatinya tidak dapat beranak-pinak seperti makhluk hidup kecuali jika uang tersebut digunakan untuk sebuah usaha. Hasil usaha pun tidak akan selalu untung melainkan mempunyai dua kemungkinan lain yaitu impas atau bahkan rugi.

Bank Muamalat telah mengeluarkan produk tabungan yang beragam. Terdapat tujuh variasi produk tabungan yang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 488-489. Produk-produk tersebut antara lain Tabungan Muamalat, Tabungan Muamalat Dollar, Tabungan Haji Arafah, Tabungan iB Muamalat Rencana, Tabungan Muamalat Umroh, TabunganKu, dan Tabungan iB Muamalat Prima. Terdapat tiga kata yang khas dari hampir seluruh nama produk tabungan Bank Muamalat yaitu kata “tabungan”, “muamalat”, dan “iB”. Arti ketiga kata tersebut telah dijelaskan dalam paragraf-paragraf sebelumnya sehingga makna yang akan diungkapkan dalam paragraf berikut adalah makna nama produk secara keseluruhan.

Nama produk tabungan yang pertama adalah Tabungan Muamalat atau Tabungan Muamalat iB. Data nama produk Tabungan Muamalat beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tabungan Muamalat

Tabungan dalam mata uang Rupiah yang dapat digunakan untuk beragam jenis transaksi, memberikan akses yang mudah, serta manfaat yang luas. Tabungan muamalat kini hadir dengan dua pilihan kartu ATM/Debit yaitu Kartu Shar-E Reguler dan Shar-E Gold. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Produk Tabungan Muamalat merupakan tabungan mendasar (basic) di antara produk tabungan-tabungan yang lain. Mendasar di sini dimaknai sebagai produk tabungan dengan prinsip syariah dari Bank Muamalat yang memberikan fasilitas yang lengkap, akses yang luas serta manfaat yang banyak sebagaimana disebutkan dalam deskripsi produk. Produk tabungan ini dilengkapi dengan dua pilihan kartu ATM/debit yaitu Shar’E Reguler dan Shar’E Gold yang dapat Produk Tabungan Muamalat merupakan tabungan mendasar (basic) di antara produk tabungan-tabungan yang lain. Mendasar di sini dimaknai sebagai produk tabungan dengan prinsip syariah dari Bank Muamalat yang memberikan fasilitas yang lengkap, akses yang luas serta manfaat yang banyak sebagaimana disebutkan dalam deskripsi produk. Produk tabungan ini dilengkapi dengan dua pilihan kartu ATM/debit yaitu Shar’E Reguler dan Shar’E Gold yang dapat

Nama produk Tabungan Muamalat telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan Muamalat yang terdapat kata muamalat. Kata muamalat dimaksudkan sebagai identitas bank maupun istilah dari agama Islam. Etika Islamnya lebih dikuatkan dalam deskripsi produk yang tertulis fasilitas kartu ATM/Debit yaitu Kartu Shar-E Reguler dan Shar-E Gold. Kata Shar-E merupakan variasi kata dari syar‟i yang berarti sesuai syariah.

Produk tabungan kedua dari Bank Muamalat diberi nama Tabungan Muamalat Dollar. Data nama produk Tabungan Muamalat beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

2. Tabungan Muamalat Dollar

Tabungan dalam denominasi valuta asing US Dollar (USD) dan Singapore Dollar (SGD) bertujuan untuk melayani kebutuhan transaksi dan investasi yang lebih beragam. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Tabungan Muamalat Dollar terdiri atas tiga kata yaitu kata “tabungan”, “muamalat” dan “dollar”. Kata “dollar” di sini merujuk kepada mata uang asing yang dikeluarkan oleh bank negara Amerika Serikat dan Singapura. Fasilitas yang diberikan oleh produk tabungan ini sama seperti Tabungan Muamalaat. Perbedaannya hanya pada denominasi yang digunakan yaitu dalam bentuk valuta asing US Dollar (USD) atau Singapore Dollar (SGD).

Produk Tabungan Muamalat Dollar sesuai namanya ditujukan untuk nasabah yang mempunyai kebutuhan transaksi dengan valuta asing tersebut. Nasabah dapat mengelola transaksinya secara langsung dalam bentuk dollar sehingga dapat menghindari risiko kurs atas kewajiban pembayaran non-rupiah. Bank Muamalat ingin memberikan pesan melalui produk tersebut bahwa bank syariah pun mempunyai fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan transaksi nasabah dengan menggunakan valuta asing yang juga dijamin sesuai syariah.

Nama produk Tabungan Muamalat Dollar telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan Muamalat Dollar yang terdapat kata muamalat. Kata muamalat dimaksudkan sebagai identitas bank maupun istilah dari agama Islam. Namun, etika Islam dari produk Tabungan Muamalat Dollar akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

Produk tabungan ketiga dari Bank Muamalat diberi nama Tabungan Haji Arafah. Data nama produk Tabungan Haji Arafah beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

3. Tabungan Haji Arafah

Tabungan haji dalam mata uang Rupiah dan valuta asing US Dollar yang dikhususkan bagi Nasabah masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Nama Tabungan Haji Arafah tersusun atas tiga kata yaitu kata “tabungan”, “haji”, dan “arafah”. Kata “arafah” berasal dari kata „arafa yang dalam bahasa Arab berarti mengetahui. Kata “arafah” juga sangat erat Nama Tabungan Haji Arafah tersusun atas tiga kata yaitu kata “tabungan”, “haji”, dan “arafah”. Kata “arafah” berasal dari kata „arafa yang dalam bahasa Arab berarti mengetahui. Kata “arafah” juga sangat erat

Tabungan Haji Arafah merupakan produk tabungan dari Bank Muamalat yang ditujukan untuk persiapan ibadah haji nasabah. Produk ini sebagaimana deskripsinya hanya diperuntukkan untuk menabung dalam rangka mendaftar haji. Dengan kata lain, dana tabungan tidak dapat ditarik kecuali untuk setoran pendaftaran haji atau penutupan rekening sebelum keberangkatan haji. Tabungan ini juga tersedia dalam mata uang rupiah dan mata uang valuta asing US Dollar (USD) juga disediakan kartu ATM bagi nasabah sehingga sangat fleksibel ketika digunakan bahkan di negara Arab Saudi.

Nama produk Tabungan Haji Arafah telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan Haji Arafah yang terdapat kata haji dan arafah. Kata haji dan arafah merupakan dua kata yang saling berkaitan dan memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Sebab haji merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim yang mampu dan merupakan salah satu rukun Islam. Oleh karena itu, adanya produk Tabungan Haji Arafah menunjukkan identitas etik yang telah ditampilkan oleh Bank Muamalat.

Produk tabungan keempat dari Bank Muamalat diberi nama Tabungan iB Muamalat Rencana. Data nama produk Tabungan iB Muamalat Rencana Produk tabungan keempat dari Bank Muamalat diberi nama Tabungan iB Muamalat Rencana. Data nama produk Tabungan iB Muamalat Rencana

4. Tabungan iB Muamalat Rencana

Tabungan iB Muamalat Rencana merupakan tabungan berjangka dalam mata uang Rupiah, memiliki setoran rutin bulanan dan tidak bisa ditarik sebelum jangka waktu berakhir kecuali penutupan rekening serta pencairan dana hanya bisa dilakukan ke rekening sumber dana. Tabungan iB Muamalat Rencana dapat membantu mewujudkan berbagai rencana Nasabah. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Produk Tabungan iB Muamalat Rencana tersusun atas empat kata yaitu “tabungan”, “iB”, “muamalat” dan “rencana”. Para pembaca dapat langsung

memaknai dari namanya bahwa produk tersebut adalah bentuk tabungan berjangka yang setorannya rutin dengan nominal tertentu tiap periode tertentu. Sekilas mirip seperti deposito tetapi bedanya produk tabungan ini disediakan untuk nominal kecil.

Produk Tabungan iB Muamalat Rencana sebagaimana namanya juga memiliki persamaan seperti produk tabungan berjangka dengan tujuan khusus seperti haji atau umrah. Namun, kata “rencana” dalam nama produk memberi pesan bahwa tabungan tersebut dapat digunakan nasabah Bank Muamalat untuk mewujudkan rencana-rencananya yang tentunya tidak bertentangan dengan etika Islam. Pesan bahwa rencana nasabah tidak boleh bertentangan dengan etika Islam maupun pengelolaan dana tabungan oleh Bank Muamalat yang harus sesuai dengan etika Islam terrangkum dalam kata “iB” dalam nama produk tersebut.

Nama produk Tabungan iB Muamalat Rencana telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan iB Muamalat Rencana yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam Nama produk Tabungan iB Muamalat Rencana telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan iB Muamalat Rencana yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam

Produk tabungan kelima dari Bank Muamalat diberi nama Tabungan Muamalat Umroh. Data nama produk Tabungan Muamalat Umroh beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

5. Tabungan Muamalat Umroh

Tabungan Muamalat Umroh merupakan tabungan berencana dalam mata uang Rupiah yang akan membantu Nasabah mewujudkan impian untuk berangkat beribadah Umroh. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Nama produk Tabungan Muamalat Umroh tersusun atas tiga kata yaitu “tabungan”, “muamalat” dan “umroh”. Kata “umroh” mempunyai makna sebuah

rangkaian ibadah yang dilakukan oleh umat muslim seluruh dunia dengan mengambil tempat di kota Mekah, Arab Saudi. Ibadah umrah mempunyai kemiripan dengan ibadah haji bahkan ada yang menyebut dengan haji kecil. Namun, derajat dan tingkat keutamaan umrah lebih rendah di bawah ibadah haji. Oleh karena umrah merupakan bentuk ibadah umat muslim yang sudah pasti halal maka Bank Muamalat tidak menambah kata “iB” dalam nama produk tabungan tersebut melainkan hanya menambah kata “muamalat”.

Nama produk Tabungan Muamalat Umroh telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan Muamalat Umroh yang terdapat kata muamalat dan umroh. Umrah merupakan ibadah yang utama setelah ibadah Haji. Baik ibadah Haji maupun Umrah Nama produk Tabungan Muamalat Umroh telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan Muamalat Umroh yang terdapat kata muamalat dan umroh. Umrah merupakan ibadah yang utama setelah ibadah Haji. Baik ibadah Haji maupun Umrah

Produk tabungan keenam dari Bank Muamalat diberi nama TabunganKu. Data nama produk Tabungan Muamalat Umroh beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

6. TabunganKu

Tabungan syariah dalam mata uang Rupiah yang sangat terjangkau bagi Nasabah dari semua kalangan masyarakat. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 488)

Produk TabunganKu hanya terdiri atas satu kata yang sejatinya merupakan gabungan dari dua kata yaitu “tabungan” dan kata ganti “ku”. Produk

dengan nama TabunganKu merupakan produk tabungan yang diwajibkan ada dalam setiap bank di Indonesia atas regulasi Bank Indonesia. Produk ini utamanya ditujukan secara umum untuk menumbuhkan budaya menabung masyarakat Indonesia sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan. Oleh karena itu, fasilitas produk TabunganKu dari Bank Muamalat hampir sama seperti produk Tabungan Muamalat. Perbedaannya hanya pada syarat yang lebih mudah serta lebih ringan sehingga sangat terjangkau bagi seluruh kalangan masyarakat.

Nama produk TabunganKu tidak bernuansa islami. Hal ini berarti dari segi nama produk belum terkandung identitas etik. Etika Islamnya baru terlihat ketika membaca lebih lanjut deskripsi produk yang tertulis kata syariah di dalamnya. Produk TabunganKu akan lebih bernuansa islami jika Bank Muamalat Nama produk TabunganKu tidak bernuansa islami. Hal ini berarti dari segi nama produk belum terkandung identitas etik. Etika Islamnya baru terlihat ketika membaca lebih lanjut deskripsi produk yang tertulis kata syariah di dalamnya. Produk TabunganKu akan lebih bernuansa islami jika Bank Muamalat

Produk tabungan ketujuh dari Bank Muamalat diberi nama Tabungan iB Muamalat Prima. Data nama produk Tabungan Muamalat Prima beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

7. Tabungan iB Muamalat Prima

Tabungan iB Muamalat Prima merupakan tabungan prioritas yang didesain bagi Nasabah yang ingin mendapatkan bagi hasil maksimal dan kebebasan bertransaksi. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489)

Produk Tabungan iB Muamalat Prima tersusun atas empat kata yaitu “tabungan”, “iB”, “muamalat” dan “prima”. Unsur yang baru dalam nama produk tersebut adalah kata “prima”. Kata “prima” merupakan kata dalam bahasa

Indonesia yang berarti sangat baik atau yang paling utama. Oleh karena itu, Bank Muamalat melalui produk Tabungan iB Muamalat Prima ingin menyampaikan pesan bahwa tabungan inilah yang diprioritaskan terutama untuk mendapatkan bagi hasil yang maksimal sebagaimana juga diungkapkan dalam deskripsi produk. Walaupun demikian, proses pengelolaan dana tabungannya tetap dalam koridor etika Islam.

Nama produk Tabungan iB Muamalat Prima telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan iB Muamalat Prima yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dar i produk Tabungan iB Muamalat Rencana akan lebih menonjol bila dalam Nama produk Tabungan iB Muamalat Prima telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Tabungan iB Muamalat Prima yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dar i produk Tabungan iB Muamalat Rencana akan lebih menonjol bila dalam

c) Deposito Deposito merupakan jenis produk penghimpunan dana ketiga dari Bank Muamalat selain Giro dan Tabungan. Produk deposito paling banyak diminati nasabah karena biasanya mempunyai suku bunga yang paling tinggi di antara tiga produk pendanaan. Bank Muamalat sebagai bank syariah juga mempunyai produk deposito. Namun, produk deposito Bank Muamalat menggunakan skema akad mudharabah bukan berdasarkan bunga sehingga tidak melanggar etika Islam.

Produk deposito dari Bank Muamalat yang pertama diberi nama Deposito Mudharabah. Data nama produk Deposito Mudharabah beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

1. Deposito Mudharabah

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi Nasabah. Deposito Mudharabah diperuntukan bagi perorangan usia 18 tahun ke atas dan institusi yang memiliki legalitas badan. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489)

Produk Deposito Mudharabah tersusun atas dua kata yaitu “deposito” dan “mudharabah”. Kata “mudharabah” merupakan salah satu bentuk kerja sama antara pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan sejumlah 100% modal kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian di awal. Keuntungan dari kerja sama tersebut dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian yang bukan disebabkan kelalaian pengelola ditanggung oleh pemilik modal. Bank Muamalat melalui nama produk tersebut ingin menyampaikan pesan bahwa hasil Produk Deposito Mudharabah tersusun atas dua kata yaitu “deposito” dan “mudharabah”. Kata “mudharabah” merupakan salah satu bentuk kerja sama antara pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan sejumlah 100% modal kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian di awal. Keuntungan dari kerja sama tersebut dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian yang bukan disebabkan kelalaian pengelola ditanggung oleh pemilik modal. Bank Muamalat melalui nama produk tersebut ingin menyampaikan pesan bahwa hasil

Nama produk Deposito Mudharabah telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Deposito Mudharabah yang terdapat kata mudharabah. Mudharabah merupakan salah satu akad kerjasama bermotif profit yang dibolehkan dalam Islam. Etika Islamnya lebih ditegaskan dalam deskripsi produk yang tertulis kata syariah.

Produk deposito dari Bank Muamalat yang kedua diberi nama Deposito Fulinves. Data nama produk Deposito Fulinves beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

2. Deposito Fulinves

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal serta perlindungan asuransi jiwa gratis bagi Nasabah. Deposito Fulinves merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan. Deposito Fulinves dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan di Bank Muamalat. Deposito Fulinves diperuntukan bagi perorangan usia 18 tahun ke atas. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489)

Deposito Fulinves tersusun atas dua kata yaitu “deposito” dan “fulinves”. Kata “fulinves” merupakan bentukan kata dari istilah bahasa Inggris “full” dan “invest”. Kata “full” mempunyai arti penuh atau lengkap sedangkan “invest” berarti investasi. Oleh karenanya, gabungan kata “fulinves” dapat

dimaknai sebagai investasi yang mempunyai fasilitas yang lengkap. Menurut deskripsi produk, baik Deposito Mudharabah maupun Fulinves sama-sama memiliki fasilitas yang sama seperti penyediaan dua pilihan mata uang yaitu dimaknai sebagai investasi yang mempunyai fasilitas yang lengkap. Menurut deskripsi produk, baik Deposito Mudharabah maupun Fulinves sama-sama memiliki fasilitas yang sama seperti penyediaan dua pilihan mata uang yaitu

Nama produk Deposito Fulinves tidak bernuansa islami. Hal ini berarti dari segi nama produk belum terkandung identitas etik. Etika Islamnya baru terlihat ketika membaca lebih lanjut deskripsi produk yang tertulis kata syariah di dalamnya. Produk Deposito Fulinves akan lebih bernuansa islami jika Bank Muamalat menambahkan kata iB atau istilah-istilah yang berasal dari bahasa Arab atau agama Islam ke dalam nama produk.

Produk deposito dari Bank Muamalat yang ketiga diberi nama Dana Pensiun Muamalat. Data nama produk Dana Pensiun Muamalat beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

3. Dana Pensiun Muamalat

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat dapat diikuti oleh Nasabah yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dengan pilihan usia pensiun dan iuran pensiun yang terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) perbulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489)

Produk Dana Pensiun Muamalat tersusun atas tiga kata yaitu “dana”, “pensiun” dan “muamalat”. Kata “pensiun” mempunyai arti berhenti bekerja atau tidak bekerja lagi karena telah selesai masa tugasnya. Arti lain dari kata “pensiun” adalah uang tunjangan yang diterima oleh pekerja yang telah pensiun dari tempat kerjanya. Jadi Bank Muamalat ingin menyampaikan pesan bahwa Dana Pensiun

Muamalat merupakan produk yang membantu nasabah menyiapkan kehidupan masa pensiun dengan pengelolaan iuran pensiun sesuai muamalah yang islami.

Nama produk Dana Pensiun Muamalat telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk Dana Pensiun Muamalat yang terdapat kata muamalat. Namun, etika Islam dari produk Dana Pensiun Muamalat akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

4.2.2.3.2. Produk Pembiayaan (Financing)

a) Konsumen Jenis produk pembiayaan yang pertama adalah pembiayaan konsumen. Kata “konsumen” mempunyai arti orang yang memakai barang hasil produksi atau jasa pihak lain. Nama lain pembiayaan jenis ini adalah pembiayaan konsumtif yang sifatnya hanya mengonsumsi saja dan tidak menghasilkan sesuatu yang baru. Jadi, produk pembiayaan konsumen ini merupakan fasilitas pembiayaan dari Bank Muamalat untuk nasabah yang ingin memenuhi kebutuhan konsumsi akan barang atau jasa halal tertentu dan pengelolaannya berdasarkan etika Islam.

Produk pembiayaan konsumen yang pertama dari Bank Muamalat diberi nama KPR iB Muamalat. Data nama produk KPR iB Muamalat beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

1. KPR iB Muamalat

KPR iB Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu Nasabah untuk memiliki rumah/apartemen (indent/ready stock) maupun second. Pembiayaan ini juga dapat digunakan untuk pengalihan take over KPR dari bank lain, pembangunan, dan renovasi rumah tinggal. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun untuk karyawan, dan 60 tahun untuk wiraswasta atau profesional pada saat jatuh tempo pembiayaan. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489)

Produk KPR iB Muamalat tersusun atas tiga kata yaitu “KPR”, “iB” dan “muamalat”. Kata KPR merupakan singkatan dari kredit pemilikan rumah.

Istilah tersebut merupakan istilah yang lebih dahulu digunakan oleh bank konvensional. Walaupun demikian, produk KPR dari Bank Muamalat berbeda dari bank konvensional yang berbasis bunga. Bank Muamalat telah menambahkan kata “iB” dan “muamalat” yang dijadikan identitas dari produk KPR yang berdasarkan etika Islam. Produk KPR iB Muamalat menggunakan akad jual beli ( bai‟) yang bermakna Bank Muamalat membelikan rumah/apartemen baru atau bekas (second) lalu menjual kembali kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi agar mendapat keuntungan yang halal.

Nama produk KPR iB Muamalat telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk KPR iB Muamalat yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dari produk KPR iB Muamalat akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

Produk pembiayaan konsumen kedua dari Bank Muamalat diberi nama iB Muamalat Umroh. Bank Muamalat selain menyediakan produk Tabungan Muamalat Umroh juga menyediakan produk iB Muamalat Umroh. Data nama Produk pembiayaan konsumen kedua dari Bank Muamalat diberi nama iB Muamalat Umroh. Bank Muamalat selain menyediakan produk Tabungan Muamalat Umroh juga menyediakan produk iB Muamalat Umroh. Data nama

2. iB Muamalat Umroh

Fasilitas bagi para Nasabah dengan tujuan membiayai perjalanan ibadah umroh. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang

berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, dengan jangka waktu pembiayaan sampai dengan 36 bulan. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 489)

Produk pembiayaan iB Muamalat Umroh merupakan fasilitas dari Bank Muamalat yang memberi kesempatan nasabah untuk menjalankan ibadah umrah meskipun belum mempunyai 100% modal untuk umrah. Jika dalam produk Tabungan Muamalat Umrah nasabah diharuskan mengumpulkan uang hingga mencukupi biaya untuk umrah, maka produk iB Muamalat Umrah berbeda. Nasabah dapat menjalankan ibadah umrah hanya berbekal 30% dari total biaya umrah yang dibutuhkan. Sisa kekurangan biaya (maksimal 70% biaya umrah) dapat ditutupi dengan pembiayaan dari Bank Muamalat. Informasi ini didapatkan dari penelusuran data tambahan berupa halaman web Bank Muamalat.

Nama produk iB Muamalat Umroh telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Umroh yang terdapat kata iB, muamalat, dan umroh. Namun, etika Islam dari produk iB Muamalat Umroh akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

Produk pembiayaan konsumen ketiga dari Bank Muamalat diberi nama iB Muamalat Koperasi Karyawan. Data nama produk pembiayaan iB Muamalat

Koperasi Karyawan beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

3. iB Muamalat Koperasi Karyawan

Pembiayaan yang diberikan kepada koperasi karyawan untuk disalurkan kepada para anggotanya (pegawai BUMN/PNS/swasta) dengan tujuan pembelian barang halal. Diperuntukan bagi para anggota koperasi karyawan secara berkelompok dengan penghasilan minimum Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk pembiayaan iB Muamalat Koperasi Karyawan tersusun atas empat kata yaitu “iB”, “muamalat”, “koperasi” dan “karyawan”. Kata “koperasi”

mempunyai arti organisasi bisnis yang dibuat, dimiliki dan dioperasikan oleh kumpulan orang demi kepentingan bersama. Kegiatan yang dijalankan oleh “koperasi” berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat dengan asas kekeluargaan. Sementara itu, karyawan mempunyai arti orang yang bekerja pada suatu lembaga atau organisasi atau suatu pihak dengan mendapatkan upah/gaji.

Produk iB Muamalat Koperasi Karyawan mempunyai makna produk pembiayaan yang ditujukan kepada para anggota koperasi dari kalangan PNS, BUMN atau swasta. Pembiayaan syariah tersebut ditujukan untuk keperluan pembelian barang-barang yang halal saja yang dibutuhkan oleh nasabah atau anggota koperasi. Kriteria halal yang dimaksud dalam deskripsi produk ini akan dijelaskan dalam subbab pembatasan penawaran transaksi-transaksi yang diterima secara islami.

Nama produk iB Muamalat Koperasi Karyawan telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Koperasi Karyawan yang terdapat kata iB dan muamalat. Etika

Islamnya lebih ditegaskan dalam deskripsi produk yang hanya membolehkan pembelian barang-barang halal saja.

Produk pembiayaan konsumen keempat dari Bank Muamalat diberi nama iB Muamalat Multiguna. Data nama produk pembiayaan iB Muamalat Multiguna beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

4. iB Muamalat Multiguna

Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan Nasabah dalam pembelian barang halal (selain tanah, bangunan, mobil dan emas) serta sewa jasa yang dibolehkan secara syariah (selain pembiayaan haji dan umroh). (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk pembiayaan iB Muamalat Multiguna tersusun atas tiga kata yaitu “iB”, “muamalat” dan “multiguna”. Kata multiguna merupakan gabungan dari kata “multi-“ dan “guna”. Kata “multi-“ mempunyai arti hal-hal yang banyak, yang lebih dari satu. Sementara itu, kata “guna” berarti manfaat atau faedah. Oleh

karena itu, produk iB Muamalat Multiguna dapat bermakna pembiayaan untuk pembelian barang yang mempunyai banyak manfaat, baik barangnya hanya satu atau banyak sekaligus. Dalam definisi produk disebutkan ketentuan barangnya yaitu berbentuk barang halal selain tanah, bangunan, mobil dan emas, dan jasa yang dibolehkan syariah selain pembiayaan haji dan umrah.

Nama produk iB Muamalat Multiguna telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Multiguna yang terdapat kata iB dan muamalat. Etika Islamnya lebih ditegaskan dalam deskripsi produk yang hanya membolehkan pembelian barang-barang halal dan jasa yang sesuai syariah.

Produk pembiayaan konsumen kelima dari Bank Muamalat diberi nama iB Muamalat Pensiun. Data nama produk pembiayaan iB Muamalat Pensiun beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

5. iB Muamalat Pensiun

iB Muamalat Pensiun adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada para pensiunan PNS dan BUMN untuk pembelian barang konsumtif yang halal (termasuk rumah tinggal dan kendaraan bermotor) atau sewa jasa halal (seperti keperluan pendidikan anak, umroh, wisata, dan lainnya) dengan ketentuan pembayaran manfaat pensiun wajib dialihkan melalui Bank Muamalat. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk pembiayaan iB Muamalat Pensiun tersusun atas tiga kata yaitu “iB”, “muamalat” dan “pensiun”. Produk iB Muamalat Pensiun merupakan

produk pembiayaan syariah dari Bank Muamalat yang ditujukan kepada para pensiunan PNS dan BUMN.

Produk pembiayaan iB Muamalat Pensiun hanya dapat digunakan untuk pembelian barang-barang konsumtif seperti rumah, kendaraan bermotor, dan sewa jasa seperti umroh, wisata dan lain-lain. Hal tersebut bermakna bahwa barang atau jasa yang ingin dibiayai haruslah sesuatu yang halal. Produk ini akan sangat membantu bagi pensiunan untuk hal-hal yang sifatnya sangat urgen seperti perawatan kesehatan, tetapi bukan untuk hal-hal tidak perlu yang sifatnya foya- foya. Sebab pensiunan sendiri adalah orang yang seharusnya sudah tidak mempunyai hajat berlebih terhadap dunia melainkan fokus ibadah saja.

Nama produk iB Muamalat Pensiun telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Pensiun yang terdapat kata iB dan muamalat. Etika Islamnya lebih ditegaskan Nama produk iB Muamalat Pensiun telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Pensiun yang terdapat kata iB dan muamalat. Etika Islamnya lebih ditegaskan

Produk pembiayaan konsumen keenam dari Bank Muamalat diberi nama iB Muamalat Konsumer Duo. Data nama produk pembiayaan iB Muamalat Konsumer Duo beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

6. iB Muamalat Konsumer Duo

Fasilitas yang diberikan kepada Nasabah yang membutuhkan pembiayaan properti/hunian sekaligus pembiayaan kendaraan bermotor dengan jangka waktu maksimum sampai dengan 10 (sepuluh) tahun. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk pembiayaan iB Muamalat Konsumer Duo tersusun atas empat kata yaitu “iB”, “muamalat”, “konsumer” dan “duo”. Kata “konsumer” merupakan sinonim dari “konsumen” yang berarti pemakai barang atau jasa buatan pihak lain. Sementara itu, kata “duo” merupakan kata dari bahasa Inggris

yang mempunyai arti pasangan. Bank Muamalat ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa iB Muamalat Konsumer Duo merupakan produk pembiayaan konsumtif yang berbasis syariah yang dapat digunakan untuk dua keperluan konsumtif sekaligus. Dua produk yang dimaksud adalah pembelian hunian sekaligus kendaraan.

Nama produk iB Muamalat Konsumer Duo telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Konsumer Duo yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dari produk iB Muamalat Konsumer Duo akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa Nama produk iB Muamalat Konsumer Duo telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Konsumer Duo yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dari produk iB Muamalat Konsumer Duo akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa

Produk pembiayaan konsumen ketujuh dari Bank Muamalat diberi nama Pembiayaan Autoloan (via Multifinance). Data nama produk pembiayaan Pembiayaan Autoloan (via Multifinance) beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

7. Pembiayaan Autoloan (Via Multifinance)

Pembiayaan yang diberikan kepada end user dengan tujuan pembelian kendaraan bermotor (mobil dan motor) melalui perusahaan multifinance yang bekerjasama dengan Bank Muamalat. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk Pembiayaan Autoloan (via Multifinance) tersusun atas empat kata yaitu “pembiayaan”, “autoloan”, “via” dan “multifinance”. Nama produk

pembiayaan tersebut terdiri atas gabungan kata dari bahasa Indonesia dan bahasa Inggri s. Kata “autoloan” yang berasal dari bahasa Inggris merupakan gabungan dari kata “auto” yang berarti mobil dan “loan” yang berarti pinjaman atau kredit. Kata “via” merupakan kata yang sama-sama ada dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang berarti lew at atau melalui. Kata “multifinance” merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang tersuun atas gabungan kata “multi” dan “finance”. Kata “multi” berarti banyak, sedangkan kata “finance” mempunyai arti keuangan. Namun, gabungan kata “multifinance” tersebut sudah lazim diartikan masyarakat sebagai lembaga pembiayaan nonbank.

Pembiayaan Autoloan (via Multifinance) merupakan salah satu produk pembiayaan dari Bank Muamalat yang membantu nasabah untuk membeli

kendaraan bermotor. Meskipun kata “auto” dalam nama produk tersebut biasanya diartikan sebagai mobil, produk pembiayaan ini juga memfasilitasi pembelian motor oleh nasabah. Produk pembiayaan tersebut memanfaatkan kerja sama antara Bank Muamalat dengan lembaga pembiayaan (multifinance) dalam pembelian kendaraan bermotor (mobil maupun motor).

Nama produk Pembiayaan Autoloan (via Multifinance) tidak bernuansa islami. Hal ini berarti dari segi nama produk belum terkandung identitas etik. Etika Islam juga tidak terlihat dalam deskripsi produk pembiayaan tersebut karena tidak ada tanda atau kata-kata yang bernuansa Islam.

b) Modal Kerja Jenis produk pembiayaan kedua dari Bank Muamalat adalah Pembiayaan Modal Kerja. Kata “modal” berarti segala harta benda yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang atau jasa sehingga dapat menambah kekayaan. Kata “kerja” berarti kegiatan melakukan sesuatu yang lebih cenderung untuk mencari nafkah atau pendapatan. Oleh karena itu, pembiayaan modal kerja dapat bermakna segala bentuk pembiayaan yang dapat digunakan untuk membantu nasabah pembiayaan dalam meningkatkan modal usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

Nama lain pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan produktif. Pembiayaan ini bertolak belakang dengan pembiayaan konsumen yang bersifat konsumtif. Produk pembiayaan modal kerja yang ditawarkan oleh Bank Muamalat Nama lain pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan produktif. Pembiayaan ini bertolak belakang dengan pembiayaan konsumen yang bersifat konsumtif. Produk pembiayaan modal kerja yang ditawarkan oleh Bank Muamalat

Produk pembiayaan modal kerja yang pertama diberi nama iB Modal Kerja SME. Data nama produk pembiayaan iB Modal Kerja SME beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

1. iB Modal Kerja SME

Pembiayaan jangka pendek dengan prinsip syariah yang diberikan kepada Nasabah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha/bisnis dengan tujuan produktif. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk pembiayaan iB Modal Kerja SME tersusun atas empat kata yaitu “iB”, “modal”, “kerja” dan “SME”. Kata “SME” berasal dari bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari “Small Medium Enterprise”. “Small” berarti kecil, “medium” berarti menengah dan “enterprise” berarti perusahaan. Dengan kata lain

SME diterjemahkan sebagai UKM ataau Usaha Kecil dan Menengah. Kriteria UKM yang dimaksud dalam nama produk iB Modal Kerja SME adalah jenis usaha kecil milik perorangan atau badan yang mempunyai kekayaan bersih maksimal Rp200.000.000,00 dan omzet setahun maksimal Rp1.000.000.000,00. Bank Muamalat ingin menyampaikan pesan melalui produk pembiayaan tersebut bahwa bank memberikan fasilitas pembiayaan jangka pendek kepada UKM yang memenuhi syarat berdasarkan etika Islam. Pembiayaan tersebut berupa modal kerja yang dapat digunakan nasabah untuk memenuhi kekurangan modalnya dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha.

Nama produk iB Modal Kerja SME telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Pensiun yang terdapat kata iB. Etika Islamnya lebih ditegaskan dalam deskripsi produk yang menyatakan bahwa pembiayaan ini adalah pembiayaan jangka pendek berdasarkan prinsip syariah.

Produk pembiayaan modal kerja kedua diberi nama iB Rekening Koran Muamalat. Data nama produk pembiayaan iB Rekening Koran Muamalat beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

2. iB Rekening Koran Muamalat

Pembiayaan jangka pendek untuk modal kerja yang bersifat fluktuatif dengan perputaran transaksi yang cepat dimana penarikan dana dapat dilakukan sesuai kebutuhan melalui Cek atau Bilyet Giro. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk pembiayaan iB Rekening Koran Muamalat tersusun atas empat kata yaitu “iB”, “rekening”, “koran” dan “muamalat”. Kata “rekening koran”

merupakan kata majemuk karena terdiri atas gabungan kata yang membentuk makna baru. “Rekening koran” merupakan sebuah istilah dalam dunia perbankan yang berarti cetakan (print out) transaksi perbankan dari nasabah yang dikeluarkan oleh bank atau atas permintaan nasabah. Namun, rekening koran yang dimaksud dalam nama produk pembiayaan bukan dalam pengertian tersebut. Pembiayaan iB Rekening Koran bermakna pembiayaan modal kerja jangka pendek berprinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat oleh nasabah dengan mengunakan warkat (Cek/Bilyet Giro).

Nama produk iB Rekening Koran Muamalat telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Rekening Koran Muamalat yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dari produk iB Rekening Koran Muamalat akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

Produk pembiayaan modal kerja ketiga dari Bank Muamalat diberi nama iB Muamalat Usaha Mikro. Data nama produk pembiayaan iB Rekening Koran Muamalat beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

3. iB Muamalat Usaha Mikro

Pembiayaan dalam bentuk modal kerja dan investasi yang diberikan kepada pengusaha mikro baik untuk perorangan maupun badan usaha non hukum. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk pembiayaan iB Muamalat Usaha Mikro tersusun atas empat kata yaitu “iB”, “muamalat”, “usaha” dan “mikro”. Kata “usaha mikro”

merupakan pengertian dari jenis usaha dengan skala terkecil yang dimiliki oleh orang perorangan atau keluarga dengan kekayaan bersih maksimal Rp50.000.000,00 atau penjualan omzet pertahun maksimal Rp300.000.000,00. Usaha mikro termasuk jenis usaha yang di bawah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank Muamalat melalui produk pembiayaan iB Muamalat Usaha Mikro ingin menyampaikan pesan bahwa bank masih memperhatikan kalangan usaha terkecil di kalangan masyarakat dengan memberikan pembiayaan dalam bentuk modal kerja yang sesuai dengan etika Islam.

Nama produk iB Muamalat Usaha Mikro telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Muamalat Usaha Mikro yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dari produk iB Muamalat Usaha Mikro akan lebih menonjol bila dalam deskripsinya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

c) Investasi Jenis produk pembiayaan ketiga dari Bank Muamalat adalah

Pembiayaan Investasi. Kata “investasi” mempunyai arti penanaman uang atau modal lain dalam suatu usaha atau proyek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Pembiayaan investasi mirip dengan pembiayaan modal kerja, hanya saja pembiayaan investasi mempunyai jangka waktu yang lebih panjang. Produk pembiayaan investasi dari Bank Muamalat dibagi menjadi dua yaitu iB Investasi SME dan iB Properti Bisnis Muamalat.

Produk pembiayaan investasi pertama dari Bank Muamalat diberi nama iB Investasi SME. Data nama produk pembiayaan iB Investasi SME beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 491. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

1. iB Investasi SME

iB Investasi SME adalah pembiayaan yang akan membantu kebutuhan investasi jangka menengah/panjang usaha Nasabah guna membiayai pembelian barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah Nasabah susun. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 491)

Produk pembiayaan iB Investasi SME tersusun atas tiga kata yaitu “iB”, “investasi” dan “SME”. Kata “SME” merupakan istilah bahasa Inggris dari Usaha

Kecil dan Menengah (UKM). Bank Muamalat melalui produk pembiayaan iB Investasi SME ingin menyampaikan pesan bahwa bank memberikan fasilitas pembiayaan modal investasi untuk pengembangan UKM-UKM berdasarkan etika Islam.

Nama produk iB Investasi SME telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Investasi SME yang terdapat kata iB. Namun, etika Islam dari deskripsi produk iB Investasi SME belum terlihat. Identitas etik bank syariah akan lebih menonjol bila dalam deskripsi produknya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

Produk pembiayaan investasi kedua dari Bank Muamalat diberi nama iB Properti Bisnis Muamalat. Data nama produk pembiayaan iB Properti Bisnis Muamalat beserta definisinya diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 491. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

2. iB Properti Bisnis Muamalat

iB Properti Bisnis Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu usaha Nasabah untuk membeli, membangun, ataupun merenovasi properti maupun pengalihan take-over pembiayaan properti dari bank lain untuk kebutuhan bisnis Nasabah. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 491)

Produk pembiayaan iB Properti Bisnis Muamalat tersusun atas empat kata yaitu “iB”, “properti”, “bisnis” dan “muamalat”. Kata “properti” mempunyai

arti harta berupa tanah dan bangunan serta sarana prasarana yang berhubungan dengan tanah dan bangunan tersebut. Sementara itu, kata “bisnis” mempunyai arti

usaha komersial dalam dunia perdagangan. Dengan demikian, Bank Muamalat usaha komersial dalam dunia perdagangan. Dengan demikian, Bank Muamalat

Nama produk iB Properti Bisnis Muamalat telah bernuansa islami. Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik dari sisi nama produk iB Properti Bisnis Muamalat yang terdapat kata iB dan muamalat. Namun, etika Islam dari deskripsi produk iB Properti Bisnis Muamalat belum terlihat. Identitas etik bank syariah akan lebih menonjol bila dalam deskripsi produknya ditambahkan kata-kata syariah atau yang menunjukkan nuansa islami.

Identitas etik Bank Muamalat dari sisi nama produk dan definisinya dibagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama adalah nama dan definisi produk yang mengandung nuansa islami. Golongan kedua adalah salah satu yang mengandung nuansa islami yaitu nama produk atau definisinya. Sementara itu, golongan ketiga adalah nama serta definisi produk yang tidak mengandung unsur islami.

Golongan pertama dari produk Bank Muamalat berjumlah tujuh produk. Golongan pertama meliputi produk Giro Attijary, Tabungan Muamalat, Deposito Mudharabah, iB Muamalat Koperasi Karyawan, iB Muamalat Multiguna, iB Muamalat Pensiun, dan iB Modal Kerja SME. Golongan kedua merupakan golongan terbanyak yang berjumlah enam belas produk. Golongan kedua meliputi produk Giro Ultima, Tabungan Muamalat Dollar, Tabungan Haji Arafah, Tabungan iB Muamalat Rencana, Tabungan Muamalat Umroh, TabunganKu, Tabungan iB Muamalat Prima, Deposito Fulinves, Dana Pensiun Muamalat, KPR Golongan pertama dari produk Bank Muamalat berjumlah tujuh produk. Golongan pertama meliputi produk Giro Attijary, Tabungan Muamalat, Deposito Mudharabah, iB Muamalat Koperasi Karyawan, iB Muamalat Multiguna, iB Muamalat Pensiun, dan iB Modal Kerja SME. Golongan kedua merupakan golongan terbanyak yang berjumlah enam belas produk. Golongan kedua meliputi produk Giro Ultima, Tabungan Muamalat Dollar, Tabungan Haji Arafah, Tabungan iB Muamalat Rencana, Tabungan Muamalat Umroh, TabunganKu, Tabungan iB Muamalat Prima, Deposito Fulinves, Dana Pensiun Muamalat, KPR

4.2.3. Pembatasan Penawaran Transaksi-transaksi yang Diterima Secara Islami

Karakteristik identitas etik bank syariah yang ketiga adalah adanya pembatasan penawaran transaksi-transaksi yang diterima secara islami. Bank syariah yang mempunyai filosofi dan nilai-nilai dasar berlandaskan Islam tidak hanya sekadar menawarkan produk bebas bunga. Namun, bank syariah harus hanya mendanai atau mendukung proyek-proyek yang diizinkan syariat (halal) dan menghindari proyek-proyek yang dilarang oleh Islam (non-halal).

Proyek atau transaksi-transaksi yang diizinkan oleh Islam dapat berbentuk pembiayaan produktif atau konsumtif. Pembiayaan produktif mencakup segmen mikro, kecil, menengah dan korporasi. Sektor pembiayaan yang dibolehkan adalah sektor-sektor yang halal meliputi sektor jasa, industri, perdagangan, listrik, gas dan air, pengangkutan, konstruksi dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Proyek atau transaksi-transaksi yang dilarang oleh Islam adalah transaksi-transaksi yang melanggar kaidah haram. Transaksi yang dilarang dapat disebabkan oleh zat yang ditransaksikan haram maupun terlarang dari sisi transaksi. Contoh ketidakbolehan transaksi barang haram antara lain transaksi Proyek atau transaksi-transaksi yang dilarang oleh Islam adalah transaksi-transaksi yang melanggar kaidah haram. Transaksi yang dilarang dapat disebabkan oleh zat yang ditransaksikan haram maupun terlarang dari sisi transaksi. Contoh ketidakbolehan transaksi barang haram antara lain transaksi

Bank syariah didorong untuk hanya melayani dan mendukung transaksi- transaksi yang halal. Hal ini bermakna bank syariah diharuskan untuk ikut menebarkan rahmat Islam ke seluruh penjuru alam. Keberadaan bank syariah dimaksudkan untuk melawan dominasi bank-bank konvensional yang telah banyak menyengsarakan manusia. Bank konvensional yang berfilosofi kapitalisme telah banyak melalaikan umat manusia khususnya umat muslim dari keislamannya. Bank konvensional hanya memikirkan keuntungan-keuntungan bagi dirinya sendiri dengan menghalalkan segala cara baik yang halal maupun yang haram.

Bank syariah sebagai entitas yang berfilosofi dan bernilai Islam harus menunjukkan identitas etik Islamnya. Pekerjaan bank syariah sama dengan bank konvensional yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat ke masyarakat. Walaupun demikian, bank syariah mempunyai peranan yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah mempunyai peran mendistribusikan harta masyarakat dengan sistem Islam. Peranan ini sangat penting karena termasuk perkara halal dan haram sejumlah harta. Sebab seluruh manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban terkait hal ini. Rasulullah telah bersabda dalam hadis yang artinya.

Ibnu Mas‟ud radhiyallahu „anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di

hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang [1] umurnya untuk apa ia habiskan, tentang [2] masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang [3] hartanya dari mana ia dapatkan, dan [4] dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta [5] apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at- Tirmidzi no. 2416. Hadis hasan shahih)

Hadis Rasulullah dari Ibnu Mas ’ud menceritakan bahwa semua anak keturunan Nabi Adam alaihis salam atau seluruh manusia akan ditanyai perihal lima masalah pada hari kiamat. Pertanyaan perihal penggunaan sesuatu ditanyakan masing-masing satu pertanyaan dari topik umur, waktu muda dan ilmu. Sementara itu, topik harta ditanya dua pertanyaan yaitu dari mana harta manusia didapat dan digunakan untuk apa harta tersebut. Tanda ini menunjukkan betapa penting urusan harta sehingga Allah akan menginterogasi manusia perihal harta dengan dua pertanyaan.

Bank syariah harus benar-benar berhati-hati dalam beroperasional. Lembaga keuangan bank yang telah menyematkan kata Islam atau syariah dalam namanya harus benar-benar menjalankan pekerjaannya sesuai etika Islam. Jika bank syariah beroperasi pada transaksi-transaksi non-halal, bank akan memasukkan harta haram ke dalam dirinya bahkan menyalurkan harta haram tersebut kepada nasabahnya juga.

Pihak-pihak yang berhubungan dengan bank syariah mulai dari regulator, praktisi, akademisi, ulama, hingga masyarakat harus benar-benar paham fikih muamalah dan praktik-praktiknya di dunia ekonomi dan bisnis. Namun, utamanya adalah para praktisi perbankan syarah yang harus benar-benar memahami hukum dan praktiknya. Dengan demikian, bank syariah hanya akan menerima Pihak-pihak yang berhubungan dengan bank syariah mulai dari regulator, praktisi, akademisi, ulama, hingga masyarakat harus benar-benar paham fikih muamalah dan praktik-praktiknya di dunia ekonomi dan bisnis. Namun, utamanya adalah para praktisi perbankan syarah yang harus benar-benar memahami hukum dan praktiknya. Dengan demikian, bank syariah hanya akan menerima

4.2.3.1. Hanya Mendukung/Membiayai Transaksi-transaksi yang Halal

Komitmen Bank Muamalat untuk membiayai transaksi-transaksi yang halal terlihat dalam beberapa tempat di laporan tahunan tahun 2014. Keterangan- keterangan tersebut disampaikan dalam bagian Tata Kelola Perusahaan, Catatan Atas Laporan Keuangan, dan definisi-definisi produk Bank Muamalat. Bank Muamalat menekankan dalam laporan tahunan bagian Tata Kelola Perusahaan bahwa manusia hanya boleh makan harta hanya dari yang halal dan thayyib/tayib (baik) saja. Halal bermakna apa-apa yang dibolehkan oleh Allah, sedangkan tayib adalah halal yang mempunyai kebaikan atau manfaat bagi manusia.

Informasi keharusan transaksi halal dan tayib yang dilakukan Bank Muamalat diungkapkan dalam laporan tahunan halaman 144. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

1. Secara spritual, dalam rangka memperoleh keberkahan, bisnis syariah harus berasaskan pada iman dan takwa yang diwujudkan dalam bentuk komitmen pada dua prinsip dasar yaitu halal dan tayib (baik)... (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 144)

Makanan yang halal biasanya mengandung kebaikan bagi pemakannya. Sebaliknya, makanan haram biasanya mengandung keburukan bagi pemakannya. Namun, kebaikan atau manfaat semata tidak boleh dijadikan satu-satunya tolok ukur makanan tersebut halal atau tidak. Manusia harus hanya menyandarkan kehalalan atau keharaman suatu benda berdasarkan petunjuk dari Tuhannya. Islam sebagai satu-satunya agama yang benar di sisi Allah telah menggariskan mana makanan yang halal dan yang haram. Oleh karena itu, jika manusia sayang Makanan yang halal biasanya mengandung kebaikan bagi pemakannya. Sebaliknya, makanan haram biasanya mengandung keburukan bagi pemakannya. Namun, kebaikan atau manfaat semata tidak boleh dijadikan satu-satunya tolok ukur makanan tersebut halal atau tidak. Manusia harus hanya menyandarkan kehalalan atau keharaman suatu benda berdasarkan petunjuk dari Tuhannya. Islam sebagai satu-satunya agama yang benar di sisi Allah telah menggariskan mana makanan yang halal dan yang haram. Oleh karena itu, jika manusia sayang

Allah telah mengajarkan manusia untuk hanya makan makanan yang halal saja dan menghindari makanan haram. Bahkan Allah juga memerintahkan untuk menghindari makanan yang berada di antara keduanya atau yang masih samar-samar kehalalan atau keharamannya (syubhat). Hal tersebut bermakna menjaga diri dari barang yang samar-samar sama dengan menjaga diri dan agamanya. Rasulullah telah bersabda dalam Hadis yang artinya.

Dari Abu Abdillah Nu‟man bin Basyir radhiyallahu anhu berkata: Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya sesuatu yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat atau samar- samar yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barang siapa yang menjaga dirinya terhadap perkara yang syubhat itu berarti dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang jatuh dalam perkara yang syubhat itu, maka dia telah jatuh ke dalam perkara yang haram... ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tayib merupakan kriteria makanan kedua yang dianjurkan Allah kepada manusia selain halal. Kata tayib juga kata halal berasal dari bahasa Arab. Tayib bermakna apa-apa yang membawa manfaat atau kebaikan bagi pemakannya dan tidak menimbulkan keburukan atau kemudaratan. Namun, sesuatu yang halal dan tayib sekalipun dapat terkriteria tidak tayib jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Kriteria tayib juga dapat berbeda-beda tergantung dari kondisi tubuh seseorang. Contohnya bagi orang yang menderita penyakit diabetes maka gula tidak tayib baginya.

Kriteria halal dan tayib bukan hanya untuk makanan saja. Kriteria halal dan tayib juga berlaku untuk harta lain selain makanan. Salah satu syarat makanan Kriteria halal dan tayib bukan hanya untuk makanan saja. Kriteria halal dan tayib juga berlaku untuk harta lain selain makanan. Salah satu syarat makanan

Bank Muamalat menyandarkan transaksi-transaksi keuangannya berdasarkan kaidah “semua transaksi muamalah diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya ”. Oleh karenanya, Bank Muamalat dalam membahas kehalalan transaksi hanya menyebutkan kriteria transaksi yang terlarang dalam laporan tahunannya. Bank Muamalat menyebut ada tujuh kriteria transaksi yang terlarang dalam Islam. Informasi tujuh kriteria transaksi terlarang dalam Islam diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 144-145. Tanda-tanda tersebut dirangkum dalam gambar 4.6.

Gambar 4.6. Kriteria Transaksi Terlarang

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 144-145 (diolah) Kriteria tujuh transaksi terlarang yang diungkapkan oleh Bank Muamalat dalam laporan tahunannya hanya disertai dalil baik dari Al Quran maupun Hadis. Bank Muamalat tidak menjelaskan makna secara eksplisit dari tujuh kriteria transaksi terlarang tersebut. Secara tidak langsung Bank Muamalat hanya merujuk kepada dalil agar para pembaca laporan dapat memahami maksud dari kriteria transaksi terlarang langsung dari sumber hukum Islam. Makna dari masing- masing kegiatan transaksi terlarang akan dijelaskan dalam paragraf berikut.

Kriteria transaksi terlarang yang pertama adalah riba. Data istilah riba beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 144. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

a) Riba

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

Muamalat halaman 144) Kata “riba” merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang mempunyai

arti tambahan atau ziyadah. Riba juga mempunyai arti lain yaitu tumbuh atau membesar. Tambahan yang dimaksud adalah tambahan yang tidak ada imbangannya dalam sebuah transaksi atau tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Riba secara umum dibagi menjadi dua yaitu riba dalam tukar menukar barang dan riba dalam utang piutang. Segala bentuk riba dalam jumlah besar maupun kecil diharamkan secara tegas oleh Allah dalam beberapa ayat Al Quran. Salah satu dari ayat pelarangan riba adalah surat Al Baqarah ayat 275 yang

artinya “padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Kriteria transaksi haram yang kedua yaitu maysir. Data istilah maysir beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 144. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

b) Maysir “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi , (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sholat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Al Maidah/5: 90- 91). (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 144)

Kata “maysir” jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah judi atau untung- untungan. Kata “maysir” berasal dari bahasa Arab yang artinya

mudah, kaya. Arti secara istilahnya adalah cara untuk mendapatkan uang dengan mudah tanpa harus melakukan jerih payah yang biasa dilakukan. Dalam sebuah judi atau untung-untungan biasanya akan ada pihak yang mendapat untung di atas kerugian pihak lain. Pelarangan perbuatan maysir disebutkan dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 90.

Kriteria transaksi haram yang ketiga adalah gharar. Data istilah gharar beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

c) Gharar

“.....Dan janganlah kamu mencurangi harta orang lain...” (QS.Al-A’raf/7: 85). “Sesungguhnya Nabi S.A.W melarang daripada jual beli gharar (spekulatif dan ketidakpastian)”. (riwayat Muslim). (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145)

Kata “gharar” berasal dari bahasa Arab yang artinya ketidakjelasan. Ketidakjelasan yang dimaksud adalah ketidakjelasan atau ketidakpastian antara

dua belah pihak yang bertransaksi. Gharar dapat terjadi bila terdapat salah satu atau beberapa hal berikut yaitu kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang atau jasa. Praktik gharar dilarang dalam Islam berdasarkan Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya “Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam melarang jual beli al-hashah dan jual beli gharar ” (HR. Muslim).

Kriteria transaksi haram yang keempat yaitu zhulm. Data istilah zhulm beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan Kriteria transaksi haram yang keempat yaitu zhulm. Data istilah zhulm beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan

d) Zhulm

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zhalim.” (Al Baqarah/2:193). (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145)

Kata “zhulm” yang berasal dari bahasa Arab telah diserap dalam kosa kata bahasa Indonesia menjadi zalim. Zalim mempunyai arti meletakkan sesuatu

atau perkara bukan pada tempatnya atau tidak adil. Zalim mempunyai tiga tingkatan yaitu zalim kepada Allah, zalim kepada diri sendiri dan zalim kepada orang lain atau makhluk lain. Larangan zalim yang dimaksud di sini lebih kepada zalim dalam hal muamalah. Rasulullah telah menegaskan pelarangan zalim dalam hadis yang artinya.

Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‟anhu dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman: “Wahai hambaku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan

haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim... ” (HR. Muslim)

Kriteria transaksi haram yang kelima adalah tabdzir. Data istilah tabdzir beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

e) Tabdzir

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah

kamu

boros . Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan

menghamburhamburkan

(hartamu)

secara secara

Kata “tabdzir” yang berasal dari bahasa Arab telah diserap dalam kosa kata bahasa Indonesia menjadi tabzir. Kata “tabzir” mempunyai arti

membelanjakan uang untuk keperluan yang salah atau untuk tujuan yang dilarang termasuk di dalamnya melakukan pemborosan/menghambur-hamburkan uang. Orang yang melakukan perbuatan tabzir disebut dengan mubazir. Larangan perbuatan tabzir terdapat dalam Al Quran surat Al Isra ayat 26-27.

Kriteria transaksi haram yang keenam adalah risywah (suap-menyuap). Data istilah risywah beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

f) Risywah

“Dan janganlah kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim (dengan menyuapnya), supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta

benda orang lain itu secara batil, padahal kamu mengetahui.” (Al- Baqarah/2: 188). (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145)

Kata “risywah” yang berasal dari bahasa Arab mempunyai arti memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan haknya. Suatu

transaksi dapat disebut risywah jika dilakukan oleh kedua belah pihak atas dasar suka sama suka. Namun, jika hanya terdapat satu pihak yang minta uang sogokan tetapi pihak lain terpaksa memberikan maka hal tersebut dinamakan pemerasan. Praktik risywah masih banyak terjadi dalam bidang muamalah meskipun hal tersebut sudah dilarang dalam Islam. Hal ini berdasarkan Al Quran surat Al Baqarah ayat 188

Kriteria transaksi haram yang ketujuh adalah maksiat. Data istilah maksiat beserta dalilnya yang termasuk kriteria kagiatan bisnis yang dilarang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

g) Maksiyat

“..... Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci

kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan” (Al Hujurat/49: 7). (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 145)

Kata “maksiat” mempunyai arti perbuatan yang tercela atau melanggar syariat Allah. Muamalah yang maksiat dapat bermakna perbuatan atau bentuk

transaksi yang berhubungan dengan usaha-usaha yang secara langsung ataupun tidak langsung melanggar hukum-hukum Allah dan Rasulullah. Contoh perbuatan maksiat adalah membiayai orang lain untuk memproduksi minuman keras. Larangan muamalah maksiat telah ditegaskan oleh Allah dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 2 yang artinya.

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ketakwaan, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran [maksiat]. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al Maidah: 2)

Bank Muamalat ingin menyampaikan pesan kepada pembaca laporan tahunan bahwa operasional yang dilakukan oleh Bank Muamalat hanya ditujukan untuk hal-hal yang halal dan tayib. Selain itu, pengungkapan kriteria transaksi terlarang dalam laporan tahunan halaman 144-145 memberi pesan bahwa Bank Muamalat tidak melakukan tujuh kriteria muamalah yang dilarang tersebut. Dengan kata lain, identitas etik Bank Muamalat dalam hal dukungan terhadap transaksi hanya yang halal telah ditonjolkan dalam laporan tahunan tahun 2014.

Bank Muamalat menyampaikan kehalalan investasi kedua yang dilakukannya dalam laporan tahunan tahun 2014 bagian Catatan Atas Laporan Tahunan halaman 316 dan 334. Pernyataan Bank Muamalat dalam halaman 316

tertulis “Dana yang diberikan Bank kemudian diinvestasikan pada produk yang halal ”. Pernyataan Bank Muamalat kedua dalam halaman 334 tertulis “Dana yang

diterima [dari] nasabah kemudian diinvestasikan pada produk yang halal ”. Dua pernyataan tersebut secara eksplisit bermakna janji dari Bank Muamalat. Janji ini mengikat seluruh karyawan Bank Muamalat dan akan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat.

Kelompok kata halal ketiga di laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 terdapat dalam bagian Produk dan Layanan. Kata halal secara eksplisit tertulis dalam tiga produk pembiayaan. Produk-produk tersebut antara lain iB Muamalat Koperasi Karyawan, iB Muamalat Multiguna, dan iB Muamalat Pensiun. Kutipan kata-kata halal tersebut terdapat dalam paragraf berikut.

3. iB Muamalat Koperasi Karyawan

Pembiayaan yang diberikan kepada koperasi karyawan untuk disalurkan kepada para anggotanya (pegawai BUMN/PNS/swasta) dengan tujuan pembelian barang halal.

4. iB Muamalat Multiguna

Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan Nasabah dalam pembelian barang halal (selain tanah, bangunan, mobil dan emas) serta sewa jasa yang dibolehkan secara syariah (selain pembiayaan haji dan umroh).

5. iB Muamalat Pensiun

iB Muamalat Pensiun adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada para pensiunan PNS dan BUMN untuk pembelian barang konsumtif yang halal (termasuk rumah tinggal dan kendaraan bermotor) atau sewa jasa halal (seperti keperluan pendidikan anak, umroh, wisata, dan lainnya) dengan ketentuan pembayaran manfaat pensiun wajib dialihkan melalui Bank Muamalat. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 490)

Produk iB Muamalat Koperasi Karyawan, iB Muamalat Multiguna, dan iB Muamalat Pensiun termasuk produk-produk pembiayaan dari Bank Muamalat. Ketiga produk pembiayaan tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan atau pembelian barang-barang produktif maupun konsumtif. Syarat pembiayaan tersebut adalah barangnya harus halal atau dibolehkan oleh etika Islam. Inilah makna kata halal dari deskripsi ketiga pembiayaan tersebut. Sementara itu, makna ketiga nama produk pembiayaan tersebut telah dibahas dalam subbab penyediaan produk dan jasa yang bebas bunga.

Produk lain dari Bank Muamalat yang tidak mengandung kata halal secara eksplisit antara lain produk haji, umrah, rumah atau apartemen (hunian), dan kendaraan. Aktivitas haji dan umrah merupakan salah satu ibadah wajib umat muslim bagi yang mampu sehingga sudah jelas perkara kehalalannya. Sementara itu, rumah/apartemen dan kendaraan merupakan barang yang halal selama digunakan untuk aktivitas yang mubah atau dibolehkan. Kebutuhan nasabah akan barang maupun aktivitas tersebut disediakan produk-produknya oleh Bank Muamalat. Produk-produk tersebut antara lain Tabungan Haji Arafah, Tabungan Muamalat Umroh, KPR iB Muamalat, iB Muamalat Umroh, iB Muamalat Konsumer Duo, dan iB Properti Bisnis Muamalat.

Bank Muamalat berkomitmen untuk mendukung penuh segala aktivitas yang halal. Simpulan ini diambil dari tanda-tanda tujuh kriteria kegiatan bisnis yang dilarang, pernyataan investasi pada hanya yang halal dalam catatan atas laporan keuangan serta definisi dari beberapa produk dari Bank Muamalat. Oleh karena itu, Bank Muamalat telah menonjolkan identitas etik dalam subbab ini.

4.2.3.2. Tidak Ada Keterlibatan dalam Aktivitas Non-halal

Identitas etik pada bank syariah harus terlihat salah satunya pada tidak adanya keterlibatan dalam aktivitas non-halal. Tidak ada keterlibatan ini artinya memutus hubungan atau sama sekali tidak berhubungan dengan aktivitas non- halal. Dunia perbankan sangat erat hubungannya dengan aktivitas-aktivitas non- halal yang sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Contoh aktivitas tersebut seperti praktik pembungaan uang, kezaliman, ketidakjelasan, gambling, dan maksiat. Sebab memang filosofi dan nilai dasar perbankan berasal dari ideologi kapitalisme yang bertentangan dengan etika Islam.

Hasil penelusuran laporan tahunan tahun 2014 menunjukkan bahwa Bank Muamalat masih berhubungan dengan aktivitas-aktivitas non-halal. Hal ini dapat dilihat dalam laporan tahunan bagian Tata Kelola Perusahaan halaman 266, dan bagian laporan keuangan halaman 304. Aktivitas-aktivitas non-halal tersebut yaitu penempatan pada bank lain yang menghasilkan pendapatan bunga dan perlakuan dana denda ( ta‟zir) kepada nasabah Bank Muamalat. Kutipan informasi aktivitas/pendapatan non halal tersebut adalah sebagai berikut.

Pendapatan non halal yang dimaksud misalnya dana dari pendapatan bunga bank konvensional. Selama tahun 2014 masih terdapat pendapatan bunga bank konvensional sebesar Rp 1,637,004,732,- dimana dana ini merupakan bunga yang diterima dari rekening BMI di bank konvensional peserta jaringan ATM bersama.

Selain dana dari pendapatan bunga bank konvensional, masih terdapat dana denda (ta’zir) sebesar Rp 2,336,945,550- dimana denda (ta’zir) ini merupakan denda atas keterlambatan pembayaran dari nasabah debitur yang disengaja... (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 266)

Bank Muamalat menempatkan dana pada bank lain dalam bentuk giro dan penempatan pada bank lain. Bank Muamalat menempatkan dana pada bank lain adalah hanya pada bank-bank syariah dengan prinsip deposito berjangka mudharabah dan/atau bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Sementara untuk giro pada bank lain dibagi menjadi giro pada bank syariah dan non-syariah. Bonus yang diterima dari bank umum syariah diakui sebagai pendapatan usaha lainnya, sedangkan dari bank non-syariah tidak diakui sebagai pendapatan bank melainkan digunakan untuk dana kebajikan (qardhul hasan).

Informasi perlakuan dana non-halal diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 316. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

e. Giro pada Bank Lain Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Bonus yang diterima Bank dari bank umum syariah diakui sebagai pendapatan usaha lainnya. Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tidak diakui sebagai pendapatan Bank dan digunakan untuk dana kebajikan (qardhul hasan). Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tersebut sebelum disalurkan dicatat sebagai liabilitas Bank. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 316)

Pendapatan non-halal selain berasal dari pendapatan bunga pada bank lain juga berasal dari dana denda ( ta‟zir). Dana denda (ta‟zir) merupakan denda atas keterlambatan pembayaran dari nasabah debitur yang disengaja. Denda tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek jera kepada nasabah yang sengaja mengulur-ulur waktu pelunasan utang. Sikap ini memang lumrah menurut naluri kebanyakan manusia. Nafsu manusia ketika mempunyai kelapangan harta cenderung melalaikan kewajiban utangnya, dan justru inginnya berbelanja terus- menerus.

Bank Muamalat menerapkan denda ta‟zir berdasarkan fatwa DSN-MUI Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran. Fatwa tersebut membolehkan pengenaan sanksi berupa denda kepada nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar utangnya. Namun, dana denda ( ta‟zir) tidak boleh diakui sebagai pendapatan bank melainkan boleh digunakan sebagai dana sosial. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam fatwa DSN-MUI Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000. Kutipan ketentuannya adalah sebagai berikut.

Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani. ...Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial. (Fatwa DSN-MUI Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000)

Perbuatan menunda-nunda pelunasan utang oleh debitur yang mampu merupakan perbuatan dosa atau tindakan kezaliman. Rasulullah telah bersabda dalam Hadis yang artinya “Mengulur-ulur waktu pembayaran utang bagi yang mampu adalah kezhaliman. ” (HR. Bukhari dan Muslim). Etika seorang debitur adalah bersegera dalam melunasi utang sedangkan bagi kreditur adalah memberikan kelonggaran waktu apabila debitur mengalami kesulitan dalam melunasi utangnya. Bank Muamalat boleh mengenakan denda ( ta‟zir) bagi nasabah debitur mampu yang sengaja menunda-nunda pelunasan utang karena dalam dana tersebut juga terdapat dana nasabah deposan.

Alasan dari penempatan giro pada bank lain sudah jelas yaitu sebagai kebutuhan akan aksesibilitas Bank Muamalat dengan bank lain. Hal ini tidak bertentangan dengan etika Islam. Namun, alasan bank untuk menerima bunga dari bank lain tidak disebutkan secara jelas. Padahal ada opsi untuk meminta bank lain agar tidak memberikan bunga kepada Bank Muamalat. Alasannya bisa jadi hanya karena terdapat peraturan yang menjelaskan pendapatan non-halal dan penggunaannya dari Bank Indonesia dan Fatwa DSN MUI. Peraturan tersebut adalah Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 dan Fatwa DSN MUI Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000. Pernyataan tersebut terdapat dalam laporan tahunan halaman 266. Kutipan dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut.

Pendapatan non halal dan penggunaannya dalam bank syariah harus diungkapkan dalam laporan tahunan pelaksanaan Good Corporate Governance dan hal ini diatur dalam SEBI No.12/13/DPbS, tanggal 30 April 2010, perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha syariah. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 266)

Dana yang didapatkan dari aktivitas non-halal tidak boleh dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk kebutuhan (hajat) apa pun, baik secara terbuka atau pun dengan cara hilah. Hilah merupakan kata dari bahasa Arab yang artinya trik. Hilah secara istilah bermakna tipu daya atau cara yang dipakai untuk menghalalkan hal-hal yang haram seperti dana non-halal digunakan untuk membayar pajak.

Penyikapan Bank Muamalat terhadap pendapatan non-halal dinyatakan dalam laporan keuangan tahun 2014 halaman 304 dan 266. Kutipan dari tanda- tanda tersebut ditampilkan dalam gambar 4.7.

Gambar 4.7. Kutipan Penyikapan Bank Muamalat terhadap Pendapatan Non-halal

...LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN... [dalam ribuan rupiah]

Sumber Dana Kebajikan

Denda 2.336.945 Pendapatan non-halal

3.973.950 Penggunaan Dana Kebajikan

Sumbangan 3.973.950 Surplus

- Dana Kebajikan pada Awal Tahun

- Dana Kebajikan pada Akhir Tahun

- (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 304)

No. Sumber Pendapatan Non Nilai Pendapatan Penggunaan HALAL

Pendapatan Non Halal 1. Pendapatan Bunga Bank Rp 1,637,004,732

Non Halal

Rp 1,602,970,557 Konvensional Tahun 2014 2. Dana denda (ta’zir)

Rp 2,168,836,958 Jumlah

(laporan tahunan Bank Muamalat halaman 266)

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 304 dan 266 Kedua tanda penyikapan dana non-halal menyebutkan bahwa seluruh dana kebajikan baik pendapatan bunga maupun denda dikeluarkan kembali dalam bentuk sumbangan. Namun, penjelasan berbeda didapati dalam laporan tahunan halaman 266 yang menyatakan bahwa dari Rp3.973.950.282 dana non-halal hanya Rp3.771.807.515 yang digunakan. Angka-angka tersebut bermakna terdapat Rp202.142.767 dana non-halal yang belum tersalurkan. Selisih angka tersebut tidak diketahui penggunaannya.

Dana non-halal tidak boleh digunakan untuk kepentingan pemiliknya atau Bank Muamalat. Hasil penelusuran menunjukkan hal sebaliknya. Laporan tahunan tahun 2014 halaman 267 melaporkan tabel penggunaan dana non-halal. Tabel tersebut menyebutkan bahwa dana non-halal ditujukan untuk konsultan- Dana non-halal tidak boleh digunakan untuk kepentingan pemiliknya atau Bank Muamalat. Hasil penelusuran menunjukkan hal sebaliknya. Laporan tahunan tahun 2014 halaman 267 melaporkan tabel penggunaan dana non-halal. Tabel tersebut menyebutkan bahwa dana non-halal ditujukan untuk konsultan-

Bank Muamalat telah menyalahi etika Islam dalam hal keterlibatan dalam dana non-halal serta penggunaannya. Kesalahan pertama, Bank Muamalat telah menerima dana yang tidak halal (non-halal) yaitu bunga bank meskipun tidak masuk ke pendapatan bank. Kesalahan kedua, Bank Muamalat tidak menjelaskan dengan detail perbedaan angka penggunaan dana non-halal yang diungkapkan dalam laporan tahunan halaman 266 dan 304. Kesalahan ketiga, dana tidak halal yang seharusnya disalurkan untuk kepentingan umum justru digunakan untuk kepentingan sendiri yaitu berbagai proyek yang sudah disebutkan sebelumnya.

4.2.4. Fokus pada Tujuan-tujuan Pembangunan dan Sosial

Karakteristik identitas etik bank syariah yang keempat adalah fokus pada tujuan-tujuan pembangunan dan sosial. Bank syariah sebagai lembaga keuangan dibolehkan untuk mempunyai motif keuntungan atau profit. Namun, keuntungan yang diinginkan tidak boleh menghalangi atau membelokkan dari tujuan utamanya yaitu pada pembangunan dan sosial. Dengan kata lain, bank syariah harus ikut mengedepankan prinsip tolong-menolong dalam menjalankan operasinya.

Bank konvensional mempunyai program CSR sebagai sarana penunjang kelangsungan bisnis sebagaimana perusahaan-perusahaan lain. Program CSR (Corporate Social Responsibility) sudah maklum dijadikan sarana mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. Contoh program CSR yaitu dengan memberikan pembangunan fasilitas umum, memberikan beasiswa pendidikan, bantuan bencana alam, bantuan kesehatan dan lain-lain. Namun, satu hal yang khas dari CSR perusahaan seperti bank konvensional adalah motifnya yang bukan murni motif kemanusiaan melainkan masih bermotif sarana penunjang profit. Hal ini yang membedakannya dengan bank syariah.

Prinsip tolong-menolong dapat dijadikan tolok ukur apakah CSR sebuah bank masih bermotif profit atau tidak. Pemberian santunan dalam bentuk program CSR apabila dapat diidentifikasi mempunyai dampak (impact) kembali yang besar kepada perusahaan maka CSR tersebut masih bermotif profit. Misalnya dari pemberian bantuan tersebut akan berpengaruh kepada penambahan jumlah nasabah bank. Namun, jika bank memberikan bantuan yang tidak mempunyai dampak kembali yang besar kepada perusahaan atau benar-benar cuma-cuma maka dapat dikatakan bantuan tersebut adalah murni tolong-menolong atau tidak bermotif profit.

Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang beretika Islam juga melakukan program CSR. Program CSR dari bank syariah berbeda dengan CSR bank konvensional. Perbedaannya adalah cakupan program CSR bank syariah lebih luas dan yang terpenting adalah landasan penggeraknya adalah ideologi Islam. Allah telah memberi petunjuk yang sangat panjang dan jelas tentang Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang beretika Islam juga melakukan program CSR. Program CSR dari bank syariah berbeda dengan CSR bank konvensional. Perbedaannya adalah cakupan program CSR bank syariah lebih luas dan yang terpenting adalah landasan penggeraknya adalah ideologi Islam. Allah telah memberi petunjuk yang sangat panjang dan jelas tentang

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Al Quran Surat Al Baqarah ayat 177 menjelaskan bahwa Islam bukanlah agama yang mementingkan menghadap ke arah timur dan barat dalam salat saja, tetapi lebih luas dari itu. Islam juga agama yang mementingkan nilai-nilai sosial di masyarakat. Salat yang dilakukan oleh umat muslim mempunyai banyak makna di dalamnya. Allah telah mengintegrasikan hubungan antara hamba-Nya dengan Sang Pencipta juga hubungan antara manusia dengan manusia lain, salah satunya dalam praktik salat. Keimanan seseorang tidak akan sempurna tanpa disertai dengan amalan-amalan sosial untuk saling menyejahterakan sesamanya.

Amalan-amalan pembangunan sosial dari bank syariah sangat erat kaitannya dengan niat atau motif. Bank syariah dalam menjalankan fungsinya untuk menyejahterakan masyarakat harus benar-benar memahami niatan dari perbuatannya. Benar salahnya niat akan mempengaruhi seseorang dalam mencapai tujuannya. Oleh karenanya, bank syariah tidak boleh melakukan amalan-amalan pembangunan sosial dengan niatan atau orientasi profit melainkan Amalan-amalan pembangunan sosial dari bank syariah sangat erat kaitannya dengan niat atau motif. Bank syariah dalam menjalankan fungsinya untuk menyejahterakan masyarakat harus benar-benar memahami niatan dari perbuatannya. Benar salahnya niat akan mempengaruhi seseorang dalam mencapai tujuannya. Oleh karenanya, bank syariah tidak boleh melakukan amalan-amalan pembangunan sosial dengan niatan atau orientasi profit melainkan

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu „anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah

dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai k e mana ia hijrah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ekonomi kapitalisme dengan perbankannya nyata-nyata telah banyak menimbulkan krisis di berbagai negara penganutnya. Semua itu karena pembangunannya ditopang oleh penerapan sistem bunga yang tidak manusiawi. Pembangunan yang ideal seharusnya ditopang dengan pembangunan di sektor riil bukan semata-mata pembangunan sektor finansial. Bank syariah mengambil peranan itu dengan cara produk-produknya banyak berhubungan dengan sektor riil. Selain itu, bank syariah memberi stimulus langsung secara cuma-cuma dalam bentuk pemberian zakat, sedekah, dana kebajikan dan sumbangan lain kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) merupakan sarana pemerataan pendapatan di dalam Islam. Ziswaf ini memiliki dampak yang beragam di antaranya sarana pembangunan ekonomi, menjalin kasih sayang antarmanusia, memupuk keimanan, membersihkan harta muzaki dan mendapatkan pahala dan rida dari Allah. Zakat dapat mendorong produktivitas muzaki karena zakat mal hanya dikenakan bagi aset nonproduktif. Zakat juga dapat mengatasi masalah kemiskinan dengan pemberian bahan-bahan makanan pokok kepada fakir dan miskin. Modal usaha juga dapat diberikan kepada yang membutuhkan dari Zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) merupakan sarana pemerataan pendapatan di dalam Islam. Ziswaf ini memiliki dampak yang beragam di antaranya sarana pembangunan ekonomi, menjalin kasih sayang antarmanusia, memupuk keimanan, membersihkan harta muzaki dan mendapatkan pahala dan rida dari Allah. Zakat dapat mendorong produktivitas muzaki karena zakat mal hanya dikenakan bagi aset nonproduktif. Zakat juga dapat mengatasi masalah kemiskinan dengan pemberian bahan-bahan makanan pokok kepada fakir dan miskin. Modal usaha juga dapat diberikan kepada yang membutuhkan dari

4.2.4.1. Tanggung Jawab Bank atas Dana Zakat

Zakat berasal dari bahasa Arab zakah yang artinya berkembang atau pensucian. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Zakat secara istilah merupakan harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim yang memenuhi syarat untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerima. Oleh karena zakat termasuk ibadah, panduan detailnya telah dijelaskan Allah dalam Al Quran maupun Hadis Rasulullah.

Zakat dibagi menjadi dua jenis yaitu zakat fitrah (zakat diri) dan zakat mal (zakat harta). Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap muslim menjelang hari raya Idul Fitri pada bulan Ramadan. Bentuk zakat fitrah berupa makanan pokok di daerah bersangkutan yang setara dengan 3,5 liter atau 2,7 kg. Zakat yang dibahas dalam penelitian ini adalah zakat jenis kedua (zakat mal). Zakat mal adalah zakat yang wajib dibayar seorang muslim atas kepemilikan harta tertentu yang telah diatur dalam Islam.

Zakat mal merupakan zakat atas harta dengan syarat telah mencapai nisab dan haul. Nisab artinya jumlah minimal harta yang wajib dizakati sedangkan haul artinya harta telah mencapai satu tahun. Haul tidak berlaku bagi harta hasil pertanian dan buah-buahan. Khusus harta tersebut wajib dikeluarkan saat panen. Syarat lain dari zakat mal adalah telah dikurangi total tanggungan utang dari pemilik harta. Harta yang wajib dizakati antara lain ternak (unta, sapi dan Zakat mal merupakan zakat atas harta dengan syarat telah mencapai nisab dan haul. Nisab artinya jumlah minimal harta yang wajib dizakati sedangkan haul artinya harta telah mencapai satu tahun. Haul tidak berlaku bagi harta hasil pertanian dan buah-buahan. Khusus harta tersebut wajib dikeluarkan saat panen. Syarat lain dari zakat mal adalah telah dikurangi total tanggungan utang dari pemilik harta. Harta yang wajib dizakati antara lain ternak (unta, sapi dan

Zakat mal hanya diwajibkan kepada harta milik perorangan bukan kumpulan harta dari beberapa orang. Bank Muamalat merupakan bank yang bukan dimiliki oleh seseorang saja melainkan beberapa pihak. Dengan demikian, Bank Muamalat tidak diwajibkan membayar zakat atas dirinya sendiri. Zakat mal yang wajib dikeluarkan adalah harta-harta milik perorangan yang ada dalam tubuh Bank Muamalat. Ketentuan-ketentuan zakat mal dalam harta Bank Muamalat disamakan dengan ketentuan zakat perdagangan.

Laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 bagian Laporan keuangan halaman 303 memperlihatkan dengan jelas rincian jumlah Sumber Dana Zakat dan Penyaluran Dana Zakat. Kutipan tersebut ditampilkan dalam gambar 4.8.

Gambar 4.8. Kutipan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat

...LAPORAN SUMBER DAN PENYALURAN DANA ZAKAT... [dalam ribuan rupiah]

Sumber Dana Zakat

Internal Bank

Eksternal Bank

Penyaluran Dana Zakat

Baitul Maal Muamalat (BMM)

Dompet Dhuafa

Rumah Zakat

- Sumber Dana Zakat pada Awal Tahun

- Sumber Dana Zakat pada Akhir Tahun

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 303 Jumlah zakat yang dibayarkan oleh Bank Muamalat secara keseluruhan pada akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp22.723.300.000,-. Jumlah zakat tersebut Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 303 Jumlah zakat yang dibayarkan oleh Bank Muamalat secara keseluruhan pada akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp22.723.300.000,-. Jumlah zakat tersebut

Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat halaman 303 menyebutkan bahwa sumber dana zakat Bank Muamalat berasal dari dua sumber utama yaitu sumber internal bank dan sumber eksternal bank. Penghimpunan dana zakat dari sumber internal bank mencapai Rp11.896.166.000,- sedangkan dari eksternal bank mencapai Rp10.827.134.000,-. Namun, dari mana saja sumber internal dan eksternal bank tersebut tidak dijelaskan secara rinci dalam laporan tahunan Bank Muamalat.

Laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 hanya menjelaskan bahwa terdapat fitur yang diberikan kepada nasabah untuk membayarkan zakat, infak dan sedekah secara mudah dan real time tanpa perlu mengantre di bank. Tanda ini diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 84. Kutipan dari tanda tersebut adalah sebagai berikut.

Seluruh layanan e-Channel tersebut di atas juga memiliki fitur pembayaran Zakat, Infaq dan Shadaqah . Fitur ini merupakan salah satu keunggulan e-Channel Bank Muamalat karena sangat memudahkan nasabah dalam menyalurkan kewajiban sosial mereka. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 84)

Fitur yang memudahkan pembayaran zakat, infak dan sedekah terdapat dalam layanan e-Channel Bank Muamalat. Layanan-layanan e-Channel tersebut antara lain unit Mobile Branch Muamalat (MBM), Automated Teller Machine (ATM), Internet Banking (IB) Muamalat, Mobile Banking (MB) Muamalat, serta

Gerai Muamalat. Hal ini bermakna Bank Muamalat sangat menyambut baik niatan nasabah ketika ingin menyalurkan kewajiban sosial mereka. Nasabah sangat dimudahkan untuk menyalurkan zakat, infak maupun sedekahnya yang akan dikelola dan didistribusikan dengan amanah oleh Bank Muamalat.

Bank Muamalat sebagai bank yang beroperasi sesuai etika Islam sudah mempraktikkan pengelolaan zakat bahkan sejak awal beroperasi yaitu tahun 1992. Sejak tahun 1992 Bank Muamalat telah mendirikan Baitulmaal Muamalat (BMM). Hal ini bermakna bukti bentuk tanggung jawab sosial Bank Muamalat terhadap zakat, infak dan sedekah (ZIS) serta dana kebajikan. Tanggung jawab sebagai bank syariah terhadap zakat salah satunya terlihat dalam laporan tahunan tahun 2014 halaman 16. Kutipannya adalah sebagai berikut.

Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai kepanjangan tangan Bank Muamalat untuk pengumpulan dan penyaluran Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), serta dana tanggung jawab sosial perusahaan Bank Muamalat melalui program pengembangan usaha mikro. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 16)

Kata Baitul mal merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata ”bait” mempunyai arti rumah sedangkan “mal” berarti harta. Baitul mal dapat dimaknakan sebagai rumah yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyimpan segala macam harta. Istilah Baitul mal sudah ada sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW. Baitul mal yang dimaksud oleh syarak merupakan suatu lembaga atau pihak yang bertugas menangani segala macam harta umat, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara.

Bank Muamalat menggunakan istilah Baitulmal dengan ditambah kata Muamalat sebagai identitas lembaga. Dengan demikian Baitulmal Muamalat Bank Muamalat menggunakan istilah Baitulmal dengan ditambah kata Muamalat sebagai identitas lembaga. Dengan demikian Baitulmal Muamalat

Bank Muamalat tidak terjun langsung kepada para mustahik dalam hal penyaluran zakatnya, melainkan melalui lembaga-lembaga amil zakat khusus. Hal ini bermakna Bank Muamalat mementingkan efisiensi dan efektivitas penyaluran dana zakat karena dilakukan oleh lembaga khusus yang kompeten. Selain itu agar Bank Muamalat dapat fokus kepada operasional utamanya sebagai bank syariah dengan tanpa menanggalkan tanggung jawabnya terhadap zakat.

Dana zakat yang sudah terkumpul disalurkan oleh Bank Muamalat melalui empat Lembaga Amil Zakat (LAZ). Lembaga-lembaga Amil Zakat tersebut antara lain Baitulmaal Muamalat (BMM), Dompet Dhuafa, Rumah Zakat (RZ) serta Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Persentase jumlah penyaluran dana zakat yang paling besar adalah ke BMM senilai Rp19.154.449.000,- atau 84% dari jumlah zakat keseluruhan. Ketiga LAZ lain mendapatkan penyaluran dana zakat dari Bank Muamalat dengan porsi yang sama masing-masing sebesar Rp1.189.617,- atau hanya 5% dari jumlah zakat keseluruhan.

Baitulmaal Muamalat disahkan oleh pemerintah sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) nasional pada tahun 2000. Namun, Bank Muamalat dalam perkembangannya tidak hanya menyalurkan zakatnya ke BMM saja, melainkan juga ke LAZ yang lain. Berdasarkan persentase jumlah zakat yang disalurkan kepada masing-masing LAZ, BMM mendapatkan porsi yang paling banyak. Hal ini berarti Bank Muamalat masih percaya diri serta memberi Baitulmaal Muamalat disahkan oleh pemerintah sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) nasional pada tahun 2000. Namun, Bank Muamalat dalam perkembangannya tidak hanya menyalurkan zakatnya ke BMM saja, melainkan juga ke LAZ yang lain. Berdasarkan persentase jumlah zakat yang disalurkan kepada masing-masing LAZ, BMM mendapatkan porsi yang paling banyak. Hal ini berarti Bank Muamalat masih percaya diri serta memberi

Bank Muamalat pada tahun 2014 menerima dana zakat baik dari internal maupun eksternal sejumlah Rp22.723.300.000,-. Zakat tersebut disalurkan melalui empat LAZ yaitu BMM, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan BAZNAS dengan jumlah total Rp22.723.300.000,-. Hal ini bermakna saldo dana zakat di Bank Muamalat pada tahun 2014 adalah sebesar Rp0,-. Begitu pula saldo dana zakat di tahun-tahun sebelumnya tidak ada sisa di akhir tahun. Perlakuan zakat oleh Bank Muamalat ini sesuai dengan etika Islam yang mengharuskan zakat untuk segera didistribusikan kepada yang berhak dan bukan untuk disimpan.

Saldo dana zakat dalam Bank Muamalat di akhir tahun 2014 adalah nol rupiah. Laporan tahunan tidak menyebutkan alasan peniadaan saldo zakat pada tahun 2014. Penjelasan alasan peniadaan saldo zakat pada akhir periode akuntansi atau akhir tahun perlu disampaikan kepada pembaca laporan. Hal ini ditujukan agar tidak timbul pertanyaan sekaligus mengedukasi umat muslim yang belum paham perihal etika penyaluran dana zakat. Sebab bank-bank syariah yang lain secara umum melakukan hal yang berbeda yaitu dengan menyisakan dana zakat sebagai surplus. Surplus atau saldo zakat tersebut nantinya akan digabungkan dengan dana zakat pada tahun berikutnya.

4.2.4.2. Tanggung Jawab Bank atas Dana Sedekah (Shadaqah)

Kata sedekah (shadaqah) dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 selalu disebut beriringan dengan zakat dan infak (infaq) dalam akronim

Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Hal ini berarti Zakat, Infak dan Sedekah memang mempunyai definisi yang berbeda. Zakat diartikan sebagai jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim untuk diberikan kepada orang-orang dari golongan yang berhak menerima yang segala ketentuannya telah ditetapkan oleh Islam. Sedekah diartikan sebagai pemberian sesuatu kepada orang lain di luar kewajiban zakat yang besarnya sesuai dengan kemampuan pemberi. Sementara infak adalah pemberian (sumbangan) harta selain zakat wajib dengan tujuan kebaikan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008).

Sedekah dalam Islam mempunyai arti yang lebih luas daripada infak. Sedekah mencakup pemberian berupa materi (infak) maupun pemberian berupa selain materi. Jika tidak mempu bersedekah dengan harta maka setiap membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, melakukan kegiatan amar ma'ruf nahi munkar, bahkan berhubungan suami istri semuanya bernilai sedekah (Hadis riwayat Muslim dari Abu Dzar radhiyallahu anhuma).

Kata infak dalam bahasa Arab mempunyai arti membelanjakan harta baik untuk tujuan yang dibenarkan Islam maupun yang dilarang. Infak juga tidak mempunyai batasan penerima sehingga kemana pun harta dibelanjakan dapat disebut infak. Bahkan orang kafir pun dapat menggunakan kata infak meskipun untuk tujuan yang dilarang Islam. Allah menyebutkan dalam Al Quran Surat Al Anfal ayat 36 yang artinya.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan [menginfakkan] harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahanamlah orang-orang yang

kafir itu dikumpulkan.” (QS. Al Anfal: 36)

Penelitian ini menggunakan kata sedekah untuk mewakili pemberian (sumbangan) selain zakat kepada orang yang berhak menerima untuk tujuan kebaikan. Aspek sedekah dalam laporan tahunan tahun 2014 lebih sedikit dibahas daripada aspek zakat. Hasil penelusuran laporan tahunan tahun 2014 menunjukkan bahwa hanya ada dua tempat yang memberikan informasi sumber dana sedekah. Dua tempat tersebut yaitu dari bab Jaringan, Operasional dan Kualitas Layanan halaman 84 dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan halaman 274. Kutipan dari tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut.

Seluruh layanan e-Channel tersebut di atas juga memiliki fitur pembayaran Zakat, Infaq dan Shadaqah. Fitur ini merupakan salah satu keunggulan e-Channel Bank Muamalat karena sangat memudahkan nasabah dalam menyalurkan kewajiban sosial mereka. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 84)

g. GEBU

Produk Gerakan Infaq Seribu bertujuan mengedukasi pelajar siswa dan siswi juga civitas akademika kampus untuk berinfaq minimal Rp. 1000,-. Dana yang dihimpun tersebut akan dimanfaatkan pada program- program pemberdayaan disekitar sekolah ataupun kampus yang sudah bekerjasama dalam program GEBU. Di tahun 2014, jumlah dana GEBU yang berhasil dihimpun sebesar Rp. 42.053.191,- dan disalurkan kepada anak yatim di daerah Pangkal Pinang dan Sungailiat. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 274)

Terdapat dua sumber utama dana sedekah yang disalurkan oleh Bank Muamalat. Sumber tersebut yaitu dari nasabahnya melalui layanan e-Channel dan dari penggalangan infak secara gencar di sekolah maupun kampus yang disebut Gerakan Infaq Seribu (GEBU). Jumlah pengumpulan sedekah dari nasabah bank tidak disebutkan dalam laporan tahunan. Jumlah yang disebutkan dalam laporan tahunan tahun 2014 hanyalah hasil dari GEBU yang mencapai Rp42.053.191,-.

Dana sedekah yang sudah terkumpul baik dari nasabah maupun program GEBU disalurkan melalui Baitulmaal Muamalat (BMM) dan Bank Muamalat Dana sedekah yang sudah terkumpul baik dari nasabah maupun program GEBU disalurkan melalui Baitulmaal Muamalat (BMM) dan Bank Muamalat

Informasi penyaluran dana sedekah melalui program KUM3 diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 271. Kutipan tanda tersebut adalah sebagai berikut.

Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) Adalah pengembangan program dana ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) yang bertujuan membangun karakter keimanan dan ketakwaan mustahik berupa pemberian modal usaha, recovery asuransi mikro, produk mitra dan dan UKM di wilayah program pemberdayaan mustahik Baitulmaal Muamalat . Tujuan program adalah mendorong peningkatan pendapatan mustahik melalui pendampingan usaha, pembinaan rutin, partisipasi aktif kelompok, monitoring aktifitas ibadah dan usaha jemaah masjid. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 271)

Bank Muamalat menamai programnya dengan program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) bukanlah tanpa sebab. Kata komunitas usaha mikro mempunyai makna Bank Muamalat membantu membentuk komunitas usaha dari masyarakat pada skala mikro. Usaha mikro merupakan kategori usaha terkecil yang dimiliki oleh perorangan dengan aset bersih maksimal Rp50 juta dan omzet maksimal Rp300 juta per tahun. Bank memilih menstimulus usaha mikro karena merupakan target usaha yang realistis dapat dicapai oleh usaha yang baru berdiri.

Kata “muamalat” dalam Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) dimaksudkan sebagai identitas dari produk-produk Bank Muamalat. Sementara itu, Bank Muamalat menggunakan masjid sebagai basis sarana pendidikan bisnis mikro dari masyarakat. Tujuan pemilihan masjid sebagai basis pendidikan usaha mikro selain untuk kembali meramaikan masjid sebagai tempat ibadah umat muslim juga menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan umat muslim. Hal ini telah banyak dicontohkan oleh Rasulullah dengan menjadikan masjid sebagai sentral kehidupan umat yang dengannya umat Islam akan menjadi umat terbaik.

Penggunaan masjid sebagai basis pendidikan usaha mikro masyarakat merupakan hal yang bertolak belakang dengan falsafah kapitalisme. Kapitalisme yang mempunyai paham pemisahan agama dari kehidupan telah berhasil memisahkan kehidupan ekonomi umat dari agama Islam. Masyarakat hanya menganggap Tuhannya ada di masjid dan tidak merasa diawasi oleh Tuhannya ketika berekonomi. Oleh karenanya banyak aktivitas-aktivitas ekonomi masyarakat yang tidak berlandaskan etika Islam. Bank Muamalat juga menggunakan masjid sebagai sarana pendidikan ekonomi Islam agar masyarakat dalam menjalankan usahanya mengacu pada etika Islam.

Bank Muamalat menggunakan sarana sedekah sebagai pemberian yang bersifat produktif. Sumber dana tersebut dibolehkan sebagai pemberian produktif daripada dana zakat. Sebab dana zakat pada dasarnya adalah pemberian yang bersifat konsumtif. Jika pemberian produktif diambil dari dana zakat maka hal tersebut telah menyalahi etika Islam.

Bank Muamalat adakalanya memberikan sumbangan konsumtif, adakalanya memberikan sumbangan produktif seperti program KUM3. Bank ingin tidak hanya memberikan sumbangan yang cepat habis melainkan dapat digunakan sebagai sarana mencari nafkah yang akan meningkatkan taraf hidup mustahik. Perbuatan ini telah dicontohkan oleh Rasulullah pada empat belas abad yang lalu. Dikisahkan ketika Rasulullah kedatangan tamu dari kalangan pengemis, beliau tidak hanya memberikan uang melainkan juga memberi sebuah kapak. Kapak tersebut diberikan kepada pengemis untuk digunakan sebagai sarana mencari nafkah. Hal ini akan menjadikannya lebih mulia daripada menjadi peminta-minta seumur hidupnya.

Program pemberdayaan masyarakat dari Bank Muamalat selain KUM3 adalah program pemberdayaan dengan dana GEBU. Bank Muamalat menggunakan sarana program Gerakan Infaq Seribu (GEBU) selain sebagai sarana penghimpun dana sedekah juga sarana mengedukasi masyarakat akan pentingnya sedekah. Sedekah meskipun sedikit tetapi ikhlas akan dapat sangat membantu pihak-pihak yang sangat membutuhkan, apalagi sedekah dalam jumlah banyak dan ikhlas.

Dana yang didapatkan melalui program GEBU disalurkan oleh Bank Muamalat untuk program pemberdayaan masyarakat di sekitar sekolah atau pun kampus yang sudah bekerjasama dalam program GEBU. Bank Muamalat juga telah menyalurkan langsung kepada anak yatim di daerah Pangkal Pinang dan Sungailiat. Informasi ini disampaikan dalam laporan tahunan tahun 2014 halaman 274. Kutipan data tersebut telah dicantumkan dalam subbab sumber dana sedekah.

4.2.4.3. Tanggung Jawab Bank atas Dana Kebajikan (Qardhul Hasan)

Dana kebajikan merupakan istilah dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari kata qardhul hasan. Qardhul hasan merupakan istilah dalam bahasa Arab yang terdiri atas kata “qardh” dan “hasan”. Kata “qardh” berarti pinjaman sedangkan kata “hasan” berarti bagus atau baik. Dengan demikian kata “qardhul hasan” mempunyai makna pinjaman tanpa bunga yang diberikan

kepada orang yang membutuhkan untuk keperluan kebaikan. Istilah qardhul hasan yang digunakan dalam bank syariah mempunyai makna yang berbeda dari kata qardh. Qardh dalam perbankan syariah dimaknakan sebagai produk pinjaman yang mewajibkan nasabah debitur melunasi utang sebesar nominal yang dipinjamkan setelah jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama. Kelebihan yang dibayar oleh nasabah debitur yang disyaratkan ketika akad adalah riba. Pengertian qardhul hasan adalah dana yang ditujukan untuk dana kebajikan produktif, sumbangan, maupun penggunaan lain untuk kepentingan umum.

Laporan tahunan tahun 2014 bab Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan halaman 304 menyebutkan bahwa sumber dana kebajikan Bank Muamalat berasal dari denda ( ta‟zir) dan pendapatan non-halal. Jumlah dana kebajikan dari denda mencapai Rp2.336.945.000,- sedangkan dari hasil pendapatan non-halal mencapai Rp1.637.005.000,-. Kutipan dari tanda tersebut ditampilkan dalam gambar 4.9.

Gambar 4.9. Kutipan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

...LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN... [dalam ribuan rupiah] 2014

Sumber Dana Kebajikan

Denda

2.336.945

Pendapatan non-halal

1.637.005

3.973.950

Penggunaan Dana Kebajikan

Sumbangan 3.973.950 Surplus

- Dana Kebajikan pada Awal Tahun

- Dana Kebajikan pada Akhir Tahun

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 304 Sumber dana kebajikan (qardhul hasan) yang dibolehkan PSAK 101 (Revisi 2011) antara lain infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pengembalian dana kebajikan produktif, denda dan penerimaan non-halal. Meskipun penerimaan non-halal ada dalam sumber dana kebajikan yang dibolehkan, lanjutan dari PSAK 101 menegaskan bahwa pembolehannya hanya karena darurat atau tidak dapat dihindari.

Keterangan tersebut secara lengkap ada dalam kutipan PSAK 101 berikut. Entitas syariah pada prinsipnya dilarang memperoleh penerimaan

nonhalal . Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau dalam kondisi yang tidak dapat dihindari. Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional.

Penerimaan non-halal boleh dimasukkan ke dalam sumber dana kebajikan dengan catatan jika dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak dapat dihindari. Namun, pada kenyataannya Bank Muamalat tidak berada dalam kondisi tersebut. Bank Muamalat dapat menolak untuk menerima dana non-halal yaitu pendapatan bunga dari bank lain. Bank juga masih mempunyai pilihan dana lain untuk digunakan sebagai dana kebajikan.

Penerimaan dana kebajikan Bank Muamalat yang kedua berasal dari denda. Denda ( ta‟zir) dalam laporan tahunan tahun 2014 dijelaskan sebagai denda atas keterlambatan pembayaran dari nasabah debitur yang disengaja. Fatwa DSN MUI NO: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh membenarkan sanksi terhadap nasabah peminjam yang tidak menunjukkan keinginan untuk mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidak-mampuannya. Sanksi yang dibenarkan dapat berupa –dan tidak terbatas pada- penjualan barang jaminan. Namun, bila penjualan barang jaminan juga belum menutupi utangnya, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya secara penuh. Kutipan dari Fatwa DSN MUI tentang Al-Qardh adalah sebagai berikut.

Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidak- mampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah. (Fatwa DSN MUI NO: 19/DSN-MUI/IV/2001)

Laporan tahunan tahun 2014 halaman 304 menyebutkan bahwa dana kebajikan yang terkumpul semuanya dikeluarkan sebagai sumbangan. Dana yang dikeluarkan sebagai sumbangan berjumlah Rp3.973.950.000,-. Jumlah pengeluaran tersebut sebanding dengan jumlah penerimaannya. Hal ini berarti seluruh dana kebajikan tahun 2014 habis dibagikan sebagai sumbangan dan tidak ada sisa untuk awal tahun 2015.

Penggunaan dana pinjaman kebajikan diatur dalam PSAK 101 (Revisi 2011). Penggunaan dana kebajikan yang diperbolehkan antara lain untuk dana kebajikan produktif, sumbangan, dan penggunaan lain untuk kepentingan umum. Dana kebajikan produktif maknanya adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang membutuhkan dana untuk proses produksi. Sumbangan bermakna Penggunaan dana pinjaman kebajikan diatur dalam PSAK 101 (Revisi 2011). Penggunaan dana kebajikan yang diperbolehkan antara lain untuk dana kebajikan produktif, sumbangan, dan penggunaan lain untuk kepentingan umum. Dana kebajikan produktif maknanya adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang membutuhkan dana untuk proses produksi. Sumbangan bermakna

Penggunaan dana pinjaman kebajikan berhubungan dengan sumber dana kebajikan. Jika ada sumber dana kebajikan yang tidak dibolehkan oleh etika Islam maka hukum penggunaannya pun haram. Oleh sebab itu, sama seperti pembahasan sumber dana kebajikan, dana kebajikan yang dibolehkan untuk disalurkan Bank Muamalat pada tahun 2014 adalah hanya denda. Denda yang dimaksud adalah sebatas sanksi utang yang tidak dibayar nasabah dengan sengaja.

Aspek-aspek ZISWAF pada pembangunan dan sosial yang identik dengan perbankan syariah sekilas terlihat islami. Namun, apabila digali makna dari tanda-tanda yang diungkapkan dalam laporan tahunan tidak semua telah sesuai dengan identitas etik bank syariah yang ideal. Identitas etik terlihat pada aspek sumber dan penggunaan dana zakat, saldo zakat pada akhir tahun yang nihil, sumber dan penggunaan dana sedekah serta sumber dana kebajikan yang berasal dari denda. Sumber dana kebajikan yang berasal dari dana non-halal dari bank konvensional merupakan dana yang tidak islami sehingga tidak pantas untuk diterima dan digunakan oleh Bank Muamalat.

Bank Muamalat menyalurkan dana ZISWAF melalui BMM maupun Bank Muamalat sendiri. Objek penyaluran dana ZISWAF dibagi menjadi dua yaitu dalam bentuk sumbangan yang bersifat konsumtif juga sumbangan yang bersifat produktif. Dampak (impact) dari kegiatan-kegiatan amal Bank Muamalat Bank Muamalat menyalurkan dana ZISWAF melalui BMM maupun Bank Muamalat sendiri. Objek penyaluran dana ZISWAF dibagi menjadi dua yaitu dalam bentuk sumbangan yang bersifat konsumtif juga sumbangan yang bersifat produktif. Dampak (impact) dari kegiatan-kegiatan amal Bank Muamalat

4.2.5. Ulasan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Karakteristik identitas etik bank syariah yang terakhir adalah adanya ulasan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS). Bank syariah dapat mempunyai struktur organisasi yang sama dengan bank konvensional, tetapi satu hal mendasar yang membedakannya adalah adanya organ Dewan Pengawas Syariah. DPS merupakan sebuah badan yang ada di lembaga keuangan syariah (LKS) dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) di LKS tersebut.

Dewan Pengawas Syariah secara bahasa terdiri atas tiga kata yaitu dewan, pengawas dan syariah. Dewan berarti badan yang terdiri atas beberapa orang anggota yang melakukan tugas tertentu. Pengawas mempunyai arti orang atau pihak yang mengawasi sesuatu. Sementara itu, syariah mempunyai makna seruan dari pemilik hukum yaitu Sang Pencipta, Allah SWT yang berkenaan dengan perbuatan hamba. Jadi, Dewan Pengawas Syariah dapat dimaknai sebagai badan yang terdiri atas kumpulan orang yang mempunyai pekerjaan mengawasi kesesuaian sesuatu dengan syariat Islam.

Dewan Pengawas Syariah merupakan badan setingkat Dewan Komisaris yang mempunyai tugas utama mengawasi operasional atau jalannya LKS beserta produk-produknya agar tetap sesuai dengan syariat. Dengan berkembangnya LKS Dewan Pengawas Syariah merupakan badan setingkat Dewan Komisaris yang mempunyai tugas utama mengawasi operasional atau jalannya LKS beserta produk-produknya agar tetap sesuai dengan syariat. Dengan berkembangnya LKS

Dewan Syariah Nasional merupakan salah satu lembaga di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) sehingga sering digabung menjadi DSN-MUI. DSN-MUI terdiri atas kumpulan ulama, praktisi dan pakar-pakar dalam bidang yang terkait dengan muamalah syariah. Keanggotaan DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa amanah sama dengan periode masa bakti pengurus MUI Pusat. Lingkup kerja DSN-MUI tidak hanya di perbankan syariah saja melainkan di berbagai lembaga keuangan syariah.

Dewan Pengawas Syariah bertanggung jawab atas kesyariahan dari bank syariah. Untuk itu, DPS selalu melakukan penelitian, pengawasan dan evaluasi terhadap praktik-praktik yang dilakukan bank syariah. DPS akan menerbitkan laporan secara berkala bahwa bank syariah yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah. Setidaknya jika DPS telah menjamin bank syariah telah sesuai syariah akan membuat masyarakat lebih tenang dan nyaman dalam bermuamalah dengan bank syariah. Hal itu karena DPS telah menyadari bahwa ulasannya terhadap bank syariah merupakan janji yang akan diminta pertanggungjawaban oleh manusia lebih-lebih oleh Allah SWT.

4.2.5.1. Foto dan Profil DPS

Semua bank syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) tidak terkecuali Bank Muamalat. DPS berperan untuk memastikan bahwa setiap produk, operasional, serta pelaporan telah sesuai dengan prinsip syariah. Dengan kata lain, DPS bertindak sebagai unit pengendalian internal dari Bank Muamalat. Salah satu aspek penting yang dapat dinilai adalah foto dalam laporan tahunan. DPS mempunyai wewenang untuk memeriksa laporan tahunan termasuk foto DPS karena foto merupakan cerminan dari objek yang ada di dalamnya.

Laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 memuat beberapa foto DPS di dalamnya. Namun, foto yang akan dimaknai hanya foto DPS yang ada di halaman 39. Foto tersebut ditampilkan dalam gambar 4.10.

Gambar 4.10. Foto Susunan Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat Tahun 2014

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 39

Foto DPS yang ada di dalam gambar 4.10. merupakan foto yang diambil sebadan penuh sehingga foto dapat diamati secara menyeluruh. Di dalam gambar

4.10. terdapat tiga DPS Bank Muamalat yang mengenakan pakaian formal yaitu kemeja warna putih disertai dasi warna variatif, sepatu hitam, kopiah hitam serta jas hitam. Foto dalam gambar 4.10. ditampilkan dalam format foto grup. Penampilan foto DPS dalam format grup bertujuan untuk memberi kesan DPS Bank Muamalat yang solid dan penuh persahabatan.

Gambar 4.10. yang berisi foto DPS Bank Muamalat belum menonjolkan identitas etik sebagai bank syariah. Identitas etik bank syariah hanya tampak pada penggunaan peci dan latar belakang foto yang berupa warna hijau. Foto DPS Bank Muamalat semestinya lebih menampakkan identitas etiknya dengan penggunaan pakaian yang identik dengan muslim Indonesia yaitu setelan baju koko dengan celana bahan atau sarung. Pakaian jas bukan berasal dari Islam melainkan pakaian resmi dari Eropa atau identik dengan kaum kapitalis. Sementara itu, gaya berfoto (pose) DPS cukup sesuai dengan identitas etik karena tidak terlalu bergaya santai seperti foto Direksi. DPS sebagai orang yang lebih paham tentang agama juga harus memberi contoh dalam pengamalan sunah Rasulullah yaitu salah satunya dengan memelihara jenggot.

Foto DPS dalam gambar 4.10. disertai nama dan posisi masing-masing DPS dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di bagian bawah dari kiri hingga tengah dan indeks penomoran di sisi kanan bawah. Hal ini bermakna sebagai wujud eksistensi dari DPS yang diamanahkan untuk mengawasi operasional dan produk-produk Bank Muamalat agar sesuai etika Islam. Urutan dari kiri ke kanan Foto DPS dalam gambar 4.10. disertai nama dan posisi masing-masing DPS dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di bagian bawah dari kiri hingga tengah dan indeks penomoran di sisi kanan bawah. Hal ini bermakna sebagai wujud eksistensi dari DPS yang diamanahkan untuk mengawasi operasional dan produk-produk Bank Muamalat agar sesuai etika Islam. Urutan dari kiri ke kanan

K.H. Ma’ruf Amin maupun anggota DPS yang lain mempunyai tanggung jawab atas laporan DPS yang telah dibuat dan dipublikasikan tersebut.

Foto DPS dalam gambar 4.10. menampilkan senyuman kepada para pembaca laporan tahunan. Senyum ini menandakan wajah yang ceria atau berseri- seri dan hal ini termasuk perintah dari Rasulullah SAW. Rasulullah pernah bersabda dalam hadis y ang artinya “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria ” (HR Muslim).

Senyum seseorang terikat pada niat orang yang memberi senyum. Jika orang memberi senyum kepada saudaranya dengan niat tulus menjalankan perintah Allah maka insya Allah senyumnya akan berkesan bagi saudaranya dan bernilai pahala di sisi Allah. Sebaliknya, jika pemberian senyum karena mengharap keuntungan materiil maka sejatinya senyumnya tidak ada harganya. Lebih-lebih DPS adalah orang yang lebih mengetahui etika Islam sehingga harapannya senyum yang diberikan memang tulus hanya mengharap rida dari Allah taala.

Dewan Pengawas Syariah idealnya merupakan seorang muslim yang mempunyai keahlian profesional spesialis hukum Islam atau yang biasa disebut sebagai ulama. Ulama yang dimaksud haruslah memenuhi kapasitas bukan hanya dalam fikih ibadah tetapi juga fikih muamalah. Sebab ada orang-orang yang mendapat sebutan sebagai ulama oleh masyarakat tetapi kadang tidak terlalu Dewan Pengawas Syariah idealnya merupakan seorang muslim yang mempunyai keahlian profesional spesialis hukum Islam atau yang biasa disebut sebagai ulama. Ulama yang dimaksud haruslah memenuhi kapasitas bukan hanya dalam fikih ibadah tetapi juga fikih muamalah. Sebab ada orang-orang yang mendapat sebutan sebagai ulama oleh masyarakat tetapi kadang tidak terlalu

Profil dari masing-masing aggota DPS ditampilkan di dua tempat yang berbeda dalam laporan tahunan tahun 2014. Pengungkapan tersebut ada dalam bab Tata Kelola Perusahaan di halaman 187 dan bab Data Perusahaan di halaman 471- 472. Profil yang disebutkan dalam dua tempat tersebut isinya sama persis hanya saja yang di halaman 187 tidak disertai dengan foto DPS. Untuk memudahkan analisis, latar belakang pendidikan DPS Bank Muamalat dirangkum dalam tabel

Tabel 4.3. Latar Belakang Pendidikan Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat

Pendidikan

Nama Jabatan Pendidikan Islam

Ekonomi

Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur

Dr. K.H. Ketua S1: Fakultas Ushuluddin, Universitas Ma’ruf Amin - DPS

Ibnu Chaldun Doktor Honoris Causa dari Universitas Islam Negeri Jakarta S1: Fakultas Tarbiyah, IAIN Jakarta

Prof. Dr. H.

S2: IAIN Jakarta

Anggota Muardi

S3: IAIN Jakarta

DPS Chatib, M.A.

Guru Besar Emeritus di UIN Jakarta Guru Besar Mtkliyah Usul Fiqh S1: IAIN Alaudin, Makassar

Prof. Dr. H. Anggota S2: Universitas Al Azhar, Cairo

Umar Shihab DPS S3: Universitas Hasanuddin, Makassar Guru Besar di IAIN Alaudin, Makassar

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 471-472, diolah Profil dari masing-masing DPS memberi gambaran bahwa anggota- anggota DPS Bank Muamalat mempunyai kapasitas dalam bidang keislaman khususnya hukum Islam. Kapasitas keislaman tersebut didapatkan dari latar Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 471-472, diolah Profil dari masing-masing DPS memberi gambaran bahwa anggota- anggota DPS Bank Muamalat mempunyai kapasitas dalam bidang keislaman khususnya hukum Islam. Kapasitas keislaman tersebut didapatkan dari latar

Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat selain menjalani karir sebagai DPS di Bank Muamalat juga mempunyai pengalaman di lembaga keuangan syariah yang lain. Bahkan tiga anggota DPS aktif Bank Muamalat telah menjalankan amanah sebagai DPS sejak tahun-tahun awal yaitu tahun 2003 (laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2003). Selain itu, pengalaman lain dari anggota DPS di bidang politik, akademik dan urusan keumatan turut meningkatkan kapasitasnya dalam perbankan syariah dari sisi teori maupun praktik. Pengalaman yang telah dimiliki masing-masing DPS menambah keyakinan akan kompetensi DPS di bidang keislaman khususnya fikih muamalah. Dalam hal profil DPS ini, Bank Muamalat telah menampilkan identitas etik bank syariah yang ideal.

Tabel 4.4. Pengalaman Kerja Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat

Pengal

aman

Pengalaman di

Nama Jabatan Pengalaman lain

di

Bank Syariah

Bank

Ketua DPS Bank Ketua Fraksi PPP DPRD Syariah Mega

DKI Jakarta

Indonesia

Anggota MPR RI dari

Ketua DPS

PKB

Asuransi Bringin Ketua Komisi VI DPR Dr. K.H.

RI dari PKB Ma’ruf Ketua

Life

Ketua DPS Bank Salah satu Ketua Majelis DPS Amin

BNI dan

Ulama Indonesia

Ketua DPS

Ketua Badan Pelaksana

Asuransi BNI

Harian DSN MUI

Life

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2009-2014

Anggota DPS PT Dosen dan Guru Besar di Prof. Dr.

Al Ijarah

beberapa kampus

H. Muardi Anggota Indonesia Finance Dosen tetap di Fakultas

Chatib, DPS

Tarbiyah, IAIN Jakarta M.A.

Ketua DPS PT

BII Finance

(hingga 2003)

Center Ketua DPS PT

Anggota DPR/MPR

Anggota DPRD Sulawesi

Selatan (1987-1992) Prof. Dr. Anggota

Indonesia

(ReIndo)

Dekan Fakutas Syariah,

H. Umar

DPS Anggota DPS PT Universitas Muslim Shihab

Al Ijarah

Indonesia, Makassar Indonesia Finance (1978) Salah satu Ketua MUI Pusat

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 471-472, diolah

4.2.5.2. Laporan yang Ditandatangani oleh Semua Anggota DPS

Dewan Pengawas Syariah dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank Muamalat tidak melalaikan aspek pelaporan. Pelaporan yang dimaksud adalah hasil dari pengamatan, penilaian, pengedukasian, penelitian, Dewan Pengawas Syariah dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank Muamalat tidak melalaikan aspek pelaporan. Pelaporan yang dimaksud adalah hasil dari pengamatan, penilaian, pengedukasian, penelitian,

Laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 telah memuat laporan Pernyataan DPS. Laporan Pernyataan DPS ditandangani oleh seluruh anggota DPS dan diletakkan dalam satu kesatuan dengan Sambutan DPS. Laporan ini tidak terpisah dari laporan yang telah dibuat oleh DPS setiap periode enam bulan sekali. Ketika seluruh pemeriksaan telah dilaksanakan maka DPS akan membuat laporan per semesteran. Laporan Pengawasan DPS dibuat sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya di Bank Muamalat. Laporan tersebut disampaikan kepada manajemen Bank Muamalat untuk selanjutnya disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.

Laporan pernyataan DPS yang ditandatangani oleh seluruh anggota DPS dicantumkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat halaman 38. Kutipan tiga tanda tangan anggota DPS ditampilkan dalam gambar 4.11.

Gambar 4.11. Tanda Tangan Tiga Anggota Dewan Pengawas Syariah dalam Laporan

Tahunan Bank Muamalat

Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat tahun 2014 halaman 38

Laporan yang ditandatangani seluruh anggota DPS Bank Muamalat mempunyai makna seluruh anggota DPS siap mempertanggungjawabkan seluruh kebenaran maupun kedustaan dari pernyataan DPS dalam laporan tahunan. Apabila terdapat kebenaran dalam laporan DPS maka akan membawa kebaikan dan keberkahan baik bagi bank, DPS, maupun masyarakat pada umumnya. Sebaliknya jika terdapat kedustaan dalam laporan DPS maka DPS akan menanggung sanksi baik dari manusia lebih-lebih sanksi dari Allah SWT.

Laporan Pernyataan DPS memberikan jaminan kepada seluruh pemangku kepentingan sekaligus juga kepada Allah. Jaminan ini meliputi tiga hal yang berhubungan dengan Bank Muamalat. Tiga hal yang dijamin oleh DPS terhadap laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 ada di halaman 38. Kutipan jaminan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pelaksanaan produk dan jasa yang meliputi penghimpunan dan penyaluran dana telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) serta Keputusan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

2. Pedoman operasional dan produk yang meliputi penghimpunan dan penyaluran dana telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) serta Keputusan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

3. Laporan Keuangan perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip Syariah . (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 38)

Tiga hal yang dijamin DPS Bank Muamalat sesuai dengan syariah dan sesuai dengan fatwa-fatwa yang berlaku antara lain pedoman operasional dan produk, pelaksanaan produk dan jasa, serta penyusunan dan penyajian laporan keuangan. DPS melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan Panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam semua kegiatan dan produk Bank Muamalat. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan mencakup tinjauan (review) dan/atau pengesahan (endorsement) terhadap seluruh panduan dan SOP. Hal ini bermakna panduan dan SOP sama pentingnya dengan produk dan layanan bank sehingga harus dipastikan keprofesionalan dan kesyariahan panduan dan SOP tersebut.

Pengawasan DPS terhadap penghimpunan dana dilakukan terhadap seluruh produk funding meliputi Tabungan Muamalat, Giro, dan Deposito. Pengawasan yang kedua dilakukan terhadap seluruh produk pembiayaan yang meliputi Konsumtif, Modal Kerja dan Investasi. Selain dua pengawasan tersebut, DPS juga melakukan pengawasan terhadap layanan bank yang meliputi Remittance, Trade Finance, dan Layanan 24 jam. Tiga pengawasan tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa Bank Muamalat masih menyelenggarakan aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana yang sesuai syariat.

Hal ketiga yang dijamin sesuai syariah adalah penyusunan dan penyajian laporan keuangan Bank Muamalat. Laporan keuangan Bank Muamalat terdiri atas delapan laporan. Laporan-laporan tersebut antara lain laporan posisi keuangan; laba rugi komprehensif; perubahan ekuitas; arus kas; rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil; sumber dan penyaluran dana zakat; sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan catatan atas laporan keuangan. Hal ini bermakna seluruh angka- angka, penggunaan istilah, dan substansi dari seluruh bagian laporan keuangan telah dijamin sesuai syariah oleh DPS Bank Muamalat.

4.2.5.3. Aktivitas yang Dilaksanakan DPS

Dewan Pengawas Syariah yang merupakan organ di dalam bank syariah mempunyai tugas untuk mengawasi pelaksanaan keputusan DSN pada lembaga tersebut. DPS dalam menjalankan tugasnya melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membantu pencapaian tugasnya. Laporan tahunan tahun 2014 halaman 193 mengungkapkan aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh DPS Bank Muamalat. Aktivitas-aktivitas tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini.

• Mengecek kesesuaian akad pembiayaan dan penghimpunan dana dengan prinsip-prinsip syariah.

• Melakukan kunjungan ke beberapa nasabah. • Briefing Karyawan terkait dengan attitude, pemahaman produk,

peningkatan pengetahuan prinsip-prinsip syariah. • Dialog dengan karyawan Kantor Cabang dan/atau Cabang

Pembantu. (laporan tahunan Bank Muamalat halaman 193) Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat telah melakukan empat kegiatan selama tahun 2014. Pertama, DPS melakukan pengecekan apakah akad

pembiayaan dan penghimpunan dana sesuai atau tidak dengan prinsip syariat. Dua hal tersebut merupakan aktivitas utama bank syariah sehingga harus terus pembiayaan dan penghimpunan dana sesuai atau tidak dengan prinsip syariat. Dua hal tersebut merupakan aktivitas utama bank syariah sehingga harus terus

Aktivitas kedua yang dilakukan oleh DPS Bank Muamalat adalah melakukan kunjungan ke beberapa nasabah. Kegiatan ini mempunyai manfaat sebagai sarana pemeriksaan dan penyeimbangan (check and balance) terhadap kegiatan-kegiatan bank. Dengan dilakukan aktivitas ini, data yang dikumpulkan oleh DPS menjadi semakin dapat dipercaya (credible). Sebab data yang terkumpul tidak hanya data dari bank syariah melainkan juga dari objek pelayanan bank syariah.

Aktivitas ketiga yang dilakukan oleh DPS Bank Muamalat adalah melakukan pengarahan (briefing) kepada karyawan Bank Muamalat dalam hal sikap (attitude), pemahaman produk, dan peningkatan pengetahuan prinsip-prinsip syariah. Pengarahan dalam hal attitude dilakukan untuk membentuk kepribadian karyawan agar lebih islami. Pengarahan dalam hal produk dilakukan agar karyawan dapat memahami produk Bank Muamalat dengan baik. Hal ini karena produk-produk bank syariah berbeda dengan produk-produk bank konvensional sehingga perlu dipahamkan secara terus-menerus kepada karyawan terutama karyawan yang baru.

Pengarahan ketiga yang dilakukan DPS yaitu pengarahan dalam hal peningkatan prinsip-prinsip syariah. Pengarahan ini ditujukan terutama kepada karyawan yang belum mempunyai pemahaman etika Islam yang baik. Hal ini dapat terjadi mengingat Bank Muamalat membuka kesempatan yang sama bagi seluruh calon karyawan yang mendaftar.

Aktivitas keempat yang dilakukan DPS Bank Muamalat yaitu melakukan komunikasi (dialog) dengan karyawan Kantor Cabang dan/atau Cabang Pembantu. DPS harus melakukan aktivitas ini agar pelaksanaan tugasnya sebagai DPS dapat menjangkau seluruh organ Bank Muamalat. Kegiatan ini merupakan bukti DPS yang tidak pilih kasih terhadap Bank Muamalat yang berada di pusat maupun yang ada di daerah-daerah. Aktivitas ini sejalan dengan aktivitas-aktivitas sebelumnya yaitu dilakukan untuk menjamin kegiatan operasional maupun praktik dari produk Bank Muamalat sesuai dengan etika Islam.

Identitas etik yang ditampilkan oleh Bank Muamalat dari aspek DPS mayoritas telah ideal. Bank Muamalat telah menonjolkan identitas etik dalam laporan tahunannya yang meliputi profil DPS, laporan yang ditandatangani oleh seluruh anggota DPS, tiga hal yang dijamin DPS dalam laporan tahunan, serta aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh DPS. Sementara itu, identitas etik dari sisi foto DPS Bank Muamalat belum terlihat dominan. Identitas etik hanya terlihat dalam peci yang digunakan oleh DPS serta latar belakang foto DPS yang berwarna khas Islam yaitu warna hijau.