Metode Analisis Data

3.5. Metode Analisis Data

Penelitian kualitatif mengangkat sebuah objek fenomena untuk diteliti dan dikembangkan serta dihubungkan dengan berbagai macam teori dan fenomena yang lain. Objek yang diteliti bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif, melainkan makna-makna yang terkandung di dalamnya yang justru memunculkan gejala sosial. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam hal ini penelitian kuantitatif adalah bersifat bebas nilai, sedangkan penelitian kualitatif mempertahankan hakikat nilai-nilai.

Dasar pelaksanaan metode kualitatif adalah penafsiran. Proses penafsiran pada penelitian kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah bukan situasi yang sengaja dibuat-buat. Peneliti perlu menangkap, mencatat, dan menginterpretasikan serta menyajikan informasi terkait identitas etik untuk dapat melakukan analisis. Dengan demikian, penelitian kualitatif justru memungkinkan peneliti untuk menyusun metode baru dalam menganalisis objek penelitian.

Penelitian ini menggunakan kerangka identitas etik yang telah dirumuskan oleh Haniffa dan Hudaib (2007). Identitas etik bank syariah ditandai dengan lima ciri-ciri atau karakter. Kelima karakteristik identitas etik tersebut antara lain:

1. Islam sebagai filsafat dan nilai-nilai dasar;

2. penyediaan produk dan jasa yang bebas bunga;

3. pembatasan penawaran transaksi-transaksi yang diterima secara islami;

4. fokus pada tujuan-tujuan pembangunan dan sosial; dan

5. ulasan dari Dewan Pengawas Syariah. Penelitian ini hanya mengambil kerangka lima karakteristik identitas etik dari penelitian Haniffa dan Hudaib (2007). Hal ini dimaksudkan untuk dapat lebih menggali makna-makna dari identitas etik secara lebih mendalam. Pemaknaan karakteristik identitas etik yang diungkapkan bank syariah sesuai dengan etika Islam atau tidak adalah menggunakan tolok ukur Al Quran dan Hadis. Sementara itu, penjabaran lima karakteristik identitas etik bank syariah menjadi delapan dimensi dan 78 indikator tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Sebab jika hal tersebut dilakukan akan mengubah penelitian ini menjadi penelitian kuantitatif sebagaimana penelitian Haniffa dan Hudaib (2007).

Penelitian ini menggunakan empat langkah dalam menganalisis makna identitas etik dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014. Langkah- langkah tersebut adalah sebagai berikut.

3.5.1. Penjabaran Makna Karakteristik Identitas Etik Bank Syariah yang Ideal

Langkah analisis yang pertama adalah dengan menjabarkan sekaligus memberi makna dari masing-masing karakteristik identitas etik. Langkah ini penting sebagai dasar dalam menilai dan memaknai pesan-pesan yang ada di dalam laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014. Peneliti diharuskan dapat memberi makna dari identitas etik yang ideal berdasarkan analisis semiotika sebelum membandingkan dengan identitas etik yang ditampilkan oleh Bank Muamalat.

Teknik semiotika untuk memberi makna karakteristik identitas etik dalam penelitian ini menggunakan pendekatan dari Jacques Derrida. Derrida dalam Hoed (2014) mengemukakan bahwa struktur makna dari suatu tanda bukanlah sesuatu yang objektif juga bukan sesuatu yang subjektif. Tanda dalam hal ini tuturan ketika diucapkan atau dituliskan akan menjadi hidup terlepas dari penuturnya. Tanda sendiri dibagi menjadi dua yaitu penanda (signifier) atau segi ekspresi dan petanda (signified) atau segi isi/maknanya.

Makna dari sebuah tanda dihasilkan dari suatu proses yang menghasilkan makna yang berbeda-beda menurut tiap individu. Proses tersebut dilakukan dengan “menunda” hubungan antara penanda (ekspresi) dan petanda (isi) yang memungkinkan adanya pemaknaan baru dari individu ke individu yang lain (Hoed, 2014). Proses penafsiran yang sistematis oleh setiap individu atau kelompok masyarakat tertentu disebut dengan dekonstruksi.

Tahap analisis ini menggunakan teori Derrida yang akan mencoba mendekonstruksi pengertian dari identitas etik pada bank syariah. Seluruh konsep

(isi atau makna) yang berkaitan dengan istilah identitas etik dapat “ditunda” kaitannya dengan istilah tersebut. Setelah itu akan dilihat istilah identitas etik berperikehidupan sendiri tanpa terikat lagi dengan maksud pencetusnya secara umum. Peneliti dapat mencari penafsiran yang berbeda untuk menemukan makna baru yang mungkin lebih sesuai dengan situasi budaya masyarakat Indonesia.

3.5.2. Pembandingan Karakteristik Identitas Etik yang Ideal dengan Identitas Etik yang Diungkapkan oleh Bank Muamalat

Peneliti dapat mulai memahami data identitas etik Bank Muamalat secara lebih detail setelah melakukan proses dekonstruksi makna identitas etik. Data-data dikumpulkan dari laporan tahunan Bank Muamalat tahun 2014 kemudian dibandingkan dengan makna identitas etik yang ideal menurut peneliti. Dalam tahap ini, data disajikan ke dalam format tertentu dengan menyertakan kutipan catatan dari laporan tahunan sesuai dengan tema-tema identitas etik bank syariah.

3.5.3. Pemaknaan Identitas Etik yang Ditampilkan Bank Muamalat dalam Laporan Tahunannya

Peneliti mencari makna atau menginterpretasikan data yang sudah tersaji dalam tahap analisis kedua. Proses interpretasi menggunakan analisis semiotika dengan berusaha mengungkapkan maksud dari informasi dalam laporan tahunan Bank Muamalat. Data-data identitas etik dianggap sebagai tanda yang mewakili ekspresi pembuat laporan tahunan yang disusun dengan maksud tertentu. Hasil interpretasi inilah yang akan dilaporkan dalam penelitian ini.

Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan kredibilitas. Penelitian kualitatif mempunyai kelemahan yaitu peneliti tidak dapat 100% independen dan netral dari setting penelitian. Penelitian kualitatif juga Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan kredibilitas. Penelitian kualitatif mempunyai kelemahan yaitu peneliti tidak dapat 100% independen dan netral dari setting penelitian. Penelitian kualitatif juga

Trianggulasi data (data triangulation) adalah salah satu teknik untuk mengecek keabsahan data. Trianggulasi didefinisikan sebagai teknik yang menggunakan gabungan pendekatan-pendekatan dalam melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan berbagai sumber data, metode, dan teori dengan tujuan untuk mempertahankan kredibilitas data dan agar informasi yang disajikan konsisten.

Thick and rich description adalah ulasan detail dan padat yang menggambarkan temuan penelitian. Dalam penelitian ini diuraikan secara rinci dan jelas tentang setting penelitian, teori, metode, tema identitas etik, proses pencarian data, hingga proses interpretasi dan penyampaian laporan. Tujuannya untuk memberi gambaran utuh tentang objek penelitian dan proses penelitian. Prosedur ini juga untuk dapat mendukung bahwa penelitian kualitatif dapat ditranfer atau digunakan dalam konteks lain atau biasa disebut transferability.

3.5.4. Menulis Laporan

Langkah terakhir dari metode analisis data yaitu penulisan hasil interpretasi dalam bentuk laporan. Laporan penelitian ini ditulis dalam bentuk deskriptif naratif atas fenomena dan temuan yang terjadi. Deskripsi ini mencakup deskripsi makna identitas etik yang ideal dari sudut pandang peneliti dan identitas etik yang diungkapkan oleh Bank Muamalat. Penulisan laporan juga disertai Langkah terakhir dari metode analisis data yaitu penulisan hasil interpretasi dalam bentuk laporan. Laporan penelitian ini ditulis dalam bentuk deskriptif naratif atas fenomena dan temuan yang terjadi. Deskripsi ini mencakup deskripsi makna identitas etik yang ideal dari sudut pandang peneliti dan identitas etik yang diungkapkan oleh Bank Muamalat. Penulisan laporan juga disertai

Sistematika penulisan laporan penelitian identitas etik bank syariah dalam bab IV dibagi menjadi tiga kerangka utama. Kerangka-kerangka tersebut meliputi yang pertama pengungkapan data identitas etik yang ditampilkan oleh Bank Muamalat. Aspek yang kedua adalah penjabaran makna dari data identitas etik yang diungkapkan dalam laporan tahunan Bank Muamalat. Aspek terakhir adalah argumentasi dari peneliti apakah data yang disampaikan sesuai/menonjolkan identitas etik sebagai bank syariah atau tidak. Simpulan akhir dari pembahasan dituangkan dalam bab V.