Deskripsi Objek Penelitian

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Deskripsi Umum Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. selanjutnya disebut Bank Muamalat merupakan bank yang menerapkan prinsip syariah pertama di Indonesia sejak pendiriannya. Dalam laporan tahunan tahun 2014 dijelaskan bahwa gagasan pendirian Bank Muamalat bermula dari lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Cisarua, Bogor pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Ide ini berlanjut dalam Musyawarah Nasional IV MUI pada tanggal 22-25 Agustus 1990 bertempat di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Acara tersebut diteruskan dengan pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan bank murni syariah pertama di Indonesia.

Proses perwujudan ide untuk mendirikan bank syariah dilakukan pada 1 November 1991 yang ditandai dengan penandatanganan akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada saat penandatanganan akte pendirian, Bank Muamalat memperoleh komitmen dari berbagai pihak untuk membeli saham sebanyak Rp84 miliar. Kemudian dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, Bank Muamalat memperoleh tambahan dana dari masyarakat Jawa Barat senilai Rp106 miliar sebagai wujud dukungan mereka.

Bank Muamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal 1412 H. Kegiatan pembukaan tersebut berdasarkan modal awal dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1223/MK.013/1991 tanggal 5 November

1991 serta izin usaha yang berupa Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 430/KMK.013/1992 Tanggal 24 April 1992. Bank Muamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal 1412 H. Hanya dua tahun setelah pendirian bertepatan pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat mendapat kepercayaan dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa.

Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara pernah mengalami krisis moneter yang berdampak serius terhadap perbankan nasional pada tahun 1998. Krisis tersebut menyebabkan timbulnya kredit macet pada segmen korporasi. Bank Muamalat ikut terimbas dampak krisis tersebut. Tahun 1998, angka non performing financing (NPF) Bank Muamalat sempat mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp105 miliar dan ekuitas mencapai titik terendah hingga Rp39,3 miliar atau kurang dari sepertiga modal awal.

Kondisi keterpurukan Bank Muamalat telah mengantarkannya memasuki era baru dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB) dalam komposisi saham. IDB yang berkedudukan di Jeddah, Saudi Arabia, menjadi salah satu pemegang saham luar negeri dari Bank Muamalat. Keputusan ini resmi dikeluarkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 21 Juni 1999. Bank Muamalat terus berupaya dan berhasil memperbaiki kinerja dari rugi menjadi laba pada kurun waktu 1999-2002.

Bank Muamalat pada tahun 2009 memulai proses transformasi salah satunya dengan membuka kantor cabang internasional pertamanya di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal ini mencatatkan Bank Muamalat sebagai bank pertama Bank Muamalat pada tahun 2009 memulai proses transformasi salah satunya dengan membuka kantor cabang internasional pertamanya di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal ini mencatatkan Bank Muamalat sebagai bank pertama

Bank Muamalat mempunyai kantor pusat yang berlokasi di Gedung Arthaloka, Jalan Jenderal Sudirman No. 2, Jakarta 10220. Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan kepada 4,3 juta nasabah melalui 457 kantor layanan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Selain itu, terdapat dukungan jaringan layanan di lebih dari 3.700 outlet System Online Payment Point (SOPP) di PT POS Indonesia dan 1.958 Automated Teller Machine (ATM). Untuk memantapkan aksesibilitas nasabah, Bank Muamalat telah meluncurkan Shar-e Gold yang dapat digunakan untuk bertransaksi bebas biaya di jutaan merchant di seluruh dunia. Shar-e Gold meraih predikat sebagai Kartu Debit Syariah Berteknologi Chip Pertama di Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).

Bank Muamalat merupakan satu-satunya bank syariah dari Indonesia yang berekspansi ke luar negeri dengan membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia. Nasabah dapat memanfaatkan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) dengan jangkauan akses lebih dari 11.000 ATM di Malaysia.

4.1.2. Visi dan Misi Bank Muamalat

Bank Muamalat pada tahun 2014 mempunyai visi misi baru yang berbeda dengan visi misi tahun-tahun sebelumnya. Visi Bank Muamalat yaitu

menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong

Regional Presence ”. Visi yang ada di laporan tahunan tersebut hanya tertulis dalam bahasa Inggris saja atau tidak ada terjemahan dalam bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini visi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu

menjadi “Bank syariah yang terbaik dan 10 besar bank di Indonesia yang kuat dengan dukungan regional ”. Untuk dapat mencapai visi tersebut, Bank Muamalat

membuat misi yaitu.

“membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan. ”

4.1.3. Struktur Organisasi Bank Muamalat

Bank Muamalat sebagai bank syariah yang profesional mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Agar dapat mencapai tujuan perusahaan maka Bank Muamalat membuat struktur organisasi sebagai berikut.

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Bank Muamalat. RUPS memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan.

2. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah. DPS ditetapkan berdasarkan RUPS serta rekomendasi Dewan Syariah Nasional (DSN) yang merupakan sebuah badan di bawah MUI.

3. Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar dan memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris juga bertugas memastikan implementasi tata kelola perusahaan yang baik di perusahaan. Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dilakukan secara independen.

4. Direksi Direksi adalah organ perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. Direksi juga bertugas mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi Bank Muamalat terdiri atas

a. Direktur Utama

b. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko

c. Direktur Bisnis Korporasi

d. Direktur Bisnis Ritel d. Direktur Bisnis Ritel

5. Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris dan Direksi Komite-komite ini merupakan organ yang membantu pelaksanaan tugas dari Dewan Komisaris dan Direksi. Komite ini bekerja sesuai dengan lingkup tugas, tanggung jawab, serta fungsinya masing- masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Divisi-divisi di Bawah Direksi Divisi-divisi yang ada di bawah Direksi merupakan penjabaran dari direksi dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang lebih spesifik. Divisi-divisi dipimpin langsung oleh Direksi masing-masing.

Bagan Struktur Organisasi Bank Muamalat dapat dilihat dalam gambar

4.1. berikut.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Bank Muamalat RUPS

DPS

Direktur Utama

Dewan Komisaris

Direktur

Direktur Kepatuhan dan

Direktur Bisnis

Direktur Bisnis

Keuangan Manajemen Risiko

Korporasi

Ritel