Hasil Penelitian

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian meliputi keadaan yang sebelum penelitian dimulai (kondisi awal), hasil penelitian pada siklus I, dan hasil penelitian pada siklus II.

4.1.1 Kondisi Awal

Pengukuran kecepatan membaca siswa kelas VIIIA dilakukan yang pertama kali pada hari Sabtu 13 Mei 2005 untuk mengetahui gambaran kemampuan membaca cepat siswa pada kondisi awal. Pengukuran ini dimaksudkan sebagai tes awal dalam penelitian ini.

Teks bacaan dibagikan kepada siswa sebagai bahan untuk mengukur kecepatan efektif membaca siswa. Setelah dijelaskan siswa ditugasi membaca teks dengan teliti, dan waktu yang diperlukan untuk membaca dicatat. Lama waktu yang diperlukan siswa untuk membaca teks secara utuh diukur dengan jam tangan atau stop watch. Lama waktu membaca yang diperlukan siswa dicatat untuk mengetahui kecepatan membaca siswa.

Setelah semua siswa selesai membaca, lembar soal dibagikan kepada para siswa untuk dikerjakan. Pertanyaan yang diberikan adalah soal-sal tentang isi bacaan yang berbentuk soal-soal isian yang berjumlah 10 butir. Soal-soal ini Setelah semua siswa selesai membaca, lembar soal dibagikan kepada para siswa untuk dikerjakan. Pertanyaan yang diberikan adalah soal-sal tentang isi bacaan yang berbentuk soal-soal isian yang berjumlah 10 butir. Soal-soal ini

Setelah siswa selesai mengerjakan, siswa diminta mengumpulkan hasil pekerjaannya dan diperiksa. Skor perolehan siswa dalam mengerjakan soal dianalisis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan. Setelah diketahui kecepatan membaca dan tingkat pemahaman siswa, maka data dianalisis dan digabungkan antara kecepatan membaca dengan pemahaman isi bacaan dan didapatkan kecepatan efektif membaca para siswa.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pertama kali maka didapat kondisi awal perolehan kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 4 Kecepatan Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Kondisi Awal

No. Kecepatan Kategori Frekuensi % Rata-rata

(kpm)

1 >250 Cepat - - 5773 : 39

2 200-249 Sedang 1 2,56 = 148,03

3 150-199 Lambat 8 20,51 Kategori

4 <150 Sangat lambat

30 76,92 Sangat Jumlah 39 100 Lambat

Berdasarkan tabel 4 tersebut, dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang kecepatan membacanya termasuk tinggi (cepat), siswa yang kecepatan membacanya tergolong sedang adalah 1 orang atau 2,56%, siswa yang kecepatan Berdasarkan tabel 4 tersebut, dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang kecepatan membacanya termasuk tinggi (cepat), siswa yang kecepatan membacanya tergolong sedang adalah 1 orang atau 2,56%, siswa yang kecepatan

Tabel 5 Pemahaman Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Kondisi Awal

No Skor Kategori Frekuensi % Rata-rata

1 90-100% Sangat baik 1 2,56

2 70-80% Baik

3 50-60% Sedang

4 30-40% Kurang 2 5,13 Kategori

5 10-20% Sangat kurang - - Sedang Jumlah

Berdasarkan tabel 5 tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat 1 orang siswa yang pemahaman isi bacaannya termasuk sangat baik atau 2,56%, siswa yang pemahaman isi bacaannya tergolong baik adalah 9 orang atau 23,08%, siswa yang pemahaman isi bacaannya sedang adalah 27 orang atau 69,23%, siswa yang pemahaman isi bacaannya kurang adalah 2 orang atau 5,13%. Dan tidak terdapat siswa yang pemahaman isi bacaannya sangat kurang. Hasil rata-rata pemahaman isi bacaan siswa kelas VIIIA pada kondisi awal adalah 58,97% atau dalam kategori sedang.

Tabel 6 Kecepatan Efektif Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Kondisi Awal

No. Kecepatan Kategori Frekuensi % Rata-rata

(kpm)

1 >175 Cepat 1 2,56 3492 : 39

2 150-174 Sedang - - = 89,54

3 125-149 Lambat 2 5,13 kpm

Sangat lambat

Kategori Jumlah 39 100 Sangat Lambat

Berdasarkan tabel 6 tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk tinggi (cepat) adalah 1 orang atau 2,56%, tidak terdapat siswa yang kecepatan efektif membacanya tergolong sedang, siswa yang kecepatan efektif membacanya lambat adalah 2 orang atau 5,13%, dan siswa yang kecepatan efektif membacanya sangat lambat adalah 36 orang atau 92,31%. Hasil rata-rata kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada kondisi awal adalah 89,54 kpm atau dalam kategori sangat lambat.

Kecepatan Efektif Membaca siswa kelas VIIIA tergolong sangat lambat karena memang baru pertama kali ini diadakan pengukuran KEM. Hal ini merupakan hal yang wajar karena selama ini mereka belum pernah mengalami pengukuran KEM. Banyak siswa yang masih melakukan kesalahan teknik membaca. Hal ini terjadi karena mereka mungkin belum mengetahui tentang teknik membaca cepat dan efektif. Banyak siswa yang masih menunjukkan Kecepatan Efektif Membaca siswa kelas VIIIA tergolong sangat lambat karena memang baru pertama kali ini diadakan pengukuran KEM. Hal ini merupakan hal yang wajar karena selama ini mereka belum pernah mengalami pengukuran KEM. Banyak siswa yang masih melakukan kesalahan teknik membaca. Hal ini terjadi karena mereka mungkin belum mengetahui tentang teknik membaca cepat dan efektif. Banyak siswa yang masih menunjukkan

Melihat kondisi awal seperti ini, diputuskan untuk mengambil teknik meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan cara melakukan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment. Pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment dilakukan untuk memotivasi siswa agar melakukan aktivitas membaca dengan lebih bersungguh-sungguh, mengetahui gambaran kemampuan membaca cepat siswa, dan menghargai kemampuan siswa. Pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment ini diharapkan bisa membantu para siswa untuk meningkatkan kecepatan membacanya. Pelaksanaan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment dilakukan dengan pengukuran kecepatan efektif membaca secara kontinyu sehingga siswa menjadi terbiasa. Semakin sering melakukan pengukuran kecepatan membaca maka siswa akan merasa senang. Dengan demikian, pembelajaran ini akan membantu para siswa untuk meningkatkan kecepatan efektif membacanya, yang diperlukan dalam menghadapi sekian buku pelajarannya.

4.1.2 Hasil Siklus Pertama

Pengukuran yang dilakukan pada siklus I ini meliputi hasil tes dan nontes.

4.1.2.1 Hasil Tes

Setelah pengukuran kecepatan efektif membaca pada kondisi awal, para siswa dijelaskan tentang kegiatan membaca, teknik membaca yang benar, tentang pengontrolan KEM, manfaat pengukuran KEM, manfaat membaca cepat bagi para siswa, dan cara-cara meningkatkan kemampuan membaca dan kecepatan efektif membaca bagi para siswa. Selama kurang lebih dua kali siswa diberikan latihan secara terus-menerus. Kegiatan membaca ini diawasi dan apabila terjadi kesalahan teknik membaca, seperti menggerakkan bibir, menunjuk huruf dengan jari, membaca sambil menggeleng-gelengkan kepala, membaca sambil bermain, tidak bersungguh-sungguh dalam membaca, dan kegiatan lain yang akan mengurangi kecepatan membaca.

Setelah dua kali latihan membaca efektif, selanjutnya diadakan pengukuran KEM yang kedua. Hasil pengukuran KEM pada pengukuran yang ke dua adalah sebagai berikut.

Tabel 7 Kecepatan Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Siklus I

No. Kecepatan Kategori Frekuensi % Rata-rata

(kpm)

1 >250 Cepat 2 5,13 8694 : 39

2 200-249 Sedang 34 87,18 = 222,92

3 150-199 Lambat 3 7,7 kpm

4 <150 Sangat lambat - - Kategori Jumlah 39 100 Sedang

Berdasarkan tabel 7 tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang kecepatan membacanya termasuk tinggi (cepat) adalah 2 orang atau 5,13%, siswa yang kecepatan membacanya tergolong sedang adalah 34 orang atau 87,18%, siswa yang kecepatan membacanya lambat adalah 3 orang atau 7,7%, dan tidak terdapat siswa yang kecepatan membacanya sangat lambat Hasil rata-rata kecepatan membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I adalah 222,92 kpm atau dalam kategori sedang.

Dalam pengukuran kecepatan efektif membaca, faktor pemahaman isi bacaan juga menentukan tinggi rendahnya perolehan KEM karena yang diukur bukan hanya kecepatannya, tetapi juga pemahaman isi bacaan. Adapun pemahaman isi bacaan para siswa dalam siklus yang pertama adalah sebagai berikut.

Tabel 8 Pemahaman Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Siklus I

No. Skor Kategori Frekuensi % Rata-rata

1 90-100% Sangat baik 8 20,51

2 70-80% Baik

3 50-60% Sedang

4 30-40% Kurang 1 2,56 Kategori

5 10-20% Sangat kurang - - Baik Jumlah

Berdasarkan tabel 8 tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat 8 orang siswa yang pemahaman isi bacaannya termasuk sangat baik atau 20,51%, siswa yang pemahaman isi bacaannya tergolong baik adalah 22 orang atau 56,41%, siswa yang pemahaman isi bacaannya sedang adalah 8 orang atau 20,51%, siswa yang pemahaman isi bacaannya kurang adalah 1 orang atau 2,56%. Dan tidak terdapat siswa yang pemahaman isi bacaannya sangat kurang. Hasil rata-rata pemahaman isi bacaan siswa kelas VIIIA pada tes siklus I adalah 73,08%. atau dalam kategori baik.

Berdasarkan kedua tabel tersebut, dapat dihitung kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I. Kecepatan efektif membaca diperoleh dengan memadukan antara kecepatan membaca dengan rumus pengukuran KEM yaitu kecepatan membaca dikalikan dengan skor perolehan yang benar dibagi 100. berdasarkan pengukuran KEM yang dilakukan pada siklus I ini dapat diketahui Berdasarkan kedua tabel tersebut, dapat dihitung kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I. Kecepatan efektif membaca diperoleh dengan memadukan antara kecepatan membaca dengan rumus pengukuran KEM yaitu kecepatan membaca dikalikan dengan skor perolehan yang benar dibagi 100. berdasarkan pengukuran KEM yang dilakukan pada siklus I ini dapat diketahui

Tabel 9 Kecepatan Efektif Membaca Siswa Kelas VIII A pada Siklus I

No. Kecepatan Kategori Frekuensi % Rata-rata (kpm)

1 >175 Cepat 15 38,46 6549 : 39

2 150-174 Sedang 14 35,9 = 167,92

3 125-149 Lambat 4 10,26 kpm

Sangat lambat

Kategori Jumlah 39 100 Sedang

Berdasarkan tabel 9 tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk tinggi (cepat) adalah 15 orang atau 38,46%, siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk tergolong sedang adalah 14 orang atau 35,9, siswa yang kecepatan efektif membacanya lambat adalah 4 orang atau 10,26%, dan siswa yang kecepatan efektif membacanya sangat lambat adalah 6 orang atau 15,38%. Hasil rata-rata kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I adalah 167,92 kpm atau dalam kategori sedang.

4.1.2.2 Hasil Nontes

Hasil penelitian nontes berupa hasil observasi, wawancara, dan jurnal. Hasil penelitian nontes tersebut diuraikan sebagai berikut.

4.1.2.2.1 Hasil Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran membaca berlangsung. Observasi dilakukan sejak awal proses pembelajaran ketika siswa diberi penjelasan tentang kecepatan membaca, kecepatan efektif membaca dan teknik membaca yang benar sampai siswa mengerjakan soal-soal evaluasi. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui kebiasaan buruk dalam membaca yang masih dilakukan oleh siswa, sikap siswa terhadap bacaan yang disajikan, keaktifan siswa dalam pembelajaran, kerja sama, sharing dengan teman, pembelajaran menyenangkan atau tidak membosankan, kekritisan siswa. Intensitas membaca koleksi perpustakaan juga diobservasi melalui situasi setiap hari di perpustakaan. Observasi dilakukan kepada semua siswa kelas VIIIA yang berjumlah 39.

Berdasarkan observasi siswa kelihatan tertarik sekali pada pembelajaran membaca cepat. Ketika guru melakukan kegiatan “pemanasan” pikiran kepada siswa dengan memanggil kembali pengalamannya yang berkaitan dengan isi bacaan sebelum membaca teks bacaan, siswa kelihatan memperhatikan dengan sungguh-sungguh, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh kepada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi, siswa memperhatikan dengan antusias. Semua siswa tenang dan mendengarkan penjelasan tentang kecepatan efektif membaca, teknik membaca yang benar, dan manfaat membaca cepat, serta proses pembelajaran membaca cepat dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment. Hasil itu tersirat dari Berdasarkan observasi siswa kelihatan tertarik sekali pada pembelajaran membaca cepat. Ketika guru melakukan kegiatan “pemanasan” pikiran kepada siswa dengan memanggil kembali pengalamannya yang berkaitan dengan isi bacaan sebelum membaca teks bacaan, siswa kelihatan memperhatikan dengan sungguh-sungguh, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh kepada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi, siswa memperhatikan dengan antusias. Semua siswa tenang dan mendengarkan penjelasan tentang kecepatan efektif membaca, teknik membaca yang benar, dan manfaat membaca cepat, serta proses pembelajaran membaca cepat dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment. Hasil itu tersirat dari

Setelah selesai mendengarkan penjelasan tentang teknik membaca yang benar siswa ditugasi membaca bacaan yang sudah disiapkan Lengkap dengan prosedur pengukuran kecepatan efektif membaca, jumlah kata dalam bacaan. Ketika teks dibagikan, siswa kelihatan sangat tertarik karena teks bacaan tersebut dekat dengan dunia siswa atau lingkungan siswa, siswa juga tertarik dengan bacaan karena menurut mereka dapat menambah pengalaman atau pengetahuan baru. Mereka dengan serius membaca.

Siswa membaca bacaan yang sudah diberi petunjuk dan sudah diberi cara pengukurannya. Siswa menulis mulai membaca dan akhir membaca. Setelah ada aba-aba mulai, siswa mulai membaca teks bacaan. Pada waktu siswa diberi tugas membaca ada 1 orang siswa yang tampak masih bingung apa yang harus dilakukannya. Ia malah menonton teman-temannya yang sedang membaca dengan serius. Melihat semua temannya serius, ia pun kemudian membaca.

Pada saat membaca ditemukan ada siswa yang masih melakukan kesalahan dalam teknik membaca. Yang paling banyak adalah siswa yang membaca dengan subvokalisasi, ada 29 siswa (74,4%). Siswa yang membaca dengan vokalisasi ada 9 siswa (23,1%). Selain itu ada 9 siswa (23,1%) yang membaca dengan menggerakkan bibir. Ada 18 siswa (46,2%) yang membaca sambil menggerakkan kepala mengikuti bacaannya sampai di mana. Membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna ada 19 siswa (48,7%). Dan siswa yang membaca dengan menyangga kepala ada 2 siswa (5,13%). Menurut pengamatan, Pada saat membaca ditemukan ada siswa yang masih melakukan kesalahan dalam teknik membaca. Yang paling banyak adalah siswa yang membaca dengan subvokalisasi, ada 29 siswa (74,4%). Siswa yang membaca dengan vokalisasi ada 9 siswa (23,1%). Selain itu ada 9 siswa (23,1%) yang membaca dengan menggerakkan bibir. Ada 18 siswa (46,2%) yang membaca sambil menggerakkan kepala mengikuti bacaannya sampai di mana. Membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna ada 19 siswa (48,7%). Dan siswa yang membaca dengan menyangga kepala ada 2 siswa (5,13%). Menurut pengamatan,

Setelah selesai membaca, sebagian besar siswa langsung menuliskan waktu akhir membaca. Hanya ada 2 orang yang kelihatan ragu-ragu. Ia menengok ke kanan dan ke kiri dulu. Kemudian semua siswa mengumpulkan teks bacaan siswa diberi soal pemahaman dan langsung mengerjakannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kelupaan. Setelah menjawab pertanyaan, siswa bersama guru membahas jawabannya. Setelah membahas jawaban siswa menghitung kecepatan membaca mereka sesuai dengan petunjuk yang sudah ada dalam bacaan. Kecepatan membaca mereka ditulis dalam kartu data yang sudah disediakan oleh guru.

Setelah mengukur kecepatan membaca mereka melakukan latihan- latihan jangkauan mata, persepsi, dan fiksasi. Setelah latihan-latihan siswa mengukur kembali kecepatan membacanya. Kegiatan ini sama seperti kegiatan membaca sebelumnya.

Dalam hal kerja sama dengan teman, tampak 74 siswa atau 63,24% melakukan kerja sama ketika siswa ada yang tidak bisa cara menghitung kecepatan membaca dan kecepatan efektif membaca, siswa tersebut langsung bertanya dengan teman sebangkunya yang sudah bisa cara menghitung kecepatan membaca dan kecepatan efektif membaca. Siswa aktif mengikuti proses pembelajaran membaca cepat ini atau 67,52%. Sharing dengan teman juga terlihat atau ada sekitar 63,25%. Kekritisan siswa ada 56,41%, terlihat pada siswa yang Dalam hal kerja sama dengan teman, tampak 74 siswa atau 63,24% melakukan kerja sama ketika siswa ada yang tidak bisa cara menghitung kecepatan membaca dan kecepatan efektif membaca, siswa tersebut langsung bertanya dengan teman sebangkunya yang sudah bisa cara menghitung kecepatan membaca dan kecepatan efektif membaca. Siswa aktif mengikuti proses pembelajaran membaca cepat ini atau 67,52%. Sharing dengan teman juga terlihat atau ada sekitar 63,25%. Kekritisan siswa ada 56,41%, terlihat pada siswa yang

Menurut pengamatan, 76,07% siswa merasa senang dan asyik dengan bahan bacaan yang disediakan. Menurut mereka bacaan yang disediakan mudah dipahami. Siswa juga merasa senang dan tidak membosankan dengan pembelajaran membaca cepat atau ada 86,32%, karena menurut mereka waktu terasa begitu cepat dengan keasyikan membaca bacaan yang disediakan.

Observasi yang dilakukan di luar kelas atau di perpustakaan adalah mengamati langsung aktivitas siswa diperpustakaan. Peneliti juga melihat buku daftar peminjam yang dimiliki oleh petugas perpustakaan. Selain itu, peneliti meminta kartu anggota perpustakaan yang dimiliki oleh siswa untuk kegiatan pemainjamannya.

Dari kegiatan tersebut, peneliti memperoleh gambaran bahwa dalam jangka satu minggu siswa yang hanya satu kali memminjam dan membaca buku 6 siswa atau 15,38%. Siswa yang meminjam 2 kali, ada 17 siswa atau 43,59%, yang meminjam 3 kali sebanyak 13 siswa atau 33,33%, sedangkan yang meminjam 4 kali ada 3 siswa atau 7,69%. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa semua siswa telah melakukan kegiatan membaca koleksi perpustakaan sekolah. Kecuali itu, peneliti juga melihat keadaan perpustakaan di saat istirahat. Ternyata ada beberapa siswa yang mempunyai kebiasaan melihat-lahat dan membaca-baca koleksi perpustakaan sekolah di saat istirahat tersebut.

Pengukuran yang dilakukan pada siklus I ini sudah berlangsung dengan baik. Hasilnya pun juga baik. Para siswa kelihatan sangat tertarik dengan kegiatan membaca cepat ini.

4.1.2.2.2 Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini tidak dilakukan kepada semua siswa kelas VIIIA. Wawancara hanya dilakukan kepada 6 orang siswa, yaitu 2 orang siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk tinggi, 2 siswa yang kecepatan efektif membacanya tergolong rendah, dan 2 siswa yang kecepatan efektif membacanya tergolong sedang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan tentang pembelajaran membaca cepat dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh para siswa, mereka memberikan tanggapan yang baik tentang pembelajaran membaca cepat ini. Hanya saja mereka mengaku bahwa mereka masih grogi dan bingung, karena baru dua kali mengalami tingkat kecepatan efektif membaca. Menurut pengakuan siswa yang KEM-nya rendah, mereka membaca pokoknya asal cepat saja. Biar lekas selesai atau mendapat waktu membaca yang sedikit. Mereka merasa grogi ketika melihat teman-temannya sudah selesai membaca. Sehingga ketika mereka harus mengerjakan soal-soal, mereka tidak dapat menjawab dengan benar. Bagi yang KEM-nya tinggi, mereka senang sekali dengan pengukuran KEM ini karena bagi mereka ini merupakan ajang untuk berlomba membaca. Selain itu juga, untuk membantu memahami isi buku-buku pelajaran.

Menurut keterangan mereka, mereka gemar membaca buku atau Koran. Bacaan yang paling mereka sukai sebagaian besar buku fiksi. Ketika diberi pertanyaan mengenai bagaimana isi bacaan yang telah disajikan mereka menjawab menarik dan mudah dipahami walaupun ada sedikit kata yang tidak diketahui maknanya. Sebagian besar tidak memberikan cek atau tanda baca pada bacaan.

Kebiasaan buruk yang agak sulit dihilangkan menurut siswa yang KEM-nya rendah adalah menghilangkan regresi pada saat membaca dan membaca dengan konsentrasi dengan penuh. Mereka mengaku merasa kesulitan untuk menghilangkan regresi tersebut dan berkonsentrasi dengan baik, karena mereka merasa grogi dan takut kalah cepat dengan temannya, serta ada bagian yang lupa sehingga ingin untuk mengulang kembali. Bagi mereka yang KEM-nya tinggi yang kebiasaan agak sulit dihilangkan adalah melakukan regresi. Mereka belum tahu cara menghilangkan regresi tersebut. Siswa yang KEM-nya tinggi ada yang mengaku sudah bisa tidak melakukan regresi dan sudah bisa konsentrasi dengan baik.

Pertanyaan-pertanyaan bacaan yang diberikan kepada siswa, oleh para siswa yang KEM-nya tinggi dikatakan soalnya mudah sekali sehingga mereka bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar. Bagi siswa yang berkecepatan sedang dan rendah mereka berpendapat bahwa soalnya mudah, sehingga mereka juga bisa menjawab pertanyaan dengan baik, walaupun tidak benar semua.

Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam membaca adalah memahami kalimat-kalimat yang mengandung kata yang tidak mereka ketahui artinya,

kurangnya latihan membaca, dan jarangnya mereka diberi kesempatan membaca baik di rumah maupun di sekolah. Di rumah yang ada adalah buku-buku pelajaran dan televisi. Sehingga mereka lebih tertarik dengan televisi daripada membaca buku pelajaran. Di sekolah, pelajaran membaca hanya dilakukan secara sekilas. Yang banyak adalah pengetahuan bahasa, sehingga kemampuan membaca mereka tidak terlatih dan masih melakukan kesalahan-kesalahan atau kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca. Siswa kurang mampu melihat kalimat secara utuh. Siswa hanya mampu melihat kalimat secara kata demi kata. Siswa ada yang kurang mampu memahami isi bacaan dengan cepat karena membaca kalimat secara sekilas dan tanpa membaca ulang.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan petugas perpustakaan sekolah. Dari penjelasan petugas, peneliti dapat memperoleh gambaran bahwa siswa berkunjung ke perpustakaan sebagian besar pada waktu istirahat. Hanya sebagian kecil siswa mau memanfaatkan jam-jam kosong untuk membaca di perpustakaan. Sedangkan peminjaman rata-rata setiap harinya mencapai 25 siswa. Rendahnya rata-rata tersebut disebabkan oleh rendahnya minat siswa akan membaca. Di samping itu, minimnya guru dalam memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku perpustakaan, membuat rendahnya minat baca pada siswa.

4.1.2.2.3 Jurnal siswa

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal para siswa belum mengetahui tentang pengukuran KEM dalam pembelajaran membaca. Banyak siswa yang merasa tidak siap untuk menjalani Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal para siswa belum mengetahui tentang pengukuran KEM dalam pembelajaran membaca. Banyak siswa yang merasa tidak siap untuk menjalani

Setelah para siswa dijelaskan tentang kecepatan efektif membaca, manfaat membaca cepat, dan teknik membaca cepat yang benar, dan diberi latihan membaca cepat secara teratur, meskipun masih grogi tetapi ketika diukur KEM- nya sudah dapat menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Rata-rata kecepatan efektif membaca mereka yang semula tergolong sangat lambat meningkat menjadi sedang. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa berminat pada pembelajaran membaca dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment ini.

Dari hasil jurnal siswa dapat disimpulkan bahwa siswa tertarik mengikuti pembelajaran membaca cepat. Dengan adanya pembelajaran model ini, memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan membaca. Selain itu, tingkat pemahaman mereka terhadap isi bacaan yang dibacanya juga bertambah.

4.1.2.2.4 Jurnal Guru

Dari hasil jurnal guru disimpulkan bahwa siswa masih belum bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan membaca. Suasana kelas masih agak gaduh ketika mereka disuruh mengerjakan pertanyaan pemahaman. Ada beberapa siswa masih kurang begitu paham dengan cara menghitung kecepatan efektif membaca. Siswa masih memperhatikan stop watch yang dibawa oleh guru.

Ada siswa yang masih ingin berlomba dengan temannya. Kecepatan dalam membaca dijadikan perlombaan. Dan hal itu yang memicu minat siswa dalam kegiatan membaca cepat ini.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

4.1.3.1 Hasil Tes

Dalam siklus I, hasil membaca cepat masih kurang memuaskan. Oleh karena itu, peneliti pembelajaran teknik membaca cepat dengan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment dengan memperhatikan hasil pada siklus

I dan memberikan tindakan kelas terhadap segala penghambat kecepatan membaca siswa. Selain itu juga, dijelaskan kembali tentang teknik membaca yang benar, dan aspek-aspek yang mempengaruhi kecepatan efektif membaca. Setelah itu, diadakan evaluasi pada siklus II. Adapun hasil pengukuran kecepatan efektif membaca pada siklus II tampak dalam tabel di bawah ini.

Tabel 11 Kecepatan Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Siklus II

No. Kecepatan Kategori Frekuensi % Rata-rata

(kpm)

1 >250 Cepat 20 51,28 9811 : 39

2 200-249 Sedang 19 48,72 = 251,56

3 150-199 Lambat - - Kategori

4 <150 Sangat lambat - - Cepat Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel 11 tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang kecepatan membacanya termasuk tinggi (cepat) adalah 20 orang atau 51,28%, siswa yang kecepatan membacanya tergolong sedang adalah 19 orang atau 48,72%, tidak terdapat siswa yang kecepatan membacanya lambat, dan juga tidak terdapat siswa yang kecepatan membacanya sangat lambat. Hasil rata-rata kecepatan membaca siswa kelas VIIIA pada siklus I adalah 251,56 kpm atau dalam kategori cepat.

Seperti dalam pengukuran KEM pada siklus I, yang menjadi pedoman untuk menentukan KEM tidak hanya kecepatan membaca saja, tetapi juga didukung oleh faktor pemahaman isi bacaan. Tingkat pemahaman isi bacaan siswa kelas VIIIA tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 12 Pemahaman Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi % Rata-rata

1 90-100% Sangat baik 14 35,9 3200 : 39

2 70-80% Baik

3 50-60% Sedang

4 10,26 Kategori

4 30-40% Kurang - - Baik

5 10-20% Sangat kurang - - Jumlah

Berdasarkan tabel 12 tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat 14 orang siswa yang pemahaman isi bacaannya termasuk sangat baik atau 35,9%, siswa yang pemahaman isi bacaannya tergolong baik adalah 21 orang atau

53,87%, siswa yang pemahaman isi bacaannya sedang adalah 4 orang atau 10,26%, tidak terdapat siswa yang pemahaman isi bacaannya kurang, dan tidak terdapat siswa yang pemahaman isi bacaannya sangat kurang. Hasil rata-rata pemahaman isi bacaan siswa kelas VIIIA pada tes siklus I adalah 82,05 atau dalam kategori baik.

Berdasarkan tabel 11 dan 12 yang sudah ditampilkan (tabel kecepatan membaca dan tingkat pemahaman isi bacaan) dapat diketahui tingkat kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada siklus II ini, dengan cara memadukan antara kecepatan memabca siswa dengan pemahaman isi bacaan. Setelah dihitung menggunakan rumus KEM, diperoleh data tentang kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada siklus II ini. Perolehan tingkat kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada siklus II, tampak dalam tabel 9.

Tabel 13 Kecepatan Efektif Membaca Siswa Kelas VIIIA pada Siklus II

No. Kecepatan Kategori Frekuensi % Rata-rata (kpm)

1 >175 Cepat 31 79,49 8148 : 39

2 150-174 Sedang 4 10,26 = 208,92

3 125-149 Lambat 4 10,26 kpm

Sangat lambat

kategori cepat Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel 13 tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk tinggi (cepat) adalah 31 orang atau 79,49%, siswa yang kecepatan efektif membacanya sedang adalah 4 orang atau 10,26%, siswa yang kecepatan efektif membacanya lambat adalah 4 orang atau 10,26%, dan tidak terdapat siswa yang kecepatan efektif membacanya sangat lambat. Hasil rata-rata kecepatan efektif membaca siswa kelas VIIIA pada kondisi awal adalah 208,92 kpm , termasuk dalam kategori cepat.

4.1.3.2 Hasil Nontes

Pada siklus II, data nontes diperoleh melalui observasi, jurnal siswa dan wawancara.

4.1.3.2.1 Observasi

Pengamatan dilakukan pada saat guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang perbaikan cara membaca siswa yang sering dilakukan oleh siswa secara sadar atau pun tidak. Siswa tampak tertib dan antusias dalam menghadapi kesalahan-kesalahan membaca yang masih sering dilakukannya. Mereka mengaku masih melakukan subvokalisasi, membaca belum penuh konsentrasi, masih melakukan regresi. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh, dan akan berusaha melakukan cara membaca yang benar.

Pengamatan pada siklus II ini lebih ditekankan pada kegiatan membaca, terutama untuk mengamati perubahan kebiasaan salah dalam membaca yang sering dilakukan oleh para siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pelaksanaan kegiatan membaca pada siklus II ini lebih baik daripada pelaksanaan Pengamatan pada siklus II ini lebih ditekankan pada kegiatan membaca, terutama untuk mengamati perubahan kebiasaan salah dalam membaca yang sering dilakukan oleh para siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pelaksanaan kegiatan membaca pada siklus II ini lebih baik daripada pelaksanaan

Berdasarkan pengamatan, memang masih ada 3 siswa atau 7,69% yang masih tampak menggerakkan bibir pada saat membaca. Siswa yang masih mengeja ini memang termasuk siswa yang kecepatan efektif membacanya termasuk kategori rendah. Siswa yang masih menggerakkan kepala ada 2 orang atau 5,13%. Kedua siswa ini merasa sulit menghilangkan kebiasaan buruk ini karena sudah merupakan kebiasaan mereka setiap kali mereka membaca. Sikap duduk yang dilakukan oleh siswa pada saat membaca sudah benar, yaitu dengan meletakkan teks di atas meja atau di depan siswa, duduk dengan tegak, dan jarak antara mata dengan teks kurang lebih 30 cm.

Sebagian besar (80%) siswa sudah melakukan apa yang sudah dijelaskan. Mereka berusaha membaca dengan benar. Para siswa tidak lagi adu cepat dalam membaca, tetapi juga berusaha meningkatkan aspek pemahamannya tentang isi bacaan. Sehingga ada 31 siswa yang mempunyai kecepatan efektif yang tergolong cepat. Siswa tersebut tampak membaca dengan sangat serius dan teliti, serta hati-hati. Penjelasan yang diberikan kepada siswa menyadarkan para siswa, bahwa dalam membaca yang penting bukan hanya cepat, tetapi juga harus memahami apa yang dibacanya.

Dari pengamatan aspek kerjasama dengan teman ada 93,16%, siswa dalam kategori baik. Siswa selalu bekerja sama dengan teman sebangkunya untuk Dari pengamatan aspek kerjasama dengan teman ada 93,16%, siswa dalam kategori baik. Siswa selalu bekerja sama dengan teman sebangkunya untuk

Dalam mengikuti pelajaran siswa aktif atau mencapai 93,16%, tidak pasif. Siswa selalu bertanya dengan guru tentang hal yang tidak diketahuinya. Siswa juga kritis menyikapi hal yang ada atau kekritisan siswa mencapai 80,34%. Sharing dengan teman pun dilakukan oleh siswa bahkan mencapai 98,58%. Sikap siswa terhadap bacaan yang disediakan, 93,16% siswa merasa tidak kesulitan dalam membaca bacaan yang disediakan. Ada siswa yang merasa sulit dengan kata yang tidak diketahui maknanya.

Sikap siswa terhadap teknik pembelajaran menunjukkan baik. Siswa merasa senang dengan pembelajaran yang digunakan. Siswa merasa dihargai hasil karyanya, siswa merasa kecepatan membacanya dapat meningkat dengan diukur oleh diri sendiri. Mereka juga merasa senang karena mendapatkan pengetahun yang baru. Siswa merasa tidak bosan dengan diadakan latihan membaca cepat secara kontinyu atau terus menerus.

Observasi terhadap aktivitas siswa dalam membaca koleksi perpustakaan sekolah. Melalui lembar bantu yang berisi daftar peminjaman buku, peneliti dapat menegtahui bahwa siswa telah melakukan kegiatan membaca. Hanya intensitas yang dilakukan oleh setiap siswa berbeda. Siswa yang meminjam dan membaca buku sebanyak 1 kali, ada 4 orang siswa atau 10,26%. Siswa yang meminjam dan membaca buku sebanyak 2 kali, ada 11 orang siswa atau 28,21%. Siswa yang meminjam 3 kali, ada 14 orang siswa atau 35,89%, yang Observasi terhadap aktivitas siswa dalam membaca koleksi perpustakaan sekolah. Melalui lembar bantu yang berisi daftar peminjaman buku, peneliti dapat menegtahui bahwa siswa telah melakukan kegiatan membaca. Hanya intensitas yang dilakukan oleh setiap siswa berbeda. Siswa yang meminjam dan membaca buku sebanyak 1 kali, ada 4 orang siswa atau 10,26%. Siswa yang meminjam dan membaca buku sebanyak 2 kali, ada 11 orang siswa atau 28,21%. Siswa yang meminjam 3 kali, ada 14 orang siswa atau 35,89%, yang

4.1.3.2.2 Wawancara

Pada siklus II ini, wawancara dilakukan pada enam orang siswa, yaitu dua orang siswa yang memiliki kategori KEM rendah, dua orang siswa yang berkategori sedang, dan dua orang siswa yang berkategori tinggi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan pendapat siswa tentang pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan pembelajaran kontekstual elemen authentic assessment.

Para siswa yang diwawancarai mengungkapkan bahwa mereka sangat tertarik pada pengukuran KEM ini. Mereka ingin pengukuran ini dilakukan terus menerus, sehingga mereka mengetahui perkembangan kecepatan membacanya. Apabila hasil pengukuran menunjukan bahwa kecepatan efektif membaca mereka masih rendah, mereka akan berusaha untuk meningkatkan kecepatan membacanya. Tetapi ada satu siswa yang hanya senyum-senyum ketika diberi pertanyaan. Ia hanya menggeleng, mengangguk, dan senyum-senyum sambil garuk-garuk kepala. Siswa ini sebenarnya cerewet, tetapi memang termasuk lambat dalam kecepatan efektif membaca. Sehingga ia tidak segera menemukan jawaban ketika ditanya. Meskipun lambat membaca tetapi ia juga mengungkapkan rasa senangnya mengikuti pembelajaran model ini. Katanya, “Saya juga suka membaca.

Berdasarkan hasil wawancara, para siswa senang dengan bacaan yang diberikan. Soal-soal tentang isi bacaan yang harus dijawab juga tidak sulit. Hal ini membuat para siswa ingin mengulangi membaca lagi, karena cerita yang diberikan kepada siswa adalah bacaan yang menarik, dan sesuai dengan kehidupan yang dialami siswa sehari-hari yaitu cerita tentang kemanusiaan, dan tidak terlalu panjang. Menurut mereka cerita yang terlalu panjang akan membosonkan. Selain membosankan, mereka juga merasa kesulitan memahami isinya.

Wawancara yang dilakukan terhadap petugas perpustakaan sekolah, peneliti memperoleh simpulan bahwa kunjungan siswa ke perpustakaan semakin bertambah. Kunjungan tersebut masih seperti biasa, yaitu dilakukan pada saat istirahat baik pertama atau kedua.

4.1.3.2.3 Hasil Jurnal

Berdasarkan hasil jurnal yang dibuat oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa sangat tertarik pada pembelajaran membaca cepat dengan pengukuran kecepatan efektif membaca. Selain bacaannya menarik dan mudah dipahami, soal-soalnya mudah, siswa juga memperoleh pengalaman baru yaitu mengukur kecepatan membacanya sendiri dan mengukur kecepatan temannya. Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan setelah siswa membaca, meskipun ada dua orang yang tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh siswa, siswa semuanya menyukai dengan pengukuran kecepatan efektif membaca ini. Tetapi ada siswa yang merasa bosan karena setiap hari disuruh membaca walaupun hanya sebentar. Mereka merasa bahwa membaca itu sebagai beban, dan merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Ia lebih suka kegiatan yang banyak bergerak. Memng dia anak yang tidak bisa diam. Tangan dan kakinya sama lincahnya. Ia kelihatan tertekan bila ada kegiatan membaca, karena ia memang tidak suka membaca maka kecepatan efektif membacanya pun termasuk lambat.

Pengukuran kecepatan efektif membaca ini sangat menarik bagi sebagian besar siswa kelas VIIIA, karena sebelum penelitian ini dilakukan mereka belum pernah mengetahui cara pengukuran kecepatan efektif membaca. Pengukuran yang dilakukan pada siklus II ini sudah tidak membuat mereka grogi. Mereka merasa lebih tenang dalam melakukan kegiatan membaca. Mereka merasa sudah terbiasa. Meskipun begitu, masih ada beberapa siswa yang mengaku masih deg-degan, masih merasa cemas. Tetapi kecemasannya sudah tidak seperti ketika pertama kali mereka mengalamai pengukuran kecepatan efektif membaca.

Siswa merasa senang dan bangga ketika mereka mengetahui kecepatan efektif membacanya sendiri. Mereka merasa disanjung oleh orang tuanya karena setiap kali melakukan pengukuran kecepatan efektif membaca siswa meminta tanda tangan orang tua. Ada semangat atau minat untuk sering melakukan pengukuran keceatan efektif membaca karena selalu dipantau dengan kartu data pengukuran kecepatan efektif membaca. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh anak-anak yang kecepatan efektif membacanya rendah, sebenarnya Siswa merasa senang dan bangga ketika mereka mengetahui kecepatan efektif membacanya sendiri. Mereka merasa disanjung oleh orang tuanya karena setiap kali melakukan pengukuran kecepatan efektif membaca siswa meminta tanda tangan orang tua. Ada semangat atau minat untuk sering melakukan pengukuran keceatan efektif membaca karena selalu dipantau dengan kartu data pengukuran kecepatan efektif membaca. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh anak-anak yang kecepatan efektif membacanya rendah, sebenarnya

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65