Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

2. Secara Praktis a. Pemerintah, diharapkan sebagai masukan dalam perubahan UUPM dalam rangka mengahadapi era pengawasan pasar modal yang independen dengan telah terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan. b. Investor, diharapkan lebih memahami dan mengetahui serta mendapatkan perlindungan hukum terhadap investasi yang ditanamkan. c. Masyarakat, diharapkan lebih memahami dan mengetahui akan perlindungan konsumen dan masyarakat terhadap Lembaga Jasa Keuangan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan informasi dan penelusuran kepustakaan di lingkungan Universitas Sumatera Utara khususnya Magister Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, penelitian dengan judul “Analisis Yuridis Kedudukan Bapepam Setelah berlakunya Undang- undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan” belum pernah dilakukan sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Apabila ternyata ada tesis yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, ada beberapa tesis yang memiliki topik sama, namun dalam hal permasalahan dan pembahasannya yang jelas berbeda dengan isi tesis ini yakni: 1. Chairul Munadi 097005054, Kajian Yuridis Pembentukan Pengawas Sektor Jasa Keuangan di Indonesia Universitas Sumatera Utara 2. Leo Chandra Jaya Bona Parti Tampubolon 107005050, Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mencegah Kejahatan Insider Trading di Pasar Modal; 3. Ramsul Nababan 107005002, Analisis Terhadap Fungsi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Sistem Perbankan 4. Bisdan Sigalingging 107005004, Analisis Hubungan Kelembagaan Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Bank Indonesia

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Dalam setiap penelitian harus disertai dengan pemikiran-pemikiran yang teoritis. Teori adalah menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi. 15 Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan pendapat yang menjadi perbandingan, pegangan teoritis. 16 Untuk itu perlu di susun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari mana masalah tersebut diamati. 17 15 J.J.J. M. Wuisma, Penelitian Ilmu-ilmu sosial, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1996, hlm. 203 16 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 1994, hlm. 80 17 Hadari Nawawi,Metode Penelitian Bidang Sosial, Yokyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 2003, hlm. 39 Universitas Sumatera Utara Fungsi teori dalam tesis ini adalah untuk memberikan arahan pertunjuk serta menjelaskan gejala yang diamati. 18 Istilah wewenang digunakan dalam bentuk kata benda. Istilah itu seringkali dipertukarkan dengan istilah kewenangan. Istilah kewenangan atau wewenang sering disejajarkan dengan istilah “bevoegheid” dalam istilah hukum Belanda. Didalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang rechtsbe voegheden. Kewenangan adalah apa yang di sebut sebagai kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh Undang-undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu bagian tertentu saja dari kewenangan. Didalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang rechtsbe voegdheden. Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup wewenang pemerintahan, tidak hanya meliputi tindakan hukum pemerintahan bestuur, tetapi meliputi wewenang dalam rangka pelaksanaan tugas dan memberikan wewenang serta distribusi wewenang utamanya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Secara yuridis pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum. Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian hukum, maka kerangka teori diarahkan secara ilmu hukum dan mengarahkan diri kepada unsur hukum. 19 18 Snelbecker dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtitaf, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hlm. 35 19 Teori kewenangan, http:sonny-tobelo.blongspot.com201001teori-kewenangan.html , Tanggal 18 Maret 2012 Universitas Sumatera Utara Sumber kewenangan pemerintah ada dua, yakni atribusi dan delegasi. Meskipun demikian dalam praktek pemerintahan, juga ditemui adanya cara lain memperoleh wewenang, yaitu mandat. 20 a. Atribusi, Van Vijk Konijnenbelt mengemukakan bahwa atribusi merupakan cara normal untuk memperolah wewenang. Juga dikatakan bahwa atribusi juga merupakan wewenang untuk membuat keputusan besluit yang langsung bersumber kepada Undang-undang dalam arti materil. b. Delegasi, sebagai penyerahan wewenang untuk membuat: besluit oleh pejabat pemerintahan pejabat TUN kepada pihak lain dan wewenang tersebut. c. Mandat merupakan suatu pelimpahan wewenang kepada bawahan. Pelimpahan itu bermaksud memberikan wewenang kepada bawahan untuk buat keputusan an pejabat TUN yang memberikan mandat. Kewenangan yang dimiliki oleh Bapepam terhadap pengawasan pasar modal di atur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM. Kewenangan yang diberikan oleh UUPM Pasal 3 dan Pasal 4 adalah kewenangan yang sesuai dengan standart dan prinsip hukum pasar modal global. Masalah regulasi, penerapan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum berada di tangan badan pengawas pasar modal dan UUPM memberikan wewenang Atribusi kepada Bapepam untuk membuat dasar hukum bagi pembuatan peraturan-peraturan yang menyangkut pelaksanaan kegiatan dibidang pasar modal. 21 20 Frenadin Adegustara, Buku Ajar Hukum Administrasi Negara, Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas, 2005, hlm. 20 Fungsi dan peranan yang diberikan UUPM seharusnya Bapepam sudah menjadi lembaga independen yang bertanggung jawab kepada presiden seperti halnya Bank Indonesia. Independensi merupakan syarat untuk menciptakan efektivitas dan menjaga kinerja pengawas 21 M. Irsan, Op.cit, hlm. 45-46 Universitas Sumatera Utara dalam penegakan hukum. 22 Krisis ekonimi pada tahun 1997-1998 yang berdampak besar bagi perekonomian Indonesia, kelemahan kelembagaan dan pengawasan di sektor keuangan. Hal tersebut telah memberikan pengalaman berharga berupa semakin dipahaminya keterkaitan erat sedemikian rupa antara sektor jasa keuangan yang satu dengan yang lainnya. Keterpurukan yang melanda salah satu sektor akan mampu membawa pengaruh sangat negatif pada sektor lainnya. Kewenangan yang dimiliki Bapepam masih belum cukup untuk mengawasi transaksi pasar modal dan sektor jasa keuangan lainnya. 23 Perkembangan pasar ekonomi membutuhkan suatu sistem hukum yang menjamin adanya sesuatu yang dapat di prediksi, dapat diperhitungkan dari kepastian transaksi-transaksi ekonomi. 24 Max Weber mengemukakan beberapa bentuk wewenang dalam hubungan manusia yang juga menyangkut hubungan dengan kekuasaan. Menurut Weber, wewenang adalah kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diterima secara formal oleh anggota-anggota masyarakat. Sedangkan kekuasaan dikonsepsikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa menghubungkannya dengan penerimaan sosialnya yang formal. Dengan kata lain, Sistem ekonomi pasar dapat sepenuhnya berkembang hanya dengan konsekuensi- konsekuensi hukum dari transaksi yang dapat diramalkan secara pasti. 22 Ibid. 23 Jusuf Anwar, b, Op. cit, hlm. 151 24 Bismar Nasutioan dan Mahml Siregar, Bahan Kuliah Teori Hukum, Medan: FH USU, 2011, hlm. 4 Universitas Sumatera Utara kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau menentukan sikap orang lain sesuai dengan keinginan si pemilik kekuasaan. 25 Weber membagi wewenang kedalam tiga tipe berikut: 26 a. Charismatic Authority Otoritas Kharismatik, wewenang ini bertumpu pada kepastian orang terhadap orang-orang yang dianggap memiliki keistimewaan spiritual dan transedental. b. Traditional Authority Otoritas Tradisional, wewenang ini bertumpu pada kepercayaan menurut tradisi terhadap orang yang dianggap layak memimpin masyarakat c. Rational-Legal Authority Otoritas Legal-Rasional, wewenang yang bertumpu pada kekuasaan formal untuk berkuasa berdasarkan kualitas dan kemampuan teknis yang dikukuhkan secara formal oleh negara Berdasarkan teori rational-legal authority otoritas rasional-legal, pembentukan hukum dilakukan secara terencana dan sistematis sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. Globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang teknolog informasi dan inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis dan saling terkait masing-masing subsektor keuangan baik dalam produk maupun kelembagaan. Dengan membandingkan kegiatan pasar modal di negara-negara yang sudah cukup maju untuk dapat mengenal kinerja yang diterapkan dalam pasar modal yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana negara-negara lain mengatasi krisis keuangannya. maka dibentuklah OJK yang mengawasi sektor jasa keuangan, yaitu perbankan, pasar 25 Yuni Saputro, Wewenang Menurut Max Weber , www.yunisaputro.wordpress.com , diakses tanggal 23 Juni 2012 26 Vilhelm Aubert, Sociology Of Law, Selected Reading, England: Penguin Books Ltd, 1969 dalam Bernard L. Tanya, dkk, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Yogyakarta: Genta Publishing, 2010, hlm. 134 Universitas Sumatera Utara modal dan lembaga jasa keuangan lainnya untuk memenuhi kebutuhan dalam pengawasan lembaga jasa keuangan tersebut. Walaupun dalam UUPM masih secara tegas di atur tugas dari Bapepam. Kewenangan yang dimiliki tersebut secara tegas di atur dalam Undang-undang sesuai dengan teori hukum positif. Teori Positivisme Hukum dipandang sebagai suatu gejala tersendiri yang perlu diolah secara alamiah. Kepastian hukum adalah tujuan paling akhir dari positivisme hukum. 27 Positivisme hukum terbagi atas dua konsep dasar, yaitu positivisme analistis dan ajaran hukum murni. 28 27 Widodo Dwi Putro, Kritik Terhadap Paradigma Positivisme Hukum, Yogyakarta: Genta Publishing, 2011, hlm. 35 Positivisme analistis analitycal jurisprundence dipelopori oleh John Austin mengacu pada teori hukum kehendak The will theory of law, artinya hukum adalah ungkapan kehendak penguasa. Dengan principle of origin asas sumber dinyatakan bahwa hukum dapat ditemukan dalam Undang-undang yang ditetapkan oleh penguasa yang berdaulat. Pasal 34 UU No. 23 Tahun 1999 Tentang BI merupakan perintah UU yang di buat oleh penguasa pada masa itu, yaitu untuk memperbaiki perekonomian dari krisis 1997-1998. Austin dalam buku Lectures un Jurisprudence mengatakan “law is a command of the lawgiver”. Hukum merupakan perintah penguasa-dalam arti bahwa perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau dari yang memegang kedaulatan, seperti Undang-undang, peraturan pemerintah dan lain-lain atau di sebut sebagai 28 Anshori Ilyas Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Telaah Kritis Positivisme Dalam Tataran Teori Hukum, hlm. 483, www.lipi.go.id Universitas Sumatera Utara hukum positif. 29 Amanat dari Pasal 34 dibentuknya lembaga independen dalam satu atap yaitu OJK termasuk Pasar Modal dalam UU OJK yang dalam tugas pengawasan dan pengaturannya berada pada lembaga ini. Pembentukan UU OJK dalam pengawasan pasar modal sebelumnya di atur dalam UUPM adalah kewenangan Bapepam diharapkan dapat memberikan kepastian hukum terhadap perkembangan dan kemajuan suatu pasar modal bagi para pelakunya terutama bagi masyarakat investor 30 , khususnya investor internasional yang menaruh perhatian yang sangat besar terhadap aturan hukum rule of law di samping adanya aspek full dan fair disclosure. Investor tidak termotivasi memasuki pasar modal Indonesia jika pasar tersebut tidak memiliki perangkat aturan yang menjamin perlindungan dan kepastian hukum, dan keadilan. Apalagi bisnis dipasar modal merupakan bisnis kepercayaan. Kepercayaan itu akan lebih aman dan terjamin jika di payung oleh peraturan yang jelas dan mengikat, 31 atau lebih di kenal dengan kepastian hukum. Keberlakuan hukum ditengah masyarakat bukan lagi untuk mencapai keadilan semata tetapi memberikan kepastian hukum. 32 Positivisme lainnya adalah Hans Kelsen dengan Teori Hukum Murni The pure norm theory oh law. “Hukum merupakan tatanan paksaan normative dalam prilaku manusia”. Hukum adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang secara objektif tertuju pada tindakan manusia. Sistem hukum memperoleh makna normatifnya dari 29 Lili Rasjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 58 30 I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, Yayasan Sad Satria Bhakti, Jakarta, 2000, h. 17 Dalam M. Irsan, Op.Cit, hlm. 44 31 Ibid, hlm. 60 32 Bismar Nasution dan Mahmul Siregar, Op. cit, hlm. 2 Universitas Sumatera Utara kaidah yang lebih tinggi. 33 33 Anshori Ilyas, Op. Cit, hlm. 485 Teori ini secara lebih jelas menyatakan bahwa dasar keabsahan sebuah norma hanya didapat pada keabsahan norma yang lebih tinggi. Hanya otoritas yang kompeten yang dapat menciptakan norma yang absah, dan ini hanya dapat dilakukan berdasarkan sebuah norma yang memberikan kewenangan untuk melahirkan norma-norma. Norma yang memberikan dasar bagi absahan norma lainnya yang lebih tinggi. Norma tertinggi ini lah yang disebut sebagai norma dasar Groundnorm, dan dalam konteks Indonesia, Norma dasar tersebut adalah Undang- undang dasar 1945. UU NO. 21 Tahun 2011 tentang OJK merupakan Amanat dari Pasal 34 UU BI untuk pembentukan lembaga independen, Pembentukan UU BI merupakan amanat dari Pasal 23 UUD 1945 sebagai Bank Sentral. Dalam Konteks kedudukan Bank Sentral dalam konstitusi memberikan penjelasan bahwa tata urutan atau susunan hierarki tatanan hukum berkenaan dengan kegiatan perbankan, termasuk pengawasan bank, harus bertitik tolak kepada ketentuan dalam Bank Sentral sebagaimana ditentukan dalam konstitusi. Sebab apabila dipostulasikan dengan norma dasar, konstitusi menempati urutan tertinggi dalam hukum nasional. Konstitusi tidak hanya menentukan organ-organ dan prosedur pembentukan Undang-undang tetapi juga sampai derajat tertentu, isi dari hukum yang akan datang. Dengan demikian peranan dan tugas Bank Indonesia yang independen sebagai Bank Sentral sebagaimana ditentukan dalam konstitusi, harus dipertahankan kedudukannya, Universitas Sumatera Utara termasuk tidak ada Undang-undang yang akan datang yang dapat mencabut fungsi dan tugas Bank Indonesia. 34 Ann Seidman, Robert B. Seidman dan Nalin Abeysekere mengatakan bahwa dalam proses pembagunan Undang-undang merupakan alat utama pemerintah melakukan perubahan pada lembaga-lembaga. Hal tersebut memperjelas tugas pembuat Undang-undang, yaitu membuat Undang-undang yang efektif dan mampu membawa perubahan. Suatu Undang-undang yang efektif pada khususnya disuatu Negara harus mampu mendorong suatu prilaku yang di tuju atau yang di aturnya. 35 Undang-undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan di maksudkan untuk mewujudkan “Otoritas Jasa Keuangan” yang memiliki fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pegawasan terhadap kegiatan sektor jasa keuangan secara terpadu, independen dan akuntabel.

2. Konsepsi

Dokumen yang terkait

Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

7 172 125

PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK) DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN DI PASAR MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 38

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68