Konsep Pengaturan dan Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan OJK dalam Pasar Modal

DPR, jadi bukan bertanggung jawab kepada DPR, karena tugas DPR-RI mengawasi, bukan mempengaruhi dalam memberikan keputusan. Sehingga OJK menjaga keterbukaan pasar modal secara penuh kepada masyarakat investor dan melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat investor dari malpraktik dan kecurangan- kecurangan di pasar modal. 113 Terkait dengan independensi lembaga pengawas pasar modal ini, salah satu rekomendasi yang terpenting yang dikeluarkan oleh International Organisation of Securities Commission IOSCO di bulan September tahun 1998, yakni IOSCO Objectivies and Principles of Securities Regulation IOSCO OPSR yang telah diakui sebagai standar internasional. IOSCO OPSR menitikberatkan independensi bukan pada sisi di bawah siapa atau kepada siapa lembaga pengawas pasar modal tersebut bertanggung jawab, tetapi lebih kepada aspek operational dan keuangan dari lembaga tersebut. 114

C. Konsep Pengaturan dan Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan OJK dalam Pasar Modal

Sistem pengawasan industri yang kuat, akan meningkatkan kepercayaan domestik maupun global terhadap perekonomian Indonesia dalam menghadapi tantangan ke depan. Adanya kesadaran global bahwa industri keuangan sudah semakin terintegrasi dan merupakan aktivitas lintas batas cross-border activities 113 M. Irsan Nasaruddin, dkk, Op. Cit, hlm. 46 114 Ibid. hlm. 158 Universitas Sumatera Utara mendorong beberapa negara untuk melakukan perubahan fundamental dalam struktur kelembagaan maupun design pengaturan dan pengawasan. 115 Kegiatan pasar modal merupakan kegiatan yang berkaitan dengan dana dari masyarakat investor. Dana tersebut diserahkan kepada lembaga pasar modal, karena investor atau masyarakat selain menginginkan keuntungan profit tetapi juga menaruh kepercayaan pada bidang pasar modal. Dengan terjadinya krisis yang melanda terutama lumpuhnya sektor perbankan maka sumber pembiayaan beralih kepada pasar modal. Bapeam sebagai lembaga yang membina dan mengawas pasar modal harus dapat mendorong perusahan-perusahaan yang sehat untuk memanfaatkan pasar modal guna pendanaan jangka panjang mereka. Untuk menarik minat berinvestasi diperlukan perlindungan terhadap investor dengen kepastian hukum melaui pengaturan dan pengawasan. 116 Secara teoritis ada dua aliran dalam hal pengawasan lembaga keuangan. Di satu pihak terdapat aliran yang mengatakan bahwa pengawasan industri keuangan sebaiknya di lakukan oleh beberapa institusi. Alasan dasar di pihak lain ada aliran yang berpendapat pengawasan industri keuangan lebih tepat apabila dilakukan oleh beberapa lembaga. Di Inggris misalnya keuangan diawasi oleh FSA, sedangkan di Amerika diawasi oleh beberapa institusi. Misalnya Alasan dasar yang melatar belakangi kedua aliran ini adalah kesesuaian dengan sistem perbankan yang dianut oleh negara tersebut. Juga seberapa dalam konvergensi diantara lembaga-lembaga 115 Jusuf Anwar b, Op.Cit. hlm. 155 116 Ibid. hlm. 176 Universitas Sumatera Utara keuangan. 117 Secara empiris, survey yang dilakukan oleh Central Banking Publication 1999 menunjukkan bahwa dari 123 negara yang diteliti, tiga perempatnya memberikan kewenangan pengawasan industri perbankan kepada Bank Sentral. Hal ini lebih menonjol di negara-negara sedang berkembang. Khusus untuk negara berkembang alasannya adalah masalah sumber daya resources. Bank Sentral dianggap memadai dalam hal sumber daya SDM dan Dana. Dari kaca mata politik, dicabutnya kewenangan pengawasan dari Bank Sentral sejalan dengan munculnya kecendrunganpemberian independensi kepada Bank Sentral. Ada kekhawatiran bahwa dengan independennya Bank Sentral akan memiliki kewenangan yang sedemikian besar. 118 Model pengawasan industri jasa keuangan di berbagai negara didunia sangat beragam yang dapat diklasifikasikan dalam 3 tiga kelompok besar yaitu; 119 1. Multi Supervisory Model yaitu pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang dilakukan oleh lebih dari dua otoritas. Masing-masing industri jasa keuangan seperti perbankan, pasar modal, asuransi, dan lembaga jasa keuangan lainnya di atur dan diawasi oleh masing-masing regulator yang berbeda. Model ini diterapkan oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina. 2. Twin Peak Supervisory Model, yaitu pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang dilakukan oleh dua otoritas utama yang pembagiannya didasarkan pada aspek prudential dan aspek market conduct. Dalam model ini lembaga 117 Zulkarnain Sitompul, Op.Cit. hlm. 2 118 Ibid 119 Naskah Akademik, Op.Cit. hlm. 10 Universitas Sumatera Utara keuangan prudential seperti bank dan perusahaan asuransi berada dalam satu jurisdiksi pengaturan dan pengawasan tersendiri, sedangkan perusahaan efek dan lembaga keuangan lainnya serta seluruh produk-produk jasa keuangan berada dalam satu jurisdiksi pengaturan dan pengawasan tersendiri pula. Model ini diterapkan oleh negara-negara seperti Australia dan Canada 3. Unifiied Supervisory Model, yaitu pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan uang integrasi di bawah satu atap atau badan yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap seluruh sektor jasa keuangan mencakup perbankan, pasar modal, asuransi dan lembaga keuangan lainnya. Model ini mulai cenderung diterapkan di beberapa negara sejak tahun 1997. Yang pertama kali menerapkan model ini adalah Norwegia di tahun 1986. Sampai saat ini sudah lebih dari 30 negara menerapkan model ini. Model ini diterapkan oleh negara-negara yang sektor keuangannya cukup besar dan maju seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan dan Jerman. Model pengawasan yang berlaku diIndonesia saat ini adalah lebih pada pendekatan institusional institusional approach. Dalam model ini, regulator yang mengawasi suatu institusi adalah didasarkan status badan hukum dari institusi yang diawasi tersebut. 120 120 Zaidatul Amina, Kajian Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Di Indonesia: Melihat Dari Pengalaman Di negara Lain, Pendekatan institusional dan fungsional telah mulai ditinggalkan karena sangat berpotensi menciptakan konflik antara lembaga pengawasan. Karena kesulitan merespon perkembangan produk keuangan yang telah terintegrasi lintas www.unesa.ac.id , diakses tanggal 8 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara sektoral. Konsistensi peraturan juga merupakan isu dalam kedua pendekatan tersebut. Sebagai contoh, bank dan asuransi memiliki produk yang identik namun produk tersebut di atur oleh lembaga yang berbeda dengan peraturan yang juga berbeda. 121 Pengalaman krisis perbankan yang pernah terjadi di Indonesia serta struktur dan sistem keuangan yang saat ini berlaku, maka model pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang sangat sesuai dengan Indonesia adalah Unified supervisory Model, yaitu suatu sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi di dalam suatu lembaga tunggal. UU OJK memberikan dasar hukum terhadap penyatuan dua institusi terpisah yang sebelumnya melakukan fungsi pengawasan terhadap perbankan dan pasar modal, dan lembaga keuangan non bank, yaitu Bank Indonesia dan Bapepam-LK Kementerian Keuangan ke dalam satu otoritas tunggal Unifed Supervisory Model. Di Indonesia, bank diatur dan diawasi oleh bank Indonesia, sedangkan perusahaan sektor keuangan non bank dan diawasi oleh Bapepam. 122 Dalam Pasal 6 menyatakan bahwa: OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal dan c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan jasa keuangan lainnya. 121 Tim Kerjasama FEB UGM FE UI, Op.cit, hlm. 47 122 Nurhaida Anggota Dewan komisioner Kepala Eksekutif Pangawas Pasar Modal, Reformasi Pengawasan Jasa Keuangan Melalui Pembentukan Otoritas Jasa keuangan Sebagai Upaya Mendorong pertumbuhan Perekonomian Nasional, www.itb.ac.id , diakses tanggal 28 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara Penyatuan pengaturan dan pengawasan terhadap semua sektor jasa keuangan tersebut menjawab hal-hal sebagai berikut: Pertama, lebih menyelaraskan cakupan dan kedalam semua sektor jasa keuangan selama ini dipraktik di sektor jasa keuangan, termasuk dalam rangka pengelolaan struktur koglomerasi industri keuangan yang ada di Indonesia. Penyatuan ini ditujukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih optimal bagi institusi pengatur dan pengawas tersebut dalam rangka memelihara, membenahi, dan memperkuat kebijakan-kebijakannya, serta untuk mengefektifkan law enforcement, untuk pemeliharan disiplin pasar dan perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan. Kedua, untuk menyeimbangi penerapan ketentuan terhadap semua sektor utama pada industri jasa keuangan, yang sekaligus merupakan peluang yang berharga untuk membentuk budaya yang baru bagi regulator untuk mengawasi sektor keuangan. Dengan demikian, OJK harus memampu dan dapat memperbaharui sistem regulasi sektor jasa keuangan untuk lebih konsisten dan lebih harmonis terhadap semua sektor jasa keuangan. Ketiga, diharapkan akan lebih memungkinkan untuk menghasilkan pengaturan-pengaturan dan terkonsolidasi sesuai dengan harapan- harapan masyarakat, sebagai modal awal menumbuhkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan di Indonesia. 123 123 Darmin Nasution, Konsepsi Pemikiran Otoritas Jasa Keuangan, http:books.google.co.id , diakses tanggal 26 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara OJK memisahkan fungsi pengaturan dan fungsi pengawasan dalam satu organisasi di mana fungsi pengaturan dilakukan oleh dewan komisioner sedangkan fungsi pengawasan dilakukan oleh 3 tiga pengawas yang berdiri sendiri yaitu pengawas perbankan, pengawas pasar modal dan pengawas industri keuangan Non Bank. Kesemuanya terintegrasi dalam satu organisasi OJK. Dewan komisioner sebagai organ tertinggi OJK melakukan pula fungsi pengawasan terhadap ketiga lembaga pengawas di maksud. Dengan demikian, di Indonesia nantinya, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dapat bersama-sama dengan OJK melaksanakan pengawasan terhadap bank, bahkan Bank Indonesia juga diperkenankan untuk bersama dengan OJK melakukan pemeriksaan lapangan di suatu bank on site inspection. Selain itu, Bank Indonesia juga mendapatkan semua akses informasi tentang data perbankan di Indonesia. Dewan Komisioner yang melaksanakan tugas pengaturan mempunyai fungsi; menetapkan kebijakan umum mengenai pelaksanaan tugas OJK, menetapkan peraturan dan keputusan jasa keuangan, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas yang dilakukan oleh Kepala Eksekutif. Dalam Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana di maksud dalam Pasal 6 OJK mempunyai wewenang: a. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-undang ini; b. menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; c. menetapkan peraturan dan keputusan OJK; d. menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan; e. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK; Universitas Sumatera Utara f. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu; g. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan; h. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan i. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Kepala Eksekutif yang melaksanakan tugas pengawasan dilakukan secara independen serta mempunyai wewenang sesuai bidang tugas masing-masing yaitu: Pasal 9, untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaiaman di maksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang: a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan; b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif; c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana di maksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan atau pihak tertentu; e. melakukan penunjukan pengelola statuter f. menetapkan penggunaan pengelola statuter; g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan h. Memberikan dan atau mencabut: 1. izin usaha; 2. izin orang perseorangan 3. efektifnya pernyataan pendaftaran; 4. surat tanda terdaftar; 5. persetujuan melakukan kegiatan usaha; 6. pengesahan; 7. persetujuan atau penetapan pembubaran dan 8. penetapan lain, Universitas Sumatera Utara Sebagaimana di maksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan Pemisahan fungsi antara Dewan Komisioner dan tiga pengawas ini dimaksudkan untuk: 1. Menciptakan ketegasan pemisahan antara tanggung jawab regulator Dewan Komisioner dan tanggung jawab supervisor Kepala Eksekutif masing-masing pengawas 2. Menghindari pemusatan kekuasaan yang terlalu besar pada satu pihak agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan 3. Mendorong terjadinya pembagian kerja division of labor sehingga tercipta profesionalisme dari spesialisasi di masing-masing fungsi pengaturan dan pengawasan. Pengawasan terhadap perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non bank perlu dilakukan secara terpisah karena adanya perbedaan karakteristik dari masing-masing industri jasa keuangan tersebut. Pengawasan terhadap perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank perlu dilakukan secara terpisah karena adanya perbedaan karateristik dari masing- masing industri jasa keuangan tersebut. Dengan adanya pemisahan pengawasan atas masing-masing industri jasa keuangan tersebut, diharapkan dapat terciptanya spesialisasi dalam pengawasan, pengembangan metode pengawasan yang tepat, serta mengurangi luasnya rentang kendali pengawasan agar proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan atas keputusan tersebut akan mewujudkan efektivitas pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan untuk masing-masing industri. Universitas Sumatera Utara BAB III KEWENANGAN BADAN PENGAWASAN PASAR MODAL BAPEPAM DI PASAR MODAL SEBELUM LAHIRNYA OTORITAS JASA KEUANGAN OJK Perkembangan dan kemajuan suatu pasar modal sangat ditentukan oleh adanya kepastian hukum bagi para pelakunya terutama masyarakat investor. 124 Berdasarkan keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal. Bepepam merupakan Badan Pelaksana Pasar Modal, yakni pihak yang melakukan pengelolaan, pengaturan, penilaian, dan pengawasan di bursa efek. Pemerintah sebagai pemegang saham di bursa efek mengelola bursa yang dalam kegiatan sehari- hari dilaksanakan oleh Bapepam. Dengan demikian, Bapepam dipisahkan dari Bursa efek karena menimbulkan konflik kepentingan. Bagaimana mungkin sebuah badan dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal kalau mempunyai fungsi ganda. Disatu sisi berfungsi mengelola kegiatan pasar modal sementara disisi lain Investor khususnya investor internasional menaruh perhatian yang sangat besar terhadap aturan hukum rule of law di samping adanya aspek full dan fair disclosure. Investor tidak akan termotivasi untuk memasuki pasar modal Indonesia jika pasar bersangkutan tidak memiliki perangkat aturan yang menjamin perlindungan, kepastian hukum, dan keadilan. Apalagi bisnis pasar modal adalah bisnis yang mengandalkan kepercayaan. Kepercayaan itu akan lebih aman dan terjamin jika dipayungi oleh peraturan yang jelas dan mengikat, atau lebih di kenal dengan kepastian hukum. 124 M. Irsan, dkk, Op.cit. hlm. 44 Universitas Sumatera Utara mempunyai kewenangan mengeluarkan serangkaian aturan untuk mengatur mekanisme di pasar modal dan pada saat kegiatan dilakukanya sendiri. Atas dasar itu lah Bapepam dipisahkan dari bursa efek, Bapepam difungsikan sebagai otoritas pengawas di pasar modal. 125 Lahirnya Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mencabut Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976 telah mengubah Bapepam dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Secara garis besar UUPM terdiri atas 18 bab dan 116 pasal. Ada beberapa aspek yang menonjol dalam UUPM dibandingkan peraturan sebelumnya, selain lebih tegas dan detail, UUPM memberikan kewenangan lebih besar kepada Bapepam sebagai otoritas pasar modal. 126 A. Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM di Pasar Modal Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Kewenangan Badan Pengawas Pasar modal Bapepam dalam mengawasi industri di pasar modal di Indonesia sebelum adanya UU OJK di atur dalam UUPM. Secara fungsional mempunyai tugas melakukan pembinaan, pengaturan, pengawasan. 127 125 Tavinayati Yulia Qomariyanti, Op.cit, hlm. 12 . Dua fungsi pertamanya, yakni membina dan mengatur mempunyai arti yang lebih luas dari sekedar mengawasi. Ada pun tujuan dari pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang dilaksanakan Bapepam adalah mewujudkan terciptanya kegiatan 126 Ibid. hlm. 46 127 Siti Anisah, Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan Bapepam- LK dalam Industri Pasar Modal Indonesia, www.isid.pdii.lipi.go.id , diakses tanggal 1 Januari 2013 Universitas Sumatera Utara pasar modal yang teratur, wajar, efesien serta melindungi kepentingan pemodal masyarakat. 128 Untuk menciptakan mekanisme pasar yang efesien, wajar dan teratur, Bapepam dalam melakukan pembinaan secara rutin memerlukan berbagai forum baik yan bersifat sosialisasi peraturan perundangan, maupun kegiatan lain yang sifatnya memberikan informasi berkaitan dengan pasar modal. 129 Ada 4 empat bentuk utama aktivitas regulator di pasar modal yakni: Kehati- hatian Prudential; Melindungi Protective; Organisasi Organizational; Struktural Struktural. Masalah kehati-hatian dapat di lihat dari persyaratan kelayakan modal bagi lembaga intermediasi di pasar modal dengan melengkapi sistem monitoring dan unit penegakan hukumnya. Sementara, untuk elemen melindungi antara lain tercerminkan dengan meneruskan kerangka hubungan antara pemain pasar dan para nasabahnya, antara pemodal kecil dan pemodal besar. Masalah keterbukaan menjadi hal yang ditekankan dalam masalah bentuk dan tanggung jawab fiduciary duty. Elemen organisasi berkaitan dengan pendirian bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian dan sistem informasi pasar. Adapun elemen struktural diwujudkan dengan memperkenankan pemerintah mengatur keseimbangan pasar modal, antara lain pengaturan mengenai batasan usaha lembaga intermediari, jenis instrument yang boleh diperdagangkan, serta mekanisme peran pemodal asing. Keempat pengaturan pengawasan tersebut dalam praktik 128 Jusuf anwar a, hlm. 79 129 Ibid. hlm. 179 Universitas Sumatera Utara pelaksanaannya dilakukan melalui pembuatan peraturan perundang-undangan, pemantau pasar, penyidikan dan tuntutan, pemeriksaan dan pengajuan propektus dan dokumen perusahaan lain, audit laporan keuangan, pengawasan bursa, lembaga kliring dan perusahaan jasa lain yang terkait. Kesemuanya apabila dipraktikkan secara baik akan memerlukan efesiensi, kewenangan dan stabilitas pasar. 130 Secara umum seluruh peraturan yang dikeluarkan Bapepam terkait dengan pasar modal dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok peraturan yaitu bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, reksadana, perusahaan efek, wakil perusahaan efek, penasihat investasi, lembaga penunjang pasar modal, profesi penunjang pasar modal, emiten dan perusahaan publik, dokumen publik dan laporan ke Bapepam, pemeriksaan oleh Bapepam dan sanksi. 131 Sementara itu, pelaksanaan kewenangan Bapepam sebagai lembaga pengawas dapat dilakukan secara: 132 1. Preventif, yakni dalam bentuk aturan, pedoman, bimbingan, dan pengarahan maka Bapepam perlu mengetahui apakah peraturan-peraturan yang diterapakan di pasar modal sudah berlandaskan mutu atau belum, karena apabila belum maka peluang terjadinya penyimpangan dan pelanggaran hukum semakin besar. 130 Jusuf Anwar, b, Op.cit, hlm. 141 131 Peraturan Pasar Modal, www.bapepam.go.id , diakses tanggal 16 Januari 2013 132 Ibid. Universitas Sumatera Utara 2. Represif, yakni dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan dan penerapan sanksi- sanksi. Fungsi Bapepam sebagaimana di sebut diatas tidak berbeda dengan otoritas pasar modal dibanyak negara yang mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai berikut 133 a. Fungsi rule making. Dalam hal ini otoritas pengawas dapat membuat aturan- aturan main untuk pasar modal. Fungsi demikian di sebut juga sebagai fungsi Quasi Legislatif Power, di mana Bapepam memiliki kewenangan legislatif di mana Bapepam memiliki kewenangan legislatif, karena Bapepam bukanlah badan yang dibentuk negara untuk membuat peraturan perundang-undangan tetapi diberikan kewenangan oleh UU untuk membuat peraturan khusus dibidang pasar modal. : b. Fungsi Adjudicatory. Fungsi ini merupakan fungsi otoritas pengawas untuk melakukan fungsinya sebagai quasi judicial Power. Jadi Bapepam memiliki kewenangan Judicial seperti yang dilakukan oleh suatu badan peradilan. Termasuk ke dalam fungsi ini misalnya mengadili dan memecat atau mencabut izin ataupun melarang pihak-pihak pelaku dipasar modal untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di pasar modal c. Fungsi Investigatory-Enforcemant. Fungsi ini membuat otoritas pengawas mempunyai wewenang investigasi dan Enforcement yang dilakukan dengan 133 Tavinayati Yulia Qomariyanti, Op.cit, hlm. 13 Universitas Sumatera Utara memberi Bapepam kewenanngan penyelidikan dan penyidikan, sehingga membuatnya menjadi semacam polisi khusus. 134 Untuk melaksanakan fungsi tersebut Bapepam dalam Pasal 5 UUPM memberikan 17 kewenangan kepada Bapepam Sebagai berikut: Jika ditemukan adanya pelanggaran, maka ada jenis sanksi yang diancamkan. Sanksi admnistratif yang dijatuhkan Bapepam dan sanksi pidana lewat putusan pengadilan. Soal kewenangan untuk melakukan penyidikan tersebut diberikan kepada beberapa pejabat pengawai negeri spil PPNS tertentu berdasarkan KUHP. a. memberikan: 1 izin usaha bursa efek, lembaga kliring dan penjamin, lembaga penyimpan dan penyelesaian, reksadana, perusahan efek, penasihat investasi dan biro administrasi efek 2 memberikan izin perseorangan wakil penjamin emisi efek, wakil perantara perdagangan efek dan wakil manager investasi; dan 3 memberikan persetujuan Bank Kustodian; b. mewajibkan pendaftaran profesi penunjang pasar modal dan wali amanat; c. menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan sementara komisaria dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara bursa efek, lembaga kliring dan penjamin, dan lembaga penyimpan dan penyelesain sampai dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru d. menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran; e. mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga terlibat dalam pelanggaran Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksaannya; f. melakukan pemeriksaan terhadap kantor, pembukuan atau catatan dari emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan untuk menyampaikan pernyataan pendaftran kepada Bapepam dan setiap pihak 134 Munir fuady, Pasar Modal Modern Suatu Tinjauan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 117-118 dalam Tavinayati, Op.cit. hlm 13 Universitas Sumatera Utara yang dipersyaratkan memiliki izin, persetujuan atau pendaftaran dari Bapepam g. mengumumkan hasil pemeriksaan h. membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal; i. memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh bursa efek, lembaga kliring dan penjamin, atau lembaga penyimpanan dan penyelesain, serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi di maksud j. menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam k. menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan atau penelitian, serta biaya lain dalam rangka pasar modal. Kewenangan Bapepam yang diberikan oleh UUPM dijabarkan lebih rinci dalam beberapa peraturan pelaksanaan, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang pasar Modal, Peraturan pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 Tentang Cara Pemeriksaan Bidang Pasar Modal, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646KMK.011995 Tentang Pemilikan saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179KMK.0102003 Tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek. 135 Dijelaskan dalam pasal 3 Kepmenkeu RI No. 503KMK.011997 tentang Organisasi dan tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, fungsi Bapepam adalah: a. penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal; b. penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal; 135 Jusuf Anwar b, Op.cit, hlm. 142 Universitas Sumatera Utara c. pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan pendaftaran dari Bapepam dan Pihak lain yang bergerak di Pasar Modal; d. penetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik; e. penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal; f. penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal; g. pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Target yuridis dari pengaturan hukum terhadap pasar modal pada pokoknya adalah keterbukaan informasi, profesionalisme dan tanggung jawab para pelaku di pasar modal, pasar yang tertib dan modern, efesiensi, kewajaran dan perlindungan investor. 136 136 Ibid. Kepatuhan hukum pelaku pasar modal untuk menjalankan segala ketentuan hukum yang tercantum dalam berbagai peraturan Bapepam akan menjadi tolak ukur sejauh mana pelaku pasar dapat menjaga instrument ekonomi ini menjadi wadah yang dapat dipercaya. Praktik curang dan kejahatan di pasar modal akan menjadi sasaran dari upaya penegakan hukum oleh para penyidik Bapepam sehingga Biro pemeriksaan dan penyidikan akan menjadi alat ampuh dalam mengaktifkan kepatuhan hukum para pelaku pasar. Untuk menjamin semua aturan main dipatuhi oleh para pelaku pasar hukum memainkan peran besar. Peran hukum ini penting bukan hanya apabila terjadi pelanggaran, tetapi juga dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari di pasar modal, agar pasar modal dapat menjadi investasi yang aman. Dalam mengetahui sumber-sumber hukum yang menjadi titik tolak dalam penetapan suatu keputusan yang berlaku di pasar modal terkait dengan kewenangan umum Universitas Sumatera Utara tersebut. Aturan-aturan yang berlaku menjadi pegangan bagi seluruh pelaku pasar modal untuk menentukan apakah penindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan mengacu pada hukum yang berlaku di bidang pasar modal. 137 Salah satu alasan pertimbangan lahirnya UUPM yaitu agar pasar modal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum yang kokoh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktik yang merugikan. 138

B. Koordinasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Kementerian Keuangan

Dokumen yang terkait

Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

7 172 125

PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK) DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN DI PASAR MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 38

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68