Analisis cash flow usahaternak itik fase produksi di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang
Selmi. 2001. Analisis Cash Flow Usahaternak Itik Fase Produksi di Kecarnatan
Rengasdengklok Kabupaten Karawang. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembi~nbingUtama : Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, MSc.
Pe~nbimbingAnggota : ir. Rukmiasih, MS.
Populasi ternak itik di Kabupaten Karawang cukup besar (327.104 ekor) dan
berpotensi untuk dikernbangkan karena dapat memberikan pendapatan tarnbahan bagi
petanilpeternak. Petneliharaan ternak itik secara tradisional dengan ~nengge~nbalakan
itik rnasih banyak di jumpai di pedesaan. Na~nunselain semakin menye~npitnyaareal
penggetnbalaan, juga karena banyaknya penggunaan pestisida dan bahan-bahan ki~nia
lain di sawah menyebabkan beberapa petanilpeternak ~nengubali sistem
pemeliharaannya rnenjadi semi intensif bahkan intensif
Penelitian ini dilakukan di Kecarnatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
dari pertengahan bulan Juli sa~npai dengan pertengahan bulan Agustus 2000.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui teknik budidaya dan keragaan produksi
telur dan (2) mengetahui arus tunai usahaternak itik yang dicapai petanilpeternak di
Kecarnatan Rengasdengklok, Kabupateti Karawang.
Data yang dikurnpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primeldiku~npulkari melalui kuesioner dan wawancara langsung dengan petanilpeternak.
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait. Sampel yang dia~nbil sebanyak
43 petanilpeternak yang terdapat di tiga desa yaitu Desa Medang Asem, Dukuh Karya
dan Kalang Surya, yang penentuannya dilakukan secara ytrrposii~e. Data yang
diperoleh ditabulasikan , kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan
analisis arus tunai (cash flow).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya petanypeternak yang
mengusahakan ternak itik berada pada usia produktif (15-55 tahun). Pendidikan
fonnal yang diikuti petanilpeternak satnpai pada tingkat SD (76,74%). Kebanyakan
peternak tidak pernah mengikuti pendidikan non formal. Peternak yang menyatakan
usahaternak itik sebagai usaha pokok 55,81% dan usaha sampingan 44,19%.
Pada pemeliharaan intensif itik mendapat pakan dengan kandungan protein
sekitar 13,81% dan pada pemeliharaan semi intensif sekitar 8,55%. Rataan produksi
telur pada sistem pe~neliharaanintensif skala usaha 1100 ekor, 101-300 ekor dan
>300 ekor berturut-turut 53,22%; 47,76% dan 38,33%, pada pemeliharaan semi
intensif berturut-turut 45.41%; 47,10% dan 33,34% sedangkan pada pemeliharaan
ekstensif berturut-turut 16,62%; 19,84% dan 22,67%. Tingkat deplesi yang terjadi
pada pemeliharaan itik secara intensif, semi intensif dan ekstensif berturut-tumt
0.27%. 1,29% dan 4,36%
Rengasdengklok Kabupaten Karawang. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembi~nbingUtama : Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, MSc.
Pe~nbimbingAnggota : ir. Rukmiasih, MS.
Populasi ternak itik di Kabupaten Karawang cukup besar (327.104 ekor) dan
berpotensi untuk dikernbangkan karena dapat memberikan pendapatan tarnbahan bagi
petanilpeternak. Petneliharaan ternak itik secara tradisional dengan ~nengge~nbalakan
itik rnasih banyak di jumpai di pedesaan. Na~nunselain semakin menye~npitnyaareal
penggetnbalaan, juga karena banyaknya penggunaan pestisida dan bahan-bahan ki~nia
lain di sawah menyebabkan beberapa petanilpeternak ~nengubali sistem
pemeliharaannya rnenjadi semi intensif bahkan intensif
Penelitian ini dilakukan di Kecarnatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
dari pertengahan bulan Juli sa~npai dengan pertengahan bulan Agustus 2000.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui teknik budidaya dan keragaan produksi
telur dan (2) mengetahui arus tunai usahaternak itik yang dicapai petanilpeternak di
Kecarnatan Rengasdengklok, Kabupateti Karawang.
Data yang dikurnpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primeldiku~npulkari melalui kuesioner dan wawancara langsung dengan petanilpeternak.
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait. Sampel yang dia~nbil sebanyak
43 petanilpeternak yang terdapat di tiga desa yaitu Desa Medang Asem, Dukuh Karya
dan Kalang Surya, yang penentuannya dilakukan secara ytrrposii~e. Data yang
diperoleh ditabulasikan , kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan
analisis arus tunai (cash flow).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya petanypeternak yang
mengusahakan ternak itik berada pada usia produktif (15-55 tahun). Pendidikan
fonnal yang diikuti petanilpeternak satnpai pada tingkat SD (76,74%). Kebanyakan
peternak tidak pernah mengikuti pendidikan non formal. Peternak yang menyatakan
usahaternak itik sebagai usaha pokok 55,81% dan usaha sampingan 44,19%.
Pada pemeliharaan intensif itik mendapat pakan dengan kandungan protein
sekitar 13,81% dan pada pemeliharaan semi intensif sekitar 8,55%. Rataan produksi
telur pada sistem pe~neliharaanintensif skala usaha 1100 ekor, 101-300 ekor dan
>300 ekor berturut-turut 53,22%; 47,76% dan 38,33%, pada pemeliharaan semi
intensif berturut-turut 45.41%; 47,10% dan 33,34% sedangkan pada pemeliharaan
ekstensif berturut-turut 16,62%; 19,84% dan 22,67%. Tingkat deplesi yang terjadi
pada pemeliharaan itik secara intensif, semi intensif dan ekstensif berturut-tumt
0.27%. 1,29% dan 4,36%