Pengaruh Financial Leverage Dan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Deviden Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Busra Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

BETTY VERONIKA SITANGGANG 090503097

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Financial Leverage dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013

NIM : 090503097


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Bapa di surga dan Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih setia-Nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Financial Leverage dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi ini penulis persembahkan teristimewa untuk keluarga tercinta ,

khususnya kepada kedua orangtua saya, M. Sitanggang, BA (†) dan D. Samosir, S.PdK yang selalu memberi doa dan dukungan, dan juga buat kedua

saudara saya Arman Allein Manatap Sitanggang, S.T. dan Celis Adita Sitanggang. Selama proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, baik dalam bentuk bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak. selaku Sekretaris Program


(4)

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rina br. Bukit, SE, M.Si, Ak. selaku dosen pembaca yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Akuntansi yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak buat sahabat-sahabat penulis dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukannya. Tuhan memberkati...

Medan, Juli 2013

Betty Veronika Sitanggang NIM : 090503097


(5)

ABSTRAK

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN FREE CASH FLOW TERHADAP

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

financial leverage dan.free cash flow terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2010.

Sampel dalam penelitian ini terdiri atas 27 perusahaan yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji T dengan tingkat signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan financial leverage

dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Secara parsial free cash flow mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen, sedangkan

financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Kata kunci : Financial Leverage, Free Cash Flow, Kebijakan Dividen, Perusahaan Manufaktur.


(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FINANCIAL LEVERAGE AND FREE CASH FLOW TO DIVIDEND POLICY AT MANUFACTURE COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This research is aimed to determine the influence of independen variables financial leverage and free cash flow to dividend policy at manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange with a period between 2008-2010.

The sample of this research consists of 27 companies which is determined using purposive sampling technique. The data analysis method used is multiple linear regression and the hypothesis test is examined by using F-test and T-test with 5% of level of significance.

The result of this research suggests that financial leverage and free cash flow do influence to dividend policy simultaneously. Partially free cash flow has positive influence towards dividend policy, meanwhile financial leverage doesn’t have significant influence.

Keywords : Financial Leverage, Free Cash Flow, Dividend Policy, Manufacture Companies.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen ... 9

2.1.2 Teori Kebijakan Dividen... ... 9

2.1.3 Kebijakan Pembayaran Dividen ... 12

2.1.3.1 Cara Pengumuman Dividen... 12

2.1.3.2 Jenis-jenis Dividen ... 12

2.1.3.3 Pola Pembayaran Dividen ... 13

2.1.4 Financial Leverage ... 15

2.1.5 Free Cash Flow... ... 15

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 19

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 19

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3 Definisi Operasional ... 23

3.3.1 Variabel Independen ... 23

3.3.1.1 Financial Leverage ... 24

3.3.1.2 Free Cash Flow ... 24

3.3.2 Variabel Dependen ... 25


(8)

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.7 Metode Analisis Data ... 28

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 29

3.7.1.1 Uji Normalitas Data... 30

3.7.1.2Uji Multikolinearitas ... 32

3.7.1.3Uji Heteroskedastisitas ... 33

3.7.1.4 Uji Autokorelasi ... 34

3.8 Pengujian Hipotesis ... 35

3.8.1 Uji Koefisien Determinasi (R2 3.8.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 36

) ... 35

3.8.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 38

4.1.2 Statistik Deskriptif ... 38

4.1.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 40

4.1.3.1 Uji Normalitas Data... 40

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas ... 44

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 45

4.1.3.4 Uji Autokorelasi ... 46

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 48

4.1.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2 4.1.4.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 49

) ... 48

4.1.4.3 Uji Signifikansi Parsial (T-test) ... 50

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 55

5.3 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 23

Tabel 3.2 Variabel dan Defenisi Operasional ... 25

Tabel 3.3 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 27

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 39

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov ... 41

Tabel 4.3 Coefficient Correlatons ... 44

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

Tabel 4.5 Interpretasi Nilai Durbin Watson ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 47

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi ... 48

Tabel 4.8 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 49


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 19

Gambar 4.1 Histogram ... 42

Gambar 4.2 Normal P-P Plot ... 43


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel ... 59

Lampiran ii Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian ... 63

Lampiran iii Data Financial Leverage Tahun 2008-2010 ... 64

Lampiran iv Data Free Cash Flow (FCF) Tahun 2008-2010... 65

Lampiran v Data Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2008-2010 ... 66

Lampiran vi Statistik Deskriptif ... 67

Lampiran vii Uji Normalitas... 67

Lampiran viii Uji Multikolinearitas ... 69

Lampiran ix Uji heteroskedastisitas ... 70

Lampiran x Uji Autokorelasi ... 71


(12)

ABSTRAK

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN FREE CASH FLOW TERHADAP

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

financial leverage dan.free cash flow terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2010.

Sampel dalam penelitian ini terdiri atas 27 perusahaan yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji T dengan tingkat signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan financial leverage

dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Secara parsial free cash flow mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen, sedangkan

financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Kata kunci : Financial Leverage, Free Cash Flow, Kebijakan Dividen, Perusahaan Manufaktur.


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FINANCIAL LEVERAGE AND FREE CASH FLOW TO DIVIDEND POLICY AT MANUFACTURE COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This research is aimed to determine the influence of independen variables financial leverage and free cash flow to dividend policy at manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange with a period between 2008-2010.

The sample of this research consists of 27 companies which is determined using purposive sampling technique. The data analysis method used is multiple linear regression and the hypothesis test is examined by using F-test and T-test with 5% of level of significance.

The result of this research suggests that financial leverage and free cash flow do influence to dividend policy simultaneously. Partially free cash flow has positive influence towards dividend policy, meanwhile financial leverage doesn’t have significant influence.

Keywords : Financial Leverage, Free Cash Flow, Dividend Policy, Manufacture Companies.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang sahamnya dengan cara memaksimalkan pendapatan investor. Pendapatan investor dapat meningkat dengan diperolehnya return atau pengembalian atas investasinya. Pengembalian atas investasi ini dapat berupa

capital gain maupun dividen. Capital gain berasal dari selisih harga saham pada saat membeli dan harga saham pada saat menjual, sementara dividen berasal dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang sahamnya. Dividen merupakan pendapatan tunai yang sudah pasti akan diterima, sedangkan capital gain

merupakan pendapatan yang belum pasti akan diterima karena masih berupa ekspektasi pemegang saham. Capital gain jauh lebih beresiko dari dividen, karena ada kemungkinan harga saham yang dijual tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sementara dividen sudah pasti akan menambah pendapatan bagi investor.

Investor biasanya mengharapkan pembayaran dividen dalam jumlah yang besar. Jika dividen yang dibagikan sedikit, maka akan menurunkan nilai perusahaan di mata investor. Di sisi lain perusahaan membutuhkan dana untuk pertumbuhan di masa mendatang yang mengharuskan perusahaan untuk meminimalkan dividen, sehingga perusahaan membutuhkan kebijakan dividen yang tepat yang tidak merugikan investor sekaligus juga dapat mendorong pertumbuhan perusahaan.


(15)

Tidak hanya bagi investor, kebijakan dividen juga sangat penting bagi perusahaan. Menurut Tampubolon (2005:183) kebijakan dividen dapat mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting perusahaan tersebut. Kebijakan dividen juga mempengaruhi cash flow perusahaan. Kondisi likuiditas yang rendah akan menekan atau membatasi pembayaran dividen. Selain itu, kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham perusahaan karena dividen dibagikan dari laba ditahan sehingga akan meningkatkan utang perusahaan.

Kebijakan dividen perusahaan dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola laba. Jika dividen yang dibagikan besar berarti laba perusahaan tersebut juga tinggi. Di samping itu, kebijakan dividen juga mencerminkan cash flow perusahaan tersebut. Hanya perusahaan dengan cash flow yang baik yang dapat membayar dividen secara kontinu dan dalam jumlah yang mencukupi. Hal ini sangat bermanfaat untuk menarik investor potensial untuk menginvestasikan dananya dalam perusahaan tersebut.

Besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada investor tergantung dari kebijakan dividen yang diambil perusahaan. kebijakan dividen diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan minimal sekali dalam setahun. Dalam RUPS diputuskan berapa persentasi dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan yang akan ditahan sebagai laba ditahan.

Dividen yang tinggi tentu akan menarik di mata pemegang saham. Dengan begitu investasinya membuahkan hasil yang menguntungkan. Namun pembagian investasi yang tinggi tidak selalu merupakan kebijakan yang tepat. Pada kondisi


(16)

tertentu, perusahaan tidak perlu membayar dividen yang tinggi dan teratur. Akan lebih baik jika perusahaan menetapkan suatu dividen yang rendah dan teratur (low regular dividend) yang dapat dipenuhinya walaupun dalam tahun-tahun yang kurang baik (Tampubolon, 2005:183).

Banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain perlunya membayar kembali pinjaman sehingga pembayaran dividen dapat ditangguhkan untuk menjaga kredibilitas perusahaan (Sinuraya, 1999:22). Jika struktur modal lebih banyak ditopang oleh utang, maka manajemen akan mengutamakan pelunasan utang terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham, karena laba yang diperoleh digunakan untuk menyelesaikan utang. Di tambah lagi, jika kreditor membuat persyaratan pembatasan dividen untuk menjamin pelunasan utang. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kebijakan dividen yang akan diputuskan perusahaan. Semakin tinggi rasio utang, maka tingkat pembayaran dividen akan semakin kecil. Kemampuan untuk membayar utang atau yang biasa disebut financial leverage ini diupayakan sebisa mungkin oleh manajemen untuk tetap mempertahankan investor sekaligus mampu menyelesaikan kewajiban perusahaan.

Denis dan Osobove (2007) mengemukakan bahwa “The concentration of dividends among the largest, most profitable firms is, however, consistent with the life-cycle theory’s central prediction that the distribution of free cash flow is the primary determinant of dividend policy”. Free cash flow merupakan kas yang tersedia yang berasal dari sisa kas yang digunakan untuk operasional perusahaan. Jensen (1986) juga berpendapat “Conflicts of interest between shareholders and


(17)

managers over payout policies are especially severe when the organization generates substantial free cash flow”. Daripada membagikan dividen kepada pemegang saham, manajer dapat mengalokasikan dana yang ada untuk meningkatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri dengan cara pengeluaran mewah di kantor, atau melakukan akuisisi dan merger yang dapat meningkatkan penghasilan bagi para manajer. Lain halnya dengan pemegang saham yang menginginkan kas yang berlebih tersebut dibagikan sebagai bagian laba untuk pengembalian atas investasi yang dapat mereka nikmati.

Kondisi perusahaan dengan tingkat free cash flow yang tinggi dapat mempengaruhi kebijakan dividen yang diputuskan. Jika tingkat pertumbuhan perusahaan rendah namun memiliki free cash flow yang tinggi, sebaiknya kas yang tersedia ini dialokasikan sebagai dividen. Namun jika tingkat pertumbuhan perusahaan sedang tinggi, dan kas yang tersedia berlebih, akan lebih baik jika kas tersebut dimanfaatkan untuk pertumbuhan perusahaan, karena pada akhirnya nanti hasil dari pemanfaatan kas tersebut akan berlipat ganda. Hal ini menunjukkan bahwa adanya free cash flow yang tinggi dalam perusahaan belum tentu akan membagikan dividen lebih tinggi daripada saat memiliki free cash flow yang rendah (Rosdini, 2009).

Banyak penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, namun masih sedikit yang meneliti financial leverage dan free cash flow sebagai variabel dependennya. Adapun financial leverage dalam penelitian ini diukur dengan debt to asset ratio (DAR), sementara penelitian sebelumnya seperti Lamsihar (2011) menggunakan debt to equity ratio


(18)

(DER) sebagai indikator financial leverage dalam meneliti kebijakan dividen pada industri barang konsumsi pada tahun 2006-2009. Hasil penelitiannya menemukan secara parsial, debt to equity ratio dan collacterizable asset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sementara variabel free cash flow dan

growth berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara simultan menunjukkan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini berbeda dengan penelitian Arilaha (2009) yang meneliti kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada tahun 2004-2007, menemukan bahwa free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel leverage yang diukur dengan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Pebria Waruwu (2011) dalam penelitiannya tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen kas pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2004-2010 menemukan bahwa financial leverage yang diwakili rasio debt to total asset

tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Dari uraian di atas, hasil penelitian inkonsistensi antara satu penelitian dengan penelitian yang lainnya, baik dengan perbedaan sektor industri dan periode waktu yang diteliti mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen khususnya financial leverage dan free cash flow (FCF) sebagai variabel independen. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Muhammad Asril Arilaha (2009) yang meneliti pengaruh free cash flow, profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap kebijakan dividen. Perbedaan periode pengamatan


(19)

penelitian, dan dua variabel bebas yang ditentukan yaitu financial leverage dan

free cash flow diharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih fokus dan akurat. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengambil judul “Pengaruh Financial Leverage dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Financial Leverage dan Free Cash Flow (FCF) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

2. Apakah Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

3. Apakah Free Cash Flow (FCF) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?


(20)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Financial Leverage dan Free Cash Flow

(FCF) terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh Financial Leverage terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh Free Cash Flow (FCF) terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti pada bidang keuangan khususnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

2. Bagi investor dan calon investor, sebagai masukan dalam

mempertimbangkan pengamjikan keputusan investasi pada perusahaan manufaktur sehubungan dengan harapan atas dividen.

3. Bagi praktisi, akademisi dan emiten, hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang kebijakan dividen khususnya pada perusahaan manufaktur di Indonesia.


(21)

4. Peneliti selanjutnya, untuk menambah bahan referensi dalam melakukan penelitian mengenai kebijakan dividen.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik (Stice, Skousen, 2004:902). Dividen digunakan perusahaan sebagai alat untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham.

Investor tentu saja menginginkan pengembalian investasi yang tinggi. Besar kecilnya dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang biasanya diadakan minimal sekali dalam setahun. Dalam rapat inilah ditetapkan kebijakan dividen. Kebijakan dividen mencakup dua hal penting. Yang pertama adalah rasio pembayaran dividen yaitu besarnya dividen yang dibagikan relatif terhadap laba perusahaan. Yang kedua adalah stabilitas dividen dari waktu ke waktu. Stabilitas dividen sama pentingnya bagi investor dengan besarnya jumlah dividen yang diterima.

2.1.2 Teori Kebijakan Dividen

Ada beberapa teori kebijakan dividen yang membahas penggunaan laba yang diperuntukkan sebagai hak investor. Kebijakan dividen merupakan hal yang sangat mendasar yang dihadapkan pada keputusan investor dalam


(23)

berinvestasi. Berikut ini teori-teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen akan diuraikan satu per satu.

a. Teori Ketidakrelevanan Dividen

Menurut teori Miller dan Modigliani ini (dalam James C. Van Horne, 2007:271-272), kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga sahamnya atau nilai perusahaan tersebut di mata investor. Nilai perusahaan dikatakan hanya dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan pendapatan dan risiko bisnisnya, tidak ada kaitannya dengan bagian dari pendapatan tersebut yang dibagi pada pemegang saham (dividen) maupun yang ditahan untuk pertumbuhan perusahaan.

b. Teori Bird-in-The-Hand

Teori ini mengatakan bahwa investor lebih menyukai pendapatan dari dividen daripada capital gain (keuntungan modal). Hal ini disebabkan dividen mempunyai risiko yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan capital gain. Jika dividen sudah pasti akan diterima dan tidak akan menimbulkan kerugian bagi investor. Ini berbanding terbalik dengan capital gain yang belum tentu dapat direalisasikan dan menghasilkan pendapatan bagi investor, dan ada kalanya akan beresiko tidak menguntungkan (Keown, 2010:611).

c. Teori Preferensi Pajak

Jika sebagian orang beranggapan investor menginginkan dividen dalam jumlah yang tinggi, teori ini justru menolak anggapan tersebut dengan


(24)

pertimbangan adanya pajak yang dikenakan. Biasanya pajak yag dikenakan atas dividen lebih tinggi daripada pajak capital gain. Jika laba yang diperoleh perusahaan ditahan dapat menaikkan harga saham, maka capital gain yang pajaknya rendah akan lebih menguntungkan daripada dividen (Margaretha, 2005:143).

d. The Clientele Dividend Theory

Berdasarkan teori ini, investor tertarik pada suatu perusahaan dengan melihat kebijakan dividen yang diterapkan perusahaan tersebut. Investor yang berniat untuk berinvestasi jangka pendek memilih untuk bermain capital gain, sedangkan investor jangka panjang tertarik dengan perusahaan yang membagikan tingkat dividen yang tinggi (Sjahrial, 2009:314).

e. The Signalling Dividend Theory

Manajemen perusahaan lebih mengetahui kondisi keuangan dan prospek arus kas masa depan perusahaan daripada pemegang saham. Pada saat perusahaan mengumumkan tingkat dividen yang lebih tinggi daripada ekspektasi pasar, ini berarti perusahaan memiliki prospek keuangan masa depan yang lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya (Sjahrial, 2009:313).


(25)

2.1.3 Kebijakan Pembayaran Dividen 2.1.3.1 Cara Pengumuman Dividen

Besarnya dividen yang akan dibagikan biasanya diumumkan melalui dua cara, yaitu:

a. Sebesar persentase tertentu dari nilai nominal saham b. Senilai jumlah nominal rupiah tertentu per lembar saham.

Dalam publikasinya, perusahaan lebih memilih mengungkapkan dividen dalam jumlah rupiah per lembar saham.

2.1.3.2 Jenis-jenis Dividen

Dividen dapat dibagikan dalam empat bentuk, yaitu : a. Kas

Investor memiliki perhatian khusus untuk dividen kas. Mereka lebih menyukai dividen dalam bentuk kas karena penerimaan yang pasti akan sejumlah kas yang dapat dimanfaatkan investor untuk berbagai keperluannya. Selain itu, perubahan pembayaran dividen kas dalam beberapa triwulan berturut-turut dapat membantu investor dalam memprediksi prospek masa depan perusahaan tersebut.

b. Properti

Perusahaan membayarkan dividen dengan menyerahkan properti tertentu yang dianggap senilai dengan jumlah dividen yang diumumkan. Properti yang dimaksud dapat berupa tanah, bangunan, mobil, atau aktiva tetap lainnya.


(26)

c. Scrip

Scrip merupakan janji perusahaan untuk membayarkan dividen dalam bentuk kas.

d. Saham

Dalam hal ini, perusahaan menerbitkan saham baru untuk dividen saham bagi investor. Dividen saham akan mengakibatkan penurunan laba ditahan dan meningkatkan modal saham dan premi saham.

2.1.3.3 Pola Pembayaran Dividen

Menurut Keown (2010:216) ada tiga pola kebijakan dividen yaitu constant payout ratio, regular dividend policy, dan low regular and extra dividend.

a. Constant payout ratio (Rasio pembayaran dividen yang konstan) Dalam kebijakan ini, pembayaran dividen didasarkan pada persentase tertentu dari pendapatan perusahaan yang dibayarkan dalam nilai yang sama setiap pembagian dividen. Meskipun rasio dividen terhadap pendapatan dipertahankan stabil, namun nilai rupiah dividen biasanya berubah-ubah sesuai dengan perubahan laba. Saat laba perusahaan rendah atau mengalami kerugian, maka dividen juga rendah atau tidak ada sama sekali. Hal ini dapat berpengaruh negatif terhadap harga saham, karena dividen menunjukkan prospek masa depan perusahaan tersebut. Walaupun demikian dalam praktiknya kebijakan inilah yang paling banyak digunakan oleh perusahaan.


(27)

b. Regular Dividend Policy (Pembayaran rupiah dividen yang stabil) Menurut kebijakan ini, pembayaran dividen didasarkan pada nilai rupiah yang tetap setiap pembagian dividen. Peningkatan dividen ini biasanya tidak terjadi jika manajemen belum yakin bahwa kebijakan yang lebih besar dapat dipertahankan di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya manajemen tidak akan menurunkan nominal rupiah dividen jika manajemen tidak memiliki kepastian bahwa kesinambungan dividen saat ini diragukan. Kebijakan dividen ini biasanya mengindikasikan kondisi perusahaan yang sehat dan mengurangi ketidakpastian bagi investor.

c. Low regular and Extra Dividend (Pembayaran dividen kecil, teratur, plus dividen ekstra pada akhir tahun)

Perusahaan membayarkan dividen dalam jumlah yang relatif rendah dan teratur dan ditambah dengan dividen ekstra jika memungkinkan. Dividen ekstra diungkapkan jika pada saat menjelang akhir tahun fiskal dapat diketahui estimasi laba yang lebih tinggi atau menguntungkan. Melalui kebijakan ini, manajemen bermaksud menghindari konotasi dividen yang permanen.


(28)

2.1.4 Financial Leverage

Financial leverage menggambarkan penggunaan utang yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Pembiayaan dari utang akan berdampak bagi perusahaan, karena utang mempunyai beban yang bersifat tetap. Dengan pembiayaan dengan utang bukan dengan penerbitan saham baru akan memberikan kesempatan bagi kreditor untuk membuat perusahaan pailit jika pembayaran bunga dan pokok utang tersebut tidak lancar. Di samping itu, penggunaan utang juga dapat menimbulkan subsidi pajak atas bunga yang tentu saja menguntungkan bagi para pemegang saham.

2.1.5 Free Cash Flow

Perusahaan yang pembiayaannya berasal dari utang biasanya memilih untuk membayarkan dividen lebih kecil daripada perusahaan yang pembiayaannya sepenuhnya berasal dari saham. Hal ini disebabkan karena kas yang dapat dibagikan sebagai dividen digunakan untuk membayar bunga dan pokok utang kepada kreditur. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat

financial leverage suatu perusahaan, maka akan semakin sedikit dividen yang dibayarkan.

Free cash flow atau arus kas bebas adalah kas yang tersisa setelah perusahaan menyelesaikan proyek yang menghasilkan net present value yang positif. Jika perusahaan memiliki arus kas bebas yang tinggi, perusahaan tersebut diperkirakan akan dapat bertahan pada situasi yang buruk. Sebaliknya, jika arus kas bebas perusahaan negatif berarti sumber dana yang


(29)

perusahaan, sehingga diperlukan suntikan dana dari luar baik berupa utang maupun penerbitan saham baru. Free cash flow dapat digunakan untuk akuisisi dan pembelanjaan modal, pembayaran utang, dan pembayaran dividen (Rosdini, 2009).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktot-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan kombinasi variabel independen yang berbeda-beda. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh financial leverage dan free cash flow terhadap kebijakan dividen, antara lain sebagai berikut.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Lamsihar

(2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada industri barang konsumsi di BEI Variabel independen: free cash flow,

debt to equity ratio, collacterizable assets, growth, ROE Variabel dependen: keijakan dividen Pengujian secara simultan menunjukkan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, secara parsial hanya free cash flow dan growth yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen

2 Pebria Waruwu (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Variabel independen: cash ratio, current ratio,

Secara parsial hanya debt to total asset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan


(30)

kebijakan dividen kas pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

debt to total asset, return on investment, earning per share Variabel dependen: kebijakan dividen kas dividen tunai.

Secara simultan cash ratio, current ratio, debt to total asset, return on investment, earning per share mempunyai

pengaruh terhadap

kebijakan dividen kas. 3 Dini

Rosdini (2009)

Pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio Variabel independen: free cash flow Variabel dependen: dividend payout ratio

Free cash flow memiliki

pengaruh terhadap

dividend payout ratio

4 Muhammad

Asril Arilaha (2009)

Pengaruh free cash flow, profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap kebijakan dividen Variabel independen: Free cash flow, profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Variabel dependen: kebijakan dividen

Secara simultan hasil penelitian menunjukkan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tetapi secara

parsial variabel free cash

flow tidak memiliki

pengaruh signifikan, variabel profitabilitas menunjukkan pengaruh signifikan, variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan,

dan variabel leverage

tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen

Lamsihar (2011) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada industri barang konsumsi di BEI, hasil penelitiannya menunjukkan secara simultan free cash flow, debt to equity ratio, collacterizable assets, growth, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap


(31)

kebijakan dividen. Sedangkan secara parsial hanya free cash flow dan growth

yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Hasil penelitian Waruwu (2011) dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen kas pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan secara simultan semua variabel independen yaitu cash ratio, current ratio, debt to total asset, return on investment, dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Sementara secara parsial variabel cash ratio, current ratio, return on investment, dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, hanya variabel debt total asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.

Penelitian Rosdini (2009) mengenai pengaruh free cash flow terhadap

dividend payout ratio menunjukkan bahwa free cash flow memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Dimana semakin tinggi tingkat free cash fllow suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada investor.

Arilaha (2009) meneliti tentang pengaruh free cash flow, profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitiannya menunjukkan semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tetapi secara individu atau masing-masing variabel free cash flow tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel profitabilitas yang diukur dengan return on investment (ROI) menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel likuiditas


(32)

yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, dan variabel leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa yang merupakan variabel independen dalam penelitian ini adalah Financial Leverage dan Free Cash Flow (FCF), sedangkan variabel dependennya adalah kebijakan dividen.

FINANCIAL LEVERAGE (X1)

FREE CASH FLOW (X2)

KEBIJAKAN DIVIDEN (Y)


(33)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara simultan.

Rasio Financial Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya. Jika rasio ini tinggi berarti perusahaan mengandalkan hutang untuk pembiayaan perusahaan. Pada saat jatuh tempo, kas yang digunakan untuk menyelesaikan utang beserta bunganya akan mengurangi laba yang dibagikan untuk pembayaran dividen bagi para pemegang saham. Sehingga semakin tinggi rasio financial leverage suatu perusahaan, maka semakin sedikit laba yang dapat dibagikan sebagai dividen. Sebaliknya, jika semakin rendah rasio financial leverage, maka semakin tinggi laba yang dapat dibagikan sebagai dividen.

Free cash flow merupakan dana yang tersedia yang tersisa dari operasional perusahaan. Kas yang tersedia ini dapat digunakan untuk membayar dividen. Semakin besar free cash flow yang tersedia, maka semakin besar pula kesempatan untuk membagikan dividen yang tinggi. Demikian juga sebaliknya, jika free cash flow rendah, maka dividen yang dibagikan akan semakin kecil pula.

2.3.2 Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang diteliti karena jawaban yang diberikan berdasarkan pada teori yang relevan, belum dibuktikan secara empiris melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2004:51).


(34)

Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

H2 : Free Cash Flow(FCF) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

H3 : Financial Leverage, Free Cash Flow (FCF) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2008:30), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang ditujukan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel yang ada atau bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Cooper dan Schindler (2006:176-177) mengungkapkan penelitian asosiatif kausal digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh financial leverage dan free cash flow terhadap kebijakan dividen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari data laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2008-2010 yang diperoleh dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan situs www.idx.co.id. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2013 sampai dengan Juli 2013.


(36)

Adapun jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahap

Penelitian Jan. Feb. Mar. Apr. Mei. Jun. Jul.

Pengajuan

Judul

Penyetujuan

Proposal Penyelesaian

Proposal Bimbingan

Skripsi Penulisan

Skripsi Penyelesaian

Skripsi

3.3 Defenisi Operasional

Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan cara membuat spesifikasi kegiatan atau tindakan yang dibutuhkan oleh peneliti untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

3.3.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu :


(37)

3.3.1.1 Financial Leverage

Dalam penelitian ini, financial leverage diukur dengan debt to asset ratio (DAR). Rasio ini menunjukkan tingkat penggunaan utang terhadap total aset perusahaan (Brigham, 2001:860). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

DAR = Total Debt Total Asset

3.3.1.2 F ree Cash F low (FCF)

Free cash flow berasal dari arus kas operasi dikurangi investasi dalam aset tetap, produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Rasio free cash flow diukur dengan free cash flow dibagi dengan total aktiva. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil pula laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

FCF = Arus Kas Operasi –Investasi Dalam Operasi

Total Aset

dimana :

Arus kas operasi = nilai bersih kenaikan atau penurunan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan

Investasi dalam operasi = pengeluaran modal bersih + ∆ modal kerja operasi

Pengeluaran modal bersih = aset tetap periode t – aset tetap periode t-1 Modal kerja operasi = total aset lancar – total kewajiban lancar


(38)

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen mencerminkan jumlah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen diukur dengan menggunakan dividend payout ratio (DPR) yaitu tingkat pembayaran dividen dibandingkan dengan laba per lembar saham pada satu periode tertentu. DPR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

DPR = Dividen Per Saham Laba Per Saham

Berikut ini defenisi operasional variabel dependen dan variabel independen secara ringkas disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.2

Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Defenisi

operasional Indikator

Skala Ukur

Kebijakan Dividen

(Y)

Jumlah dividen yang dibagikan kepada investor

Diukur dengan dividend payout ratio

(DPR)

��� = �������������ℎ��

���������ℎ��

Rasio

Financial Leverage

(X1)

Diukur dengan debt to total asset ratio

(DAR)

��� = ���������

����������

Tingkat

penggunaan utang terhadap total aset perusahaan Rasio Free Cash Flow (FCF) (X2) Dana yang tersedia yang tidak digunakan untuk investasi

FCF = Arus Kas Operasi –Investasi Dalam Operasi


(39)

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2004:72). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah populasi perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2010 adalah sebanyak 128 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2004:73). Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode penarikan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria penarikan sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1.Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak delisting sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010,

2.Perusahaan telah melaporkan laporan keuangan auditan secara lengkap periode 2008-2010,

3.Perusahaan telah membagikan dividen selama tiga tahun berturut-turut dalam periode 2008-2010,

4.Perusahaan memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel-variabel yang diteliti dan disajikan dalam mata uang rupiah.


(40)

Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel yang memenuhi kriteria diperoleh sebanyak 27 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Emiten

1. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. INTP

2. Semen Gresik Tbk. SMGR

3. Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG

4. Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA

5. Lion Metal Works Tbk. LION

6. Lionmesh Prima Tbk. LMSH

7. Ekadharma International Tbk. EKAD

8. Berlina Tbk. BRNA

9. Champion Pasific Indonesia Tbk. IGAR

10. Trias Sentosa Tbk. TRST

11. Malinda Feedmill Tbk. MAIN

12. Astra International Tbk. ASII

13. Astra Auto Part Tbk. AUTO

14. Indo Kordsa Tbk. BRAM

15. Gajah Tunggal Tbk. GJTL

16. Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI

17. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

18. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI

19. Mayora Indah Tbk. MYOR

20. Gudang Garam Tbk. GGRM

21. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP

22. Darya Varia Laboratoria Tbk. DVLA

23. Kalbe Farma Tbk. KLBF

24. Merck Tbk. MERK

25. Tempo Scan Pasific Tbk. TSPC

26. Mandom Indonesia Tbk. TCID


(41)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik. Peneliti menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan tetapi melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang diperoleh dari publikasi Bursa Efek Indonesia dari

situs BEIIndonesia Capital Market Directory (ICMD).

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Peneliti mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang diakses dengan menggunakan media internet.

3.7 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan program software SPSS

17.0 (Statistc Product and Services Solution). Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi linear berganda. Model persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


(42)

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + e

Keterangan :

Y = Kebijakan dividen

α = Konstanta

β1, β2

X

= Koefisien regresi

1

X

= Financial leverage 2

e = Tingkat kesalahan variabel pengganggu (error) = Free cash flow

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

a) berdistribusi normal,

b) non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna atau mendekati sempurna,

c) non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi,

d) homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik dari ordinary least squares (OLS) yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :


(43)

3.7.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2008). Menurut Ghozali (2005) ada dua cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yakni analisis statistik dan analisis grafik.

a) Analisis statistik

Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov (K-S). Uji statistik sederhana lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-Skewness. Pedoman pengambilan keputusan tentang suatu data apakah mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji

Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari:

1. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

2. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

b) Analisis grafik

Untuk mendeteksinya dapat digunakan analisis grafik yaitu melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Analisis grafik yang lebih handal


(44)

untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi kumulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (hypothetical distribution) dengan memperhatikan penyebaran data (titik) pada Normal P- Plot of Regression Standardized dari variabel terikat dimana:

• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk normal dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Transformasi data

Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural (ln), log 10, maupun akar kuadrat.

2. Trimming

Trimming adalah memangkas (membuang) observasi yang bersifat

outlier.

3. Winzorising

Winzorising mengubah nilai – nilai outliers menjadi nilai – nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusi menjadi normal.


(45)

3.7.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat korelasi di antara variabel independennya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

a. Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

b. Nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model

regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor

(VIF). Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau VIF > 10, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

• Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut baik.

• Jika nilai tolerance > dari 0,1 dan nilai VIF > 10, maka terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut tidak baik.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah:

1) Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi,

2) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data), 3) Menambah data penelitian.


(46)

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

a. Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

b. Nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Heterokedastisitas sebuah model regresi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika ditemukan variansnya sama berarti terjadi homoskedastisitas, dan jika berbeda berarti heteroskesdatisitas (Erlina, 2008:106).

Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi adalah dengan melihat grafik scatterplot antara variabel dependen antara SRESID dan ZPRED. Menurut Ghozali (2005:95) dasar analisis untuk pengujian ini antara lain:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.


(47)

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan jika terjadi heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1. Transformasi logaritma

2. Transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut,

3.7.1.4 Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat kesalahan pengganggu pada periode berjalan (periode t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (periode t-1). Autokorelasi dapat muncul karena observasi yang dilakukan berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Untuk melakukan uji autokorelasi dapat dilakukan dengan tes Durbin-Watson. Ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan ketentuan sebagai berikut :

1) angka D-W di bawah dl (0 < d < dl)berarti ada autokorelasi positif, 2) angka D-W di antara du dengan 4-du (du < d < 4–du), berarti tidak

ada autokorelasi,

3) angka D-W di antara 4-dl dengan 4 (4–dl < d < 4) berarti ada autokorelasi negatif.

4) angka D-W di antara dl dan du (dl ≤ d ≤ du ) atau berada di antara 4-du dan 4-dl (4–4-du ≤ d ≤ 4–dl), maka tidak ada kesimpulan.


(48)

Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya autokorelasi adalah:

1) Melakukan transformasi data,

2) Mengubah model regresi menjadi bentuk persamaan beda umum (generalized difference equation),

3) Memasukkan variabel Lag atas variabel terikat menjadi salah satu variabel bebas sehingga data observasi berkurang (menjadi satu), 4) Menambah data observasi.

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini menguji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% atau signifikansi level 5% (α = 5%) yang meliputi uji koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji F) dan uji signifikansi parsial (uji T).

3.8.1 Uji Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen (bebas) mampu menjelaskan variasi naik turunnya variabel dependen (terikat). Koefisien determinasi memiliki nilai antara 0 sampai 1 (0 ≤ R

)

2 ≤ 1). Semakin nilai R2 mendekati angka 1, berarti semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R2 semakin mendekati nol, berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kecil pula.


(49)

3.8.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan digunakan uji F statistik. Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah seluruh variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dalam penelitian. Dengan uji ini akan diketahui pengaruh financial leverage dan free cash flow secara simultan atau bersama-sama terhadap kebijakan dividen. Bentuk pengujian hipotesis dengan uji signifikansi simultan ini adalah sebagai berikut :

Ho : b1,b2

Ha : b

= 0, artinya financial leverage dan free cash flow secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

1,b2 0, artinya financial leverage dan free cash flow secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Jika nilai probabilitas F-statistic (ρ-value) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima pada tingkat signifikansi α = 5%. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F dari perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel (F* > Ft), maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

3.8.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh satu variabel independen secara individual dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji signifikansi parsial atau uji T digunakan untuk menguji


(50)

pengaruh variabel independen secara parsial yaitu financial leverage, free cash flow terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen. Bentuk pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Ho : b1, b2

Ha : b

= 0, berarti financial leverage, free cash flow secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

1, b2 0, berarti LDR, NPL, ROE, IML dan BOPO secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p- value < 0,05), dengan tingkat α = 5%, maka Ho dapat ditolak dan Ha diterima. Dengan membandingkan

nilai t statistik dengan titik kritis menurut tabel dapat ditentukan bila nilai thitung


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan maufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai 31 Desember 2010. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari situs BEI yaitu dalam penelitian ini sebanyak 128 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2010. Dari populasi tersebut dipilih sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria yang ditentukan. Kemudian diperoleh sampel 27 perusahaan dengan 3 tahun periode pengamatan sehingga dalam penelitian ini menggunakan 81 observasi (27 perusahaan × 3 tahun).

4.1.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai keadaan objek penelitian melalui data sampel secara umum tanpa melakukan analisis dan menarik kesimpulan yang berlaku umum. Statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum data dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.


(52)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Dividend Payout

Ratio

81 .01 1.42 .3664 .28009

Financial Leverage 81 .09 .95 .3801 .20486

Free Cash Flow 81 -.63 .77 .0835 .17071

Valid N (listwise) 81

Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2013

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dividend payout ratio yang menggambarkan variabel dependen kebijakan dividen memiliki rata-rata sebesar 0,3664 yang berarti perusahaan manufaktur secara rata-rata membagikan 36,64% dari laba yang dihasilkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Nilai minimum 0,01 dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan 99% labanya untuk pertumbuhan perusahaan. Nilai maksimum sebesar 1,42 juga dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia pada tahun 2008. Ini berarti pada tahun 2008 perusahaan membagikan dividen lebih besar dari laba yang diperoleh. Kekurangan untuk pembagian dividen ditutupi dari laba ditahan tahun sebelumnya.

Variabel independen yang pertama yaitu Financial Leverage

mempunyai nilai rata-rata 38,01% yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur membiayai aktivanya dari penggunaan utang sebesar 38,01% dan sisanya sebesar 61,99% dibiayai dari saham yang diterbitkan. Nilai terendah sebesar 0,09 dimiliki oleh PT Mandom Indonesia pada tahun


(53)

2010, dan nilai tertinggi sebesar 0,95 dimiliki oleh PT Malindo Feedmill pada tahun 2008 dengan standar deviasi 0,20486.

Variabel independen yang kedua yaitu Free Cash Flow (FCF) mempunyai nilai rata-rata 0,0835 yang berarti bahwa perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian memiliki arus kas bebas sebesar 8,35% dari total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Nilai terendah -0,63 dimiliki oleh PT Ekadharma International pada tahun 2008, dan nilai tertinggi 0,77 dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia pada tahun 2009 dengan standar deviasi 0,17071.

4.1.3 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Berikut ini akan diuraikan satu persatu.

4.1.3.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis statistik dan analisis grafik. Hasil analisis statistik berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov ditunjukkan pada tabel berikut ini.


(54)

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Data Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 81

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .26051130

Most Extreme Differences

Absolute .149

Positive .149

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z 1.344

Asymp. Sig. (2-tailed) .054

a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2013

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,344 dan signifikan pada 0,054. Jika nilai sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal

dan jika nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka

distribusi data normal. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai signifikansi 0,054 lebih besar dari 0,05 (0,054 > 0,05) yang berarti data berdistribusi normal.


(55)

Hasil analisis grafik diperlihatkan berikut ini.

Gambar 4.1 Histogram

Hasil analisis grafik dengan kurva histogram menunjukkan data mengikuti kurva yang berbentuk lonceng dengan kemiringan yang cenderung seimbang antara sisi kiri dengan sisi kanan. Hal ini berarti bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. Hasil analisis grafik dengan normal probability plot


(56)

Gambar 4.2 Normal P-P Plot

Dari grafik normal probability plot diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti garis diagonal dan tersebar di sekitar garis diagonal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Berdasarkan semua hasil pengujian normalitas baik dengan analisis statistik maupun analisis grafik secara keseluruhan menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini


(57)

berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan pengujian asumsi klasik berikutnya.

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalm model regresi. Tabel berikut menunjukkan korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.3

Coefficient Correlationsa

Model

Free Cash Flow

Financial Leverage

1 Correlations Free Cash Flow 1.000 .036

Financial Leverage

.036 1.000

Covariances Free Cash Flow .030 .001

Financial Leverage

.001 .021

a. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2013

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat koefisien korelasi antara variabel financial leverage dan variabel free cash flow adalah sebesar 0,036 atau 3,6%. Nilai korelasi ini jauh di bawah 95%, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas yang berarti. Indikasi terjadinya multikolinearitas juga dapat dilihat dari tolerance


(58)

value dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Hasil Uji multikolinearitas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Financial Leverage .999 1.001

Free Cash Flow .999 1.001

a. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2013

Nilai tolerance dari kedua variabel independen yaitu financial leverage dan free cash flow memiliki nilai di atas 0,1 dan nilai VIF untuk masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas dimana variabel residualnya tetap. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik


(59)

Gambar 4.3 Scatterplot

Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain model regresi adalah homokedastisitas.

4.1.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi masalah


(60)

autokorelasi atau tidak. Penentuan ada tidaknya masalah autokorelasi dapat ditentukan dengan kriteria berikut ini.

Tabel 4.5

Interpretasi Nilai Durbin Watson ( n = 81 ; k = 2 ; α = 5%)

Kriteria Keputusan

0 < d < dl 0 < d < 1,5888

terjadi autokorelasi positif dl ≤ d ≤ du

1,5888 ≤ d ≤ 1,6898

Tanpa kesimpulan 4 – dl < d < 4

2,4112 < d < 4

terjadi autokorelasi negatif 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

2,3102 ≤ d ≤ 2,4112

tanpa kesimpulan du < d < 4 – du

1,6898 < d < 2,3102

Tidak terjadi autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson diperlihatkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi

Dapat dilihat dari hasil uji autokorelasi diperoleh nilai d sebesar 2,054. Ini berada diantara du dan 4-du (1,6898 < 2,054 < 2,3102), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .367a .135 .113 .26383 2.054

a. Predictors: (Constant), Free Cash Flow, Financial Leverage b. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio


(61)

4.1.4 Pengujian Hipotesis

4.1.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel independen terhadap variabel dependennya. Nilai R square berkisar antara 0 sampai dengan 1. Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

)

Tabel 4.7

Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.367a .135 .113 .26383

a. Predictors: (Constant), Free Cash Flow, Financial Leverage Sumber: Hasil olahan SPSS, 2013

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar 0,113. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi pada penelitian ini hanya mampu menjelaskan kebijakan dividen sebesar 11,3%. Dengan kata lain, 11,3% variasi atau perubahan dalam kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh financial leverage dan free cash flow, sedangkan sisanya sebesar 88,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.


(62)

4.1.4.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai kritis, Ftabel dengan Fhitung

Tabel 4.8

. Hasil uji simultan dapat dilihat sebagai berikut.

Uji Signifikansi Simultan ( Uji F) ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .847 2 .423 6.083 .004a

Residual 5.429 78 .070

Total 6.276 80

a. Predictors: (Constant), Free Cash Flow, Financial Leverage b. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2013

Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa probabilitas F-statistic (ρ-value) adalah sebesar 0,004 dan nilai Fhitung sebesar 6,083. Dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) terlihat bahwa nilai ρ-value lebih kecil dari α (sehingga hipotesis nol (H0

Dengan menggunakan tabel F dapat diketahui nilai Ftabel sebesar

3,11. Hal ini menunjukkan bahwa F

) ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa financial leverage dan free cash flow secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

hitung lebih besar dari Ftabel (6,083 >

3,11), dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata


(63)

dan free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

4.1.4.3 Uji Signifikansi Parsial (T-test)

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dapat menerangkan variabel independen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9

Uji Signifikansi Parsial (Uji T) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

B

Std.

Error Beta t Sig.

1 (Constant) .332 .064 5.167 .000

Financial Leverage

-.041 .144 -.030 -.283 .778

Free Cash Flow .599 .173 .365 3.464 .001

a. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2013

Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa dengan tingkat

signifikansi 95% (α = 0,05) variabel Financial leverage menunjukkan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,778. Karena nilai probabilitas lebih


(64)

disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan membandingkan thitung dengan ttabel dapat diketahui bahwa thitung lebih

kecil daripada ttabel

Untuk variabel free cash flow nilai probabilitas (p-value) ditunjukkan sebesar 0,001. Karena nilai probabilitas lebih kecil

dibandingkan tingkat signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Di samping itu, nilai t

(-0,283 < 1,99045). Hal ini membuktikan bahwa secara parsial, variabel financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

hitung sebesar

3,464 lebih besar dibandingkan dengan ttabel

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

sebesar 1,99045. Hal ini membuktikan bahwa secara parsial, variabel free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Y = 0,332–0,041+ 0,599+ e

Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. nilai konstanta sebesar 0,332 menyatakan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas (financial leverage dan free cash flow), maka nilai variabel independen (kebijakan dividen) adalah sebesar 15,06789,

b. koefisien financial leverage sebesar -0,041 menunjukkan bahwa setiap variabel financial leverage mengalami kenaikan sebesar 1%


(65)

akan diikuti oleh penurunan dividend payout ratio sebesar 0,058213 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau sama dengan nol,

c. koefisien FCF sebesar 0,559 menunjukkan bahwa setiap variabel

free cash flow mengalami kenaikan sebesaar 1% akan diikuti oleh kenaikan kecukupan modal sebesar 0,559 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau sama dengan nol.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian terhadap variabel penelitian diketahui bahwa financial leverage dan free cash flow secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial, hanya free cash flow yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Financial leverage secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arilaha (2009) dan Waruwu (2011). Hal ini berarti selama periode penelitian, financial leverage

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dalam perusahaan tersebut. Tanda negatif dalam koefisien regresi financial leverage menunjukkan bahwa financial leverage

memiliki hubungan negatif terhadap kebijakan dividen.

Free cash flow secara individu berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Roisdini (2009) dan


(66)

berbeda dengan penelitian Lamsihar (2011) dan Arilaha (2009). Hal ini menunjukkan selama periode penelitian, free cash flow perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempengaruhi kebijakan dividen dalam perusahaan tersebut. Tanda positif pada koefisien regresi free cash flow menunjukkan bahwa FCF memiliki hubungan positif terhadap kebijakan dividen. Setiap kenaikan FCF sebesar satu satuan, maka dividend yang dibagikan kepada pemegang saham juga mengalami kenaikan sebesar 0,559 satuan.

Hasil penelitian yang berbeda dan tidak konsisten dengan penelitian terdahulu disebabkan perbedaan objek penelitian dan periode pengamatan. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan periode pengamatan tahun 2008 sampai tahun 2010. Di samping itu, perbedaan pengukuran atas financial leverage juga menimbulkan perbedaan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan debt to total asset ratio sebagai proksi financial leverage yang juga digunakan dalam penelitian Rosdini (2009) dan Waruwu (2011), sedangkan Arilaha (2009) menggunakan debt to equity ratio sebagai proksi financial leverage.


(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil hipotesis baik secara simultan maupun secara parsial dan pembahasan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan mengenai pengaruh

financial leverage dan free cash flow terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:

1. Hasil penelitian dengan uji F menunjukkan bahwa financial leverage dan free cash flow secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Hasil penelitian dengan uji T menunjukkan bahwa hanya variabel free cash flow secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Rosdini (2009) dan Lamsihar (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi free cash flow, semakin tinggi kecenderungan perusahaan untuk membagikan kas tersebut sebagai dividen kepada pemegang saham. Variabel financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Arilaha (2009) dan Waruwu (2011).

3. Nilai koefisien determinasi (adjusted R square) dalam penelitian ini sebesar 0,113, berarti 11,3% perubahan dalam kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel financial leverage dan free cash flow. Sisanya 88,7% perubahan


(68)

dalam kebijakan dividen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan untuk penelitian berikutnya yaitu sebagai berikut:

1.Penelitian ini dilakukan untuk periode pengamatan selama 3 tahun yaitu tahun 2008-2010. Rentang waktu yang cukup singkat menimbulkan inkonsistensi dengan beberapa penelitian terdahulu.

2.Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2010, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi secara luas atau tidak berlaku bagi perusahaan jenis industri lainnya.

3.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan variasi kebijakan dividen sebesar 11,3%. Ini berarti terdapat 88,7% faktor lainnya yang dapat menjelaskan kebijakan dividen.

5.3 SARAN

Berdasarkan keterbatasan penelitian di atas, maka diusulkan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1.Peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah sampel dengan beberapa jenis industri yang berbeda,selain itu juga menggali faktor-faktor lain yang


(69)

diperkirakan mempengaruhi praktik perataan laba seperti adanya rencana bonus bagi manajer, kualitas audit, dan nilai perusahaan.

2.Peneliti selanjutnya dapat menambah periode pengamatan dalam melakukan penelitian atau minimal tiga tahun periode pengamatan.

3.Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yang menjelaskan 11,3% variabel dependen. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain seperti profitabilitas, growth, size, dan struktur aset.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Arilaha, Muhammad Asril, 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol.13 Januari 2009 hal. 78-87.

Brigham, Eugene dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan II, Salemba Empat. Jakarta.

Cooper, Donald and Pamela Schlindler, 2006. Metode Riset Bisnis, Vol.1, Ed. Sembilan, Alih Bahasa Budijanto dkk, McGraw-Hill Irwin, Jakarta.

Denis, David, Igor Osobove, 2007. Why Do Firms pay Dividends? International Evidence on The Determinants of Dividend Policy, Working Paper SSRN. Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen,

USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Jensen, Michael C, 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers, American Economic Review, Vol. 76, No. 2, May 1986. Keown, Arthur, at.el, 2010. Manajemen keuangan: Prinsip dan Penerapan, PT

Indeks, Jakarta .

Lamsihar, 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi kebijakan Dividen pada Industri Barang Konsumsi Di BEI, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Margaretha, Farah, 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Grasindo, Jakarta.

Rosdini, Dini, 2009. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio, Working Paper In Accounting and Finance.

Sinuraya, Murthada, 1999. Teori Manajemen Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Iskandar Muda, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Fadli, Fauzie Syarief, 2010. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. USU Press, Medan.

Sjahrial, Dermawan, 2009. Manajemen Keuangan, Edisi 3, Mitra Wacana Media, Jakarta.


(71)

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Tampubolon, Manahan, 2005. Manajemen Keuangan Konseptual (Finance Management), Ghalia Indonesia, Bogor.

Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo Persida, Jakarta.

Van Horne, James C., Wachowicz, JR, 2007. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Waruwu, Pebria, 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Kas pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

--- , 2011, Indonessian Capital Market Directory.

--- , (http/ --- , (http//:www.bi.go.id).


(1)

Lampiran vi

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum

Mean

Std.

Deviation

Dividend Payout

Ratio

81

.01

1.42

.3664

.28009

Financial Leverage

81

.09

.95

.3801

.20486

Free Cash Flow

81

-.63

.77

.0835

.17071

Valid N (listwise)

81

Lampiran vii

Uji Normalitas


(2)

(3)

Lampiran vii (Lanjutan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 81

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .26051130

Most Extreme Differences Absolute .149

Positive .149

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z 1.344 Asymp. Sig. (2-tailed) .054 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran viii

Uji Multikolinearitas

Coefficient Correlationsa

Model Free Cash Flow

Financial Leverage


(4)

Lampiran viii (Lanjutan)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .332 .064 5.167 .000

Financial Leverage -.041 .144 -.030 -.283 .778 .999 1.001 Free Cash Flow .599 .173 .365 3.464 .001 .999 1.001 a. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio

Lampiran ix

Uji Heteroskedastisitas


(5)

Lampiran x

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .367a .135 .113 .26383 2.054

a. Predictors: (Constant), Free Cash Flow, Financial Leverage b. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio

Lampiran xi

UJI HIPOTESIS

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1

.367

a

.135

.113

.26383

a. Predictors: (Constant), Free Cash Flow, Financial Leverage

b. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio

Uji Signifikansi Simultan (F-

test

)

ANOVAb


(6)

Lampiran xi (Lanjutan)

Uji Signifikansi Parsial (T-

test

)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .332 .064 5.167 .000

Financial Leverage -.041 .144 -.030 -.283 .778

Free Cash Flow .599 .173 .365 3.464 .001


Dokumen yang terkait

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

2 11 42

PENGARUH FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN UTANG, DAN Pengaruh Free Cash Flow Profitabilitas Likuiditas Kebijakan Utang Dan Collateralizable Assets Terhadap Kebijakan Deviden (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 3 17

PENGARUH FREE CASH FLOW, LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

2 12 17

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 24

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 150

SKRIPSI PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 11

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88